Dortmund dan Munchen: Pertarungan Hingga Akhir, Siapa Juara Bundesliga?

spot_img

Bertahun-tahun sudah Bundesliga hanya jadi liga petani. Liga yang tak usah diprediksi dari awal musim, karena yang juara pasti sudah tertebak. Ya, Bayern Munchen terlalu perkasa di Bundesliga. Mereka tak henti-hentinya menggerogoti para pesaingnya.

Namun hal itu tak berlaku lagi musim ini. Ingat, raksasa itu kini sedang terluka. Para pesaing, terutama Borussia Dortmund kini sedang di atas angin memanfaatkan kondisi sang raksasa tersebut. Pergulatan hingga laga terakhir Bundesliga akan menjadi jawabannya. Benarkah sang raksasa Munchen benar-benar terkapar?

Ketimpangan Bundesliga Di Awal Musim

Tak ada yang menyangka bahwa Bundesliga musim ini akan berlangsung sengit. Lihat saja, para pesaing Munchen masih berkutat dengan masalahnya sendiri-sendiri.

Dortmund yang jadi runner up musim lalu, diragukan setelah ganti pelatih. Edin Terzic, pelatih muda yang masih bau kencur di Bundesliga, ditunjuk Die Borussen menggantikan Marco Rose. Yang lebih meragukan lagi, Dortmund kehilangan bintangnya, Erling Haaland yang dilepas ke City. Makin susah saja kans mereka untuk menjadi pesaing ketat Munchen.

Leipzig juga masih belum dikatakan sebagai pesaing berat Munchen. Sebab kekuatan mereka juga banyak berkurang awal musim ini. Seperti Alexander Sorloth, Nordi Mukiele, maupun Ademola Lookman.

Kedatangan Timo Werner yang inkonsisten bersama Chelsea, juga tak bisa diharapkan. Terlebih yang membuat Leipzig kurang ngegas musim ini adalah pelatihnya, Domenico Tedesco dipecat di awal-awal musim.

Pesaing yang lain seperti Leverkusen, Union Berlin, sampai Freiburg materi pemainnya tak sepadan untuk menargetkan menjadi pesaing Munchen. Mentok Leverkusen, itu pun masih dibangun pondasinya oleh pelatih muda Xabi Alonso.

Balada Inkonsistensi Munchen

Melihat kondisi seperti itu, ah sudahlah, dengan mudah Bayern Munchen jadi juara lagi musim ini. Lihat saja pembelian pemain mereka musim ini. Meski kehilangan Lewandowski, mereka gercep merekrut Sadio Mane. Tak lupa Die Roten membeli trio bintang ajax Gravenberch, Mazraoui, dan Daley Blind. Mereka juga menebus mahal bek Matthijs De Ligt dari Juventus.

Namun, kemudian apa yang terjadi? Alih-alih makin membahayakan, mereka malah inkonsisten. Di bawah pelatih Julian Nagelsmann, keadaannya seperti baik-baik saja. Die Roten hanya kalah tiga kali kala dibesutnya. Bahkan Die Roten juga sempat memimpin klasemen Bundesliga selama beberapa pekan.

Lalu apa yang menjadi penyebab Munchen inkonsisten? Jawabannya adalah masalah internal mereka. Pemecatan Nagelsmann secara sepihak oleh Munchen, menjadi muara dari beberapa masalah yang terkuak di tubuh tim.

Kesempatan Gelar Munchen Yang Hilang

Sejak Nagelsmann hengkang, sebenarnya ada secercah harapan besar karena yang menggantikannya adalah seorang Thomas Tuchel. Kemampuan Tuchel tak usah diragukan lagi. Di Chelsea, meski hanya separuh musim saja, ia masih bisa menggondol trofi Liga Champions.

Sayangnya, tak dinyana Tuchel malah seperti kaget ketika harus melatih tim sebesar Bayern Munchen. Die Roten malah mulai tidak konsisten. Satu per satu gelar yang diharapkan lenyap. Dimulai dari DFB Pokal, Munchen takluk oleh Freiburg. Lalu di Liga Champions, Tuchel takluk oleh Manchester City.

Dortmund Curi Momentum

Terlepas dari itu semua, keadaan Munchen di Bundesliga ternyata berbeda. Karena awalnya, asa untuk kembali berkuasa pun terbuka lebar. Ketika itu Tuchel mampu menang atas pesaing utama, Dortmund 4-2 di laga pertamanya melatih Munchen.

Akan tetapi, perlahan asa itu pun luntur. Tuchel banyak kehilangan poin termasuk setelah imbang atas Hoffenheim, dan dua kali kalah atas Mainz dan Leipzig. Kena comeback di tangan Leipzig di kandang sendiri itulah yang lantas dimanfaatkan Borussia Dortmund. Die Borussen di sisi lain justru berhasil mengatasi Augsburg dengan skor telak 3-0.

Kemenangan itu memperlihatkan betapa impresifnya Dortmund di akhir musim. Ketika Munchen tak stabil, Dortmund justru kerap membungkam lawannya dengan lebih dari tiga gol dicetak. Frankfurt, Wolfsburg, Monchengladbach, sampai Augsburg sudah menjadi korbannya.

Bantuan Dari Eks Dortmund?

Ironisnya, di balik kudeta yang dilakukan Dortmund, semua yang terlibat ternyata pernah berkaitan dengan tim yang identik kuning tersebut. Bayern Munchen yang dikalahkan RB Leipzig itu dilatih Thomas Tuchel, mantan pelatih Dortmund. Pelatih Leipzig yang mengalahkan Munchen juga mantan pelatih Dortmund, Marco Rose.

Nah, yang ketiga adalah pelatih Augsburg. Lawan yang menjadi tuan rumah kala dicukur Dortmund 0-3. Pelatih Augsburg yakni Enrico Maassen diketahui adalah mantan pelatih Dortmund II pada tahun 2020 hingga 2022. Dengan kombinasi trio pelatih eks Dortmund itu, secara tidak langsung, disengaja maupun tidak, telah membukakan jalan bagi Dortmund untuk jadi juara musim ini.

Dortmund Menanti Satu Dekade

Lengsernya Munchen dan naiknya Dortmund memunculkan cerita baru. Andaikan menjadi juara musim ini, Dortmund akan menuntaskan penantian panjangnya. Terakhir kali Dortmund juara Bundesliga adalah di musim 2011/12. Setelah itu, gelar mereka direbut paksa oleh Bayern Munchen. Hingga kini, setidaknya sebelum spieltag terakhir, gelar Bundesliga belum kembali ke Signal Iduna Park.

Inilah kesempatan emas Dortmund mengambil kembali gelar Bundesliga dari tangan Bayern Munchen. Sudah satu dekade lamanya, trofi yang mirip piring itu selalu singgah di Munchen. Musim ini sudah saatnya dominasi sang raksasa itu terpatahkan. Lalu bagaimana caranya Dortmund menuntaskan penantian itu?

Peluang Kedua Tim Di Laga Terakhir

Pergulatan hingga titik darah penghabisan, itulah judul yang tepat dari persaingan Dortmund dan Munchen musim ini. Di spieltag terakhir, kedua tim yang akan bersaing sama-sama menghadapi lawan yang di atas kertas mudah untuk diatasi.

Namun, Dortmund jauh lebih diunggulkan. Mereka akan bermain di markasnya sendiri melawan peringkat sembilan Bundesliga, FC Mainz. Walau pernah mengalahkan Munchen, Signal Iduna Park adalah tempat yang berbeda. Betapa sesak dan heroiknya seisi stadion dengan koreo-koreo khas dari para fans Dortmund. Hal itu akan menjadi faktor penentu Dortmund meraih mahkota musim ini.

Lagi pula, Dortmund juga diunggulkan karena kini memiliki 70 poin. Unggul dua poin dari Bayern Munchen. Di sisi lain, Die Roten akan bertamu ke markas FC Koln, tim peringkat 10 Bundesliga. Tentu Cologne adalah lawan mudah bagi Bayern Munchen. Jadi, Munchen kemungkinan bisa meraih kemenangan.

Tapi kemenangan atas Cologne tidak berarti jika Dortmund juga menang. Kalau itu yang terjadi, Dortmund yang akan keluar sebagai juara. Namun, andai Dortmund hanya bisa meraih hasil imbang, sedangkan Munchen menang, juara akan ditentukan agregat gol dan head to head antara Bayern Munchen dan Dortmund musim ini. Kalau begitu Bayern Munchen yang menang.

Atau jika ingin mempertahankan gelar, Bayern Munchen harus menang melawan Cologne. Sementara Dortmund mesti kalah dari Mainz. Tapi itu sepertinya nyaris mustahil. Dortmund di Bundesliga musim ini baru kalah sekali di kandang.

Well, dipastikan laga terakhir dari kedua tim ini akan seru. Akan menjadi penutup drama Bundesliga musim ini. Jadi, menurut football lovers siapa nih yang akan jadi juara?

Sumber Referensi : bundesliga, goal, en.as, transfermarkt, independent

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru