Eric Dier dan Harry Kane, Sahabat Sejati yang Belum Punya Trofi

spot_img

Kalau sepasang sahabat sudah terlanjur dekat dan saling percaya, pasti susah untuk dipisahkan. Apalagi kalau sudah bertahun-tahun lamanya bersama. Mereka pasti ingin terus bersama.

Kisah ini cocok menggambarkan persahabatan antara Harry Kane dan Eric Dier. Mereka setia berteman sejak 2012 di Inggris. Kini persahabatan mereka kembali bersemi di Jerman. Ya, banyak kisah antara mereka berdua. Termasuk misi mereka menggondol trofi mayor pertama dalam kariernya.

Berawal Dari Inggris U-19

Persahabatan Kane dan Dier berawal dari Timnas Inggris U-19 di tahun 2012. Jelang Euro U-19, The Three Lions mengumpulkan pemain dari segala penjuru dunia. Di bawah asuhan Noel Blake, total 23 skuad The Three Lions terkumpul. Termasuk bek Sporting Lisbon berusia 18 tahun yakni Eric Dier, dan striker yang juga berusia 18 tahun milik Spurs, Harry Kane.

Dier sudah lama berada di Sporting Lisbon. Pasalnya, sejak usia 7 tahun ia ikut orang tuanya pindah ke Portugal. Sedangkan sudah sejak 2004 Kane bergabung dengan akademi Spurs.

Meski awalnya tampak asing, Dier yang lama di Portugal tak segan bergurau dengan teman-teman lainnya termasuk Harry Kane. Kane ketika itu masih lugu dan pendiam. Tak jarang Dier suka becandain Kane di saat latihan.

Dier dan Kane sama-sama berjuang bagi Timnas Inggris di Euro U-19 2012. Kane sebagai striker mencetak satu gol di ajang itu. Sementara Dier tak tergantikan sebagai palang pintu pertahanan The Three Lions. Namun sayang, Inggris harus terhenti oleh Yunani di babak semifinal.

Bertemu Di Spurs

Pasca kejuaraan Eropa itu, Dier kembali ke Portugal. Kane juga pulang ke markas Spurs untuk persiapan musim baru 2012/13. Nasib mereka sudah berbeda sejak musim itu. Dier sudah memainkan 22 caps bagi skuad inti Sporting Lisbon. Sedangkan Kane masih jadi penghangat bangku cadangan The Lilywhites.

Lebih apes lagi bagi Kane, karena ia harus dipinjamkan ke Norwich dan Leicester di musim berikutnya. Sementara itu, Dier terus meroket kariernya di Sporting Lisbon.

Sampai akhirnya, pada musim 2014/15 Mauricio Pochettino hadir di Spurs. Mantan pelatih Soton itu berupaya membangun skuad Spurs yang terdiri dari para pemuda. Termasuk mendatangkan Dele Alli dan Eric Dier yang saat itu jadi buah bibir incaran klub-klub besar Liga Inggris.

Dier lebih sreg bergabung dengan Spurs. Faktor Harry Kane dan keyakinannya pada Pochettino membuat pemain kelahiran Cheltenham ini rela pulang kampung. Ya, pada akhirnya persahabatan Kane dan Dier kembali berlanjut di Spurs. Dier datang untuk menambah kekuatan lini belakang Spurs. Sementara itu, Harry Kane mulai dipercaya menjadi pilihan utama Spurs sebagai juru gedor.

Performa Kane benar-benar meroket di bawah Pochettino. Musim pertamanya bersama Dier, Kane sudah jadi top skor Spurs dengan 31 gol. Sementara itu, Dier merayakan gol debutnya ketika melawan West Ham di Upton Park, Agustus 2014. Terlihat Dier dan Kane melakukan selebrasi bersama saat itu. Mereka saling merangkul dan tersenyum bersama.

Hidup Di Spurs

Senyum bahagia dua sahabat ini menandakan bahwa mereka makin menemukan chemistry-nya untuk hidup lebih lama di Spurs. Persahabatan mereka pun langgeng hingga keduanya menikah dan punya keluarga. Kane dan Dier juga sering bermain golf bersama. Keluarga mereka juga sering pergi berlibur bersama.

Ada juga kebiasaan yang unik dari duo bestie ini. Mereka selalu duduk bersebelahan di pesawat saat lakukan perjalanan tandang. Baik itu di liga domestik maupun di liga Eropa. Mereka juga tak terpisahkan ketika makan bersama di kantin Spurs. Bahkan nih, kebiasaan itu masih terbawa hingga ke Timnas Inggris.

Selain itu, ada kebiasaan lain dari duo bestie ini. Kane dan Dier adalah sekelompok kecil pemain Spurs yang disiplin karena selalu bangun pagi untuk pergi latihan. Namun saat latihan malah terkadang bercakap-cakap tentang hal di luar sepakbola. Misal tentang klub favorit NFL mereka yang berbeda maupun golf.

Hubungan hangat mereka juga tak dipungkiri membantu Spurs selama berada di bawah asuhan Pochettino. Perjuangan memperebutkan gelar di level domestik maupun Eropa sudah mereka lewati. Meski ya, hasilnya selalu berakhir mengenaskan alias tanpa trofi. Namun meski tanpa trofi, nyatanya hampir 10 tahun lho mereka bertahan bersama di Spurs.

Hengkang Bersama

Gonta-ganti pelatih dari Pochettino, Nuno Espirito Santo, Mourinho, hingga Conte tak membuatnya pisah. Kane dan Dier sudah menjadi maskot bagi Spurs. Baik di lapangan maupun ruang ganti. Pengaruh mereka masih sangat besar dan banyak didengarkan oleh pemain Spurs lainnya.

Namun yang jadi masalah bagi Kane dan Dier adalah trofi. Mereka masih belum merasakan bagaimana indahnya mengangkat sebuah trofi dan berpesta merayakannya. Hal inilah yang mendorong Kane dan Dier berpikir ulang tentang masa depannya di saat umurnya makin bertambah.

Momennya pun datang musim ini. Kane bersedia menerima tawaran dari Munchen. Meski sempat ditahan-tahan oleh Daniel Levy, akhirnya ia nekat juga untuk terbang ke Jerman. Kane harus merasakan rasanya berpisah dengan Eric Dier. Namun yang namanya sahabat, rasa kangen itu pasti tetap ada.

Dier juga menemukan momentumnya untuk hengkang dari Spurs ketika ia sudah tak masuk rencana tim inti Postecoglou musim ini. Ditambah Kane membujuknya untuk kembali hidup bersama di Jerman.

Sampai Di Munchen

Ya, meski hanya menjadi pemain pinjaman di Die Roten, namun Dier tetap bahagia karena bisa kembali bermain dengan Kane. Dier tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Munchen karena telah mempertemukannya kembali dengan Kane.

Dier juga berterima kasih kepada Kane karena sudah membantunya. Kane banyak membantunya beradaptasi dan berintegrasi ke dalam tim. Termasuk juga ketika mencarikan tempat tinggal baginya.

Dier lebih memilih tinggal di tempat yang baru ketimbang numpang di rumah Kane. Pasalnya, ia mendapat tawaran dari Kane untuk sementara tinggal di rumahnya. Dier tak mau membuat keluarga Kane ribet. Karena Dier tahu Kane punya anak banyak.

Sebaliknya, Kane malah merasa rindu dengan kebiasaan lamanya dengan Dier. Seperti satu tempat duduk di pesawat, makan satu meja di kantin, maupun berbicara tentang golf atau klub NFL jagoan mereka.

Kane sempat ditanya, apakah akan satu tempat duduk dengan Dier lagi di pesawat ketika Munchen lakukan perjalanan tandang? Kane pun menjawab, tentu pasti. Lucunya, ternyata alasan Kane lebih senang duduk bareng Dier di pesawat karena Dier orangnya bisa tidur 12 jam lebih. Hal itu membuat Kane tak banyak ngobrol dan bisa istirahat dengan tenang di pesawat.

Bisa Raih Trofi?

Kane dan Dier kini lebih sering berjalan-jalan bersama di pusat kota Munchen sambil mengenang masa lalu yang indah. Namun di sisi lain, mereka juga tak akan pernah lupa bahwa ia masih menyimpan misi yang belum terwujud. Ya betul, meraih trofi.

Munchen tak dipungkiri adalah tim besar yang selalu memperoleh trofi tiap musimnya. Jadi, keberadaan mereka di tim ini dianggap adalah langkah yang tepat untuk menggapai misi merengkuh trofi.

Namun sayang, nyatanya Die Roten mulai diambang kegagalan untuk meraih trofi. Kalau beneran sampai tak dapat trofi musim ini, Dier dan Kane mungkin tergolong orang-orang yang apes.

Mereka bahkan akan dibilang biang kerok bagi Munchen, kalau sampai raksasa Jerman itu puasa gelar musim ini. Well, kita lihat saja endingnya akan seperti apa? Apakah akan happy ending bagi Kane dan Dier?

https://youtu.be/xpQJZOrZbHU

Sumber Referensi : dailymail, bundesliga, dailymail, theguardian, dailymail, goal

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru