Enzo Francescoli: Pangeran Uruguay Yang Jadi Inspirasi Besar Zinedine Zidane

spot_img

Di tengah lapangan, ada sosok yang seolah melayang di udara. Kaki-kaki yang nyaris mencium rumput, gerak tubuh yang tipis meliuk diantara para pemain lawan, seketika, tiga hingga empat pemain penghadang dibuat terdiam oleh dirinya.

Satu nama, sang pangeran, dialah, Enzo Francescoli.

Tiga butir trofi Copa America dan segudang penghargaan individu menjadi saksi dari betapa flamboyan nya pemain asal Uruguay yang satu ini.

Lahir di selatan Amerika, Enzo Francescoli tak perlu mencicipi tanah samba untuk menjadi hebat. Ia juga tak perlu belajar menari tango untuk sekadar mencetak gol dari tengah lapangan. Ia, yang mahir menggocek bola, hanya cukup menimba ilmu di tanah kelahirannya, Wanderers.

Disana, tepat pada tahun 1980, Enzo Francescoli sudah memperlihatkan kepada khalayak luas bahwa kemampuannya tergolong spesial untuk ukuran seorang pemain belia.

Bak penyihir lapangan hijau, Enzo Francescoli berhasil mencatatkan dua puluh gol selama tiga musim di Montevidio Wanderers. Kegemilangannya itu bahkan sukses mengantarkannya menuju timnas Uruguay U-20 untuk Piala Amerika Selatan junior.

Karier di Uruguay memang tidak bisa dianggap remeh. Meski ia tak mampu sumbangkan gelar Piala Dunia seperti Pele dan Maradona, nama Uruguay semakin dikenal berkat aksinya diatas lapangan.

Dengan prestasi yang melimpah wajar bila ia begitu diidolakan oleh nama-nama seperti Zinedine Zidane hingga Luis Suarez. Untuk Zidane, pelatih Real Madrid itu bahkan sampai memberikan tribute berupa pemberian nama “Enzo” di salah satu anaknya.

“Dia adalah pemain favoritku. Aku sering mencari waktu demi bisa melihatnya latihan. Pertama kali melihatnya bermain, aku ingin jadi seperti dia. Enzo adalah pemain yang paling aku kagumi di Marseille. Enzo benar-benar seperti dewa.” kata Zidane (via thesefootballtimes)

Enzo Francescoli, punya karier yang amat luar biasa. Namun begitu, perjalanannya juga tak selalu mulus. Setelah tampil apik di tim tanah kelahirannya, Enzo lalu diminati oleh raksasa Argentina, River Plate. Disana, ia menjadi pemain asing pertama yang berhasil menjadi raja.

Sejak menapakkan kakinya di Stadion Monumental pada 1983, dia benar-benar miliki karier melejit dan begitu dipuja oleh kebanyakan rakyat Argentina. Kendati posisinya bukan sebagai penyerang utama, Enzo menasbihkan diri sebagai top skorer Liga Argentina sebanyak tiga kali. Predikat itu pertama kali disabet pada 1983/84 dengan menceploskan 29 gol ke gawang lawan. Gelar yang sama ia ulang pada 1985/86 dan 1993/94.

Lebih lanjut, ia menyabet gelar pemain terbaik pada 1984/85. Gelar ini sekaligus menjadikannya pemain non-Argentina pertama yang jadi terbaik di Negeri Tango.

Masa-masa indah Enzo Francescoli memang berada di Argentina. Tak hanya gelar Liga Argentina, Copa Libertadores pun berhasil ia sumbangkan untuk tim berkostum putih kombinasi merah.

Setelah tapaki karier di benua sendiri, Enzo tertantang untuk memulai petualangan di tanah Eropa, yang disebut-sebut sebagai tempat lahirnya para pemain berbakat dunia. Di Eropa, RC Paris, tim yang kini bercokol di divisi bawah liga Prancis, menjadi yang beruntung karena mendapat daya magis sang seniman lapangan hijau.

Namun sayang, aksi berbakatnya seolah masih tertinggal di tanah Argentina. Enzo gagal berikan trofi apapun bagi klub tersebut, meski sukses catatkan sebanyak 32 gol selama kurang lebih tiga musim.
Setelah merasa kurang beruntung di Paris, Enzo lalu terima pinangan Marseille. Kesebelasan yang dibela pada musim 1989/90 itu adalah yang memberikan gelar el Principe dalam dirinya. Dari klub itulah, Zidane mengenal dirinya.

Ketika itu, satu musimnya di Marseille memang tergolong luar biasa. 11 gol nya sukses antarkan klub yang bermarkas di Stade Vellodrome menjadi jawara Liga Prancis.
Kariernya yang kembali naik saat itu membut Enzo terus diburu klub-klub besar Eropa. Dirinya yang saat itu disebut sebagai salah satu bakat terbaik dunia tergoda untuk memulai karier di kompetisi terbaik dunia pada masanya, Serie A.

Enzo tergiur dengan tawaran yang diajukan Cagliari. Terlebih, banyak pemain asal Amerika Selatan yang meraih sukses di Negri Pizza.

Tragisnya, Enzo kembali alami masa penurunan karier. Dia tak mampu berbuat apa-apa di Italia, hingga namanya menjadi cemoohan banyak penggemar. Ia tak mampu berbuat banyak, dan untuk bakat sekelasnya, Enzo Francescoli sungguh tak layak mendapat perlakuan yang sedemikian rupa.

Namun, Cagliari masih menganggap nama besar Enzo Francescoli sebagai legenda. Oleh sebab itu, mereka tak segan untuk memasukkan namanya di Hall of Fame klub. Selain itu, nama Enzo juga masuk kedalam starting eleven terbaik sepanjang masa klub yang bermarkas di Sardegna Arena.

Setelah jalani karier yang kurang memuaskan di Cagliari, pria yang kini berusia 58 tahun itu lalu putuskan hijrah ke Torino. Ia masih penasaran dengan kompetisi Serie A, dan paling tidak, satu trofi mungkin sudah cukup untuk membersihkan namanya.

Akan tetapi, lagi-lagi, kaki-kakinya tak terlalu lincah untuk lewati hadangan bek-bek tangguh Serie A. Selama semusim, ia tampil sebanyak 24 kali dan hanya mampu cetak tiga gol saja.

Merasa kurang beruntung, Enzo lalu putuskan pulang ke Argentina. Ternyata, Negri penyembah bakat Diego Maradona masih menerima namanya. Kepulangan Enzo disambut bak raja.

Di tahun 1994, puluhan ribu penggemar River Plate telah menyiapkan hidangan khusus untuk seorang legenda yang pernah memberikan segalanya bagi tim kesayangan mereka.

Pesona Enzo Francescoli masih sangat dibutuhkan. Sihirnya masih jadi pusat perhatian. Dan talentanya, akan selalu dikenang sepanjang zaman.

Kepulangan sang pangeran berhasil ciptakan sejumlah mahakarya. Meski usianya telah menginjak 33 tahun, grafik permainannya justru meningkat tajam. Ia terlihat semakin matang di usianya yang sudah tak lagi muda.

Di periode keduanya, Ezno berhasil catatkan 80 penampilan. Lebih dari itu, dua titel Apertura dan dua gelar Clausura Liga Argentina plus masing-masing satu Copa Libertadores serta Copa Sudamericana berhasil dimasukkannya ke dalam lemari trofi La Banda.

Selama tiga musim membela River Plate, ia menyudahi karier sepak bola nya sebagai pemain level dunia.
Jangan lupakan pula satu gelar terakhirnya untuk negara. Itu terjadi pada 1995 silam, ketika Uruguay kembali menjadi raja di Amerika Selatan. Dirinya yang mengemban ban kapten Uruguay harus menghadapi Brasil di partai final. Saat itu, tim lawan dari sudut yang berbeda punya kekuatan yang tak main-main. Nama-nama seperti Jorginho, Dunga, Zinho, hingga Edmundo dengan semangat membara ingin membawa pulang piala ke negeri samba.

Bermain di Estadio Centenario, Montevideo, Enzo Francescoli memimpin rekan-rekannya untuk menyudahi laga di waktu normal dengan hasil imbang. Skor 1-1 hasil dari gol Bengoechea dan Tulio memaksa pertandingan harus ditentukan lewat sebuah drama yang menegangkan.

Francescoli menjadi algojo pertama di babak tos-tosan, dan ia mampu menaklukkan Taffarel. Eksekusi mulus itu membuat kepercayaan diri rekan-rekannya semakin terangkat, hingga tidak ada satupun pemain tuan rumah yang gagal menceploskan bola.

Sementara pencetak gol Brasil di waktu normal, Tulio, yang menjadi algojo ketiga, gagal menjalankan tugasnya. Alhasil, Uruguay menang dengan skor 5-3 dan keluar sebagai juara.

Untuk segala dedikasinya diatas lapangan, sebuah tulisan di buku Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupery akan menjadi penutup sempurna dari perjalanan karier sang pangeran.

“Hanya dengan hati orang bisa melihat dengan benar, apa yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata”.

Ungkapan ini tercermin jelas dalam gaya permainan Francescoli yang selalu bermain dengan cara yang benar, dengan gaya yang lemah lembut dan penuh keanggunan.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=DagP32KuAB8[/embedyt]

 

Sumber referensi: thesefootballtimes 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru