Ada beberapa pemain yang dikenal dengan skill dan gerakan khas, seperti Johan Cruyff dengan Cruyff Turn-nya. Di masa sepak bola modern, adakah peman yang begitu khas membawakan sebuah gerakan?
Andres Iniesta: Croqueta
Xavi Hernandez dan Andres Iniesta menawarkan permainan umpan terbaik yang pernah dilihat umat manusia. Namun, sementara Xavi adalah murni seorang pengumpan, Iniesta menawarkan sedikit perbedaan: akselerasi, kemampuan berbelok dengan cepat, dan satu gerakan khasnya: Croqueta.
Iniesta mempelajarinya dari sang idola, Michael Laudrup. Croqueta terlihat mudah, yakni dengan memindahkan bola dari kaki dalam kanan ke kaki dalam kiri, sementara berat badan Iniesta juga dipindah mengikuti ke mana boa mengalir. Skill ini tampak sederhana, tapi amat indah dilihat dalam kecepatan tinggi dan amat berguna dalam bertarung dengan fisik sangar lawan.
Menurut Laudrup sang pencipta, Croqueta berarti “skill yang diciptakan bukan karena terlihat indah, tapi karena bertujuan untuk menyiapkanmu menuju umpan berikutnya.”
Riyad Mahrez: Fake Shoot
Mahrez dikategorikan sebagai salah satu inverted winger yang cuma bisa menusuk ke dalam dan menembak seperti Arjen Robben. Namun, kecenderungannya untuk melakukan Fake Shot membuatnya berkali-kali menipu para bek lawan sebelum melanjutkan ke tusukan berikutnya.
Mahrez punya beragam cara untuk mempraktikkan gaya khasnya ini. jika ingin belok kiri, ia menipu dengan kaki kanan. Jika ingin belok kanan, ia menipu memakai kaki kiri. Kadang, ia mendiamkan bola lalu melakukan Cruyff Turn. Tak ada bek yang benar-benar berhasil mematahkan aksi Mahrez ini.
Ricardo Quarezma: Trivela
Cristiano Ronaldo dan Ricardo Quaresma adalah rekan duet sejak di akademi Sporting Lisbon. Namun, ketika Ronaldo berhasil mengkonversi skillnya menjadi banyak gol, Quarezma tetap memilih mempertontonkan keindahan.
Tak ada pemain yang begitu getol menggunakan kaki luarnya. Memakai kaki luar bisa diartikan sebagai gerakan kilat, bisa pula dianggap sebagai tanda seorang pemain tak melatih kaki lemahnya. Khusus Quaresma, ia bisa disebut lebih berbahaya ketika menggunakan kaki luarnya daripada kaki dalamnya.
Di sepanjang karier, ia berhasil mencetak beberapa gol indah menggunakan Trivela: Gol pertamanya untuk Portugal ke gawang Belgia, serta golnya ke gawang Iran di kompetisi terakbar Piala Dunia.
Mesut Ozil: Bounce Pass/Finish
Ozil beberapa kali mengejutkan kiper lawan dengan menekan bola ke tanah, yang lalu menimbulkan efek pantul tak terprediksi. Kadangkala ia menampilkannya dalam bentuk voli, yang lebih mudah dipraktikkan. Beberapa momen pertama Ozil menggunakan skill ini terasa seperti keberuntungan, tapi rekaman latihan membuktikan Ozil telah melatih tekniknya tersebut.
Sergio Busquet: Disguised Pass
Ketika Busquet pertama kali menjadi pilihan reguler di Barcelona, ia dikenal sebagai gelandang bertahan yang memilih aman dalam mengumpan. Namun, seiring berjalannya waktu, distribusinya menarik dicermati: alih-alih mengumpan ke samping, ia memilih mengumpan vertikal membelah pertahanan lawan dengan menyamarkan gerakannya.
Ia melakukannya begitu sering: setelah menerima bola di tengah lapangan, ia menatap ke sayap kanan, lalu melakukan gerakan seolah akan mengumpan ke bek kanan. Nyatanya, ia mengumpan lurus ke depan ke penyerang tengah, biasanya Lionel Messi.
Para bek yang sudah terlanjur menatap ke sayap kanan Barcelona pun terkecoh. Mereka jadi kehilangan pandangan sebentar sebelum menyadari penerima umpan Busquet sudah menggerakkan serangan.
Toni Kroos: Shuffle Control
Perlu menonton beberapa lama untuk menyadari bahwa cara menerima umpan Kroos sebenarnya merupakan sebuah dribel. Pada pandangan pertama, sentuhan pertama Kroos terlihat seperti mengontrol bola dengan biasa, tapi ketika Kroos mengulangi gerakan tersebut di banyak pertandingan, kita akhirnya menyadari Kroos sedang melakukan dribel.
Shuffle Control versi Kroos merupakan sebuah dribel menggunakan sentuhan pertamanya, yang langsung membuat lawan salah arah. Ketika Kroos menerima umpan, ia mengontrolnya menggunakan kaki dalam kanan, lalu sesegera mungkin bergerak terus ke kiri.
Gerakan ini terbantu dengan Kroos yang nyaman menggunakan kaki kirinya. Para lawan seringkali menemukan dirinya terjebak ke arah yang salah. Gerakan ini bisa memberi Kroos sepersekian detik tambahan untuk mencari peluang bergerak.