Real Madrid vs Bayern Munchen: City Aja Keok, Apalagi Munchen? Sepele!

spot_img

Setelah rangkaian intrik, dan drama, kini Liga Champions hanya menyisakan empat tim terbaik. Dan lagi-lagi, salah satu tim favorit juara Real Madrid bakal menemui lawan yang seimbang. Setelah Manchester City mereka singkirkan secara dramatis, kini sang raja Eropa kembali mendapat rintangan dalam bentuk Bayern Munchen.

Tentu saja, partai akbar ini bukan kali pertama terjadi. Maka dari itu, duel ini diperkirakan bakal menyajikan pertandingan yang dipenuhi dendam akibat luka lama yang tak kunjung mengering. Mampukah Madrid kembali mendepak lawan terberatnya?

Sebelum kita bahas preview pertandingannya, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven Story.

Head To Head

Seperti yang sudah disampaikan di awal, pertemuan antara dua raksasa Eropa ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, Real Madrid dan Bayern Munchen sudah cukup sering berhadapan dan saling mengalahkan. Tercatat, mereka sudah berhadapan sebanyak 26 kali.

Dari banyaknya pertemuan, statistiknya ternyata cukup sepadan. Dilansir situs Transfermarkt, Bayern Munchen unggul tipis dengan memenangkan duel sebanyak 12 kali. Sementara Real Madrid baru memenangkan duel sebelas kali. Sisanya, laga berakhir sama kuat. Sementara jika dilihat dari produktivitas, masing-masing tim berhasil menjebol gawang satu sama lain sebanyak 42 kali.

Nah, dalam enam pertemuan terakhir, Madrid ternyata masih terlalu perkasa bagi The Bavarian. Sang juara bertahan Bundesliga tak mampu meraih kemenangan sekalipun. Mentok, mereka hanya bisa menahan imbang 2-2 di semifinal Liga Champions musim 2017/18. 

Statistik manis Real Madrid kian diperkuat dengan catatan sang pelatih, Carlo Ancelotti. Menurut sejarahnya, ternyata pelatih yang berasal dari Italia itu tak pernah kalah ketika menghadapi Bayern Munchen. Dari Delapan pertemuan, baik saat menukangi AC Milan maupun Madrid, Don Carlo mengantongi enam kemenangan dan dua hasil imbang.

Sementara itu, Thomas Tuchel tak mau kalah. Pelatih yang identik dengan topi dan permen karetnya itu juga punya statistik bagus jelang duel kali ini. Mantan pelatih Chelsea tersebut unggul head to head dengan Ancelotti. Dari sembilan pertemuan, Tuchel menang empat kali. Sedangkan Ancelotti hanya tiga kali. Maka dari itu, Bayern Munchen ingin memutus tren buruk kala menghadapi Madrid dengan mengandalkan Tuchel. 

Kondisi Kedua Tim

Leg pertama nanti akan dimainkan di markas Bayern Munchen terlebih dahulu. Lantas bagaimana kondisi terkini dari kedua tim jelang pertandingan? Perbedaannya cukup jomplang. Terutama di kompetisi domestik masing-masing. 

Real Madrid sedang diambang gelar La Liga. Hingga pekan ke-32 Liga Spanyol, Antonio Rudiger cs sedang bersantai lantaran memiliki selisih sebelas poin dengan Barcelona di peringkat kedua. Musim 2023/24, performa Los Merengues memang begitu stabil. Dalam lima pertandingan terakhir di La Liga, Madrid tak terkalahkan. Semuanya disapu bersih dengan kemenangan, termasuk laga Barca pekan lalu.

Skuad racikan Don Carlo juga ternyata baru mengantongi satu kekalahan di La Liga. Itu didapat kala bertandang ke markas Atletico Madrid akhir September 2023 lalu. Selain itu, Madrid juga berstatus sebagai tim paling produktif di kasta tertinggi Spanyol. Bercokol di puncak klasemen, El Real sudah mengemas 70 gol dalam 32 pertandingan. Padahal, Madrid baru saja kehilangan striker utama, Karim Benzema.

Sang pelatih punya cara tersendiri untuk mengatasi itu. Tak adanya striker murni jempolan di lini depan, membuat Carlo Ancelotti mengusung permainan kolektif. Sehingga sebaran gol Madrid terlihat merata. Setidaknya, hingga narasi video ini ditulis ada tiga pemain yang sudah mencetak dua digit gol di La Liga. Pemain-pemain itu adalah Jude Bellingham (17 gol), Vinicius Jr (13 gol), dan Rodrygo Goes (10 gol). 

Sementara Bayern Munchen justru sebaliknya. Skuad racikan Thomas Tuchel sedang berada di fase “5 L”, alias lemah, letih, lesu, lunglai, lelah, dan lalai. Mereka tampil lesu dan lalai sehingga harus merelakan gelar Bundesliga musim ini ke Bayer Leverkusen. Padahal, dalam sebelas tahun terakhir, Munchen lah juaranya.

Dalam lima pertandingan terakhir di Bundesliga saja, mereka hanya mengantongi tiga kemenangan dan dua kekalahan. Salah satu hasil minor tersebut didapat melalui proses yang memalukan. Munchen kena comeback oleh Heidenheim, klub kemarin sore yang baru pertama kali berkompetisi di kasta tertinggi sepakbola Jerman.

Terlalu banyaknya hasil yang mengecewakan membuat beberapa pencapaian kecil Munchen terabaikan. Meski hanya bercokol di peringkat kedua, FC Hollywood tetap jadi yang terhebat dalam urusan membobol gawang lawan. Hingga spieltag ke-30, Munchen sudah mengemas 87 gol dan kontributor utamanya adalah Harry Kane dengan 33 gol. 

Itu angka yang fantastis mengingat Leverkusen baru mencetak 75 gol saja. Sementara di Liga Champions, kedua tim sama-sama dalam tren positif. Jika Bayern Munchen pernah kalah sekali kala bertandang ke markas Lazio, maka Madrid belum mengenal apa itu kalah. Dengan DNA Eropa yang kuat, laga ini diperkirakan bakal berjalan alot.

Keunggulan Munchen

Lini depan Bayern Munchen yang kembali tajam berkat kehadiran striker jebolan Liga Inggris, Harry Kane. Di musim debutnya, Kane telah mengejutkan semua pihak. Tak banyak pemain debutan yang mampu mencetak lebih dari 30 gol di Bundesliga. Namun, Kane mampu melakukannya. Ini jadi catatan gol liga terbaik dalam karirnya.

Dalam duel melawan Real Madrid nanti, Harry Kane pasti akan jadi senjata utama Bayern Munchen untuk menjebol gawang Andriy Lunin. Dalam menyerang, sebetulnya Kane tak hanya berperan untuk menjebol gawang lawan. Namun, mantan pemain Norwich City itu juga piawai dalam menciptakan peluang.

Nantinya, Thomas Tuchel akan menggunakan skema 4-2-3-1. Kane memang jadi striker tunggal di sini, tapi dirinya bukan lah striker malas yang hanya menunggu bola. Penyerang berpaspor Inggris itu gemar menjemput bola. Nah, ketika Kane turun, maka Serge Gnabry, Leroy Sane, atau mungkin Jamal Musiala akan maju untuk mencari ruang.

Selama karirnya, Tuchel memang gemar mengandalkan fleksibilitas taktik dan pemainnya untuk menciptakan peluang. Pergerakan tanpa bola dari pemain-pemain sayap Munchen harus diwaspadai oleh pemain Real Madrid. Terlepas dari fleksibilitas, formasi yang dipilih Tuchel memudahkan Munchen untuk menguasai bola dan memberi tekanan.

Memasang penyerang rajin lari dan pemain sayap cepat dapat membuat tim lawan tak tenang dalam menguasai bola di areanya sendiri. Salah sedikit, maka high press Munchen bisa langsung menghasilkan gol. Sayangnya, Gnabry dan Sane diragukan bisa tampil di laga ini.

Meski taktiknya jelas, cedera dan kedalaman skuad yang cukup buruk menyebabkan penampilan The Bavarian tak konsisten. Eksekusi dan respon pemain di lapangan tak akan sebaik ketika tim dalam kondisi terbaiknya. Tapi ini Liga Champions, Munchen tampil cukup optimal. Mereka bahkan baru saja menyingkirkan Arsenal yang sudah mengalami banyak kemajuan.

Keunggulan Madrid

Hal yang sama juga berlaku pada Real Madrid. Tim ibukota Spanyol adalah tim yang berbeda apabila memainkan pertandingan Liga Champions. Madrid seperti mendapat suntikan super serum kala memperebutkan Si Kuping Besar. 

Kondisi tim Real Madrid sebetulnya tak begitu baik. Cedera menyerang hampir seluruh sektor permainan mereka. Tapi, kita bisa melihat bahwa Madrid tetap menjadi sebuah tim yang sangat sulit untuk dikalahkan. Bahkan, sang juara Liga Champions musim lalu, yakni Manchester City dibuat bertekuk lutut di hadapan Lucas Vazquez cs.

Performa mereka yang tetap stabil bukan tanpa sebab. Itu karena kejeniusan Carlo Ancelotti dalam meramu skuad. Meski krisis pemain di beberapa sektor, Ancelotti memiliki pemain-pemain versatile. Itu sangat membantu dalam mengisi posisi yang kosong akibat badai cedera.

Dari segi permainan, Ancelotti juga mengedepankan sistem pragmatis. Tak menggebu-gebu, tapi efektif dalam mengeksekusi peluang. Pemain-pemain Madrid dituntut agar lebih sabar dan menunggu hingga waktu yang pas untuk menyerang. 

Itu terbilang sukses kala menghadapi Manchester City kemarin. Minim serangan, Madrid justru berhasil memanfaatkan momentum untuk melenggang ke semifinal melalui adu penalti. Hmmm, City aja keok, apalagi Munchen? Bagi King Madrid, sepele lah ya.

Sumber: FC Bayern, Goal, Bundesliga, ESPN, Madrid Universal, Football Coin

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru