Era Baru Dimulai! Tim Kepelatihan Timnas Indonesia Era Kluivert yang Bikin Merinding

spot_img

Seakan tak mau kalah dari sinar kemewahan skuad Timnas Indonesia, Patrick Kluivert dan PSSI membangun super tim untuk menyempurnakan tim kepelatihan yang sudah ada. Gerbong lama disingkirkan dan kepingan-kepingan baru telah dikumpulkan. PSSI tampaknya benar-benar ingin membangun sejarah baru bersama Coach Patrick.

Mereka yang dipanggil ke Indonesia, merupakan salah satu yang terbaik di bidangnya. Semuanya pun dari Belanda. Yang membuat aroma Holland Bakery kian tercium di skuad Timnas Indonesia. Kehadiran para staf ahli ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas permainan dan fisik para pemain Timnas Indonesia.

Setidaknya ada tujuh nama baru yang telah ditambahkan ke daftar super tim Patrick Kluivert. Lantas, siapa dan apa peran mereka untuk Skuad Garuda? Kita simak selengkapnya dalam pembahasan kali ini. 

Gerbong Belanda

Sebelum adanya tambahan tujuh nama, Patrick Kluivert sudah dibekali empat asisten pelatih. Yang pertama adalah Alex Pastoor. Pelatih berpengalaman di sepakbola Belanda. Alex kabarnya yang akan jadi otak kedua di balik skema permainan Timnas Indonesia. Selain analisisnya yang jitu, Alex juga punya pemikiran detail taktik yang sudah teruji di beberapa klub top Belanda.

Lalu, ada Denny Landzaat. Jika Alex akan memikirkan tentang taktik dan output di lapangan, maka Landzaat diperkirakan akan menjaga keutuhan dan kekompakan tim. Kluivert sendiri sudah mengatakan bahwa salah satu kelebihan Landzaat yang akan membantunya adalah, dia bisa bahasa Indonesia dan sedikit banyak paham budaya Indonesia.

Selain dua nama itu, ada Sjoerd Woudenberg sebagai pelatih kiper. Meski tidak berkarir sebagai pemain sepakbola profesional, Woudenberg telah cukup lama membangun karier sebagai seorang pelatih. Pelatih yang sebelumnya bekerja untuk Dewa United ini telah mengantongi lisensi UEFA A khusus pelatih kiper. 

Sementara untuk tim nasional U-23, Coach Patrick memiliki sosok Gerald Vanenburg. Selain akan menangani Timnas Indonesia U-23, Gerald akan merangkap sebagai asisten pelatih ketiga di tim nasional senior. Selain itu, Gerald juga akan bersinergi dengan pelatih-pelatih di Timnas U-20 dan U-17. Eks pemain Ajax Amsterdam itu diminta menjadi penghubung dalam menyatukan filosofi permainan di segala jenjang usia tim nasional. 

Pelatih Fisik

Nah, jika kalian melihat tim-tim profesional di Eropa, pelatih kepala tentu butuh bantuan staf ahli dalam menjalankan pekerjaannya. Dan PSSI pun berusaha mewujudkan itu dengan mendatangkan orang-orang terbaik di bidangnya. Orang pertama yang didatangkan adalah pelatih fisik. Dia adalah Quentin Jakoba.

Pria berusia 37 tahun ini bukan sosok yang asing bagi Coach Patrick. Sebab, dirinya sudah pernah bekerja di bawah arahan Patrick saat sang pelatih membidani Timnas Curacao beberapa tahun lalu. Fyi saja, Quentin ini punya latar belakang sepakbola. Sebelumnya, ia pernah bermain di klub-klub Belanda macam FC Eindhoven dan Willem II. 

Pengalaman sebagai pemain memberinya pemahaman mendalam tentang aspek fisik yang dibutuhkan oleh para atlet. Selain di Curacao, Jakoba punya pengalaman di klub-klub lain. Ia juga pernah bekerja di NAC Breda. Posisi terakhir yang ia jabat adalahi pelatih fisik di klub Turki, Adana Demirspor. 

Keberadaan Quentin di tim kepelatihan Patrick Kluivert kabarnya cukup penting. Sebab, kualitas fisik masih jadi pekerjaan rumah bagi Timnas Indonesia. Kualitas fisik pemain-pemain Liga Indonesia masih terpaut jauh dari pemain yang berkarir di Eropa. Nantinya, Quentin bertugas untuk menyamaratakan kualitas stamina, ketahanan tubuh, dan massa otot pemain Indonesia.

Fisioterapis

Jika ada pelatih fisik, maka harus ada sosok yang ahli di bidang fisioterapis. Karena jika fisik sudah terkuras dan pemain cedera, maka pelatih fisik akan membutuhkan fisioterapis yang bagus untuk mengembalikan fungsi tubuh dan kemampuan bergerak dari pemainnya. Maka dari itu, PSSI menunjuk fisioterapis yang juga dari Belanda.

Bukan cuma satu, melainkan dua sekaligus. Mereka adalah Leo Echteld dan Chesley ten Oever. Pertama, kita akan mengenal Chesley terlebih dahulu. Menurut apa yang dipostingnya di media sosial, Chesley pernah jadi bagian dari Ajax Amsterdam. Dirinya menjadi fisioterapis yang menangani tim muda Ajax.

Dirinya sangat mendalami tentang rehabilitasi dan kebugaran seorang atlet. Ciri khas dari gaya perawatan Chesley adalah penggunaan metode tradisional. Chesley lebih identik dengan metode tradisional.

Menariknya, Chesley dikabarkan punya keturunan Indonesia dari kakek buyutnya. Itu diungkapkan melalui salah satu postingan Instagramnya. Berbeda dengan Chesley yang lebih konvensional, metode Leo lebih modern. 

Menurut CNN Indonesia, Leo Echteld merupakan fisioterapis ternama di Belanda. Jam terbangnya di pentas internasional terbilang tinggi, terutama di sektor olahraga sepakbola. Leo kabarnya pernah menangani pemain-pemain AC Milan dan Inter Milan. Dua orang ini tampaknya bukan sekadar “tukang pijit” biasa. Oleh sebab itu kehadiran Leo dan Chesley diharapkan memberi kontribusi besar pada kualitas fisik pemain agar tidak rentan cedera.

Video Analis

Tak lupa, PSSI juga menambahkan staf yang membidangi video analis di tim kepelatihan Timnas Indonesia. Posisi ini sebelumnya kosong sejak kepergian Kim Jong-jin yang hengkang bersama Shin Tae-yong. Nantinya, jabatan itu akan diisi oleh Jordy Kluitenberg. Pria Belanda berusia 32 tahun ini sudah diresmikan oleh PSSI. 

Jordy tercatat sudah mulai bekerja untuk Timnas Indonesia per 1 Februari kemarin. Ia merupakan seorang analis pertandingan yang telah bekerja di berbagai klub sepakbola Eropa sebelum dikaitkan dengan Timnas Indonesia. Jika melihat riwayatnya di Transfermarkt, Jordy sudah pernah bekerja di PEC Zwolle U-21, SC Heerenveen, dan Adana Demirspor. 

Saat ditunjuk sebagai analis video Timnas Indonesia, Jordy sebetulnya masih terikat kontrak hingga 2026 dengan klub Serie C, Italia, Triestina. Dilansir Tribunnews, kepindahannya ke Indonesia memakan biaya. Namun, tidak disebutkan secara rinci berapa nilainya.

Sebagai seorang analis video, tugas utama Jordy Kluitenberg adalah menganalisis pertandingan. Bermodalkan data dan rekaman video, baik permainan tim sendiri maupun tim lawan, Jordy dapat membantu Coach Patrick untuk merancang strategi. 

Keuntungan memiliki Jordy di tim kepelatihan, Timnas Indonesia bisa memiliki persiapan yang lebih matang jelang pertandingan. Tak cuma itu, tim kepelatihan jadi punya data yang cukup untuk meningkatkan performa setiap individu pemain.

Team Developer

Team Developer juga jadi posisi yang mendapat perhatian dari PSSI. Erick Thohir menunjuk Bram Verbruggen dan Regi Blinker untuk mengisi jabatan tersebut. Kita akan berkenalan satu persatu dimulai dari Mas Bram dulu. Saat ini, dirinya tercatat menjalani double job lantaran masih bekerja untuk Go Ahead Eagles. Ia menjabat posisi yang sama di klub Belanda itu sejak 2023. 

Bram berperan dalam membangun kohesi tim, mendukung pengembangan individu pemain, dan meningkatkan dinamika tim secara keseluruhan. Bram memiliki latar belakang psikologi konseling dan pernah bekerja di Vitesse sebagai scouting dan di Valencia sebagai pihak yang mengelola program talenta internasional.

Sedangkan Regi adalah salah legenda di sepakbola Belanda. Regi Blinker pernah satu tim dengan Ronald Koeman, Frank de Boer, Frank Rijkaard, hingga Dennis Bergkamp di Timnas Belanda pada tahun 1993. Regi dikenal memiliki metode pendekatan yang bagus untuk menjaga komitmen pemain muda. Harapannya, nggak ada lagi tuh generasi emas yang hilang saat memasuki usia emas.

Tangan Kanan Gerard

Di sisi lain, PSSI juga menunjuk Frank Van Kempen sebagai asisten pelatih Gerald Vanenburg di Timnas U-23. Dilansir Jawapos, Frank memiliki CV yang cukup mentereng. Pernah jadi asisten pelatih di VVV Venlo dan Timnas Belanda U-20. Pernah bekerja sebagai pelatih kepala di Roda JC U-19 dan Sparta Rotterdam U-21. Serta pernah jadi analis video di PSV Eindhoven.

Frank Van Kempen yang memiliki pengalaman di Eropa, akan fokus pada pengembangan bakat-bakat muda Indonesia. Dia berusaha membantu mereka meraih impian besar di panggung internasional. Bek Brighton, Jan Paul van Hecke dan eks striker Bologna, Sydney van Hooijdonk jadi pemain yang pernah merasakan polesan Frank Kempen. Jadi nggak sabar liat Hokky Caraka berkarir di Eropa.

Sumber: CNN Indonesia, VIVA Goal, Bola.net, Jawapos

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru