Jelang meraih gelar Serie A di musim 1990/91, Sampdoria harus kalah dari rival abadi mereka, Genoa. I Rossoblu sukses meraih kemenangan terhormat meski hanya menundukkan Sampdoria 2-1. Mengapa terhormat? Karena di musim itu Sampdoria lah yang berhasil meraih scudetto.
Setidaknya, kemenangan itu menjadi hiburan bagi penggemar Genoa. Nah, yang menarik, usai pertandingan, penggemar Sampdoria justru mendapat kiriman kartu Natal dari penggemar Genoa. Hal itu tampak wajar, karena hubungan keduanya memang terkenal cukup baik.
Ini berkaitan dengan rivalitas kedua klub tersebut. Rivalitas yang kemudian dikenal dengan Derby della Lanterna itu identik dengan hubungan harmoni dan ramah dari para suporter. Alih-alih hubungan yang saling ejek dan provokatif seperti derby pada umumnya.
Namun, jangan dulu terbuai dengan anggapan tersebut. Karena ada beberapa kejadian mengerikan yang pernah menyelimuti pertandingan antara Sampdoria dengan Genoa.
Bahkan di antara kejadian-kejadian ini ada yang menimbulkan korban jiwa yang tak sedikit. Kira-kira kejadian apa sajakah itu?
Daftar Isi
Suporter Rusuh Tahun 2007
Entah apa yang ada di pikiran para fans Sampdoria dan Genoa. Mereka bentrok pada 23 September 2007 sore. Kedua ultras terlibat kerusuhan di luar stadion yang nyaris saja membuat laga Genoa vs Sampdoria di Serie A esok harinya dibatalkan.
Sekitar 200 ultras Sampdoria terlibat dalam kejadian itu. Sementara, di kubu Genoa melibatkan sekitar 250 orang. Sekitar 500-an orang datang ke jalur Monticelli, di Genova. Lokasinya dekat markas Genoa, Stadion Luigi Ferraris.
Mereka pun terlibat bentrok. Kebanyakan dari para ultras yang rusuh di kejadian itu membawa senjata tajam seperti pisau sepanjang 10 sentimeter yang ditemukan sudah bersimbah darah. Beberapa di antaranya juga ada yang memakai helm sepeda motor.
Beberapa orang yang entah terlibat atau tidak, sudah terlanjur menjadi korban. Salah seorang pria kabarnya tersungkur jatuh dan dibawa ke sebuah gedung. Bekas darah tercecer di mana-mana, yang menunjukan bahwa korban luka-luka beneran ada.
Polisi dikerahkan. Meski itu tak cukup membendung amukan kedua tifosi, setidaknya kehadiran aparat keamanan bisa meredakan situasi. Beberapa senjata tajam berhasil disita aparat kepolisian setempat. Setelah satu jam setengah, kerusuhan itu pun reda, massa sudah mulai membubarkan diri.
Namun, menurut laporan kepolisian setempat, ultras dari kedua kubu sudah pasti mengalami luka-luka dan memar. Akan tetapi, mereka kabarnya tidak mendapatkan perawatan yang layak. Sebab meskipun sudah terluka, para ultras bisa saja berkelahi lagi di rumah sakit.
Selain itu, beberapa botol pecah di jalanan. Mobil-mobil yang kebetulan terparkir di lokasi kejadian juga harus mengalami kerusakan yang parah. Kerusuhan ini adalah kali pertama setelah pada tahun 1970-an kedua ultras menyatakan gencatan senjata, dan berjanji tidak akan bentrok. Jadi kejadian ini semacam perkelahian yang dirindukan.
Ejekan untuk Eloi 1983
Dulu, sebelum rivalitas derby yang adem ayem dan jarang bentrok, derby antara Sampdoria vs Genoa memang acap kali memanas. Keduanya tak jarang saling adu ejekan. Satu yang boleh jadi paling menyakitkan adalah ketika Sampdoria secara terang-terangan mengejek pemain Genoa.
Uniknya, ejekan itu dilakukan bukan secara verbal, melainkan dengan metode sedikit sarkas. Adalah Francisco Chagas Eloia atau akrab disebut Eloi yang menjadi sasaran ejekan penggemar Sampdoria. Insiden itu terjadi saat kedua tim akan bertanding pada November 1983.
Sebelum kick off babak pertama, ultras Sampdoria mendadak muncul di pinggir lapangan. Mereka tidak sedang ingin melakukan tarian atau menyatroni bench pemain Genoa, tapi untuk mengenalkan monyet yang disewa dari pertunjukan sirkus. Monyet tersebut memakai jersey Genoa bernomor punggung “10”.
Genoa-Sampdoria derbisi başlarken biraz nostalji yapalım.
Sampdoria taraftarı, derbi öncesi Genoa ile dalga geçiyor. (6 Kasım 1983)
Ve Derby della Lanterna (Deniz Feneri Derbisi) oluyor Derby della Scimmia (Maymun Derbisi)… pic.twitter.com/ArygcFdzi6
— calciolog (@calciolog_tr) December 10, 2021
Nomor punggung “10” ini yang dipakai Eloi di Genoa. Mengapa pemain Brasil ini kena ejekan? Eloi diperkenalkan Genoa sebagai pemain Brasil yang jago juggling, bahkan dengan menggunakan lemon. Para penggemar I Rossoblu menantikan kiprah sang pemain yang dibeli pada musim tersebut.
Namun, pada praktiknya, penampilan Eloi tidak cukup mengesankan. Ia gagal menjalin kerja sama yang baik dengan pemain Genoa lainnya. Itulah yang menjadi bahan ledekan ultras Sampdoria yang saking niatnya sampai berani meminjam monyet sirkus. Pertandingan kedua klub pada saat itu pun dicatat sejarah sebagai “Derby Monyet”.
Gara-Gara Derby, Sampdoria Tergelincir ke Serie B
Tahun 2011, Sampdoria punya kisah yang malang, ketika mereka harus tergelincir ke Serie B. Dan lebih menyakitkan lagi, mereka harus menyapa Serie B karena kalah dengan rival bebuyutan mereka, Genoa. Tapi itu belum seberapa.
Karena yang lebih ironinya lagi, sebelum saling bertemu, Genoa justru memberi nafas sebentar pada Sampdoria dengan mengalahkan Lecce di laga sebelumnya. Dengan begitu, Sampdoria sebelum laga kontra Genoa untuk sementara aman dari zona degradasi.
Namun, ya begitulah. Setelah memberi nafas bagi I Blucherchiati, Genoa justru menerkamnya balik pada laga Mei 2011. Kala itu, Genoa unggul di paruh pertama. Akan tetapi, di pertengahan babak kedua Sampdoria sukses menyamakan kedudukan.
Sampai menit-menit akhir babak kedua, belum ada gol tercipta. Semua mengira laga itu akan berakhir imbang, dan Sampdoria mendapat satu poin. Satu poin sangat berharga untuk menghindarkan Sampdoria dari degradasi.
Sial, sekitar 30 detik jelang bubaran, Genoa punya kesempatan mencetak gol. Pemain Genoa yang dipinjam dari Wigan Athletic, Mauro Boselli lolos dari jeratan bek Sampdoria, dan berbelok dengan indah di dalam kotak penalti untuk kemudian menyontek bola ke sudut gawang.
Sebuah tembakan datar melesat ke sudut gawang Sampdoria. Semua pemain Genoa, termasuk Boselli lari ke sudut lapangan, melakukan selebrasi euforia di depan pendukung mereka, Gradinata Nord. Sementara, pemain Sampdoria tersungkur karena merosot ke Serie B setelah gagal meraih poin di dua pertandingan sisa.
Jembatan Terputus
14 Agustus 2018, atau tiga bulan sebelum Derby della Lanterna antara Genoa vs Sampdoria digelar, kejadian mengerikan terjadi. Jembatan Morandi yang ada di Kota Genova terputus dan membuat nyawa 43 orang melayang.
Rescue teams from @crocerossa continue to search for survivors at #genoa bridge collapse [🎥 from @crocerossa] pic.twitter.com/GWFa1oNZ1E
— IFRC Europe (@IFRC_Europe) August 14, 2018
Jembatan yang dilintasi 25 juta kendaraan tiap tahunnya itu rubuh ketika hujan lebat melanda wilayah Genova. Yang mengejutkan, seperti dilaporkan BBC, mantan kiper Cagliari U-20, Davide Capello secara ajaib selamat dari kejadiaan nahas itu. Padahal mobilnya turut terperosok sekitar 150 kaki.
An Italian footballer who plunged 150ft from the Genoa Bridge has told how he miraculously survived.
Davide Capello was among those travelling across the tragic Morandi Bridge, in northwest Italy, before it collapsed on Tuesday. pic.twitter.com/bJAoGRD8AH— Gapradio247 (@Gapradio247) August 15, 2018
Atas kejadian itu, para pemain Sampdoria dan Genoa pun bersatu. Mereka berduyun-duyun datang ke pemakaman para korban. Sebuah laga amal yang bertajuk “Facciamo Squadra per Genova” atau “Mari Bersatu untuk Genova” sebetulnya akan digelar, tapi sayangnya terus-menerus tertunda.
🎙In corso, presso la Sala Trasparenza della @LiguriaOnLine, la presentazione del match benefico “Facciamo Squadra per Genova” (27 maggio, stadio Luigi Ferraris).
🔴🔵 In rappresentanza del Genoa Cfc l’ad Alessandro #Zarbano e il capitano Domenico #Criscito. pic.twitter.com/DovcmIvIvO
— Genoa CFC (@GenoaCFC) April 23, 2019
Ketika Derby della Lanterna digelar tiga bulan setelah itu, awan hitam masih menyelimuti Genova. Kedua tifosi dan pemain berkabung dengan merenungkan kematian para korban sejenak sebelum kick off.
Namun, setelah itu kembali lagi, mereka bereuforia melakukan koreografi dan menyalakan kembang api seolah lupa kalau mereka baru saja berkabung. Suasana derby pun kembali menyeruak.
Sumber referensi: calcioengland.com, thesefootballtimes.com, fourfourtwo.com, gazzetta.it