Emas Sea Games 2023 cabang sepak bola putra menjadi pencapaian terindah Timnas Indonesia. Sudah 32 tahun, tim sepak bola Indonesia tidak meraih pencapaian tersebut. Ada terlalu banyak perjuangan yang heroik dan sampai berdarah dalam menyabet emas Sea Games.
Nah, berikut ini adalah perjuangan berdarah-darah Timnas Indonesia dalam meraih emas Sea Games. Tidak hanya yang terjadi pada skuad Indra Sjafri tahun 2023. Bagaimana perjuangan mereka sejauh ini?
Daftar Isi
Sea Games 1987 dan The Boys Of 1987
Flashback terlebih dahulu perjuangan heroik timnas di Sea Games 1987. Ketika itu adalah awal sejarah berkibarnya merah putih di cabang sepakbola. Sebagai tuan rumah, Indonesia tentu sangat menargetkan emas di cabang ini. Karena sebelumnya, di Sea Games 1979 yang juga di Jakarta, Garuda telah disakiti karena di final dikalahkan tetangga berisik mereka, Malaysia.
Malaysia vs Indonesia at senayan (1979 SEA Games Jakarta Indonesia), Malaysia won 1-0 and achieved gold medal pic.twitter.com/XvSjysjYlo
— 12paz (@12paz) October 24, 2014
Maka, persiapan skuad racikan pelatih Bertje Matulapelwa pun tak main-main. Seleksi ketat di Galatama dan Perserikatan pun dilakukan. Hasilnya, para pemain terbaik ketika itu seperti Jaya Hartono, Robby Darwis, Rully Nere, Ribut Waidi, maupun Ricky Yakobi berkumpul dalam skuad Garuda.
Tak hanya itu, mereka dibawa pemusatan latihan di Brasil selama dua bulan. Ajang uji coba di Piala Kemerdekaan dan Asian Games 1986 juga turut mengasah kemampuan skuad asuhan coach Bertje ini.
Yang tak kalah hebohnya, skuad Sea Games itu sempat dijajal kekuatannya oleh klub Belanda, PSV Eindhoven yang kala itu diperkuat Marco Van Basten, Frank Rijkaard, maupun Ruud Gullit.
Sebagai persiapan SEA Games 1987, pada tanggal 14 Juni 1987 Timnas Indonesia menjajal kekuatan PSV Eindhoven yang diperkuat Ruud Gullit. Gullit nampak kesal saat pertandingan karena berhasil ditahan oleh Ricky Yakob dkk 🙌 salut untuk The Boys of 1987 (Timnas Indonesia 1987) pic.twitter.com/rnIBvMHtuT
— Gelora Bung Karno (@love_gbk) June 13, 2019
Berkat persiapan matang tersebut, skuad timnas yang ketika itu dijuluki “The Boys of 1987” tampil menggila di Sea Games. Meski hanya jadi runner up di babak grup, mereka tak gentar hadapi lawan di babak semifinal. Burma mereka taklukan dan Malaysia kembali akan dihadapi di final.
Memori kegagalan menyakitkan atas Malaysia membuat semangat balas dendam pasukan Garuda membara. Disaksikan ribuan masyarakat Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno, “The Boys of 1987” benar-benar menuntaskan dendamnya. Gol semata wayang di menit terakhir dari “Si Anak Desa” Ribut Waidi, mengantarkan timnas meraih medali emas sepak bola pertamanya di Sea Games.
RT @akmalmarhali: Herry Kiswanto, Almarhum Bartje dan Ribut Waidi saat juara SEA Games 1987 pic.twitter.com/hAgn5OPd
— ST 93 (@dentenno) September 16, 2012
Juara Sea Games 1991 Bersama Pelatih Asing
Kisah perjuangan heroik “The Boys of 1987” diulangi kembali di Sea Games 1991. Ketika itu, Sea Games dihelat di Filipina. Timnas banyak diisi pemain baru, termasuk pelatihnya.
Timnas dipoles oleh pelatih asing asal Rusia, Anatoli Polosin. Di tangannya, pemain muda timnas banyak yang muncul seperti Widodo Cahyono Putro, Rocky Putiray, maupun Peri Sandria.
Polosin adalah sosok pelatih asing yang mengutamakan keseimbangan tim. Sebagai bukti, ia banyak memanggil pemain tengah dan belakang. Hasilnya sesuai apa yang diharapkan. Indonesia lolos sebagai juara grup dengan tak terkalahkan dan hanya sekali kebobolan.
Di semifinal, sang kiper Eddy Harto muncul sebagai pahlawan di babak adu penalti melawan Singapura. The Lions akhirnya takluk 4-2 ketika itu. Nah di final, timnas bersua lagi dengan Thailand. Serunya, drama adu penalti pun kembali terjadi.
4 Desember 1991, Kiper Eddy Harto menahan tendangan penalti terakhir Thailand.
— ᮙᮂᮜᮤᮙ ᮅᮒᮛᮤ (@Mah5Utari) December 4, 2020
Sepakbola Indo sdh 29thn menunggu juara(Sea Games dulu bergengsi, karena belum ada AFF Cup & pakai tim senior terbaik).
Hari ini, bola indo msh bingung bikin jadwal aja mengambang2 tanpa kejelasan.😶 pic.twitter.com/uHDgiXdGax
Rizal Memorial Stadium akhirnya menjadi saksi drama heroik timnas Garuda. Lewat sengitnya adu penalti, Indonesia mampu meraih emas kedua mereka di ajang Sea Games bersama pelatih asing.
Momen emas Indonesia vs Thailand #SEAGames 1991 #timnasday pic.twitter.com/wZVOFiJ20g
— htpk5 (@windnfire5) May 16, 2023
Kegagalan Timnas di Rumah Sendiri
Dua medali emas itu adalah obat penenang bagi timnas Indonesia. Pasalnya, di luar dua emas tersebut, timnas Indonesia selalu mengalami kegagalan menyakitkan. Termasuk kegagalan mereka di rumah sendiri.
Sebagai contoh, yakni di Sea Games tahun 1979,1997, dan 2011. Menjadi tuan rumah tak selalu mudah bagi pasukan Garuda. Pertama di 1979, ketika mereka baru pertama kalinya lolos ke final. Meski sudah berjuang skuad tenaga mengalahkan Thailand, eh mereka malah kalah atas Malaysia di final.
Penyerang andalan Indonesia, Iswadi Idris (13) dikawal ketat oleh dua pemain Malaysia pd pertandingan final Sea Games 1979 (Repro Selecta Sport)
— Abidin-Side (@AbidinSide) September 5, 2019
selengkapnya di: https://t.co/e4Qj0Xg9Mx#Indonesia #Malaysia #Garuda #PasukanGaruda #HarimauMalaya #TimnasIndonesia #TimnasDay #PSSI pic.twitter.com/31ixu6BEU3
Berikutnya yakni di Sea Games 1997. Kali ini Thailand mampu berbalik membalaskan dendamnya atas kekalahan mereka di tahun 1991. Skuad asuhan pelatih asing Henk Wullems ini kalah lewat drama adu penalti oleh Thailand. Tendangan penalti Ronny Wabia dan Uston Nawawi yang gagal membuat emas kembali melayang.
.@skuatgaruda di #SeaGames 1997 di Jakarta. Dilatih Henk Wullems. Indonesia kalah 2-4 vs Thailand dgn adu penalti. pic.twitter.com/LOYNEuPbwE
— 𝙄𝘿𝙎 (@indosupporter) December 21, 2013
Dan yang ketiga kalinya yakni pada tahun 2011. Harapan timnas meraih emas ketika itu kembali di PHP. Tim racikan coach RD kala itu kalah adu penalti melawan tim Harimau Malaya. Lawan yang selalu menjengkelkan bagi timnas sejak Piala AFF 2010.
Baru betul” mengetahui namanya saat #SEAGames 2011, itupun ketika partai Final yg mempertemukan Indonesia vs Malaysia di GBK
— 🇮🇩Liga1NeedForeignRefs (@Indostransfer) December 5, 2019
Indonesia kalah di adu pinalti. Lagi, lagi, dan lagi seperti #AFF 2010. Kiper Malaysia, Khairul Fahmi msh jd mimpi buruk bagi pecinta Sepakbola Indonesia pic.twitter.com/DTsDMu7aYO
Thailand Menyakiti Indonesia Lagi Di 2013
Tiga kegagalan di tiga edisi Sea Games kala menjadi tuan rumah tak membuat timnas kapok. Terbukti, mereka ternyata mampu melaju hingga final meski di negeri orang. Seperti contohnya pada Sea Games 2013 Myanmar.
Meski penampilan mereka di fase grup mendadak melempem seperti kalah 1-4 atas Thailand, dan imbang 0-0 lawan tim sekelas Timor Leste, namun Timnas Indonesia masih melaju sampai final. Setelah menjadi runner up di fase grup, mereka mampu mengandaskan Malaysia di semifinal.
Namun apes memang. Thailand kembali menjadi hantu bagi timnas di final. Setelah final 1997, mereka kembali menang atas Indonesia, kali ini dengan skor tipis 1-0
THROWBACK
— 🇮🇩Liga1NeedForeignRefs (@Indostransfer) May 16, 2023
Pertemuan terakhir Indonesia dan Thailand di Final cabang sepakbola putra SEA Games di edisi 2013 (U23)
Skuat asuhan Rahmad Darmawan takluk 0-1
Meiga (GK); Michiels, Manahati, Syaifuddin, Alfin; Dado, Rizky Pellu, Fandi Eko; Gatra, Yandi, Ramdani
📸 Widodo S. Jusuf pic.twitter.com/GdEAiMZDUy
Timnas Jadi Korban Vietnam Di Final 2019
Thailand sudah, Malaysia juga sudah, lalu siapa lagi yang menyakiti perjuangan Indonesia di final Sea Games? Ya, jawabanya adalah Vietnam. Perkembangan sepakbola Vietnam tak dipungkiri membuahkan hasil.
Mereka muncul sebagai kekuatan baru Asia Tenggara. Terbukti di ajang Sea Games 2019, timnas yang jadi korbannya. Timnas racikan Park Hang Seo terlalu sulit untuk dikalahkan pasukan Garuda racikan Indra Sjafri. Final yang berlangsung di Filipina itu bahkan berkesudahan dengan skor telak 3-0 untuk Vietnam.
🇻🇳🇵🇭 #Vietnam beat Indonesia 3-0 in the final game of #theSEAgames 2019 men’s football tournament to claim gold medal in Manila on Tuesday. On 8th Dec Vietnam women’s football team also got the #championship in the SEA Games. #newrecord
— CCTV Asia Pacific (@CCTVAsiaPacific) December 11, 2019
by Zhou Yang / SEA Games Pics pic.twitter.com/lxcY4aVx6C
Alhasil, Vietnam sukses menjadi pelaku berikutnya yang membuat timnas Indonesia nestapa di final Sea Games. Bayangkan lima kali sudah Timnas Indonesia gagal ketika mencapai final.
Sejarah Kembali Diciptakan Di 2023
Namun nestapa itu tak berlangsung lama. Perjuangan tanpa henti pasukan Garuda akhirnya terbayar di Sea Games 2023 Kamboja. Bersama skuad besutan Indra Sjafri, 32 tahun penantian emas Sea Games akhirnya terwujud. Timnas Garuda terbang tinggi di Kamboja. Mereka mampu mengalahkan dominasi negeri gajah putih dengan heroik.
Darah, keringat, dan air mata, yang menyertai perjuangan timnas Garuda di Kamboja kala mengalahkan Thailand, pantas diganjar apresiasi setinggi-tingginya. Sejarah kini tercatat, emas ketiga kalinya bagi timnas di Sea Games sudah dalam genggaman. Merah putih pun kembali harum dan berkumandang merdu di negeri orang.
Alhamdulillah, penantian 32 tahun berakhir.
— Erick Thohir (@erickthohir) May 16, 2023
Timnas Indonesia berhasil membawa pulang emas di SEA GAMES 2023!
Alhamdulillah ya Allah, Engkau ridhoi perjuangan anak-anak kami.
Terima kasih atas dukungan seluruh masyarakat. Emas ini bukti bangsa kita adalah BANGSA PEJUANG! 🇮🇩💪🏼🔥 pic.twitter.com/3Mrgu4pZk3
Sumber Referensi : kompas.com, bola.com, bolasport, bola.com, bola.com