Tahu kan kalau Real Madrid kini getol banget untuk mengangkut Alphonso Davies? Ya, kini Los Blancos butuh sosok idola baru di sektor bek kiri. Masa pemain tengah seperti Camavinga sampai dipaksa menjadi bek kiri sih?
Los Merengues sudah sejak dulu identik dengan bek-bek kiri ikoniknya. Namun dalam perjalanannya, ada yang gagal ada pula yang berhasil. Mau tau jejak bek kiri Real Madrid dari masa ke masa?
Daftar Isi
Roberto Carlos
Jejak bek kiri Real Madrid yang ikonik bermula di tahun 1996. Pelatih baru Real Madrid saat itu, Fabio Capello ingin membangun El Real dengan beberapa pemain yang ia inginkan. Posisi bek sayap adalah perhatian khusus allenatore Italia tersebut. Terbukti, Capello langsung gerak cepat merekrut dua bek sayap handal yakni bek kanan Christian Panucci dari Milan dan bek kiri Roberto Carlos dari Inter.
Roberto Carlos with Real Madrid (1996-2007):
— Rohith (@_La_Casa_Blanca) April 10, 2022
Minutes: 46,404′
Games: 527
Goals: 70
Assists: 99
🏆 13 Titles
3x Champions League
2x Intercontinental Cup
4x La Liga
3x Supercopa
1x UEFA Super Cup
The greatest left-back to grace the beautiful game. 🇧🇷👑 pic.twitter.com/jXSy61Pygb
Roberto Carlos yang tak betah di Inter secara cepat memutuskan untuk gabung Capello di Bernabeu. Beruntung sekali Los Blancos mendapatkan Carlos dengan harga 6 juta euro. Kelebihan bek kiri gesit Brasil ini lain daripada yang lain. Inter harusnya menyesal sih menyia-nyiakannya.
Pemain mungil 1,68 meter tersebut langsung menjelma jadi idola baru publik Bernabeu. Roberto Carlos kerap menjadi senjata rahasia El Real dalam memecah kebuntuan. Selain kecepatannya yang gila, ia juga dikenal memiliki tendangan keras bak roket yang kecepatannya bisa sampai 105 mph.
Selain itu, ia dikenal dengan kemampuan eksekusi bola matinya dengan khas, yakni tendangan melengkung atau kemudian lebih dikenal dengan tendangan pisang. Salah satu tendangan pisangnya yang fenomenal adalah ketika merobek jala Prancis pada ajang Tournoi de France 1997.
Roberto Carlos vs France, 1997. pic.twitter.com/vGH6zpN88J
— 90s Football (@90sfootball) August 2, 2021
Roberto Carlos tak tergantikan di posisi bek kiri Real Madrid sejak 1996 hingga 2007. Pelatih yang datang dan pergi di Real Madrid, terus memakainya sebagai bek kiri andalan. Tak ada saingan yang bisa menandingi nama besar dan kehebatan Carlos di sektor bek kiri El Real.
Marcelo
Saat kontrak Roberto Carlos hampir habis di tahun 2007, Real Madrid sudah memikirkan siapa yang bisa meneruskannya? Kebetulan ketika itu Fabio Capello kembali melatih. Tak butuh waktu lama, Capello bergerak mencari calon penerus Roberto Carlos. Dapatlah ia nama pemain yang juga berasal dari Brasil bernama Marcelo Vieira da Silva Junior alias Marcelo.
Capello sudah yakin Marcelo lah yang kelak meneruskan kehebatan Roberto Carlos. Padahal Marcelo ketika itu masih berusia 18 tahun. Ia juga didatangkan dengan biaya terjangkau dari Fluminense yakni sebesar 6,5 juta euro saja.
Secara kelebihan, Marcelo hampir mirip dengan Roberto Carlos. Mungil, gesit, dan punya skill kontrol bola yang ciamik. Kemampuan menyerangnya juga tak kalah bagusnya dengan Roberto Carlos. Bedanya, ia kurang punya tendangan sekencang Roberto Carlos.
2007 vs. 2020
— B/R Football (@brfootball) January 30, 2020
Marcelo became just the second non-Spanish player after Roberto Carlos to reach 500 Real Madrid appearances yesterday 🇧🇷 pic.twitter.com/iRKfiP5uOw
Setelah Roberto Carlos pergi ke Fenerbahce, Marcelo langsung menjelma menjadi bek kiri andalan El Real. Ia berkembang cukup pesat sebagai pemain muda. Ia juga jadi contoh teladan yang baik bagi para pemain muda lainnya di Real Madrid.
15 tahun Marcelo menjadi ikon bek kiri Real Madrid. Ia juga telah melewati rekor seniornya Roberto Carlos dari segi gol, assist, maupun gelar. Secara gaya, Marcelo juga tak kalah ikonik dari Roberto Carlos yang plontos itu. Ya, rambut kribonya menjadi salah satu ciri khasnya selama di Bernabeu.
Gabriel Heinze
Pasca Fabio Capello meninggalkan Bernabeu, Real Madrid dilatih oleh Bernd Schuster. Salah satu pelatih aneh yang melatih klub sebesar Real Madrid. Saat itu, El Real padahal sudah punya bek kiri baru yakni Marcelo. Namun pelatih Jerman itu malah mendatangkan pemain baru di posisi yang sama, Gabriel Heinze.
Este 19 de abril cumple 40 años Gabriel Heinze, futbolista del Real Madrid durante las temporadas 2007-08 y 2008-09. El defensa argentino disputó 60 partidos oficiales con la camiseta blanca y anotó 3 goles de blanco. Felicidades a nuestro ex jugador! pic.twitter.com/2nowOy6gIV
— Rancoma (@Rancoma_) April 19, 2018
Pemain 29 tahun tersebut direkrut dari MU dengan mahar 12 juta euro. Heinze diiming-imingi Schuster sebagai pengganti Roberto Carlos di bek kiri. Bek Argentina tersebut akhirnya saling bergantian dengan Marcelo menempati sektor bek kiri Real Madrid. Bahkan di musim keduanya, Heinze yang lebih banyak dimainkan daripada Marcelo.
Lalu apa sih kelebihan Henize ini? Menurut Schuster, bek yang juga bisa jadi bek tengah ini punya atribut bertahan yang lebih baik dari Marcelo. Seperti duel, tekel, maupun intersep. Namun secara kemampuan menyerangnya, tak lebih baik bila dibandingkan Marcelo.
Namun malang nasib Heinze ini. Setelah ditinggal Bernd Schuster, ia tak lagi punya tempat. Pelatih Real Madrid di musim berikutnya Manuel Pellegrini lebih percaya pada Marcelo. Heinze pun akhirnya rela pergi.
Fabio Coentrao
Marcelo kembali memiliki saingan ketika Real Madrid dilatih Jose Mourinho. Pada masa itu Real Madrid kembali merekrut bek kiri lagi yang tak kalah jagonya dari Benfica, Fabio Coentrao.
Bahkan Real Madrid harus merogoh kocek sampai 30 juta euro untuk mendatangkan bek Portugal tersebut. Tentu dengan harga yang “wah” seperti itu, Coentrao adalah saingan berat bagi Marcelo.
Mereka akhirnya saling bergantian mengisi posisi bek kiri Los Blancos. Kelebihan Coentrao hampir mirip dengan Marcelo. Cepat dan punya umpan yang matang. Tusukannya ke area pertahanan lawan juga sering membahayakan.
The last time Real Madrid won the Copa del Rey, Gareth Bale scored THAT goal in the final…😮💨
— Mikael (@MikaelMadridsta) May 6, 2023
pic.twitter.com/NCfkhmRApV
Salah satu umpan ikoniknya yang tak akan dilupa, yakni ketika gol solo Gareth Bale ketika melawan Barca di Final Copa Del Rey 2012. Gol keren Bale tersebut berawal dari umpannya. Oh iya, ketika Real Madrid meraih gelar La Decima 2014, peran Coentrao juga tak bisa dilupakan begitu saja.
Feliz por ajudar a equipa a chegar mais próximo do sonho de mais uma final. #ChampionsLeague pic.twitter.com/jRQQ6rlVJ2
— Fabio Coentrao (@Fabio_Coentrao) April 22, 2015
Ia adalah starter bek kiri yang dipercaya Carlo Ancelotti di beberapa laga Liga Champions. Bahkan di laga final melawan Atletico Madrid, bek Portugal itulah yang menjadi starter. Namun pasca kesuksesan tersebut, ia lebih akrab dengan cedera ototnya. Ia mulai kalah saing dengan Marcelo dan akhirnya memilih pergi pada tahun 2015.
Ferland Mendy
Setelah Real Madrid compang-camping performanya musim 2018/19, banyak evaluasi yang dilakukan oleh pelatih Zinedine Zidane. Pelatih peraih hattrick Liga Champions itu diminta Florentino Perez turun tangan memperbaiki Real Madrid. Salah satu evaluasi yang dilakukan Zidane adalah di sektor bek kiri. Zidane ingin membawa wajah baru serta persaingan di sektor tersebut.
El francés Ferland Mendy, uno de los refuerzos del Real Madrid 2019/20, volvió a completar este miércoles parte de la sesión preparatoria junto al resto de compañeros y cada día se acerca a la condición de estar a disposición plena de Zinedine Zidane. pic.twitter.com/2JQ91NRceG
— Megavisión Deportes (@DeportesGMV) August 21, 2019
Tak tanggung-tanggung, El Real akhirnya berani membeli bek kiri baru seharga 48 juta euro yakni Ferland Mendy. Pemain terbaik Ligue 1 musim 2018/19 tersebut didatangkan dari Lyon.
Mendy dianggap Zidane mampu membawa perubahan di sektor kiri El Real. Zidane juga sudah ancang-ancang untuk membina bakat muda seperti Mendy sebagai penerus Marcelo yang secara usia tak muda lagi.
Mendy adalah bek cepat dan kuat dari segi duel. Kemampuan bertahan dan menyerang yang seimbang jadi kekuatannya. Namun masalah cedera menjadi hantu bagi Mendy ketika berseragam Real Madrid. Ia lebih banyak masuk meja perawatan dari pada masuk lapangan. Kalau ditotal, ia sudah absen melewatkan 70 laga bersama El Real karena cedera.
Namun selain identik dengan cederanya, bek mahal ini juga punya andil besar lho selama berseragam El Real. Gelar Liga Champions 2022 adalah buktinya. Mendy pada laga final melawan Liverpool menjadi pilihan utama bek kiri mengalahkan Marcelo.
📅 Wednesday: Ferland Mendy is Real Madrid’s only available first-choice defender for the Champions League game with Liverpool
— GOAL (@goal) April 17, 2021
📅 Saturday: Ferland Mendy is a doubt for the Champions League semi-final with Chelsea due to a calf injury
😟 pic.twitter.com/sTJ73dYdvg
Fran Garcia
Di saat Marcelo memutuskan untuk meninggalkan Bernabeu musim lalu, serta kondisi Mendy yang ibarat kaki kaca, Real Madrid kembali berpikir untuk mendatangkan bek kiri lagi sebagai amunisi tambahan.
Masih ingat, di musim ini pemain pertama yang ditebus El Real adalah bek kiri yakni Fran Garcia dari Rayo Vallecano? Mantan alumni akademi Madrid tersebut ditebus dengan mahar 5 juta Euro.
Los Blancos kepincut talenta Fran Garcia yang makin matang. Kedatangan Fran Garcia juga disiapkan sebagai pengganti Mendy yang sewaktu-waktu kumat lagi cederanya. Benar saja, ketika beberapa kali Mendy absen, Fran Garcia dipercaya menempati posisi bek kiri.
Hasilnya lumayan, bek mungil yang cepat ini terkadang menjadi momok bagi lawan. Seperti ketika melawan Real Sociedad di bulan September 2023 lalu di La Liga. Ia menjadi Man of The Match di laga tersebut dengan dua asisnya.
Fran Garcia in 74 minutes vs Real Sociedad:
— Hoe/Hø 🎯 (@UtdHoe) September 17, 2023
– 2 Assists.
– 94% Accurate passes.
– 6 Recoveries.
– 100% Aerial duels won.
Electric down that left flank for Real Madrid. pic.twitter.com/njXLDX2F9L
Namun perlahan Ancelotti menilai bahwa secara kemampuan bertahan Fran Garcia dianggap kurang memadai. Ia pandai membawa bola ketika menyerang, namun lemah dalam duel atau menutup celah pertahanan. Maka dari itu, Ancelotti sempat beberapa kali memakai Camavinga sebagai bek kiri dadakan seperti tahu bulat musim ini.
https://youtu.be/F5BJIUgkGio
Sumber Referensi : onefootball, thesun, cbc, reuters, goal.com, transfermarkt