Memiliki tendangan gledek dan berposisi sebagai bek kiri, nama John Arne Riise menjadi salah satu daftar teratas dalam kategori pemain tersebut. Bahkan, mantan rekan setimnya dulu, Steven Gerrard, mengakui kehebatan Riise. Ia pernah mengucapkan bahwa Riise merupakan salah satu bek kiri terbaik yang dimiliki Liverpool.
Selain itu, Riise juga memiliki penampilan yang mencolok. Dengan rambut merah serta handband yang selalu dipakainya membuat pemain kelahiran Molde itu menjadi salah satu bek kiri ikonik di era awal milenium.
Riise memulai karirnya bersama klub Aalesund. Setelah semusim bermain di tim inti, dia pindah ke luar negeri pada tahun 1998 dan melanjutkan karir profesionalnya ke klub Perancis, Monaco. Riise menjadi pemain inti dalam tim yang menjuarai Ligue one 1999-2000.
Tetapi dia langsung disisihkan oleh pelatih Claude Puel, begitu mengutarakan keinginannya untuk pindah. Meski juga diincar oleh Fulham dan Leeds United, Riise akhirnya memutuskan untuk pindah ke Liverpool dengan biaya transfer senilai 4 juta paun.
Riise memulai debutnya bersama Liverpool di ajang Piala Super Eropa tahun 2001 melawan Bayern Munich di stadion Stade Louis II, dan berhasil mencetak gol dalam kemenangan 3-2 Liverpool.
Selama delapan musim berseragam The Reds, ia telah melakoni 234 pertandingan di Liga Primer. Meski dalam kurun waktu tersebut ia tak pernah sekalipun mencicipi gelar Liga Primer, Riise turut menyumbangkan trofi Liga Champions dan UEFA Super Cup bagi Liverpool.
Tahun 2005 termasuk kedalam era emas John Arne Riise bersama Liverpool, karena berhasil memenangkan laga final ajaib melawan AC Milan.
Kariernya di Liverpool mulai meredup setelah dirinya mulai digantikan oleh Fabio Aurelio. Beberapa kali dikaitkan dengan klub Liga Inggris lainnya, tepat pada tanggal 18 Juni 2008, Riise resmi menandatangani kontrak 4 tahun bersama AS Roma dengan transfer sebesar 4 juta paun dan gaji mencapai 2,8 juta euro per tahun.
Karir gemilangnya pernah dinodai oleh satu titik hitam. Ketika itu, dirinya dinyatakan bangkrut karena tak mampu membayar hutang.
Tepat pada 2007, pemain internasional Norwegia itu dinyatakan bangkrut karena dililit hutang sekitar 100 ribu paun atau sekitar 1,7 miliar rupiah. Riise yang memiliki gaji 50 ribu paun atau sekitar 890 juta rupiah di Liverpool FC, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Liverpool.
Nama Riise masuk dalam daftar status bangkrut yang dikeluarkan Insolvency Service dalam situsnya www.insolvency.gov.uk atau badan pemerintah yang mengurusi orang-orang yang dinyatakan bangkrut.
Riise masuk kedalam daftar tersebut akibat terlilit banyak hutang dan tidak mampu membayar.
Selain terlibat masalah dengan mantan agennya, Einar Baardsen, diyakini hutang-hutang Riise juga disebabkan oleh investasinya yang gagal dalam bisnis hiburan, salah satunya di bidang perhotelan.
Riise sempat jatuh miskin akibat insiden mengejutkan yang dialaminya. Dirinya bingung bagaimana cara menyelesaikan masalah peliknya itu.
Akan tetapi, sebuah sumber yang dekat dengan Riise mengatakan,
“Memang ada tuntutan dari Liverpool County Court, tapi isu tersebut telah ditangani oleh kuasa hukumnya. Ada keyakinan kalau masalah itu akan terpecahkan dalam waktu dekat.”
Setelah pernyataan itu dikeluarkan, Riise akhirnya bertanggung jawab atas bisnis gagal tersebut dan harus melunasi utangnya.
Ketika itu, pihak Liverpool juga menolak untuk memberikan komentarnya tentang permasalahan yang dialami Riise.
“Kami tidak bisa memberikan komentar mengenai masalah pribadi pemain.”
Pasca keluar dari Liverpool dan terbang ke Italia untuk bergabung dengan AS Roma, kariernya terus meredup dan hanya bermain di Fulham, APOEL serta Delhi Dynamos, hingga akhirnya kembali ke Aalesund.
Riise memutuskan untuk gantung sepatu di usianya yang telah menginjak 35 tahun. Ia memilih untuk mengakhiri kariernya di Aalesund, tim masa kecilnya dulu.