Foto menjadi sebuah hal yang mampu memberi banyak cerita bagi para penikmatnya. Melalui foto, banyak orang menjadi tahu tentang hal yang sudah terjadi dari beberapa hingga sekian tahun yang lalu.
Selain kenangan, berbagai hal bersejarah juga mampu ditampilkan melalui sebuah foto. Karenanya, foto adalah medium yang tepat untuk menilik kenangan, terutama yang terlupakan oleh ingatan.
Fotografi dan sepakbola menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan. Meski tak berperan langsung dalam jalan nya pertandingan, sebuah foto mampu merepresentasikan momen-momen unik, lucu, menegangkan, hingga yang bersejarah sekalipun. Aktor dibalik perekam momen bersejarah itu siapa lagi kalau bukan sang fotografer.
Pasti banyak insan sepakbola yang mengetahui bagaimana Diego Armando Maradona membuat sejarah dengan gol yang diciptakan melalui tangan nya. Semua juga tahu, bagaimana momen Iniesta ketika menghadapai beberapa kepungan pemain lawan. Dan tentu, semua juga ingat bagaimana wajah dari pemain Manchester United, Fellaini, diabadikan saat terbentur bola.
Fotografer menjadi sangat penting bagi pemain, pertandingan, dan tim sepakbola. Satu hal istimewa lainnya adalah, penempatan fotografer yang berada di pinggir lapangan layaknya pelatih dan jajaran orang penting lainnya. Hal itu dilakukan karena fotografi menjadi cerita atau pendongeng yang siap mangabadikan momen-momen yang ada di dunia sepak bola.
Jika sepakbola adalah cerita, maka fotografer adalah pena. Sepakbola hanya akan menjadi hikayat semata, jika tak ditulis dan dibukukan. Lambat laun statusnya mengendur, atau hanya menjadi dongeng sebelum tidur.
Menurut Roland Barthes, selembar foto mengandung pesan simbolik yang menuntut “pembacanya” menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kita yang melihat foto tersebut, bagaikan berada dalam ruangan tertutup dengan satu jendela. Sadar atau tidak, fotografer adalah orang yang mengarahkan di mana jendela tersebut akan dipasang. Peran fotografer menjadi penting karena kita melihat apa yang dia ingin perlihatkan.
Sekilas, menjadi fotografer sepak bola terlihat sangat mudah. Namun sebenarnya banyak tantangan yang harus mereka hadapi. Mereka dituntut untuk selalu fokus dan siap, supaya tidak melewatkan momen penting. Tantangan lainnya adalah soal teknis. Objek foto, sang pemain, mereka selalu bergerak. Mereka bahkan tak hanya bergerak, namun berlari. Tanpa peralatan dan cahaya sekitar yang memadai, mustahil untuk mendapatkan foto pemain yang sedang berlari tanpa blur sedikit pun.
Skill dan pengalaman fotografer akan banyak menentukan hasil akhir foto. Peralatan juga tidak kalah penting, namun skill tetap menjadi faktor utama. Dahulu belum ada kamera secanggih sekarang. Oleh sebab itu, fotografer sepakbola zaman dulu dituntut supaya benar-benar tampil prima dalam sebuah pertandingan, mereka harus mampu memanfaatkan skill yang mereka miliki. Hal tersebut tentunya untuk mengurangi kesalahan dan kurang canggihnya kamera tempo dulu. Akan tetapi, bukan berarti menjadi fotografer sepakbola masa kini menjadi mudah. Tetap ada tantangan yang akan selalu datang.
Meski teknologi yang digunakan pada sebuah kamera terus berganti, peran penting dari seorang fotografer di lapangan hijau sendiri tak akan pernah terganti. Tanpa adanya dokumentasi dari seorang fotografer, momen-momen bersejarah dalam dunia sepakbola tak akan pernah bisa dinikmati oleh insan sepakbola di berbagai generasi.
Dalam dunia sepakbola sendiri, ada beberapa fotografer yang sukses mengabadikan momen-momen bersejarah, seperti Alejandro Carbajal yang menangkap gambar gol kontroversial Maradona, Robin Parker yang berhasil mengambil kejadian tak terlupakan Wayne Rooney kala menunjukkan aksi akrobatnya untuk menjebol gawang Manchester City, serta Fabio Rossi, fotografer asal Italia yang sukses mengabadikan momen-momen bersejarah AS Roma, khususnya tentang Francesco Totti.
Fotografer secara tidak langsung menjelma menjadi faktor penentu dari sebuah pertandingan. Selain jalannya pertandingan, momen-momen tak terduga di dalam stadion juga tak luput dari kejelian sang pengambil gambar tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, dibutuhkan skill dan pengetahuan yang tak sembarangan.
