Sepak bola Asia mungkin tidak semenarik Eropa. Tapi, saat ini sepak bola Asia sedang berkembang lebih pesat dari benua lainnya. Lihat saja Liga Arab yang jor-joran datangkan pemain bintang. Atau timnas Jepang dan Korea yang semakin kuat.
Lalu siapa saja yang jadi tim terkuat di Asia? Diukur dari jumlah trofi Champions League Asia dan dominasi di Liga domestik, berikut 8 diantaranya.
Daftar Isi
Al Hilal
Juara AFC Champions League 2021, Al Hilal 🇸🇦!
— Berita Bola Sepak 🇲🇾 (@BBST15) November 24, 2021
1⃣9⃣9⃣1⃣🏆
1⃣9⃣9⃣9⃣/2⃣0⃣0⃣0⃣🏆
2⃣0⃣1⃣9⃣🏆
2⃣0⃣2⃣1⃣🏆 pic.twitter.com/p6y7fozKvX
Mungkin banyak yang mengira kalau Al hilal baru besar akhir-akhir ini, setelah mereka datangkan Neymar dan bintang Eropa lainnya. Tapi sebenarnya klub dari kota Riyadh ini bukanlah klub kemarin sore. Didirikan pada tahun 1957, Al Hilal tak hanya memiliki sejarah yang luar biasa, tetapi juga koleksi trofi yang mengesankan.
Al Hilal menjadi salah satu klub yang punya trofi terbanyak di Asia dengan total 65 trofi bergengsi. Diantaranya 18 gelar Liga Arab dengan yang terbaru pada musim 2021/22. Juga ada 10 gelar Saudi Cup dengan yang terbaru pada musim 2022/23. Serta beberapa trofi domestik lainnya.
Klub dengan julukan Al Za’eem ini juga berprestasi di kompetisi Asia. Mereka punya 2 Asian Club Championship. Juga 2 AFC Champions League, yang terbaru di tahun 2021.
Al Hilal juga sempat mengalahkan wakil Brasil Flamengo di babak semifinal FIFA Club World Cup 2022. Dan bisa memberikan perlawanan meski kalah 5-3 kontra Real Madrid di final. Jadi tak heran kalau International Federation of Football History and Statistics, menobatkan Al Hilal sebagai klub terbaik di Asia abad 21.
Al Ittihad
We are the champions 2023 🔥🔥 pic.twitter.com/gaVwmdGDTR
— Ittihad Club (@ittihad_en) May 27, 2023
Masih di Liga Arab. Dari klubnya Neymar, kita beralih ke klubnya Benzema. Al Ittihad adalah juara Liga Arab musim 2022/23. Mereka juga jadi pemilik gelar Liga Arab di 8 musim lainnya. Meskipun begitu, Al Ittihad sempat berada di masa keterpurukan. Bahkan di musim 2018/19 hampir terdegradasi setelah finis di peringkat 10 dari 16 tim.
Kejayaan Al Ittihad lebih bersinar terang di masa lalu. Dimana hanya mereka klub arab yang bisa mengimbangi jumlah trofi Liga Champions Asia milik Al Hilal. Yaitu dua kali, dimana mereka mendapatkannya secara back to back di tahun 2004 dan 2005.
Selain 9 gelar Liga Arab dan 2 Champions League Asia, Al Ittihad juga punya banyak trofi lainnya. Diantaranya 9 Saudi Cup, 8 Saudi Crown Prince Cup, 1 Saudi Super Cup, dan 1 Asian Cup Winners’ Cup.
Pohang Steelers
🏆 🏆 🏆 #OTD in 2009, 🇰🇷 Pohang Steelers win a record 3️⃣rd #ACL title! pic.twitter.com/tTh0XfJyuH
— #ACL (@TheAFCCL) November 7, 2020
Dari timur tengah, mari kita beralih ke Korea Selatan. Meskipun lebih dikenal sebagai negerinya para boyband dan k-drama, Korea Selatan juga punya budaya sepak bola yang besar. Dan Pohang Steelers adalah buktinya.
Didirikan pada tahun 1973, mereka adalah salah satu klub tertua di Korea. Pohang Steelers juga jadi salah satu klub pendiri asli K League di tahun 1983. Mereka juga salah satu klub dengan gelar Liga Terbanyak, yakni sebanyak 5 kali. Meskipun terakhir kali juara di tahun 2013. Koleksi gelar domestik mereka yang lain diantaranya; 4 Korean Cup dan 2 Korean League Cup.
Pohang Steelers juga berprestasi di tingkat Asia. Mereka adalah klub Korea dengan gelar Liga Champions Asia terbanyak. Yaitu sebanyak 3 kali, yang mereka dapatkan pada tahun 1997,1998, dan 2009, dimana mereka mengalahkan Al Ittihad di final. Saat ini Pohang sedang berjuang untuk mengulangi kejayaan masa lalu mereka.
Jeonbuk Hyundai Motors
🏆🏆🏆🏆🏆
— AFC (@theafcdotcom) December 5, 2021
Congratulations 🇰🇷 Jeonbuk Hyundai Motors on a record-extending FIFTH consecutive K League 1 title!
See you at #ACL2022! 😃 pic.twitter.com/xm4DJKHG9P
Ada beberapa kandidat lain dari Korea yang sebenarnya cocok untuk masuk daftar ini. Seperti Seongnam yang punya dua gelar Champions League dan 1 Super Cup Asia. Atau FC Seoul yang punya 6 gelar Liga. Tapi mungkin yang paling pantas adalah Jeonbuk Hyundai Motors.
Jeonbuk memang bukan klub tertua di Liga. Bahkan setelah didirikan di tahun 1994, mereka bukan ancaman serius. Tapi perkembangan mereka sangat pesat. Jeonbuk pun saat ini masih jadi pemegang rekor gelar K League terbanyak dengan 9 kali juara. Bahkan sempat menjuarai sebanyak 5 kali berturut-turut. Yaitu dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.
Gelar domestik lainnya yang ada di lemari Jeonbuk adalah Korean Cup. Mereka jadi juara 4 kali. Terakhir kali di tahun 2022. Meskipun tim yang masih muda, Jeonbuk juga berprestasi di Asia. Mereka punya dua gelar Liga Champions Asia, yang didapatkan di tahun 2006 dan 2016.
Kashima Antlers
Dari wakil Jepang, ada Kashima Antlers. Didirikan di tahun 1991, the Antlers telah jadi salah satu klub terbaik di Jepang. Mereka punya 8 gelar juara J League, termasuk hattrick gelar di tahun 2007,2008, dan 2009. 8 gelar itu menjadikan mereka sebagai klub dengan gelar J League terbanyak.
Meskipun termasuk tim tersukses di Jepang, terakhir kali Antlers menjuarai Liga adalah pada musim 2015/16. Kashima Antlers juga pernah juara Champions League. Yaitu sekali di tahun 2018.
Urawa Reds Diamonds
Urawa Reds is champion!!!!!
— Bukan Iko Uwais (@aku_ikko) November 25, 2017
AFC Champions League 2017 Winner
Congratulation
#WeAreReds #PrideofUrawa
#urawareds #acl2017 #ACLFINAL pic.twitter.com/vzbaEUXOhx
Urawa Reds Diamonds berlokasi di Saitama, Jepang. Sama seperti Kashima Antlers, mereka juga salah satu klub paling legendaris di negeri sakura. Apalagi untuk urusan Champions League Asia. Pada tahun 2007, Red Devils jadi tim Jepang pertama yang menjuarai AFC Champions League sejak kompetisi itu ganti nama di tahun 2003.
Urawa Reds Diamonds kemudian menjuarai kompetisi itu lagi di tahun 2017 dan 2022. Tim yang didirikan pada tahun 1992 itu pun menjadi tim yang paling banyak mengoleksi gelar AFC Champions League dengan total 3 gelar.
Red Devils juga sempat duduk di peringkat tiga pada gelaran FIFA Club World Cup 2007 setelah kalah lawan AC Milan di semifinal. Namun meskipun kuat di Asia. Urawa Reds Diamonds tidak terlalu berprestasi di liga domestik. Mereka hanya pernah sekali juara J League di tahun 2006. Meskipun begitu, mereka masih punya koleksi 8 Japanese Cup, 2 Japanese League Cup, dan 2 Japanese Super Cup.
Persepolis
Persepolis football team won the Iran Professional League (IPL) title for the fifth time in a row on Friday. pic.twitter.com/nZEZmXKOCy
— Asian Football (@AsianFootballs) July 31, 2021
Dari Asia timur, kembali ke timur tengah. Kali ini wakil dari Iran, Persepolis FC. Didirikan pada tahun 1963, klub ini berbasis di ibukota Teheran. Mereka adalah klub yang bersejarah dan termasuk sebagai klub paling populer di Asia.
Persepolis punya barisan suporter yang sangat loyal. AFC mencatat, mereka punya rekor penonton di pertandingan Asia dengan 100 ribu pendukung. Meskipun begitu, Persepolis belum pernah jadi juara Champions League. Gelar internasional mereka adalah Asian Cup Winners’ cup di tahun 1990/91.
Tapi di liga domestik, Persepolis mendominasi dengan 15 gelar Liga. Juga dengan 7 Piala Hafzi dan 5 Piala Super. Sampai sekarang Persepolis masih jadi langganan juara liga domestik dan langganan peserta Champions League Asia
Guangzhou Evergrande
A stunning fall from grace.
— ESPN Asia (@ESPNAsia) December 27, 2022
Eight-time 🇨🇳 Chinese Super League champions and two-time @TheAFCCL winners Guangzhou FC have been relegated to China's second tier! pic.twitter.com/6xGMa4xEtC
Kita pasti sering mendengar nama klub Guangzhou Evergrande di dekade 2010-an lalu. Wajar, mereka adalah klub China yang pada saat itu gemar membeli pemain-pemain bintang Eropa. Ya.. mirip-mirip seperti Liga Arab sekarang.
Saat itu Evergrande mendatangkan pemain macam Lucas Barrios, Paulinho, Jackson Martinez, Talisca, hingga Robinho. Dengan skuad yang bertabur bintang setiap musimnya, tak heran kalau mereka mendominasi China. Guangzhou Evergrande bahkan pernah juara berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2017. Mereka juga adalah satu-satunya klub China yang punya dua gelar AFC Champions League.
Sayangnya krisis keuangan membuat mereka hancur berantakan. Bangkrutnya investor membuat klub dililit masalah keuangan. Prestasi pun merosot tajam, puncaknya di tahun 2022 mereka terdegradasi. Meski kini bukan klub besar, mereka pernah jadi klub terhebat di Asia.
Sumber referensi: 90min, AAF, FIFA, Orbit, UrawaReds, Facts, AFC