Undian perempat final Champions League sudah digelar. Disamping partai besar yang terjadi antara Chelsea vs Madrid dan Atletico Madrid vs Manchester City, ada juga partai Benfica vs Liverpool.
Partai Benfica vs Liverpool sendiri luput dari sorotan ketika banyak yang menganggap Liverpool mendapat lawan mudah untuk melaju. Akan tetapi, tidak semudah itu, Benfica punya berbagai alasan untuk berpeluang menghentikan laju Liverpool di perempat final kali ini.
Daftar Isi
Mimpi Buruk 2005/2006
Liverpool pada kenyataanya punya kenangan kelam di ajang Champions League musim 2005/06. Ketika itu Benfica di bawah pelatih Ronald Koeman berhasil menghadirkan mimpi buruk bagi Liverpool.
Benfica ketika itu lolos dari fase grup Champions League dengan finish sebagai runner up grup. Mereka juga sekaligus berhasil menyingkirkan raksasa Inggris. Manchester United di fase grup. Mirip musim ini ketika mereka menyingkirkan raksasa Spanyol Barcelona di babak grup.
Kemudian, Benfica melaju ke babak 16 besar dan bertemu Liverpool yang kala itu diasuh Rafael Benitez. Liverpool di bawah Benitez ketika itu statusnya juara bertahan Champions League musim sebelumnya yakni 2004/2005.
Skuad Benfica yang berisikan Simao, Luisao, Geovanni, sampai Fabrizio Miccoli masih dianggap sebagai underdog. Akan tetapi, Benfica mengejutkan Liverpool di leg pertama di kandang. Benfica mampu unggul 1-0 di Portugal lewat gol sundulan bek mereka Luisao.
A 8 de março de 2006, oitavos de final da UEFA Champions league.
Liverpool 0-2 Benfica8 de março de 2017
Dortmund vs Benfica💭😏 pic.twitter.com/OejnOMHHta— Azevedo (@vascoazevedo9) March 7, 2017
Menghadapi leg kedua di Anfield, muncul persepsi bahwa Liverpool akan dengan mudah comeback. Sayangnya, hasil berkata lain. Beberapa serangan Liverpool berhasil dibendung pertahanan kokoh Benfica yang dijaga kapten Luisao.
Malapetaka hadir lewat skill individu pemain Timnas Portugal, Simao. Dengan dribbling dan sekali shot, Simao berhasil menjebol gawang yang dikawal Pepe Reina. Sebelum kemudian Miccoli menghukum deadlock Liverpool dan menjadikan skor 2-0. Akhirnya langkah Liverpool pun terhenti oleh Benfica.
Champions League
Benfica vs Liverpool🦅🔴Fabrizio Miccoli 2006#Benfica #ChampionsLeague pic.twitter.com/xXATXrjblU
— players (@luzplayers) March 18, 2022
Momen itulah yang harus diwaspadai Liverpool sekarang. Memang, momen itu sudah lampau, berbeda dengan kondisi yang sekarang. Akan tetapi, momen itu sangat penting bagi modal Benfica untuk mengingat kembali kesuksesannya untuk mengobarkan api semangat dan mental mereka.
Menyingkirkan Barcelona
Dalam kondisi sekarang, Liverpool juga perlu hati-hati terhadap perkembangan performa Benfica. Pasalnya, Benfica musim ini juga pernah melemparkan raksasa Spanyol ke Europa League. Artinya, mereka musim ini berstatus sebagai giant killer di Champions League. Status itu mau tidak mau harus diperhatikan Liverpool.
Awalnya, banyak pihak yang tidak memperkirakan Benfica akan lolos ke delapan besar saat mereka tergabung dalam grup neraka yang diisi klub seperti Bayern Munchen dan Barcelona. Namun berstatus sebagai tim underdog di grup membuat mereka bermain lepas dan tanpa beban.
Memanfaatkan kondisi kekacauan Barca, Benfica akhirnya memetik kemenangan mengejutkan 3-0 di kandang sendiri. Serta hasil seri 0-0 melawan Barcelona di Camp Nou. Hasil itu membantu mereka finis di atas raksasa Spanyol tersebut dan menempati posisi runner up di bawah Bayern.
🇵🇹 Benfica 3-0 Barcelona 🇪🇸
🔴⚪ Benfica beat Barcelona for the first time in 60 years! Since their 3-2 win in the 1961 European Cup Final.#SLBFCB #Benfica #UCL pic.twitter.com/qIXryH8oTA
— ⚽️ Fútbol Forever ⚽️ (@FHFutbol) November 23, 2021
Pada langkah berikutnya mereka di Champions League, Benfica mampu membunuh raksasa dari Belanda, Ajax Amsterdam yang lagi pada puncak permainan bersama Eric Ten Haag.
Benfica menahan imbang Ajax di leg pertama yang berlangsung di markas mereka. Lalu, di partai kedua di Amsterdam, kedua tampil ngotot hingga menit ke-77. Namun, Benfica lebih dulu mencuri gol melalui striker Darwin Nunez. Gol itu pun mengubur Ajax melaju ke perempatfinal
🔴⚪ JÁ ESTÁAAAAAAA!!! #EPLURIBUSUNUM #SLBAJA #UCL pic.twitter.com/FH0Ofv2Yb3
— SL Benfica (@SLBenfica) March 15, 2022
10 Kali Tak Terkalahkan
Benfica sendiri hingga kini di liga domestik masih tertinggal 6 poin dari Sporting Lisbon di peringkat kedua dan 12 poin dari pemuncak klasemen Porto. Mereka masih mengumpulkan 61 poin dari 27 laga yang sudah dilakoninya.
Akan tetapi, sebelum jeda internasional Maret 2022, mereka mampu mencatatkan rekor dengan 10 kali pertandingan tak terkalahkan di semua kompetisi. Termasuk 2 kali melawan Ajax di Champions League.
Benfica beat Ajax 1-0 in the UEFA Champions League to reach the quarter-finals, extending their unbeaten record in all competitions to eight matches.#colabet #ucl pic.twitter.com/noE7e7Gson
— Cola.ke (@ColabetKe) March 16, 2022
Mereka mencatatkan 7 kemenangan dan 3 hasil imbang setelah terakhir kalah di final Piala Liga Portugal oleh Sporting 2-1 pada 30 Januari 2022. Praktis sejak Februari hingga Maret 2022 mereka konsisten tak pernah kalah.
Ini adalah modal tersendiri bagi pasukan Benfica jelang bentrok dengan Liverpool. Dengan belum pernah terkalahkan, para pemain Benfica tentu punya motivasi sendiri, untuk paling tidak mampu merepotkan pasukan The Kop. Dan untuk itulah, anak asuh Klopp harus memasang sinyal waspada.
Kondisi Benfica Dibawah Pelatih Interim
Belum lagi, sejak ditangani pelatih interim Verissimo, Benfica kembali menunjukan perkembangan yang signifikan seperti yang mereka tunjukan di awal musim. Verissimo jeli dalam memanfaatkan kapasitas pemainnya yang sebenarnya tidak jelek-jelek amat.
Nélson Veríssimo was born in Lisbon and came through the Benfica youth ranks.
He started coaching with their reserve side, before he was named interim manager of the first team.
The Portuguese has led his side to the Champions League quarter-finals, beating Ajax over two legs. pic.twitter.com/DuFYQaK7Cd
— bet365 (@bet365) March 15, 2022
Pemain seperti Joao Mario, Lazaro, Roman Yaremchuk, Gil Dias yang mereka beli musim ini, perlahan mampu menunjukan permainan terbaiknya di bawah Verissimo. Trio Darwin Nunez, Rafa Silva dan Gonzalo Ramos di depan pun kian tajam.
Kembalinya performa gelandang Julian Weigl pun membuat lini tengah Benfica makin hidup. Tidak heran Weigl sekarang kembali dipanggil Timnas Jerman.
A meu ver estas contratações do Sport Lisboa e Benfica vêm para acrescentar e fazer o grupo forte 💪🏽
● Gil Dias
● João Mário
● Rodrigo Pinho
● Soualiho Meïté
● Roman Yaremchuk
● Nemanja Radonjić
● Valentino Lázaro pic.twitter.com/5VMOFNg85Y— Joca Manu (@JocaManu) September 5, 2021
Sosok sang striker asal Uruguay, Darwin Nunez menjadi kunci sekaligus buah bibir di Eropa saat ini. Verissimo sukses menyulap Nunez menjadi pemain kunci. Terbukti, Nunez sudah menjebol gawang Barcelona, Munchen, dan Ajax musim ini di Champions League. Bukan tidak mungkin ia juga akan melakukannya ke gawang Liverpool.
Darwin Nunez’s 26th goal of the season fired Benfica to the Champions League quarter-finals 🤩 pic.twitter.com/YNlK3QgLIr
— GOAL (@goal) March 16, 2022
Bagi Jurgen Klopp selain Weigl yang sepertinya sudah dikenalnya sewaktu di Dortmund, sosok Darwin Nunez harus diperhatikan serius terutama bagi lini pertahanan The Reds. Van Dijk dan Matip harus menjaganya ketat nanti.
Verissimo kabarnya telah mempelajari beberapa kekuatan dan kelemahan The Kop. Kini dengan masih cederanya Alexander Arnold paling tidak itu menguntungkan Benfica. Setidaknya pos pertahanan Benfica yang dijaga duo veteran, Vertonghen dan Otamendi aman dari crossing-crossing mematikan TAA.
Dengan kondisi Benfica sekarang ini, Verissimo makin percaya diri jelang menghadapi Liverpool pada 6 April 2022 mendatang. Di atas kertas, Liverpool memang dijagokan untuk melaju ke semifinal dengan kualitas individu pemainnya yang lebih unggul dari Benfica.
Já temos adversário para os quartos de final da @ChampionsLeague! 💪
👋 Até já, @lfc!#EPluribusUnum #UCLdraw #UCL pic.twitter.com/Way937CAYz
— SL Benfica (@SLBenfica) March 18, 2022
Akan tetapi, setidaknya dengan beberapa hal tadi Liverpool patut untuk was-was. Benfica bukanlah musuh yang mudah buat Liverpool. Ingat, bola itu bundar Klopp!
https://youtu.be/2EVTFNL5clQ
Sumber Referensi : theathletic, theanalyst, newsytoday, hitc.com