Joshua Kimmich & Kemampuan Luar Biasa Yang Memang Layak Digali

spot_img

Suatu hari kaca rumah Joshua Kimmich pecah. Ibunya yang sudah mengerti apa yang terjadi bertanya pada Kimmich dan teman-temannya,

“kali ini siapa yang melakukannya?’

Joshua Kimmich, tumbuh di desa kecil Jerman, Bosingen. Wilayah itu terletak di sekitaran Stuttgart. Menurut Kimmich, disana setidaknya ada sebanyak 1.700 penduduk, yang mana mayoritas dari mereka sangat menyukai sepak bola.

Kimmich dengan bahagia memainkan si kulit bundar. Ia berkata, jika musim panas tiba, maka ia bisa bermain di sekitaran kebun miliki orang tuanya. Namun jika saatnya musim dingin, maka ia hanya bisa bermain di depan rumah nya, dimana kaca rumah biasa menjadi korbannya.

Bersama sang ayah, Kimmich diajari bagaimana cara menendang bola yang benar. Dan utamanya, ia juga dilatih agar bisa membawa bola dengan baik. Pelajaran itu dianggap sebagai yang terbaik bagi Kimmich. Ia masih ingat betul momen indah bersama ayahnya.

Karena sudah terlalu sering memecahkan jendela, Kimmich mengatakan kalau sang ayah membuatkannya sebuah lapangan kecil dengan tiang gawang bekas. Di sebidang tanah yang tidak terlalu luas, Kimmich dan teman-teman nya bisa bermain dengan bebas.

Kimmich merasa sangat senang. Pasalnya, beberapa tetangga rumah nya turut membantu nya merawat stadion mini yang ia buat. Kala itu, ada tetangganya yang baru saja selesai membangun rumah, sisa material yang dimiliki lalu dimanfaatkan untuk membangun tribun mini.

Sembari bermain bola, Kimmich bermimpi untuk bisa menjadi seorang pesepakbola profesional. Pemain yang turut menginspirasinya adalah Zinedine Zidane, Bastian Schweinsteiger, hingga Tomas Rosicky.

Pada tahun 2007, Kimmich menjadi bagian dari tim mudah Stuttgart. Ia merasa bahagia bisa bergabung dengan klub tersebut. Baginya, itu merupakan langkah awal yang menjanjikan bagi keberlangsungan karirnya. Setelah kurang lebih enam tahun bermain untuk tim muda Stuttgart, Kimmich akhirnya bergabung dengan RB Leipzig.

Dia memulai segalanya dengan sangat baik. Klub yang menjadi bagian dari perusahaan minuman berenergi itu dibelanya selama kurang lebih dua musim. Saat itu, Kimmich masih bermain di kompetisi level bawah, akan tetapi talentanya berhasil membuat FC Bayern jatuh hati. Memainkan lebih dari 25 pertandingan di tiap musimnya menjadi bekal bagi Kimmich untuk tampil dalam rona Bavaria.

Bersama FC Bayern, Kimmich awalnya tidak terlalu mendapat kesempatan di musim pertamanya. Meski berhasil angkat trofi Bundesliga, Kimmich belum terlihat mengeluarkan kualitas sesungguhnya. Namun berkat kejeniusan Pep Guardiola, Joshua Kimmich layak mendapat status sebagai salah satu pemain muda paling berbakat di dunia.

Pelatih asal Spanyol itu sukses membuat Kimmich sebagai pemain serba bisa. Kimmich tercatat sudah memainkan sebanyak lima peran dibawah asuhan Pep. Posisi aslinya adalah gelandang bertahan bertipe regista, namun ia juga sudah memerankan posisi gelandang serang, sayap kanan, gelandang tengah bertipe box to box hingga bek tengah.

Saat itu usiaya baru 21 tahun. Namun apa yang telah dilakukannya sungguh luar biasa. Bagi Pep, Kimmich memiliki segudang talenta untuk dieksplorasi. Kemampuannya luar biasa. Ia menguasai banyak hal dan bakal menjadi tumpuan bagi timnas Jerman di masa mendatang.

Tak hanya saat dilatih Pep saja, kala kursi kepelatihan tim berpindah ke Carlo Ancelotti, Kimmich juga mendapat banyak kesempatan bermain. Penampilannya sebagai bek kanan membuat siapapun akan merasa kagum, tak terkecuali Xavi Hernandez.

Menurut Xavi, Kimmich memiliki potensi lebih baik ketimbang dirinya. Meski tak jarang dimainkan sebagai bek tengah maupun bek kanan, Xavi merasa Kimmich memiliki potensi untuk menjadi gelandang terbaik di dunia.

“Sebelum aku bertemu dengan Joshua, aku mengira bahwa ia lebih ingin bermain sebagai seorang bek,”

“Dia bisa menjadi salah satu pemain terbaik dunia di beberapa posisi, bahkan ia mungkin sudah menjadi pemain terbaik itu saat ini.”

“Aku rasa dia bisa menjadi pemain yang lebih baik dariku. Ada satu hal yang membedakanku dan dirinya, yaitu Aku hanya bisa bermain di satu posisi sementara dia adalah pemain yang serba bisa.” ungkap Xavi.

Bahkan gelandang yang berhasil meraih trofi Piala Dunia itu berharap Kimmich mau bermain untuk FC Barcelona.

“Barcelona akan bertambah hebat jika bisa merekrut Kimmich dari Bayern Munchen,” ungkap Xavi Hernandez. (via goal)

Melihat gaya permainannya, Kimmich memang layak dianggap sebagai pemain muda potensial. Dia pandai dalam menyerang maupun bertahan. Ia merupakan pisau lipat milik FC Bayern. Terlihat kecil memang, tapi sekali tusukan yang ditancapkan akan membuat lawan kesakitan.

Kerja keras dan tanggung jawabnya saat bermain mengingatkan kita pada sosok Philip Lahm. Kimmich yang rajin membantu serangan akan selalu ingat dengan tugasnya bahwa ia juga harus bertahan. Gesit, tangkas, dan selalu sigap dalam menghalau serangan, itulah Kimmich kala tampil begitu tangguh di atas lapangan.

Sebagai seorang pemain jempolan, ia juga punya daya jelajah tinggi. Pergerakannya tak hanya menyoal tentang sisi yang ia kuasai saja, namun juga berbagai lini yang memungkinkan dirinya untuk unjuk gigi. Kelebihan lainnya adalah tentang sundulan kepalanya. Kimmich seolah tahu betul bagaimana cara mengancam gawang lawan dengan sundulan mematikan. Ia selalu sigap menerima umpan dan dengan semangat mengarahkan bola ke gawang lawan.

Lebih lanjut, dalam hal bertahan, dirinya juga terlihat begitu tenang dan tahu kapan harus mengambil bola tanpa menyakiti lawan. Hal tersebut sering ia lakukan. Kimmich akan dengan sigap menjaga lini pertahanan dengan cara yang begitu elegan.

Kehebatan dan kecemerlangan sang pemain bahkan turut memantik perhatian mega bintang asal Argentina, Lionel Messi. Messi diketahui menyampaikan permintaannya kepada manajemen FC Barcelona. Selama ini, Messi menganggap posisi kanan belakang masih rawan. Untuk itulah dia meminta kepada manajemen untuk mendatangkan Joshua Kimmich, yang dianggapnya begitu sempurna untuk mengisi posisi tersebut.

Karena tampil begitu apik di FC Bayern, Joshua Kimmich juga mendapat perhatian dari Joachim Loew. Pelatih yang meneruskan tongkat estafet Jurge Klinsmann tersebut tak kalah dalam mengembangkan bakat sang pemain.

Kimmich sendiri mengawali karir di tim nasional Jerman di berbagai jenjang usia. Malah, pada tahun 2014, ia berhasil membawa Jerman menjuarai turnamen Piala Eropa U19. Dua tahun berselang, ia dimasukkan kedalam skuat Jerman yang tampil di gelaran Piala Eropa.

Joshua Kimmich memang tidak berhasil membawa Jerman juara setelah mereka dikalahkan Prancis di babak semifinal. Namun kontribusinya di turnamen tersebut sangat layak diacungi jempol. Meski baru tampil sebagai starter di laga melawan Prancis, Kimmich seolah sudah mengetahui apa yang harus dilakukan diatas lapangan. Ia beberapa kali ikut mengancam gawang lawan meski usahanya tak berujung bahagia.

Sebelumnya, Kimmich juga sudah diturunkan sebagai pemain pengganti di laga melawan Irlandia Utara dan Italia. Bahkan, ia turut menginspirasi timnas Jerman dalam memenangkan pertandingan melawan Italia melalui babak adu pinalti.

Berkat penampilan apiknya, ia turut menjadi bagian dari tim terbaik turnamen Piala Eropa 2016.

Di usianya yang baru menginjak 25 tahun, bukan tak mungkin empat gelar Bundesliga, dua DFB, dan dua DFL-Supercup akan terus bertambah, utamanya piala yang berasal dari kompetisi Eropa. Di timnas Jerman sendiri, Kimmich punya peluang besar untuk membawa tim panser kembali kuasai dunia.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru