Jepang: Rival Baru Timnas Indonesia, Musuh di Kualifikasi Piala Dunia 2026

spot_img

Tahun 2024 barangkali jadi tahun tersibuk dalam sejarah sepakbola Indonesia. Baru kelar menghelat Piala AFF U-19, kini Indonesia harus mengalihkan fokus ke ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga. Kurang dari satu bulan lagi, punggawa Timnas Indonesia akan melakukan pertandingan pembuka melawan Arab Saudi. 

Selain skuad asuhan Roberto Mancini, Indonesia akan menantang salah satu kekuatan terbesar sepakbola Asia, Jepang. The Blue Samurai dijadwalkan akan lebih dulu bertandang ke Indonesia pada pertengahan November mendatang. Lantas, sejauh apa persiapan Jepang menghadapi ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026?

Sepak Terjang Jepang di Piala Dunia

Setelah Piala Asia, Jepang akan kembali bertemu Indonesia di kompetisi yang lebih besar, yakni Kualifikasi Piala Dunia 2026. Bagi Indonesia, Piala Dunia mungkin jadi sebuah kompetisi yang asing. Karena di era modern, Indonesia belum pernah mencicipi main di putaran final Piala Dunia.

Terakhir kali Indonesia mentas di Piala Dunia sudah lama sekali. Bahkan kala itu Indonesia masih menggunakan nama Hindia Belanda. Di sisi lain, perasaan itu tidak dirasakan oleh Jepang. Dalam dua dekade terakhir, negara asal Captain Tsubasa itu konsisten meramaikan ajang Piala Dunia.

Hingga tahun 2022, tim yang identik dengan warna biru dan putih ini tercatat sudah tujuh kali berpartisipasi di Piala Dunia. Timnas Jepang memulai debutnya pada Piala Dunia 1998 yang kala itu diselenggarakan di Perancis. Pada penampilan perdananya, Jepang yang tergabung dalam Grup H kalah dalam semua pertandingan.

Jepang tidak berhasil mencetak gol dan mengakhiri laga dengan kekalahan 1-0 atas Argentina dan Kroasia. Saat melawan Jamaika pun Jepang kalah dengan skor 2-1. Itu jadi penampilan terakhir The Blue Samurai di ajang Piala Dunia 1998. Masashi Nakayama jadi pencetak gol pertama bagi Jepang di Piala Dunia.

Sejak saat itu, Jepang tidak pernah absen menjadi wakil Asia di setiap ajang empat tahunan ini. Meski begitu, Jepang masih cukup kesulitan dalam bersaing dengan tim-tim Eropa. Maka dari itu pencapaian Timnas Jepang di Piala Dunia naik turun layaknya roller coaster. Selama tujuh kali ikut serta, prestasi terbaik mereka hanya mentok di 16 besar. Itu terjadi di edisi 2002, 2010, 2018, dan 2022 kemarin.

Pernah Jadi Tuan Rumah

Jepang bahkan masih kalah dari Korea Selatan yang sudah pernah menjadi juara keempat di ajang Piala Dunia 2002. Oh iya, di edisi itu Korea Selatan bertindak sebagai tuan rumah bersama Jepang. Keduanya sama-sama menyumbangkan sembilan venue untuk menggelar pertandingan Piala Dunia.

Meski sama-sama berstatus tuan rumah, nasib The Blue Samurai tak semujur Taeguk Warriors. Di edisi Piala Dunia yang memunculkan Brazil sebagai juaranya itu, Jepang berada di Grup H bersama Belgia, Rusia, dan Tunisia. Jepang memulai turnamen dengan cukup baik. Shunsuke Nakamura dan kolega berhasil menahan imbang Belgia dengan skor 2-2. 

Kemudian, Jepang bisa mengamankan satu tempat di babak 16 besar setelah menang 1-0 atas Rusia dan 2-0 atas Tunisia. Sayangnya, Jepang bertemu dengan Turki di fase gugur. Di era itu, Turki jadi tim kejutan dengan finis sebagai juara ketiga.

Piala Dunia 2022 yang Spesial

Seperti yang sudah disampaikan di awal, mencapai babak 16 besar Piala Dunia bukan suatu hal yang baru bagi Jepang. Tapi Piala Dunia 2022 barangkali jadi yang paling spesial. Walau hanya mencapai babak 16 besar, Jepang yang sudah ditukangi oleh Hajime Moriyasu membuat penikmat sepak bola di seluruh dunia berdecak kagum berkat permainan serta semangat juang yang luar biasa.

Satu grup dengan mantan juara dunia, Jerman dan Spanyol, Jepang sempat diragukan. Namun, mereka justru mengejutkan dengan mengalahkan Jerman lewat comeback yang hebat. Tim Panser yang unggul lebih dulu lewat penalti Ilkay Gundogan, harus rela kehilangan poin setelah di babak kedua, Jepang mencuri dua gol. Skor 2-1 pun tersaji di akhir laga.

Tak sampai di situ, skema yang sama juga terulang di laga melawan Spanyol. Bermain di Khalifa International Stadium, Jepang menang 2-1 setelah sempat tertinggal lebih dulu di babak pertama. Kemenangan ini sekaligus membawa Jepang lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup E.

Kekuatan di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Setelah perjalanan yang istimewa di Piala Dunia 2022, kini Timnas Jepang tengah mengincar target yang lebih tinggi di Piala Dunia 2026. Masih mempertahankan Hajime Moriyasu jadi langkah cerdas dalam mengupayakan target besar tersebut.

Di bawah kendalinya, Jepang bisa mengembangkan tim dengan lebih terintegrasi. Perlahan namun pasti, perkembangan itu sudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Pasca Piala Dunia 2022, Jepang terlihat makin gahar di tahun 2023. Melakoni agenda uji coba melawan tim-tim dari Eropa dan Amerika Latin seperti Kanada, Turki, Jerman, dan Uruguay; Jepang hanya kalah sekali dari Kolombia.

Jerman, Turki, dan Kanada bahkan dibuat bertekuk lutut oleh Wataru Endo dan kolega. Margin golnya pun cukup tinggi, Jepang setidaknya mencetak empat gol saat menghadapi ketiga tim tersebut. Keganasan The Blue Samurai pun terus berlanjut di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde kedua.

Menghadapi tim-tim medioker macam Korea Utara, Myanmar, dan Suriah; Jepang tak terkalahkan. Dalam enam pertandingan, Jepang mengantongi enam kemenangan dan mencetak 24 gol. Yang bikin ngeri lagi, ketiga lawan Jepang itu tak mampu menjebol pertahanan skuad asuhan Hajime Moriyasu. 

Soal materi pemain, Jepang tak banyak mengalami perubahan dari skuad Piala Dunia 2022. Di situ ada Takumi Minamino, Takefusa Kubo, Takehiro Tomiyasu, Ritsu Doan, Wataru Endo, dan masih banyak lagi. Hampir semua pemain Jepang berkarir di Eropa. Itu yang membuat level mereka jauh di atas negara-negara Asia lainnya. Tak heran Jepang bakal jadi jagoan di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 nanti.

Indonesia Mulai Mengejar

Lucunya, sebelum kekuatan sepakbolanya melesat seperti sekarang, Jepang ternyata pernah berguru ke Indonesia. Tepatnya pada tahun 1991, di mana saat itu federasi sepakbola Jepang belum tahu bagaimana cara menyelenggarakan kompetisi domestik yang bersifat profesional.

Federasi sepak bola Negeri Sakura kala itu mempelajari betul bagaimana Indonesia menyelenggarakan Galatama, kompetisi profesional Indonesia yang sudah eksis sejak 1979. Jepang pada akhirnya bukan sekadar mampu membuat liga profesional, namun mengembangkannya lebih jauh.

Mereka juga membenahi soal infrastruktur, pengembangan sepakbola di usia muda, dan menciptakan piramida sepakbola sampai ke jenjang sekolah menengah atas. Hasilnya, seperti yang kita lihat sekarang. Terus Indonesia yang diambil ilmunya gimana? Walaupun agak mengkis-mengkis, Indonesia mulai menyusul. Program naturalisasi jadi cara yang ditempuh PSSI.

Jika bicara hasil, Indonesia memang belum mendapatkan trofi. Tapi dengan semakin seringnya ketemu tim-tim besar macam Qatar, Irak, Australia, bahkan Jepang di kompetisi-kompetisi besar, tandanya Indonesia sudah layak masuk sirkel tim-tim top Asia. Hmmm, jadi kangen main bareng Timor Leste dan Brunei Darussalam, nih.

Sumber: Jawapos, Liputan6, Bola.com, Idntimes

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru