Emile Smith Rowe, Anak Baik yang Terpaksa Minggat dari Rumah

spot_img

Emile Smith Rowe minggat dari rumah. Arsenal, rumah yang ditinggalinya tak lagi memberi kenyamanan. Mulai musim yang akan bergulir sebentar lagi, ia sudah berseragam klub London lainnya, Fulham.

Uang 34 juta poundsterling (Rp703,5 miliar) dikeluarkan The Cottagers buat memboyong Emile Smith Rowe dari London Utara ke London bagian barat. Ia pun dinobatkan sebagai pembelian termahal Fulham. Pertanyaannya, mengapa Emile Smith Rowe akhirnya memutuskan minggat dari rumah yang telah membesarkannya?

Mungkinkah pemain yang berusia 24 tahun itu adalah sosok pemain yang sama seperti pemain top lainnya, tergoda dengan mahar yang tinggi? Apakah mungkin justru ini adalah bentuk pembalasan dari Emile kepada Arsenal dan Mikel Arteta? Untuk tahu jawabannya, mari kita mengulasnya.

Berasal dari Akademi Arsenal

Kepindahan Emile ke Fulham terbilang mengejutkan. Ini tidak seperti prediksi-prediksi para pundit sepak bola. Rasanya, pergi di musim 2024/25 terlalu cepat bagi Smith Rowe. Pemain yang satu ini semestinya bisa bertahan lebih lama di Arsenal.

Apalagi pemain kelahiran Croydon itu produk akademi Arsenal. Kemunculannya di tim Mikel Arteta juga manis sekali. Emile masuk di masa-masa awal rezim Arteta. Ceritanya di tim Arteta dimulai pada Desember 2020. Saat itu Arsenal tampak sangat menyedihkan.

Arsenal terpukul setelah menjalani tujuh pertandingan Premier League tanpa kemenangan. Mereka bahkan kalah atas Manchester City 4-1 di markasnya sendiri di Carabao Cup. Kondisi semacam itu, harusnya fans ngamuk. Memukuli muka Arteta dengan perkataan kotor.

Namun, beruntungnya Arteta, itu adalah masa-masa keluar dari pandemi. Arteta pun selamat dari mulut-mulut comberan. Nah, di tengah situasi itu, Smith Rowe muncul dan turut mengorkestrasi kemenangan 3-1 atas Chelsea di Boxing Day. Sejak saat itu The Gunners pun bangkit. Smith Rowe sendiri menawarkan kreativitas yang sebelumnya mampat.

Betul bahwa Smith Rowe bukan satu-satunya kunci kebangkitan Arsenal. Namun, jelas ia adalah katalisatornya. Emile Smith Rowe begitu mengagumkan dengan peran nomor “10” yang ia emban.

Meroket Bareng Bukayo Saka

Penampilannya musim itu menjadi titik balik Emile Smith Rowe. Seperti halnya Bukayo Saka yang juga produk lokal, kemunculannya membuat Arsenal tak perlu mencemaskan masa depan. Malahan masa depan itu sendiri yang mendatangi Arsenal dalam wujud Saka dan Smith Rowe. Emile lalu meningkat pesat di musim-musim berikutnya.

Ia kemudian mendapat caps untuk membela Timnas Inggris. Pujian terhadapnya pun deras mengalir. Di musim 2021/22, ia mencetak 10 gol, berada di belakang Bukayo Saka. Pada akhirnya Emile Smith Rowe membuktikan kekaguman Unai Emery terhadapnya tidaklah keliru. Pelatih yang wajahnya mirip Loki itu mengakui kualitas dan kecerdasan taktik Emile.

Arteta sendiri juga secara konsisten memuji Emile. “Saya mencintainya sebagai pemain, dia menyenangkan ditonton,” kata Arteta dikutip Sky Sports. Di Mojok, Yamadipati Seno menulis bahwa Emile Smith Rowe adalah sosok protagonista bagi Arsenal. Ia seperti Ricardo Kaka di AC Milan. Tentu secara postur dan bangunan tubuhnya tak sama persis.

Namun, caranya menjadi seorang goal scoring midfielder sangat penting bagi sebuah tim. Pujian kepadanya masih berlanjut. Di Timnas Inggris, Jack Grealish mulai menjulukinya “Croydon De Bruyne” atau “De Bruyne dari Croydon”. Rekannya di Arsenal, Kieran Tierney bahkan memanggilnya “Kevin”.

Mentalitas, kemampuan berpikirnya di atas lapangan, dan kepercayaan dirinya dianggap sama, atau setidaknya menyerupai bintang Timnas Belgia itu. Banyak analis dan pakar memprediksi bahwa Emile akan terus berkembang. Ia bahkan diprediksi bisa menjadi pemain nomor “10” terbaik yang pernah dipahat Mikel Arteta.

Cedera Sialan

Namun, hari apes memang tidak ada di kalender. Pada September 2022, Emile Smith Rowe mengalami cedera. Mengutip Transfermarkt, itu adalah cedera pangkal paha. Ini bukan kali pertama Emile mengalami cedera. Musim-musim sebelumnya, ia juga kerap cedera. Cederanya pun macam-macam. Mulai dari cedera bahu, aduktor, kepala, bahkan hamstring.

Akan tetapi cederanya saat itu bisa jadi yang paling parah. Emile sampai-sampai dipaksa menepi selama beberapa bulan untuk menjalani operasi dan pemulihan. Ia pun melewatkan 21 pertandingan Arsenal. Malangnya, ketika sudah bragas waras pada Januari 2023, Emile Smith Rowe mendapati dirinya tak lagi dilirik oleh Mikel Arteta.

Perannya terbatas di separuh musim itu. Mengutip Sky Sports, perlombaan gelar juara dengan Manchester City disinyalir menjadi penyebab mengapa Arteta tak memberinya kesempatan bermain. Manajer asal Spanyol itu mungkin tak mau mengambil resiko dengan memainkan Emile yang lama tidak menginjak rumput.

Di titik itulah, kekhawatiran akan posisinya di Arsenal muncul. Yang membuat hatinya makin teriris, Arsenal keliru mengajak lawan buat title race. The Gunners tetap gagal meraih gelar Premier League di akhir musim. Meski Mikel Arteta tidak mengambil resiko.

Nah, di musim berikutnya, Emile berharap bisa kembali diandalkan Mikel Arteta. Namun, benar kata Sayyidina Ali, “Yang paling pahit adalah berharap pada manusia”. Musim itu, alih-alih sering diturunkan, Emile hanya bermain di 13 laga di Premier League. Kebanyakan hanya duduk di bangku cadangan dan ruang perawatan.

Yap, di musim itu, Emile cedera lagi. Kali ini cedera lutut. Ia pun mesti absen di sembilan laga Arsenal. Sudah selesai? Belum. Pada paruh musim 2023/24, Emile Smith Rowe juga cedera lagi. Kali ini engkelnya bermasalah. Kariernya di Arsenal pun hanya bisa berlanjut dari cedera ke cedera.

Evolusi Taktik Arteta

Selain cedera, keberadaan pemain baru membuatnya tersisih. Masuknya Declan Rice dan Kai Havertz, menyusul Fabio Vieira dan Martin Odegaard menyingkirkanya dari daftar skuad utama. Odegaard dan Rice mulai sering dipakai sang pelatih di lini tengah. Arteta tampak enggan untuk merotasi lini tengah, dan tidak memberi ruang bagi pemain lain.

Revolusi taktik Arteta juga menjadi mimpi buruk bagi Smith Rowe. Peran nomor “10” yang digunakan Arteta sudah tidak seperti dulu lagi. Peran sisi kiri yang dimainkan Emile pada musim 2021/22 juga menuntut peran yang berbeda. Arteta mengubah formasinya dari 4-2-3-1 menjadi 4-3-3. Sisi kiri sudah bukan bagian dari pemain sayap lagi, melainkan bek sayap seperti Oleksandr Zinchenko.

Jika pun tetap dimainkan, dengan kebiasaan Emile menyisir sisi kiri, perannya bakal tumpang tindih dengan Zinchenko. Sementara Arteta juga sudah memiliki Gabriel Martinelli yang bukan hanya sanggup mendobrak, tapi bisa meregangkan pertahanan lawan. Pada gilirannya, ide melepas Emile Smith Rowe pun muncul. Ia terpaksa mencari tempat lain yang bisa menampungnya.

Merapat ke Fulham

Fulham dan Crystal Palace datang memantaunya. Namun, yang pertama yang paling serius. The Cottagers menawarkan dua hal: nilai kontrak yang tinggi dan menit bermain. Sang pelatih, Marco Silva memilih terjun sendiri untuk membujuk Smith Rowe. Bujukannya pun diterima oleh pemain 24 tahun tersebut.

Entah apa isi pembicaraannya, yang jelas Silva melihat bahwa Emile Smith Rowe adalah pemain yang dapat berkontribusi di lini serang, dan gaya asuhannya lebih cocok dengan Emile. Pelatih 47 tahun itu kelak menjadi sosok kunci di balik kepergian Smith Rowe dari Emirates Stadium.

Emile merasa, daripada cuma menghangatkan bangku cadangan, lebih baik Arsenal ia tinggalkan. Kendati keluar dari tim yang membesarkannya, tim yang ia cita-citakan untuk dibela di masa depan tetaplah sebuah keputusan sulit. Bagaimanapun, kata Emile, seperti dikutip Mirror, langkah ini harus diambil demi menyelamatkan masa depannya.

Di sisi lain, perasaan campur aduk dirasakan Mikel Arteta. Teman Xabi Alonso itu sedih melihat Emile Smith Rowe meninggalkan klub. Namun, di lain sisi, Arteta gembira karena pada akhirnya lulusan Hale End (Akademi Arsenal) akan mendapat menit bermain di tim utama.

Anak baik itu kini merantau ke tempat lain. Namun, bisa jadi kepergiannya dari Arsenal tidak akan lama. Sebagai anak baik, tak menutup kemungkinan kalau kelak, Emile Smith Rowe bakal pulang ke Arsenal, rumahnya. Soal kapan, biar sang waktu yang menjawab.

https://youtu.be/otK03Jfp7tI

Sumber: iNews, TheAnalyst, Mirror, SkySports, Standard, TheAthletic, Mojok

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru