Ada yang memprediksi, kemungkinan besar yang akan menjadi juara UCL musim ini berasal dari laga semifinal antara Munchen vs Real Madrid. Hmmm.. jadi, PSG dan Dortmund dianggap pelengkap doang? Jangan salah, justru dua klub inilah yang berpeluang mengejutkan UCL musim ini. Buktinya sudah ada kok, comeback sensasional mereka di perempatfinal.
Namun, dua klub tersebut akan bentrok terlebih dulu demi mendapatkan tiket ke partai puncak. Laga Rematch, begitulah tajuk semifinal Dortmund kontra PSG kali ini. Dortmund tak mau lagi dipecundangi PSG seperti di babak grup. Disisi lain, PSG juga harus hati-hati. Jangan sok kepedean bisa dengan mudah melangkahi Dortmund.
🚨 SEMI-FINAL 🚨
✈️ First leg at Dortmund: 1st May – 9pm (CEST)
🏟️ Return match in Paris: 7th May – 9pm (CEST) pic.twitter.com/K7DVscj1mF— Paris Saint-Germain (@PSG_English) April 18, 2024
Sebelum membahas laga tersebut, alangkah baiknya subscribe dan nyalakan loncengnya agar tak ketinggalan sajian menarik dari Starting Eleven Story.
Daftar Isi
Laga Ulangan
Ada luka yang membekas bagi Dortmund ketika berjumpa PSG. Masih ingat di laga pertama babak grup? Die Borussen dibuat tak berkutik di Paris oleh pasukan Luis Enrique. Kekalahan menyakitkan tersebut belum bisa dibalas Dortmund pada pertemuan kedua di Signal Iduna Park. Matt Hummels dan kolega hanya bisa menahan seri Les Parisien. Dalam benak pelatih Edin Terzic, susah amat sih ngalahin klub asal Paris ini?
FT: Paris Saint-Germain 2-0 Borussia Dortmund.
Goals my Mbappé & Hakimi! pic.twitter.com/lHk0bKh3ay
— 𝐀𝐅𝐂 𝐀𝐉𝐀𝐗 💎 (@TheEuropeanLad) September 19, 2023
Pertanyaan tersebut beralasan, pasalnya Dortmund kalau bertemu PSG selalu gugur. Misal di Europa League musim 2010/11. Dua kali hasil imbang lawan PSG, membuat Dortmund nggak lolos babak grup. Berikutnya di UCL musim 2019/20. Die Borussen kalah agregat dan gagal lolos ke perempatfinal.
Mungkin itulah yang membuat publik Signal Iduna Park penasaran untuk gantian menggugurkan PSG. Kini, kesempatan itupun terbuka lebar.
PSG Di Atas Angin
Namun celakannya PSG kini masih diatas angin. Pasca kemenangan sensasional atas Barca, kini banyak media mengunggulkan PSG melaju ke final. Menurut superkomputer Opta, 60 % PSG diunggulkan melaju ke final daripada Dortmund yang hanya 40%.
𝐂𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐨𝐧𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐠𝐮𝐞 𝐅𝐢𝐧𝐚𝐥 𝟒
The #UCL semi-finalists are set, but is it the weakest quartet we’ve seen in a while?
✍️ @RyanRyanBenson uses the Opta Power Rankings to compare every set of semi-finalists from 2014 until now.
The results might surprise you 👀⬇️
— Opta Analyst (@OptaAnalyst) April 18, 2024
Selain itu, rekor head to head yang apik melawan Dortmund juga membuat PSG makin jumawa bisa dengan mudah melangkah ke final. Oh iya, Mbappe dan kawan-kawan juga punya keuntungan, karena akan menjadi tuan rumah di leg kedua nanti.
Bagi Luis Enrique, asal jangan kalah di leg pertama, mereka sudah punya modal yang sangat berharga. Akan tetapi, tak semudah itu Enrique. Dortmund bukanya Lyon yang bisa seenaknya saja engkau bantai musim ini. Dortmund tak mau dipecundangi PSG lagi. Mereka kini punya semangat yang berbeda. Jadi bagi PSG, jangan terlalu sombong dulu.
Semangat Berbeda Dortmund
Bagaimanapun perjuangan penuh keringat Dortmund mencapai semifinal UCL musim ini adalah pencapaian yang sensasional. Mereka mencapai semifinal UCL lagi setelah penantian 11 tahun. Die Borussen terakhir kali mencapai babak ini pada tahun 2013 silam.
Ya.. bak rindu yang terobati. Tentu Dortmund tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk melaju ke final. Final UCL musim ini yang akan dihelat di Wembley, juga bak Dejavu bagi Die Borussen. Pasalnya di tahun 2013 silam, Dortmund sempat berlaga di stadion tersebut dalam tajuk laga Final UCL. Tentu dong, mereka ingin mengulanginya lagi.
Dortmund are back in the Champions League semifinals for the first time since 2013.
They lost in the final that year.
It was also at Wembley.
A shot at redemption 🟡 pic.twitter.com/o8c2gLj4Yy
— B/R Football (@brfootball) April 16, 2024
Semangat penantian 11 tahun, serta nostalgia Final Wembley 2013, akan jadi modal semangat tambahan saat hadapi PSG nanti.
Skuad Buangan vs Skuad Mahal
Modal kuat itu, ditambah dengan kepercayaan diri Dortmund. Dortmund tak gentar hadapi klub kaya raya sekaliber PSG. Meski, mereka kerap disepelekan sebagai tim yang bermaterikan pemain buangan. Beda dengan PSG yang materi pemainnya berlimpah dan juga mahal-mahal harganya.
Dortmund musim ini hanya mengandalkan kombinasi pemain buangan dan pemain muda. Mereka juga tak punya sosok superstar lagi seperti Jude Bellingham. Namun, jangan anggap sepele skuad Dortmund ini.
Pemain buangan seperti Sancho maupun Sabitzer buktinya mampu berpengaruh bagi performa Dortmund di UCL. Sabitzer jadi aktor kemenangan comeback atas Atletico di 8 besar. Sedangkan Sancho jadi pahlawan kemenangan atas PSV di 16 besar.
Last season, Jadon Sancho and Marcel Sabitzer were playing for Man United in the Europa League. Now, they’re set to feature in a UCL semifinal with Borussia Dortmund after a disappointing stint in Manchester.
United haven’t played in a UCL semifinal since the 2010-2011 season 😬 pic.twitter.com/Mci0mQR9mf
— ESPN FC (@ESPNFC) April 17, 2024
Selain pemain buangan, Dortmund juga mengandalkan pemain muda seperti Adeyemi, Nmecha, Moukoko, hingga Jamie Bynoe-Gittens. Mereka semua juga terbukti berpengaruh besar bagi perjalanan Dortmund di UCL musim ini. Artinya, secara performa mereka boleh diadu dengan skuad mahal PSG.
Verein: Borussia Dortmund ⚫️🟡
Durchschnittsalter: 24,7
Kaderwert: 426,2m€ ™Interessante U23 Spieler
☆ Nmecha (ZM, 2000)
☆ Adeyemi (LA, 2002)
☆ Kamara (ZM, 2004)
☆ Bynoe-Gittens (LA, 2004)
☆ Moukoko (MS, 2004)
☆ Duranville (RA, 2006)[1/16] pic.twitter.com/i8JfAM8ClC
— Nico (@ballferner10er) August 6, 2023
Hati-Hati Sang Mantan
Namun bagi Dortmund, mereka tetap harus bekerja keras di laga nanti. Jangan lupa, PSG asuhan Luis Enrique punya pemain seperti Kylian Mbappe. Dengan skill individunya, Mbappe bisa sewaktu-waktu mengubah keadaan.
Selain Mbappe, PSG juga punya dua mantan pemain Dortmund yakni Ousmane Dembele dan Achraf Hakimi. Ya..biasanya sang mantan itu kadang sering nyakitin. Dembele sudah membuktikannya di laga melawan Barcelona.
Trouvez moi un meilleur duo latéral – ailier que Hakimi x Dembele 👀 pic.twitter.com/2sqlXWPoSZ
— Achraf Hakimi FR 🇫🇷 (@GioHakimi) April 18, 2024
Kalau Hakimi, pada laga babak grup di Paris, ia sudah nyakitin Dortmund duluan dengan ciptakan satu gol. Ya, baik Dembele maupun Hakimi harus diwaspadai. Bisa saja mereka nyakitin lagi. Dortmund kudu waspada terhadap mantan yang kadang tak tau diri itu.
Yang Harus Dilakukan Edin Terzic
Bagi Edin Terzic, ia harus siapkan formula ampuh guna bungkam PSG. Berkaca pada pertemuan di babak grup, harusnya pelatih 41 tahun itu sudah punya resepnya. Berbagai kesalahan di pertemuan babak grup, tak boleh terulang.
Edin Terzic leading Borussia Dortmund to their first Champions League semifinal since 2013. What a moment for the boyhood BVB fan! pic.twitter.com/YpbwH2sh3a
— BVB Buzz (@BVBBuzz) April 16, 2024
Saat laga berakhir seri 1-1 di Signal Iduna Park, pertahanan Dortmund terbukti kocar-kacir hadapi kecepatan para pemain depan PSG. Beberapa peluang dari Mbappe, Barcola, maupun Kolo Muani hampir saja berbuah gol.
Terzic harus bisa menyiasatinya. Bek lambat seperti Niklas Sule, Ramy Bensebaini, maupun Marius Wolf jangan lagi dipasang. Terzic harus memainkan bek-bek gesit seperti Ian Maatsen, Julian Reyson, maupun Nico Schlotterbeck.
Adu Taktik Dengan Enrique
Sedangkan PSG, nantinya tetap akan mengandalkan penyerang-penyerang cepatnya. Entah itu dengan format tiga bek, atau empat bek. Pasalnya kalau berkaca saat menaklukan Dortmund di babak grup, Luis Enrique menggunakan skema tiga bek.
Borussia Dortmund-PSG: la final anticipada que vaticinaron Luis Enrique y Terzic https://t.co/LKJHoVQnvk pic.twitter.com/aNBwV2oJpj
— enlinea futbol (@enlinea_futbol) April 18, 2024
Terzic juga harus punya formula untuk mengatasi taktik tiga bek Enrique tersebut jika kembali diterapkan. Taktik menyerang dengan pola 4-2-3-1 yang terus dipakai Terzic, harus bisa mengantisipasi PSG jika hanya bermain menunggu dan mengandalkan serangan balik.
PSG kemungkinan akan bermain tertutup di laga nanti. Mereka akan berupaya tak kemasukan banyak gol, agar beban mereka lebih ringan ketika bermain di leg kedua. Namun bagi Dortmund, laga ini adalah kunci. Mereka harus mati-matian ciptakan gol sebanyak-banyaknya.
Magis Signal Iduna Park
Apalagi Dortmund akan mendapat dukungan penuh dari pemain kedua belas mereka. Ya, magis Signal Iduna Park dengan The Yellow Wall-nya, bakal mengintimidasi PSG. Tribun ikonik di Signal Iduna Park tersebut, pasti akan menyuguhkan koreo intimidatif kepada PSG. Selain itu, kebisingan fans fanatik Die Borussen di The Yellow Wall juga akan membuat mental para pemain Dortmund bertambah.
Dortmund’s ‘Yellow Wall’: the ‘gigantic monster’ lying in wait for PSG #Nigeria https://t.co/3WCCDkUL6E pic.twitter.com/KEZHz5EQ8t
— Africa Sports News (@Africa_sport) February 17, 2020
Oh iya, jangan lupa.. di 16 besar UCL tahun 2020 lalu, PSG pernah terkapar tak berdaya di stadion ini. Jadi, hati-hati PSG. Asal jangan terkena kartu merah saja seperti Barca, Dortmund siap mati-matian membalaskan dendamnya pada PSG. Menang bagi Dortmund adalah harga mati, tak bisa ditawar!
Namun kalau menurut football lovers, bisa nggak nih Dortmund menang atas PSG?
https://youtu.be/vgeLMP2LaXE