Eriksen Gabung MU, Bisa Apa Dia?

spot_img

Ada dua hal yang mengejutkan dari Christian Eriksen. Pertama, ia berhasil pulih setelah kolaps di Parken dengan bermain di Brentford. Klub Liga Inggris yang belum lama promosi. Kedua, setelah tidak bersama Brentford dan menghabiskan masa hebatnya sebentar di sana, Eriksen datang ke Old Trafford.

Kehadiran Eriksen ke skuad Erik ten Hag bagai petir di siang bolong. Manchester United yang lebih sering dirumorkan mengincar Frankie de Jong, eh justru Eriksen dulu yang tanpa fafifu wasweswos langsung merapat ke Old Trafford. Gratis pula.

Transfer ini patut diacungi jempol, sekaligus membuka keran kebahagiaan baru bagi fans Manchester United. Pembelian gratis Eriksen oleh Manchester United akan membawa angin segar. Apalagi reputasi Eriksen di sepakbola Inggris begitu mentereng.

Meski pernah kolaps di EURO dan terpuruk karena penyakit jantung, Eriksen bisa bangkit. Dan kebangkitannya itu bahkan membuat Brentford yang tim bau kencur sampai bisa melumat Chelsea 4-1 pada bulan April 2022.

Mengapa MU Rekrut Eriksen?

Penampilan apik Eriksen ketika berseragam Brentford sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk jadi alasan mengapa MU merekrut Eriksen. Namun bagi pembenci garis keras Setan Merah, alasan itu belum cukup. Toh, MU dan Brentford punya level yang berbeda.

Betul memang, Brentford dan Manchester United punya level yang berbeda. Untuk itulah, MU merekrut Eriksen. Ia yang kembali dari mengidap penyakitnya, membutuhkan tim seperti Manchester United untuk membuatnya kembali berada dalam sorotan lampu.

Sebaliknya, Manchester United membutuhkan Eriksen untuk keluar dari zona pesakitan. Perubahan gaya bermain dan filosofi Manchester United yang kini dipegang Erik ten Hag menjadi alasan lain kedatangan Eriksen. MU yang sejak ditukangi Jose Mourinho sampai Ole Gunnar Solskjaer mengandalkan serangan balik, kini sudah tidak.

Erik ten Hag bukan tipikal manajer pasif. Ia tidak sudi melihat pemainnya diam saja menunggu bola nyangkut di kaki. Ten Hag lebih menyukai pola permainan intensif, terus bergerak, dan bermain penguasaan bola. Oleh karena itu, ia menginginkan pemain yang secara teknis memiliki bakat menguasai bola dan bisa menerima bola di ruang sempit.

Christian Eriksen cocok dengan itu. Ten Hag ingin mengembalikan lini tengah Manchester United sebagai poros dari sistem permainannya. Untuk itulah, Ten Hag juga sudah mengembalikan Donny van de Beek. Nama-nama seperti Bruno Fernandes, Van de Beek, Eriksen, dan boleh jadi Frankie de Jong akan jadi senjata andalan Ten Hag.

Eriksen Menawarkan Jawaban

Christian Eriksen memiliki pengalaman di Liga Inggris. Keterampilannya di lini tengah bahkan sudah mendapat pengakuan dari Direktur Olahraga Manchester United, John Murtough. Pria berjuluk The Fixer itu bahkan menyebut Eriksen sebagai salah satu gelandang terbaik di Eropa.

“Selain tekniknya luar biasa, Christian (Eriksen) akan menambah pengalaman berharga dan kepemimpinan dalam skuad. Kami menantikan itu,” kata John Murtough seperti dikutip The Guardian.

Walau umurnya menginjak 30 tahun, talenta Eriksen belum habis. Seperti Luka Modric di Madrid, Eriksen telah membuktikan bahwa usia hanya angka. Bahkan lebih hebat lagi. Eriksen memperlihatkan bahwa masalah jantung tidak akan berpengaruh pada permainannya.

Penampilannya di Brentford menunjukkan bahwa fisiknya baik-baik saja. Kecepatan yang dimiliki Eriksen juga belum menunjukkan tanda-tanda penurunan drastis. Itulah mengapa Eriksen bisa menjadi jawaban Manchester United selama ini.

Kemungkinan Bermain

Pembelian Eriksen, sekali lagi, adalah pembelian yang jitu oleh Manchester United. Erik ten Hag yang menyukai pola permainan ofensif membutuhkan sosok pemain tengah yang memiliki kreativitas yang memadai. Dan Eriksen lah jawabannya.

Pria Denmark itu memiliki reputasi sebagai salah satu gelandang kreatif terbaik di Liga Inggris. Ketika bermain di Brentford, Eriksen telah menciptakan peluang gol lebih banyak di antara pemain lain di Liga Inggris. Menurut Sky Sports, nilai chances created Eriksen di angka 29.

Angka itu hanya kalah dari pemain Arsenal, Martin Odegaard (38) dan pemain Manchester City, Kevin De Bruyne (42). Sementara jika dibandingkan dengan gelandang Manchester United lainnya, Eriksen lebih cakap dalam menciptakan peluang gol.

Sebagai perbandingan, seorang Bruno Fernandes memiliki chances created hanya 14. Fred memiliki chances created 7 sedangkan McTominay hanya 3. Bahkan Paul Pogba dan Juan Mata selama di Manchester United hanya memiliki masing-masing 1 dan 2 chances created sejak Maret hingga Juli 2022.

Eriksen juga menawarkan kecepatan berpikir seorang gelandang. Kemampuan itulah yang Ten Hag butuhkan selama ini. Pemain Denmark itu tak hanya bisa menjadi pemain kunci yang menguasai bola, ia juga pembagi bola yang jitu. Masih dari data Sky Sports yang diambil dari Maret hingga Juli 2022, jumlah asis Eriksen mencapai 4 dengan umpan silang 82.

Angka tersebut justru lebih banyak dari gelandang yang sering dipuji seluruh fans, Bruno Fernandes. Pria Portugal itu sejak Maret hingga Juli 2022 tidak menciptakan satu asis pun. Kendati Bruno sudah menciptakan 29 umpan silang.

Kemitraan Dahsyat dengan Bruno

Yang menarik dari kehadiran Eriksen di skuad United adalah kemungkinan dengan siapa ia akan berpartner di lini tengah. Kalau dengan Fred jelas kualitasnya akan timpang, apalagi bermitra dengan McTominay.

Cocoknya Eriksen bermitra dengan Bruno Fernandes. Kebiasaan memakai dua pemain tipikal nomor 10 oleh Ten Hag, memungkinkan duet Eriksen dan Bruno di lini tengah MU bakal tercipta. Keduanya boleh jadi akan bermain di belakang striker.

Duet seperti itu mengingatkan pada Kevin De Bruyne dan David Silva ketika di Manchester City. Selama ini United kekurangan kreativitas di lini tengah. Mereka hanya mengandalkan servis bola mati Bruno Fernandes untuk menciptakan peluang gol.

Eriksen hadir untuk menjawab kekurangan itu. Selain juga piawai dalam mengeksekusi bola mati, ketenangannya dibutuhkan MU. Ia pandai mengontrol bola dan itulah yang MU butuhkan agar sirkulasi bola lancar dan progresif.

Pria Denmark itu juga paham bagaimana menghentikan lawan. Menurut FBref, selama di Brentford, Eriksen juga sering melakukan tekanan, yaitu 150 tekanan. Dari angka tersebut 32 di antaranya berhasil mengembalikan penguasaan bola dalam lima detik. Hal itu membuat persentase pressing seorang Eriksen mencapai 21,3% selama di Brentford.

Meski angkanya menurun sekitar 7 persen daripada ketika berseragam Inter, namun kualitas bertahan Eriksen bisa menjadi jawaban. Manakala Bruno Fernandes melakukan penetrasi, Eriksen bisa bermain lebih ke dalam membantu pertahanan.

Eriksen dan Bruno akan menjadi duet lini tengah yang berbahaya. Apalagi kualitas umpan di sepertiga lapangan dari keduanya sangat baik. Bruno dengan 225 final-third passes, dan Eriksen dengan 216 final-third passes. Oh iya, Eriksen juga memiliki DNA Ajax. Jadi, kemungkinan ia nyetel dengan strategi Ten Hag sangat terbuka.

https://youtu.be/OmbnnvN7Gi8

Sumber: MEN, TheGuardian, Boardroom, 90Min, Goal, FBref

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru