Dosa yang Tak Terungkap Dibalik Kehebatan Eden Hazard

spot_img

Di usia karir pesepakbola yang memang tidak panjang, masih ada yang harus mengakhiri karir lebih cepat dari perkiraan awal. Sebut saja Sergio Aguero, Jack Wilshere, Gareth Bale, hingga sosok paling ikonik yang pernah mengenakan jersey Manchester United, Eric Cantona. 

Alasan mereka pun beragam. Ada yang karena mengalami gangguan pada jantungnya, ada juga yang sudah tidak menemukan kebahagiaan lagi di dunia sepakbola. Tapi, di luar nama itu ada Eden Hazard. Pemain yang juga patut disayangkan karena menutup karir sepakbolanya lebih cepat dari perkiraan kebanyakan orang.

Dulu dirinya dianggap salah satu pemain paling hebat di dunia. Dengan skill individu dan kecepatannya, Hazard hampir menyamai level Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Namun, yang masih banyak orang belum tahu, Hazard juga tak bisa lepas dari dosa dan kebiasaan buruk. Hal-hal negatif itulah yang perlahan menyeretnya ke jurang kehancuran.

Gagal Total di Real Madrid

Eden Hazard jadi satu dari banyaknya pemain yang gagal mengakhiri karir dengan manis. Dirinya justru mencoreng nama baiknya sendiri setelah menjadi pemain yang flop sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu. Dan sialnya, semua kehancurannya terekam dengan rapi karena hal itu terjadi saat dirinya membela klub terbaik di dunia, Real Madrid.

Yup, keputusan Hazard untuk hijrah ke Spanyol justru jadi awal kehancuran karirnya. Bermain dengan pemain-pemain terbaik dari seluruh penjuru dunia, mantan pemain Timnas Belgia itu justru tak mampu menyesuaikan diri. Setiap ada berita buruk tentang Hazard, media-media Spanyol langsung menggorengnya.  

Mendatangkan Hazard dengan uang yang lebih banyak dari modal mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Manchester United membuat Madrid seperti memelihara investasi bodong. Madrid ditipu habis-habisan oleh Chelsea. Karena Hazard gagal menunjukan apa yang sudah ia lakukan selama di Inggris.

Tak dapat dipungkiri, Hazard memang memenangkan beberapa trofi bergengsi termasuk trofi Liga Champions bersama Los Blancos. Tapi pemain yang berposisi sebagai sayap itu tak berkontribusi banyak akan pencapaian-pencapaian klubnya. Ia bahkan tak pernah mencatatkan lebih dari 20 penampilan setiap musimnya.

Eden Hazard justru lebih sering berbaring di ruang perawatan ketimbang membantu Madrid meraih kemenangan. Ya, hari-hari Hazard di Spanyol dipenuhi oleh serangkaian cedera yang menyiksa. Kalau boleh dikata, mungkin Hazard lebih akrab dengan dokter klub ketimbang rekan-rekan satu timnya di skuad utama.

Tapi Dianggap Dewa di Chelsea

Total, Hazard mengalami 17 cedera yang berbeda selama empat tahun berseragam Real Madrid. Serangkaian operasi dan masa pemulihan membuat kita tak pernah melihat kualitas sebenarnya dari pemain berkebangsaan Belgia ini. Sebab, sebelum bergabung Los Merengues, Hazard adalah dewa bagi fans-fans Chelsea.

Jauh sebelum performanya yang turun drastis di Spanyol, Hazard telah membangun reputasi sebagai salah satu pemain sayap terbaik di Inggris, bahkan bisa dibilang terbaik di dunia. Ketika menguasai bola, Hazard selalu berhasil membuat pemain belakang lawan keringat dingin. Karena Hazard punya seribu satu cara untuk membongkar pertahanan lawan.

Bahkan dari kawan hingga lawan, semua telah mengakui kehebatan Hazard. Salah satu yang pernah mengatakannya adalah Juan Mata. Perlu diketahui, pemain asal Spanyol itu pernah menghabiskan satu tahun setengah bersama Hazard sewaktu di Chelsea. Dirinya merasa semuanya seperti terasa mudah jika bermain dengan Hazard. 

“Bagi saya, selama bertahun-tahun, dia adalah yang terbaik di liga. Dia bisa memenangkan pertandingan sendiri. Saya dulu berlatih dengannya dan saya tahu betapa bagusnya dia,” ujar Mata. Selain Mata, beberapa mantan pemain Chelsea yang lain pun sependapat. Dari mulai Frank Lampard, Willian, hingga Michael Ballack. Semuanya percaya bahwa Hazard adalah yang terbaik.

Bahkan Gianfranco Zola yang selama ini dikenal sebagai legenda tim juga tak pernah ragu untuk mengatakan bahwa Hazard adalah salah satu pemain terbaik di dunia pada tahun 2018. “Saya pikir Eden (Hazard) adalah salah satu pemain terbaik di Eropa dan juga di dunia. Dia terus menjadi lebih baik. Dia melakukan hal yang benar pada saat yang tepat dan dengan cara yang indah,” ungkap Zola

Prestasi Hazard Selama Membela Chelsea

Eden Hazard berposisi asli sebagai pemain sayap. Tetapi dirinya juga memiliki naluri mencetak gol yang tinggi kala berhadapan dengan gawang. Selama berkarier di Stamford Bridge, Hazard telah mencatatkan 110 gol dan 85 assist dalam 352 pertandingan. Torehan itu jadi bukti kehebatan Hazard di atas lapangan hijau.

Selain itu, Hazard juga telah menyumbangkan banyak gelar untuk Chelsea. Tercatat, mantan pemain Lille itu telah memenangkan dua trofi Liga Inggris musim 2014/15 dan 2016/17. Lalu, ia juga jadi bagian penting The Blues saat mengamankan dua gelar Europa League musim 2012/13 dan 2018/19. 

Hazard juga membantu Chelsea memenangkan beberapa piala domestik. Di luar trofi-trofi itu, dirinya juga beberapa kali meraih penghargaan individu. Seperti pemain terbaik Chelsea musim 2014/15 dan pemain terbaik Liga Inggris tahun 2015. Sayangnya, Hazard belum pernah menggondol penghargaan individu paling bergengsi di Eropa, Ballon d’Or.

Doyan Mabuk

Hazard memang pemain hebat yang kurang beruntung. Itu fakta yang tak terbantahkan. Tapi jika boleh berpendapat, apa yang dialaminya di Madrid adalah buah dari apa yang dilakukannya di masa lalu. Karena apa yang engkau tanam, maka itu yang akan kau tuai. Kehancuran karir Hazard bersama El Real adalah puncak dari gunung es.

Di bawah itu, banyak dosa-dosa Hazard yang belum terekspose. Dan jika kalian menyimak video ini, pasti kalian akan bergumam “oalah pantesan”. Dosa pertama yang menjadi kebiasaan buruk Hazard adalah gemar minum minuman keras. Minuman beralkohol jelas tak seharusnya dikonsumsi oleh seorang atlet, apalagi pesepakbola.

Dalam salah satu wawancaranya di podcast John Obi Mikel yang bertajuk “Obi One”, Hazard mengakui kebiasaan buruknya itu. Ia mengatakan bahwa minuman beralkohol dan beer adalah teman setianya saat menghabiskan waktu jeda kompetisi. Menurutnya, waktu luang adalah waktu di mana ia bisa mangkir dari segala bentuk latihan. 

Ia berdalih jika musim dimulai, maka dirinya akan menghentikan kebiasaan itu dan mulai memberikan yang terbaik baik di sesi latihan maupun saat pertandingan. Soal memberikan yang terbaik, kita bisa pegang ucapan yang itu. Tapi tentang menghentikan kebiasaan minum bir saat musim telah dimulai adalah omong kosong.

Rio Mavuba punya cerita unik tentang kebiasaan Hazard yang berlebihan dalam mengkonsumsi minuman beralkohol. Saat masih satu tim dengan Hazard di Lille, Mavuba membeberkan bahwa pemain sayap itu pernah bertanding dalam keadaan tidak sadar 100%, alias tipsy.

Momen itu terjadi saat Lille menghadapi Nancy dalam ajang Ligue 1. Malam hari sebelum pertandingan, Mavuba memang merencanakan acara minum-minum di kelab malam untuk pesta perpisahan Hazard. Ya, laga melawan Nancy adalah laga terakhir Hazard sebelum pindah ke Chelsea tahun 2012.

Semua pemain pun larut dalam pesta yang diadakan oleh Mavuba. Tapi, mereka tahu batasan. Ketika sudah berganti hari, mereka berhenti minum dan mulai kembali beristirahat. Tapi ketika Mavuba terbangun di pagi hari, dirinya terkejut karena Hazard masih terbangun dan terus melanjutkan minumnya seorang diri.

Di sore hari Hazard tetap masuk tim utama Lille. Dengan kondisi yang belum tidur dan belum sepenuhnya sadar, Hazard justru mencetak hattrick. “Tapi pada sore harinya ketika menghadapi Nancy, belum sampai 30 menit, Hazar cetak hattrick,” ucap Mavuba. Itu jadi salah satu momen tergila Hazard selama membela Lille.

Menendang Ballboy

Kelakuan buruk Hazard ternyata tidak hanya di luar lapangan. Meski dikenal sebagai pribadi yang humble dan seneng guyon, Hazard tetap manusia biasa. Ada kalanya ia kehabisan sabar dan dikuasai oleh emosi yang berlebihan. Salah satu momen yang paling tidak bisa dilupakan dari Hazard yang tak bisa menahan amarah adalah pada tahun 2013.

Momen ini terjadi saat The Blues ditahan imbang Swansea City pada leg kedua semifinal Piala Liga tahun 2013. Kala itu, kakak dari Thorgan Hazard itu tertangkap kamera menendang seorang ball boy di pinggir lapangan. Kronologinya, anak gawang yang bernama Charlie Morgan itu berusaha melindungi bola untuk mengulur-ulur waktu.

Hazard yang merasa kesal lantas menendang ball boy tersebut untuk merebut bola. Sayangnya, karena tindakannya itu, pemain asal Belgia itu harus menerima kartu merah dari wasit Chris Foy. Seusai laga, Hazard berdalih kalau tendangan yang mendarat di perut Morgan bukan sebuah kesengajaan.

“Ball boy menutup bola dengan tubuhnya dan saya hanya mencoba menendang bola,” ucap pria yang kini berusia 33 tahun tersebut. Lucunya lagi, beberapa hari setelah kasus itu, ada rumor yang mengatakan bahwa tindakan itu memang disengaja oleh Hazard. Dirinya sengaja mendapat kartu merah agar bisa menemani istrinya melahirkan. Menemani istri melahirkan memanglah romantis, tapi seharusnya ada cara yang lebih etis.

Ternyata Fans Arsenal

Eden Hazard menghabiskan tujuh tahun di Stamford Bridge. Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar. Dalam kurun waktu itu, kalian bisa bolak balik dari bumi ke bulan sebanyak lebih dari 300 kali. Tapi, waktu yang panjang itu tidak cukup bagi Hazard untuk menumbuhkan cinta terhadap Chelsea.

Beberapa tahun setelah hengkang dari Arsenal, dengan santainya, Hazard justru mengaku bahwa dirinya adalah fans Arsenal. Dikutip dari Premier Sports News, ketika masih kecil, Hazard banyak menonton pertandingan tim nasional Prancis. Pemain yang paling ia kagumi saat itu adalah Zinedine Zidane dan Thierry Henry. Nah, Henry adalah legenda Arsenal.

Karena menggemari Henry, maka Hazard juga sering menonton pertandingan-pertandingan Arsenal. Menurutnya, Arsenal pada tahun 2000-an awal memiliki banyak pemain top yang berasal dari Prancis. Selain Henry, masih banyak pemain-pemain idola Hazard yang memperkuat Arsenal kala itu.

“Saya sangat menyukai tim Arsenal saat itu. Mereka juga memiliki Robert Pires, Sylvain Wiltord, dan Patrick Vieira, pemain-pemain Prancis yang saya tonton saat saya tumbuh dewasa,” Tapi, sulit baginya untuk mengakui hal tersebut. Terutama setelah waktu yang dihabiskannya bersama Chelsea. 

Malas Latihan

Karier profesional Eden Hazard berakhir pada Oktober 2023 lalu. Meskipun mendapat banyak tawaran menarik, Eden Hazard memutuskan musim 2022/2023 sebagai musim terakhirnya bermain sepak bola pada level profesional. Salah satu alasan terkuat adalah, dirinya merasa kekuatan fisiknya sudah tidak seprima dulu.

Padahal dengan usianya, seharusnya Hazard bisa bermain untuk dua atau tiga musim lagi. Tapi pensiun adalah sebuah muara dari ketidakdisiplinannya selama masih menjadi pesepakbola. Selain demen minum-minuman beralkohol, Hazard diketahui sebagai pemain yang mudah puas dan paling malas untuk latihan.

Mengutip dari pemberitaan L’Equipe, Hazard tak segan untuk mengakuinya. Dirinya mengaku bahwa dirinya tergolong sebagai pemain yang malas. “Usai laga, saya tidak akan menghabiskan satu jam pun di pemandian air dingin. Tinggalkan saya sendiri, saya dan teman-teman pulang, bermain kartu dan minum bir,” ucap Hazard.

Hal tersebut juga diyakini oleh rekan-rekan satu timnya. Salah satu pemain yang berani speak up adalah John Obi Mikel. Selama berkostum The Blues, Mikel menilai kalau Hazard jadi pemain paling malas dalam berlatih. Ia bahkan heran kenapa Hazard masih tetap jadi andalan meski tak menunjukan sikap kerja keras di sesi latihan.

Malas latihan dan tidak menjaga pola hidup sehat membuat berat badan Hazard tidak terkontrol. Seperti yang diwartakan oleh The Chelsea Fans, Hazard bisa mengalami kenaikan berat badan sebesar empat sampai lima kilogram selama jeda pergantian musim. Tentu kalian juga pasti masih ingat ketika Hazard membuat geger media sosial saat tiba di Real Madrid dengan kondisi kelebihan berat badan.

Bom Waktu

Deretan sisi gelap Eden Hazard yang dilakukan selama karirnya tbak sebuah masalah yang tak pernah diselesaikan. Tak berdampak langsung memang, tapi karena terus didiamkan, lama-lama masalah itu menghambat laju karirnya. Berat badan yang semakin sulit dikontrol membuat lutut dan pergelangan kakinya tak bisa menahan skillnya.

Dengan beban berlebih, kakinya bekerja lebih ekstra dari biasanya. Itu membuat Hazard rentan cedera saat membela Real Madrid. Masalah-masalah yang awalnya terlihat sepele pun lama-lama berubah menjadi bom waktu yang telah meledak pada akhir tahun 2023 lalu. Dan akhirnya, kita harus melihat Hazard menyerah dengan keadaan.

Sumber: AS, Managing Madrid, World Soccer Talk, Standard, The Athletic, 90min

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru