Kalahkan Dua Raksasa Eropa! Jepang Harus Berterimakasih pada Ritsu Doan

spot_img

Ironi terjadi laga terakhir penyisihan Grup E Piala Dunia Qatar 2022. Sang juara Piala Dunia 2010, Spanyol dipecundangi oleh wakil Asia, Jepang dengan skor 2-1. Sebelum Spanyol, Jerman sudah lebih dulu merasakan ngerinya Samurai Biru. Der Panzer juga bernasib sama, mereka kalah 2-1 atas tim racikan Hajime Moriyasu itu.

Pemain yang paling menarik di dua pertandingan itu adalah Ritsu Doan. Pemain sayap itu jadi mimpi buruk para raksasa Eropa di Grup E, grup yang nyatanya nggak seberapa itu. Berkat dua kemenangan itu, Jepang kini menapakan kakinya di babak 16 besar. Tak tanggung-tanggung, Jepang jadi pemuncak klasemen Grup E. Dan mereka harus berterima kasih pada sang supersub, Ritsu Doan!

Siapa Ritsu Doan?

Sebelum berbicara lebih banyak tentang Ritsu Doan, kita akan mengenal lebih dalam tentang sang pemain. Meski lahir dari keluarga Jepang tulen, nyatanya Doan justru sempat mendapat pandangan sinis lantaran nama belakangnya terdengar asing di Negeri Matahari Terbit itu. 

“Doan” pada nama belakang Ritsu Doan membuat masyarakat Jepang mengira bahwa ia memiliki darah keturunan dari Vietnam. Jadi mereka menganggap Ritsu bukan orang Jepang asli.

Namun, beberapa media Jepang telah menjelaskan dan membantah kecurigaan tersebut. Nama Doan itu hanya perkara penulisan saja. Masyarakat awam mengira pembacaan nama Doan pada nama sang pemain bukan “Doan”, melainkan “Duong Anh” yang mana nama tersebut sangat erat kaitanya dengan nama belakang orang Vietnam.

Doan yang lahir di Amagasaki, Hyogo, Jepang tumbuh dan mengenal sepakbola bersama klub lokal Jepang, tim Gamba Osaka muda pada medio tahun 2011 hingga 2015. Doan baru merasakan panggung utama di kasta tertinggi Liga Jepang di tahun 2016. Meski baru berusia 16 tahun, ia langsung bermain di ajang sebesar Liga Champions Asia. Saat itu, Gamba Osaka menghadapi klub asal Korea Selatan, FC Seoul.

Kemudian, ia menjadi pemain termuda dalam sejarah klub yang bermain di Liga Utama Jepang kala melawan Kashima Antlers. Secara keseluruhan, Doan mencetak empat gol dalam 25 penampilan senior untuk Gamba Osaka.

Messi Dari Jepang

Pemain berusia 24 tahun itu juga pernah dinobatkan sebagai Asian Youth Player of the Year pada 2016. Doan juga tampil meyakinkan di Piala Dunia U-20 pada tahun 2017, di mana ia mencetak tiga gol untuk membantu Jepang mencapai fase gugur. Dua di antaranya bahkan hadir kala Jepang menahan imbang Italia U-20.

Setelah menunjukan permainan yang apik sebagai sayap kanan Timnas Jepang muda, ia mendapat pujian setinggi langit dari beberapa media internasional. Bahkan Doan disebut sebagai “Messi Jepang” di halaman Twitter resmi FIFA. Mereka menampilkan sedikit video penampilannya di Piala Dunia U-20 sebagai alasan mengapa mereka menyebutnya Messi dari Jepang.

Tentu hanya masalah waktu saja bagi Doan sebelum klub-klub Eropa mulai menunjukkan minat pada Messi dari Jepang ini. Akhirnya, pada tahun 2016, tawaran dari beberapa klub Eropa seperti Ajax, PSV Eindhoven hingga AS Monaco pun mulai berdatangan.

Memulai Karir Eropa Di Belanda

Setelah bertahan kurang lebih tiga musim bersama Gamba Osaka, tawaran yang paling menarik pun datang, yakni dari FC Groningen. Mantan klub Virgil Van Dijk itu akhirnya jadi klub yang berhasil mendapatkan jasa Doan. Mereka meminjam sang pemain selama satu musim penuh pada tahun 2017.

Doan memilih Groningen karena merasa kalau klub tersebut yang paling serius menginginkannya. Metode pendekatan, dan apa yang ditawarkan oleh klub Eredivisie itu terlihat nyata bagi punggawa Timnas Jepang tersebut.

Menjalani musim perdana di kompetisi Eropa, Doan yang masih berusia 19 tahun tampak percaya diri. Rekor menarik bahkan tercipta pada April 2018 ketika dia mencetak gol ke delapannya. Dengan jumlah itu, dia menyamai torehan Arjen Robben saat masih remaja di Groningen. Ia mengakhiri musim sebagai pemain pinjaman dengan mencetak sepuluh gol dan empat assist dalam 31 pertandingan di semua kompetisi.

Setelah masa peminjamannya habis, FC Groningen lantas mempermanenkan Doan dengan kontrak berdurasi tiga tahun. Meski selalu menjadi pilihan utama di skuad asuhan Danny Buijs, performa Doan justru mengalami penurunan di musim keduanya. Ia hanya mencetak lima gol saja.

Akhirnya ia dilepas ke klub Belanda lain, yakni PSV Eindhoven pada musim 2019/2020. Doan meninggalkan Groningen dengan catatan 16 gol dan tujuh assist dari 66 pertandingan di semua kompetisi. Awal-awal bersama PSV, karir Doan tak begitu istimewa. Ia bahkan sempat dipinjamkan ke klub yang baru promosi ke Bundesliga, Arminia Bielefeld. 

Bergabung Dengan Freiburg

Selepas menjalani masa peminjaman di Arminia, Ritsu Doan mulai menemukan kepercayaan dirinya lagi. Ia kembali ke PSV pada musim 2021/2022 dan membantu timnya berjuang di Eredivisie. Sebagai pemain sayap Doan tampil cukup tajam di lini depan. Ia berhasil mengemas 11 gol di semua kompetisi di musim tersebut.

Selain itu, Doan juga berhasil mengantarkan PSV Eindhoven menyabet gelar KNVB Beker di akhir musim setelah menaklukan Ajax yang masih diasuh oleh Erik Ten Hag dengan skor 2-1. Sayangnya, mereka tak mampu mengamankan gelar Eredivisie karena kalah selisih dua poin dari pemuncak klasemen, Ajax Amsterdam.

Performa meyakinkan bersama PSV membuat salah satu klub Bundesliga, Freiburg yang sedang mambangun ulang tim guna menghadapi musim 2022/23 mendatangkannya dengan mahar 8,5 juta euro atau setara dengan Rp137 miliar. Dan kembali ke Bundesliga, membuat Ritsu Doan menemukan bentuk terbaiknya.

Meski belum mencetak puluhan gol bersama Freiburg, pemain yang gemar memasak itu sangat cepat beradaptasi dengan sepakbola Jerman. Bundesliga sendiri memang dikenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan. Dan sistem tersebut sangat cocok bagi pemain Jepang seperti Doan. 

Namun, di Bundesliga ia lebih sering disamakan dengan Xherdan Shaqiri ketimbang Messi. Itu karena Doan memiliki kecepatan kaki dan postur tubuh yang sama dengan Shaqiri. Mereka sama-sama mungil tapi kekar.

Performa konsisten dan berhasil membawa Freiburg membuntuti Bayern Munchen di klasemen Bundesliga, membuat namanya masuk dalam daftar skuad Timnas Jepang yang diberangkatkan ke Qatar.

Supersub Timnas Jepang

Menariknya, Doan yang menjadi andalan Jepang di Piala Asia 2019 tak selalu masuk skuad inti Jepang asuhan Hajime Moriyasu. Bahkan di babak kualifikasi Piala Dunia Zona Asia saja, Doan tak banyak mendapat kesempatan. Ia hanya tampil di dua dari sepuluh pertandingan, itu juga hanya main dari bangku cadangan.

Namun, di babak penyisihan Grup E Piala Dunia 2022 kali ini, Ritsu Doan memainkan peran vital di setiap pertandingan. Hajime Moriyasu mengandalkan Doan bak senjata rahasia Samurai Biru. Hampir selalu dimainkan dari bangku cadangan, Doan justru mencetak dua gol dari tiga pertandingan yang sudah dimainkan. Dua gol itu lahir di laga penting melawan tim sekelas Jerman dan Spanyol.

Selama berada di lapangan, Doan tak banyak memegang bola. Bahkan saat melawan Spanyol, ia ‘hanya’ melakukan satu sentuhan di kotak penalti, satu kali menciptakan peluang, satu umpan sukses, satu tembakan, dan satu gol. Angkanya kecil, tapi dampaknya luar biasa! 

50% dari gol-gol Jepang di Piala Dunia 2022 sejauh ini berasal dari aksi Doan, yang hebatnya itu dilakukan sebagai pemain pengganti. Maka dari itu namanya perlu diingat oleh seluruh masyarakat Jepang. Ritsu Doan, sang senjata rahasia Tim Samurai Biru.

Sumber: FIFA, Bundesliga, Daily Mail, Favsport, Telegraph, Goal

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru