Di balik raihan medali emas cabang sepak bola pria di SEA Games 2023 ada sosok pelatih yang sangat kenamaan. Ya, orang itu adalah Indra Sjafri. Pelatih Timnas Indonesia spesialis trofi, gelar juara, dan podium tertinggi. Emas SEA Games menggenapi perolehan gelar prestisius Indra kala menukangi Timnas Indonesia.
Sadar atau tidak sadar, Timnas Indonesia, meskipun itu baru di kelompok umur, kalau dilatih Indra Sjafri acap kali berhasil naik podium tertinggi. Maka, bolehlah kita menyebut pria kelahiran Pesisir Selatan, Sumatera Barat itu adalah pelatih terbaik Timnas Indonesia. Tapi bukan cuma itu alasannya, berikut alasan mengapa Indra Sjafri layak disebut pelatih terbaik Timnas Indonesia.
Daftar Isi
Karier Awal Indra Sjafri sampai ke Timnas
Sebelum membahas mengapa Indra Sjafri layak disebut pelatih terbaik Timnas Indonesia, baiknya kenalan dulu sama pelatih yang satu ini. Barangkali ada yang nggak kenal, ya kan? Sebelum melatih Timnas Indonesia dan mendulang kesuksesan demi kesuksesan, sama seperti pelatih-pelatih kebanyakan, Indra memulai kariernya sebagai pemain.
Ia sempat membela PSP Padang pada era 1980-an. Akan tetapi, Indra Sjafri menyudahi kariernya sebagai pemain tahun 1991. Selain menjadi pemain, pelatih berkumis itu juga sebenarnya memiliki gelar akademik, yaitu Sarjana Ekonomi dari Universitas Andalas.
Gelar sarjana itulah yang membawa Indra bekerja di PT Pos Indonesia. Ia pernah menjadi karyawan di sana. Hebatnya, Indra bukan hanya jadi karyawan di PT Pos, melainkan juga pernah menduduki jabatan sebagai Kantor Cabang Bandara Padang. Jabatan terakhir yang diembannya di PT Pos, sebelum akhirnya memutuskan kembali ke dunia sepak bola tahun 2007.
Mengejar Lisensi Kepelatihan
Setelah sempat menjadi pesepakbola sekaligus karyawan PT Pos, Indra betul-betul mulai menekuni dunia kepelatihan. Sebelumnya, pada tahun 1999, saat ia menjadi karyawan PT Pos, Indra sejatinya sudah punya lisensi A AFC. Ternyata Indra sudah tekun mengejar lisensi kepelatihan sejak 1997.
Bahkan Indra Sjafri hanya butuh waktu tiga tahun untuk menyelesaikan tiga tahapan lisensi kepelatihan AFC. Pensiun dari PT Pos tahun 2007, Indra mengasah kemampuannya dalam dunia kepelatihan.
Pada 2009, Indra Sjafri dipekerjakan PSSI sebagai pencari bakat. Jabatan inilah yang membuatnya harus pergi ke seluruh penjuru Nusantara. Kelak, berkat jabatan ini pulalah barangkali insting mencari bakatnya kian terasah.
Memasuki pekan keempat pemusatan latihan, pasukan Garuda Muda kembali dipimpin oleh Indra Sjafri yang baru saja kembali setelah mengikuti kepelatihan Lisensi AFC Pro di Vitoria-Gasteiz, Alava, Spanyol.#PSSINow #KitaGaruda pic.twitter.com/b18ZaAP3uc
— PSSI (@PSSI) January 28, 2019
Mendobrak Metode Blusukan
Kegemilangan Indra Sjafri tak bisa lepas dari metodenya dalam melatih. Saat ditunjuk jadi pelatih Timnas Indonesia U16 tahun 2011 sebagai persiapan Piala Asia U16 2012, Indra menggunakan metode yang berbeda. Ya, benar, blusukan. Metode blusukan sempat dianggap tabu, karena sebenarnya tim nasional tidak perlu mencari bakat sendiri karena itu bisa disediakan klub.
Namun, Indra Sjafri mendobraknya. Instingnya dalam mencari bakat tergugah saat menukangi Timnas kelompok umur. Sayangnya, waktu itu ia gagal meloloskan Timnas U16 ke putaran final Piala Asia. Namun, PSSI tak menendangnya. Indra Sjafri pun masih menggunakan metode blusukannya.
Luis Milla Nonton Piala Presiden, Indra Sjafri Blusukan ke NTT https://t.co/fN1ZbPpy69 pic.twitter.com/Cw7VxFOxV1
— LIPUTAN6 (@liputan6dotcom) February 12, 2017
Ingat bagaimana Timnas Indonesia menjuarai Piala AFF U19 tahun 2013? Setelah mendatangi sedikitnya 43 daerah di Indonesia, Indra menemukan mutiara-mutiara hebat. Salah satu yang paling menggema adalah Evan Dimas Darmono. Selain itu, ada nama-nama seperti Ilham Udin Armaiyn, Syahrul Kurniawan, Putu Gede Juni Antara, Hansamu Yama, Muhammad Hargianto, dan lain sebagainya.
Skuad hasil blusukan Indra bahkan sudah terbukti sebelum Piala AFF U19 tahun 2013. Ya, Indra Sjafri mengantarkan Timnas U17 juara di Hong Kong International Youth Cup U17 tahun 2012.
Kerja keras dan didukung dengan keahlian dalam menemukan bibit unggul Nusantara untuk memolesnya adalah spesialisasi Indra Sjafri. Tak ayal kalau ia akhirnya diangkat sebagai Direktur Teknik Timnas Indonesia menggantikan sang legenda, Danurwindo.
Indra Sjafri resmi jadi Direktur Teknik PSSI menggantikan Danurwindo.
— SuporterFC (@SuporterFC) February 19, 2020
pic.twitter.com/JllQ1RLU3y
Penakluk AFF dan Gelar Prestisius
Hal lain yang membuat Indra Sjafri layak disebut pelatih terbaik Timnas Indonesia adalah torehan prestasinya. Piala AFF yang tabu dan sulit dijinakkan itu justru seperti seekor pudel di tangan Indra Sjafri. Suami Temi Indrayani itu adalah penakluk Piala AFF. Meski baru kelompok umur.
Simpel saja, ketika Indra ditunjuk sebagai pelatih, Piala AFF besar kemungkinan hadir di pangkuan bumi pertiwi. Buktinya, Indra sudah mempersembahkan gelar Piala AFF U19 tahun 2013. Indonesia ketika itu sukses mengalahkan Vietnam lewat adu tendangan penalti. Ajibnya, gelar tersebut adalah yang pertama kalinya bagi Timnas Indonesia U19.
Timnas Indonesia U22 juga dibawa Indra Sjafri juara Piala AFF U22 tahun 2019. Waktu itu, Indonesia mengalahkan Thailand di partai puncak 2-1 di Stadion Olympic Phnom Penh. Stadion yang dalam empat tahun berikutnya menjadi saksi Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023, juga berkat Indra Sjafri.
TWEET APRESIASI 🫡
— MedioClubID (@medioclubID) May 16, 2023
🏆 2013: Piala AFF U19
🏆 2019: Piala AFF U22
🏆 2023: Emas SEA Games 2023
Siapapun yang menghujat coach Indra Sjafri kemarin, kalian harus belajar bagaimana cara menghargai sesama manusia.
Terima kasih coach Indra Sjafri dan staff kepelatihan! #SEAGames2023… pic.twitter.com/u6bGs02FuB
Sayangnya, Indra belum mendapat kesempatan untuk melatih timnas senior. Paling mentok, ia pernah menjadi asisten Shin Tae-yong pada penghujung tahun 2019. Tapi dengan dua kali meraih Piala AFF, membuat Indra Sjafri, secara gelar berada di atas pelatih asal Korea Selatan itu.
Dengan meraih medali emas SEA Games, nama Indra Sjafri kian gaung. Membuktikan bahwa ia benar-benar sosok pelatih terbaik Timnas Indonesia. Sebelum ini, ia juga membawa Timnas Indonesia U22 meraih medali perak SEA Games.
Timnas Indonesia kalah 0 – 3 dari Vietnam di final #SEAGames2019 dan mendapatkan medali Perak
— sahabudin arifin (@Arifin_Sahab) December 10, 2019
Terima kasih Timnas Indonesia @indra_sjafri @PSSI kalian sudah berjuang buat bangsa ini di Sea Games 2019 #TimnasDay #TerimakasihTimnas pic.twitter.com/i94UDLNCH4
Dengan satu emas dan satu perak di ajang SEA Games, Indra Sjafri melampaui pencapaian Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu “cuma” bisa memberikan medali perunggu SEA Games 2017. Meski di sisi lain, Luis Milla juga berhasil membawa Timnas Indonesia U23 ke 16 besar Asian Games 2018.
Rekor Menghadapi Thailand
Indra Sjafri telah memenuhi derajatnya sebagai pelatih terbaik Timnas Indonesia melalui rekor menghadapi Thailand. Semua orang tahu, Gajah Perang adalah lawan paling sulit Timnas Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir saja, hanya ada tiga pelatih Timnas Indonesia yang bisa mengalahkan Thailand.
Mendiang Alfred Riedl, Fachri Husaini, dan tentu saja yang sedang kita bicarakan, Indra Sjafri. Dari tiga nama itu, Indra Sjafri menjadi yang paling sering mengalahkan Thailand. Total, bila dengan final SEA Games 2023, Indra sudah enam kali mengalahkan tim Gajah Perang. Walaupun, sekali lagi, kebanyakan adalah ketika melatih timnas kelompok umur.
Indra Sjafri dan hubungan manis nya di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja.
— SuporterFC (@SuporterFC) May 16, 2023
2019: Juara AFF U-22 (vs Thailand, 2-1) 🥇🙏🏽
2023: Juara SEA GAMES (vs Thailand, 5-2) 🥇🏆 pic.twitter.com/D0XbipWkHg
Bagaimana dengan Shin Tae-yong?
Terlepas dari itu, catatan tersebut jelas melebihi Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan itu memang sanggup mengalahkan Jerman, tapi selama melatih Timnas Indonesia belum pernah sekali pun mengalahkan Thailand. Harus diakui Shin Tae-yong memang pelatih hebat. Sejak kedatangannya ke Indonesia, timnas banyak berubah.
Selain lolos ke ajang-ajang prestisius, Shin juga mendongkrak ranking Indonesia di FIFA. Tapi, mohon maaf, soal prestasi, Indra Sjafri lebih unggul. Di SEA Games saja, Indra mendapat medali emas dan perak, sedangkan Shin baru mendapat medali perunggu. Di Piala AFF?
Tidak apple to apple untuk dibandingkan. Tapi setidaknya, dua kali Indra Sjafri raih Piala AFF di dua kelompok umur yang berbeda. Lolos ke Piala Asia? Tidak hanya Coach Shin, tapi Indra juga pernah. Indra Sjafri pernah membawa Timnas Indonesia ke putaran final Piala Asia U19 pada tahun 2013 setelah mengalahkan Korea Selatan.
Sebelum tahun ini, Piala Asia U19 terakhir kali dilaksanakan pada 2018 di negara kita tercinta… Indonesia wkw.
— Garis Tengah (@garistengah_id) March 7, 2023
Saat itu harapan Timnas untuk tampil di Piala Dunia U20 dikandaskan Jepang di GBK.
Sebuah utas tentang penyelenggaraan Piala Asia U19 2018 dan performa Timnas~~~ pic.twitter.com/nLKy6bkJ65
Indra juga mengantarkan Timnas Indonesia U19 ke perempat final Piala Asia U19 tahun 2018 ketika Indonesia menjadi tuan rumah. Fyi aja, data Transfermarkt menunjukkan bahwa Indra Sjafri juga sudah memegang lisensi kepelatihan Pro UEFA.
Harusnya atau sudah semestinya, dengan rentetan prestasi itu, Indra Sjafri diberi kesempatan melatih tim senior. Jadi, masih ragu menyebut Indra Sjafri adalah pelatih terbaik Timnas Indonesia?
Sumber: TVOneNews, Transfermarkt, Sportstars, Bolanet, CNBCIndonesia, Okezone, CNNIndonesia