Gudangnya Predator! 8 Striker Top yang Pernah Main di Spurs

spot_img

Selain terkenal karena kesialannya dalam meraih gelar, yang tak banyak orang sadari dari Tottenham Hotspur adalah fakta bahwa mereka selalu mempunyai striker kelas jempolan di tiap masanya. Baik striker asli asal tanah Britania maupun striker impor dari mancanegara.

Tak jarang, striker-striker tadi juga berhasil meraih gelar-gelar individu yang melambungkan namanya sehingga di kemudian hari diincar klub besar dan pergi meninggalkan Spurs. Lantas, siapa saja striker-striker yang dimaksud? Berikut adalah 8 striker top yang pernah bermain untuk Tottenham Hotspur.

 

Paul Gascoigne

Menurut pengakuannya di hadapan Gary Lineker, Alan Shearer, dan Micah Richards, transfer Paul Gascoigne ke Tottenham Hotspur adalah sebuah kebetulan belaka. Saat itu Liverpool dan Manchester United adalah dua klub terdepan yang paling berminat untuk menculik Gascoigne dari Newcastle United.

Namun, berdasar pengakuannya, setelah sang ayah yang diiming-imingi sejumlah uang dari Spurs membuat pemain yang dipanggil Gazza tersebut akhirnya berlabuh ke Spurs. Gazza berpindah ke London pada musim panas 1988 dan bertahan selama 4 musim sebelum kelak bergabung ke Juventus.

Bersama Spurs, Gazza berhasil menjadi pelayan striker ganas, Gary Lineker. Total ia berhasil mencetak 33 gol dan 6 assist. Ia pun berhasil memberi Spurs gelar FA Cup yang dalam perjuangannya, Gazza menjadi sosok yang fenomenal akibat cedera yang ia alami di laga final.

 

Gary Lineker

Gary Lineker adalah salah satu striker terbaik yang pernah Inggris produksi. Pria kelahiran Leicester tersebut memiliki catatan 48 gol dari 80 laganya untuk Tim Tiga Singa. Sebuah catatan yang nantinya akan memikat Spurs untuk mengikatnya.

Lineker memulai karirnya dari klub lokal, Leicester City. Setelahnya, ia sempat membawa Everton ke final Piala FA 1985/86. Kebringasannya tersebut membuat Terry Venables yang saat itu menangani Barcelona tertarik merekrutnya pada musim panas 1986. Meski pada akhirnya Venables malah pergi duluan ke Spurs.

Venables yang masih belum puas meramu bakat Lineker akhirnya membawa top skor Piala Dunia 1986 tersebut kembali ke Inggris untuk bergabung bersamanya di Spurs pada musim panas 1989. Dari sinilah duet striker legendaris Inggris dimulai.

Di Inggris, Lineker kembali membuktikan kelasnya. Pria kurus ini mulai membuka keran golnya pertandingan demi pertandingan. Tak disangka pria yang sudah menginjak 29 tahun itu bisa menciptakan 24 gol di Liga Inggris dan membuatnya merebut gelar top score ketiganya.

Total, Lineker bermain selama 3 musim di White Hart Lane dan mencipta 78 gol. Ia juga berhasil memberikan sebuah trofi FA Cup dan Community Shield. Setelah puas bermain di Inggris, Lineker memilih menghabiskan karir di Jepang.

 

Teddy Sheringham

Setelah Lineker dan Gazza secara bersamaan pergi dari White Hart Lane pada musim panas 1992, Spurs langsung bergerak cepat untuk mendatangkan Teddy Sheringham sebagai penggantinya. Pria asli London tersebut didatangkan dari Nottingham Forest.

Tak disangka, striker yang pada musim sebelumnya hanya mampu mencetak 13 gol di liga, malah menjelma menjadi top scorer bersama Spurs. Sheringham berhasil mencetak 21 gol di musim pertamanya. Lambat laun, ia pun menjelma sebagai striker penting Spurs. Sheringham pun sempat menjadi duet maut dari Jurgen Klinsmann.

Meski tak mendapatkan apa-apa bersama Spurs, total Sheringham mampu mencetak 117 gol dan 48 assist untuk Spurs selama 5 musim dan 2 musim di senjakala karirnya. Kegemilangannya selama 5 musim di White Hart Lane itu pula yang membuat Sir Alex Ferguson terpincut untuk merekrutnya pada musim panas 1997.

 

Jurgen Klinsmann

Sepeninggal duet Lineker dan Gazza, Spurs kembali mencoba membangun ulang lini depannya dengan mendatangkan Jurgen Klinsmann untuk dijadikan duet dari Teddy Sheringham. Ia datang pada musim panas 1994 dan langsung mencetak 20 gol serta 11 assist di liga.

Sayang, karirnya di Spurs terlampau singkat. Setelah menghabiskan musim yang mengesankan tersebut, Klinsmann langsung ditarik Bayern Munchen. Meski kemudian, di akhir karirnya, ia bermain lagi semusim untuk Spurs pada 1997/98. Total, 38 gol dan 15 assist sudah Klinsmann ciptakan selama 2 musim di White Hart Lane.

 

Robbie Keane

Bersama Jermain Defoe, Robbie Keane melengkapi kepingan lini depan Spurs yang sudah kehilangan duet Lineker-Gazza dan Sheringham-Klinsmann. Striker legendaris Irlandia ini didatangkan dari Leeds United pada musim panas 2002.

Keane bermain untuk Spurs hingga Januari 2011 yang di tengah-tengahnya ia sempat bergabung ke Liverpool dan Celtic. Sebelum bergabung ke Liverpool pada Juli 2008, Keane rutin mencetak 2 digit gol di Liga. Ia pun berjasa dalam perjuangan Spurs meraih trofi Piala Liga musim 2007/08.

Sayangnya, setelah sempat pergi dari White Hart Lane, Keane mulai kehilangan posisinya di skuad utama. Akhirnya, pada Januari 2011, ia bergabung ke West Ham. Selama berjersey Spurs, Keane mampu 122 kali menjebol gawang lawan dan 35 kali memberi assist.

 

Jermain Defoe

Setelah 3 musim cukup mengesankan bermain bersama West Ham, Jermain Defoe yang kala itu menjadi striker muda potensial Inggris langsung diamankan oleh Spurs pada musim panas 2003.

Di White Hart Lane, Defoe menjelma sebagai pilar penting di lini depan Spurs. Buktinya, ia mampu bertahan hingga Februari 2014 di London Utara. Meski, sempat setahun bermain di Portsmouth. Defoe pun berhasil memberikan sebuah trofi Piala Liga pada musim 2007/08.

Trofi tersebut merupakan hidangan yang sangat ditunggu oleh segenap fans Spurs, sebab terakhir kali mereka mengangkat trofi adalah ketika Gazza digotong keluar dari Wembley pada 1991. Total, Defoe berhasil menjaringkan gawang sebanyak 143 kali dan 31 kali memberi assist selama berseragam Spurs. 

 

Dimitar Berbatov

Sama seperti Teddy Sheringham, performa apik Dimitar Berbatov di Spurs membuat pria asal Bulgaria ini membuat Sir Alex Ferguson terpincut. Berbatov sendiri bermain bersama Spurs sejak musim panas 2006 hingga musim panas 2008. Ia juga ikut andil dalam perjuangan meraih Piala Liga 2007/08.

Selama bermain di White Hart Lane, Ia rutin mencetak 2 digit gol. Selama 2 musim Berbatov selalu mencetak 23 gol di semua kompetisi. Selain itu, ia pun total mencetak 29 assist untuk membantu para rekannya mencetak gol.

 

Harry Kane

Harry Kane adalah salah satu striker terbaik Spurs di era modern. Kapten Tim Tiga Singa ini merupakan pemain lulusan akademi Spurs. Meski di awal ia sempat bergabung ke akademi Arsenal. Sebagai individu, Kane berhasil mendapatkan segalanya bersama Spurs. Namun, secara tim, Kane tak lebih baik dari Jermain Defoe.

Di awal karirnya, Kane memang sempat menjadi musafir. Ia dipinjamkan ke Leyton Orient, Millwall, Norwich, hingga berduet dengan Jamie Vardy di Leicester. Kane baru mendapat posisi utama di Spurs pada musim 2013/14. Sejak saat itu, Kane akan membuktikan bahwa dirinya merupakan mesin gol yang bisa diandalkan.

Bersama Spurs ia berhasil 3 kali menjadi top scorer Liga Inggris. Catatan golnya memang mengerikan, 280 gol dalam 435 laga. Tak hanya mahir mencetak gol. Kane pun berhasil memberi 61 assist.

Pada musim 2018/19, Kane pun berhasil memimpin Spurs ke final Champions League, meski harus kalah dari Liverpool. Karena sangat terobsesi untuk meraih trofi, akhirnya Kane meninggalkan Spurs pada musim panas 2023. Ia bergabung ke langganan juara Bundesliga, Bayern Munchen. Meskipun di musim pertamanya ia tak dapat apa-apa kecuali gelar pribadi. 

 

Sumber: Tottenham Hotspur, Transfermarkt, dan The Rest Is Football 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru