Evan Dimas dan Misteri Dibalik Karir yang Merosot Tajam

spot_img

Di tengah kenaikan PPN, sepakbola Indonesia kembali dibuat geger oleh kabar dari mantan kapten Timnas Indonesia, Evan Dimas. Sang gelandang kabarnya telah diputus kontrak oleh Persik Kediri. Dengan begitu, per 1 Januari 2025, Evan pun berstatus tanpa klub. Mirisnya, ia hanya bermain selama 22 menit untuk Persik musim ini.

Berita yang dengan cepat menyebar pun menimbulkan berbagai respons dari pecinta sepakbola Indonesia. Ada yang terkejut, menyayangkan, dan bertanya-tanya. Mengapa Evan yang dulunya jadi salah satu talenta terhebat Indonesia, kok namanya kian meredup. Padahal usianya baru 29 tahun?

Yang Terbaik di Eranya

Siapa yang tak kenal pemain yang memiliki nama lengkap Evan Dimas Darmono? Di dunia sepakbola, Evan punya cara memperkenalkan diri yang begitu berkelas. Muncul di Timnas Indonesia U-19 pada tahun 2013, Evan yang masih memperkuat tim muda Persebaya langsung jadi ikon, kapten, dan pemain andalan Garuda Nusantara asuhan Indra Sjafri. Panggung pertamanya adalah Piala AFF U-19 tahun 2013.

Dalam tim yang katanya berisikan pemain-pemain dari Sabang sampai Merauke itu, Evan jadi otak permainan. Visi bermain dan kualitas umpannya di atas rata-rata pemain muda seusianya. Tak cuma itu, Evan bahkan tak jarang menjelma sebagai “Pahlawan Kultus” di pertandingan-pertandingan tertentu.

Ia mengumpan, ia menghalau serangan, ia pula yang membawa tim unggul melalui gol-gol spektakulernya. Padahal, posisi aslinya adalah seorang gelandang. Bak tokoh utama di anime Ao Ashi, Evan dapat menciptakan skema permainan yang sesuai dengan apa yang ada di kepalanya. Dan Evan lah yang akan jadi pusat dari skema itu. 

Tim U-19 yang dihuni Evan saat itu sangat berprestasi. Mereka mampu menghadirkan trofi Piala AFF U-19 tahun 2013. Itu jadi kali pertama bagi Indonesia, dan Evan jadi pencetak gol terbanyak kedua dengan torehan lima gol. Tak berhenti di situ, Evan dkk juga berhasil mengamankan satu tiket ke Piala Asia U-19. Bagaimana mereka mendapatkannya pun tak kalah mengesankan.

Evan membawa Garuda Nusantara mengungguli Korea Selatan untuk finis sebagai pemuncak klasemen Grup G Kualifikasi Piala Asia U-19 tahun 2014. Evan bahkan mencetak hattrick yang luar biasa ke gawang Korsel yang dibela Hwang Hee-chan untuk mengamankan posisi tersebut.  

Dari Bhayangkara Hingga Selangor

Dari banyaknya pemain berbakat di skuad Garuda Nusantara, Evan Dimas jelas mendapat spotlite paling terang. Berkat performa gemilangnya di Timnas Indonesia U-19, dirinya langsung jadi incaran banyak klub. Bahkan, banyak fans yang berharap Evan bisa berkarir di luar negeri. Mereka merasa bakatnya akan terbuang sia-sia jika tetap bermain di Liga Indonesia. 

Namun, Evan meredam ekspektasi tersebut dengan memutuskan untuk tetap berkarir di Indonesia. Menariknya, bukan Persebaya yang ia pilih sebagai kelanjutan karir profesionalnya. Melainkan pindah ke klub siluman, Bhayangkara FC. Klub tersebut jadi klub yang paling lama dibela oleh Evan. Total, hampir empat musim Evan membela klub yang sangat identik dengan instansi kepolisian ini. 

Musim 2016/17 barangkali jadi musim terbaik Evan bersama The Guardians. Evan mengantarkan Bhayangkara juara Liga 1 Indonesia. Ini jadi gelar liga pertama bagi Bhayangkara dan Evan itu sendiri. Setelah empat tahun di Bhayangkara, Evan Dimas akhirnya mantep buat merantau. 

Malaysia dipilih sebagai destinasinya. Bersama Ilham Udin, Evan pun bergabung dengan Selangor FC. Pada 2 Desember 2017, Evan menandatangani kontrak satu tahun dengan Selangor. Jelas ini jadi kabar baik bagi semua pihak. 

Namun, Evan tak lama di Malaysia. Setelah hanya bermain delapan kali di Liga Malaysia, Evan malah kembali ke Indonesia. Dirinya bergabung dengan Barito Putera pada akhir tahun 2018.

Cedera Parah

Meski kerap jadi andalan di lini tengah Barito, performa Evan dinilai kurang memuaskan. Bermodalkan pengalaman di luar negeri, pelatih Barito saat itu, Jacksen F Tiago sama sekali tidak terkesan dengan permainan Evan. 

Meski demikian, Indra Sjafri tetap mempercayakan lini tengah Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2019 kepada Evan. Bersama pelatih asal Sumatera Barat tersebut, Evan kembali bermain optimal. Medali emas pun hampir direngkuh Evan saat berhasil mengantarkan tim menembus final untuk menghadapi Vietnam.

Nahas, kejadian tak mengenakan justru menimpa Evan di laga tersebut. Pemain kelahiran Surabaya itu mengalami cedera parah di bagian pergelangan kaki. Doan Van Hau dengan sengaja menginjak kaki Evan. Padahal saat itu kedua pemain tidak sedang terlibat duel. Evan bahkan sedang tidak menguasai bola. 

Evan seketika mengerang kesakitan dan tak bisa bangun lagi. Alhasil, Evan harus dipapah keluar meski laga baru berjalan kurang dari 30 menit. Selepas laga, Evan Dimas terlihat tak bisa berjalan dan harus menggunakan kursi roda. Sepulang dari Manila, Evan pun harus menjalani pemulihan yang cukup lama. 

Kurang lebih butuh tiga bulan waktu yang dihabiskan oleh Evan untuk pemulihan. Pasca pulih dari cedera horor itu. Evan langsung main di Liga 1 musim 2020 bersama Persija Jakarta. Sayang, ketika Evan mulai bangkit, Liga Indonesia harus mandek karena pandemi Covid-19. Nah, pandemi jadi masalah baru lagi bagi Evan. Pandemi membuat daya tahan tubuh Evan menurun drastis.

Penurunan Kondisi

Meski dipanggil Shin Tae-yong untuk Piala AFF 2020, Evan dinilai kurang perform. Menit bermainnya pun turun drastis. Ia hanya starter sebanyak dua kali. Itu karena Evan sudah mulai kesulitan menyesuaikan intensitas permainan yang tinggi. Hasil tes di awal tahun 2022 pun menguatkan asumsi publik.

Evan dinyatakan positif COVID-19 usai menjalani pertandingan uji coba melawan Timor Leste. Selain Evan, ada juga Syahrul Trisna, Rizky Ridho, Irfan Jaya, Muhammad Adi Satriyo, Muhammad Rafli, dan Syahrian Abimanyu. Ini juga yang jadi penyebab Evan tidak dimainkan lagi di laga uji coba kedua yang juga melawan Timor Leste.

Kondisi ini bikin Evan jadi mudah sakit dan cedera. Saat membela Arema misalnya. Dilansir Kompas, dokter tim Singo Edan, dr Nanang Tri Wahyudi mengatakan bahwa Evan jadi salah satu pemain yang cukup bermasalah dengan otot. Evan juga sempat menghilang dari skuad Singo Edan. 

Evan tercatat sering hilang dengan alasan yang tidak jelas dari skuad Arema. Dirinya bahkan sempat tak ada kabar sejak September hingga November 2023. Ketidakhadiran Evan sempat menimbulkan asumsi bahwa Evan akan gantung sepatu. Menyikapi isu tersebut, agen Evan, Muly Munial pun angkat bicara. 

Dilansir Makan Bola, Muly membantah kabar tersebut. Ia mengabarkan bahwa Evan hanya sakit. Kata Muly, Evan mengalami demam tinggi. Namun, pernyataan ini justru menimbulkan pertanyaan baru. Apakah benar, Evan cuma demam? Kenapa sampai berminggu-minggu?

Tak Mau Berkembang

Setelah sakit-sakitan, perawakan tubuh Evan Dimas pun semakin kurus. Kondisi ini sangat disorot ketika ia dipinjamkan ke PSIS Semarang tahun 2023. Evan memang tidak dikenal sebagai pemain yang memiliki tubuh tinggi besar, tapi jika dibandingkan dengan sebelumnya, tubuh Evan sekarang tidak mencerminkan sebagai pesepakbola. 

Tak cuma itu, gaya bermainnya pun jadi berubah. Evan seperti kehilangan kepercayaan dirinya. Meski pada akhirnya masih bisa bermain, Evan tak pernah mencapai top performnya lagi. Kualitas permainannya kian menurun. Evan yang dulu kita kenal sebagai gelandang dengan kontrol bola yang baik sudah tidak terlihat lagi. 

Kekhawatiran pun muncul di kalangan fans mengenai “penampilan baru” Evan. Banyak spekulasi liar yang keluar di media sosial. Salah satunya tentang Evan yang dianggap enggan memperbaiki diri. Isu badan yang kurus sebetulnya sudah jadi isu tahunan bagi Evan. Semenjak masuk Timnas senior, postur tubuh Evan selalu kena kritik.

Jika dibandingkan dengan pemain-pemain Indonesia sekarang, postur Evan memang sangat mengkhawatirkan. Lihat saja seperti Dimas Drajad, Hansamu Yama Pranata, dan Asnawi Mangkualam. Semuanya mau meningkatkan massa otot agar bisa bersaing dengan pemain-pemain lain. Sedangkan Evan, makin hari malah makin mungil. 

Enggan untuk memperbaiki diri juga dikait-kaitkan dengan Evan yang dikabarkan sudah tidak punya motivasi lebih untuk bermain sepakbola. Kabarnya, psikis Evan sudah tidak stabil usai tragedi Kanjuruhan. Dirinya bahkan mendapat bantuan dari psikolog untuk mengembalikan mentalnya. Jika sudah begini, pensiun dini juga nggak apa kok Van. Kita bakal memaklumi.

https://youtu.be/WyfR9g2BLqE

Sumber: Jawa Pos, Bolasport, Suara, Viva Goal

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru