Bertahun-tahun sudah Bundesliga hanya jadi liga petani. Liga yang tak usah diprediksi dari awal musim, karena yang juara pasti sudah tertebak. Ya, Bayern Munchen terlalu perkasa di Bundesliga. Mereka tak henti-hentinya menggerogoti para pesaingnya.
Namun hal itu tak berlaku lagi musim ini. Ingat, raksasa itu kini sedang terluka. Para pesaing, terutama Borussia Dortmund kini sedang di atas angin memanfaatkan kondisi sang raksasa tersebut. Pergulatan hingga laga terakhir Bundesliga akan menjadi jawabannya. Benarkah sang raksasa Munchen benar-benar terkapar?
Scenes in Dortmund as Leipzig take the lead against Bayern Munich: pic.twitter.com/YkpMHV2PTm
— B/R Football (@brfootball) May 20, 2023
Daftar Isi
Ketimpangan Bundesliga Di Awal Musim
Tak ada yang menyangka bahwa Bundesliga musim ini akan berlangsung sengit. Lihat saja, para pesaing Munchen masih berkutat dengan masalahnya sendiri-sendiri.
Dortmund yang jadi runner up musim lalu, diragukan setelah ganti pelatih. Edin Terzic, pelatih muda yang masih bau kencur di Bundesliga, ditunjuk Die Borussen menggantikan Marco Rose. Yang lebih meragukan lagi, Dortmund kehilangan bintangnya, Erling Haaland yang dilepas ke City. Makin susah saja kans mereka untuk menjadi pesaing ketat Munchen.
Noch ☝️. Matchball am Samstach! pic.twitter.com/uEMqVp9yJt
— Borussia Dortmund (@BVB) May 21, 2023
Leipzig juga masih belum dikatakan sebagai pesaing berat Munchen. Sebab kekuatan mereka juga banyak berkurang awal musim ini. Seperti Alexander Sorloth, Nordi Mukiele, maupun Ademola Lookman.
Kedatangan Timo Werner yang inkonsisten bersama Chelsea, juga tak bisa diharapkan. Terlebih yang membuat Leipzig kurang ngegas musim ini adalah pelatihnya, Domenico Tedesco dipecat di awal-awal musim.
RB Leipzig will make a decision soon on Domenico Tedesco’s future. The board is considering Marco Rose as main candidate in case Tedesco will be fired, a serious possibility. 🚨⚪️🔴 #RBLeipzig
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) September 6, 2022
Talks will continue in the next hours and days. pic.twitter.com/m5QrHeNKX5
Pesaing yang lain seperti Leverkusen, Union Berlin, sampai Freiburg materi pemainnya tak sepadan untuk menargetkan menjadi pesaing Munchen. Mentok Leverkusen, itu pun masih dibangun pondasinya oleh pelatih muda Xabi Alonso.
DANKE @XabiAlonso!
— Bayer 04 Leverkusen (@bayer04fussball) May 18, 2023
DANKE #Werkself!#B04ASR 0:0 | #UEL | #Bayer04 | #ForOurDream pic.twitter.com/fpOf09uhXP
Balada Inkonsistensi Munchen
Melihat kondisi seperti itu, ah sudahlah, dengan mudah Bayern Munchen jadi juara lagi musim ini. Lihat saja pembelian pemain mereka musim ini. Meski kehilangan Lewandowski, mereka gercep merekrut Sadio Mane. Tak lupa Die Roten membeli trio bintang ajax Gravenberch, Mazraoui, dan Daley Blind. Mereka juga menebus mahal bek Matthijs De Ligt dari Juventus.
✍️🇲🇦✅ Noussair Mazraoui
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) July 19, 2022
✍️🇳🇱✅ Ryan Gravenberch
✍️🇸🇳✅ Sadio Mané
✍️🇩🇪✅ Serge Gnabry (new deal)
✍️🇳🇱✅ Matthijs De Ligt
Bayern Munich have won the transfer window. pic.twitter.com/U6jnPW04sP
Namun, kemudian apa yang terjadi? Alih-alih makin membahayakan, mereka malah inkonsisten. Di bawah pelatih Julian Nagelsmann, keadaannya seperti baik-baik saja. Die Roten hanya kalah tiga kali kala dibesutnya. Bahkan Die Roten juga sempat memimpin klasemen Bundesliga selama beberapa pekan.
Lalu apa yang menjadi penyebab Munchen inkonsisten? Jawabannya adalah masalah internal mereka. Pemecatan Nagelsmann secara sepihak oleh Munchen, menjadi muara dari beberapa masalah yang terkuak di tubuh tim.
Bayern Munich sacked Julian Nagelsmann, who still was in the UCL, DFB, and first in the league. Then they decided to sack him because they thought appointing Tuchel would save them. Bayern is now going trophy-less. What management by Bayern Munich.
— 𝙇𝘽𝙕 (@losblancoszone) May 20, 2023
pic.twitter.com/m6qZva4oqS
Kesempatan Gelar Munchen Yang Hilang
Sejak Nagelsmann hengkang, sebenarnya ada secercah harapan besar karena yang menggantikannya adalah seorang Thomas Tuchel. Kemampuan Tuchel tak usah diragukan lagi. Di Chelsea, meski hanya separuh musim saja, ia masih bisa menggondol trofi Liga Champions.
Sayangnya, tak dinyana Tuchel malah seperti kaget ketika harus melatih tim sebesar Bayern Munchen. Die Roten malah mulai tidak konsisten. Satu per satu gelar yang diharapkan lenyap. Dimulai dari DFB Pokal, Munchen takluk oleh Freiburg. Lalu di Liga Champions, Tuchel takluk oleh Manchester City.
Bayern Munich right now 😬 pic.twitter.com/jfr4xEvKzl
— B/R Football (@brfootball) May 20, 2023
Dortmund Curi Momentum
Terlepas dari itu semua, keadaan Munchen di Bundesliga ternyata berbeda. Karena awalnya, asa untuk kembali berkuasa pun terbuka lebar. Ketika itu Tuchel mampu menang atas pesaing utama, Dortmund 4-2 di laga pertamanya melatih Munchen.
Akan tetapi, perlahan asa itu pun luntur. Tuchel banyak kehilangan poin termasuk setelah imbang atas Hoffenheim, dan dua kali kalah atas Mainz dan Leipzig. Kena comeback di tangan Leipzig di kandang sendiri itulah yang lantas dimanfaatkan Borussia Dortmund. Die Borussen di sisi lain justru berhasil mengatasi Augsburg dengan skor telak 3-0.
WE BRING HOME THE 3 POINTS!!!! pic.twitter.com/NJzx3hV1C1
— Borussia Dortmund (@BlackYellow) May 21, 2023
Kemenangan itu memperlihatkan betapa impresifnya Dortmund di akhir musim. Ketika Munchen tak stabil, Dortmund justru kerap membungkam lawannya dengan lebih dari tiga gol dicetak. Frankfurt, Wolfsburg, Monchengladbach, sampai Augsburg sudah menjadi korbannya.
Bantuan Dari Eks Dortmund?
Ironisnya, di balik kudeta yang dilakukan Dortmund, semua yang terlibat ternyata pernah berkaitan dengan tim yang identik kuning tersebut. Bayern Munchen yang dikalahkan RB Leipzig itu dilatih Thomas Tuchel, mantan pelatih Dortmund. Pelatih Leipzig yang mengalahkan Munchen juga mantan pelatih Dortmund, Marco Rose.
Nah, yang ketiga adalah pelatih Augsburg. Lawan yang menjadi tuan rumah kala dicukur Dortmund 0-3. Pelatih Augsburg yakni Enrico Maassen diketahui adalah mantan pelatih Dortmund II pada tahun 2020 hingga 2022. Dengan kombinasi trio pelatih eks Dortmund itu, secara tidak langsung, disengaja maupun tidak, telah membukakan jalan bagi Dortmund untuk jadi juara musim ini.
Kemarin dua eks-pelatih Dortmund (Tuchel & Rose) berkolaborasi ‘membuka jalan’ utk Dortmund juara. Pelatih Augsburg kali ini, Enrico Maaßen juga eks-pelatih Dortmund II 👀
— Spieltag Indonesia (@SpieltagIndo) May 21, 2023
“Saya akan senang apabila Dortmund juara, tapi kami ga akan memberi bantuan utk mereka” pic.twitter.com/vyEpIFPqaj
Dortmund Menanti Satu Dekade
Lengsernya Munchen dan naiknya Dortmund memunculkan cerita baru. Andaikan menjadi juara musim ini, Dortmund akan menuntaskan penantian panjangnya. Terakhir kali Dortmund juara Bundesliga adalah di musim 2011/12. Setelah itu, gelar mereka direbut paksa oleh Bayern Munchen. Hingga kini, setidaknya sebelum spieltag terakhir, gelar Bundesliga belum kembali ke Signal Iduna Park.
⏪ Rewind to 2012, when Dortmund last won the Bundesliga title…
— DW Sports (@dw_sports) May 19, 2023
🏆 Could this be their year again? pic.twitter.com/3FCI0j684V
Inilah kesempatan emas Dortmund mengambil kembali gelar Bundesliga dari tangan Bayern Munchen. Sudah satu dekade lamanya, trofi yang mirip piring itu selalu singgah di Munchen. Musim ini sudah saatnya dominasi sang raksasa itu terpatahkan. Lalu bagaimana caranya Dortmund menuntaskan penantian itu?
Peluang Kedua Tim Di Laga Terakhir
Pergulatan hingga titik darah penghabisan, itulah judul yang tepat dari persaingan Dortmund dan Munchen musim ini. Di spieltag terakhir, kedua tim yang akan bersaing sama-sama menghadapi lawan yang di atas kertas mudah untuk diatasi.
One game to go in the Bundesliga 🏆🍿 pic.twitter.com/cxUMgB8zWM
— B/R Football (@brfootball) May 21, 2023
Namun, Dortmund jauh lebih diunggulkan. Mereka akan bermain di markasnya sendiri melawan peringkat sembilan Bundesliga, FC Mainz. Walau pernah mengalahkan Munchen, Signal Iduna Park adalah tempat yang berbeda. Betapa sesak dan heroiknya seisi stadion dengan koreo-koreo khas dari para fans Dortmund. Hal itu akan menjadi faktor penentu Dortmund meraih mahkota musim ini.
If Borussia Dortmund win their last league game, they will be Bundesliga champions 💪 pic.twitter.com/1moG6UB9QJ
— GOAL (@goal) May 21, 2023
Lagi pula, Dortmund juga diunggulkan karena kini memiliki 70 poin. Unggul dua poin dari Bayern Munchen. Di sisi lain, Die Roten akan bertamu ke markas FC Koln, tim peringkat 10 Bundesliga. Tentu Cologne adalah lawan mudah bagi Bayern Munchen. Jadi, Munchen kemungkinan bisa meraih kemenangan.
Tapi kemenangan atas Cologne tidak berarti jika Dortmund juga menang. Kalau itu yang terjadi, Dortmund yang akan keluar sebagai juara. Namun, andai Dortmund hanya bisa meraih hasil imbang, sedangkan Munchen menang, juara akan ditentukan agregat gol dan head to head antara Bayern Munchen dan Dortmund musim ini. Kalau begitu Bayern Munchen yang menang.
Atau jika ingin mempertahankan gelar, Bayern Munchen harus menang melawan Cologne. Sementara Dortmund mesti kalah dari Mainz. Tapi itu sepertinya nyaris mustahil. Dortmund di Bundesliga musim ini baru kalah sekali di kandang.
Well, dipastikan laga terakhir dari kedua tim ini akan seru. Akan menjadi penutup drama Bundesliga musim ini. Jadi, menurut football lovers siapa nih yang akan jadi juara?
🏆 2013 – Bayern Munich
— bet365 (@bet365) May 21, 2023
🏆 2014 – Bayern Munich
🏆 2015 – Bayern Munich
🏆 2016 – Bayern Munich
🏆 2017 – Bayern Munich
🏆 2018 – Bayern Munich
🏆 2019 – Bayern Munich
🏆 2020 – Bayern Munich
🏆 2021 – Bayern Munich
🏆 2022 – Bayern Munich
Borussia Dortmund are one win away from… https://t.co/dtJ0nXLzIG pic.twitter.com/oRzADFGXje
Sumber Referensi : bundesliga, goal, en.as, transfermarkt, independent