Gagal di Piala Dunia Qatar, lalu sang pelatih Luis Enrique berpisah. Ya, itulah fase di mana Timnas Spanyol memulai lembaran baru. Bukan hanya lembaran baru, sudah sedekade lamanya La Furia Roja puasa gelar.
Publik Negeri Matador pun penasaran, siapa pelatih yang bisa menyamai pencapaian Luis Aragones dan Vicente Del Bosque? Pertanyaan tersebut lalu dijawab oleh Federasi Sepakbola Spanyol dengan penunjukan Luis De La Fuente sebagai nahkoda baru La Furia Roja. Siapa De La Fuente ini? Memangnya sehebat apa dia?
Sebelum mengetahuinya, baiknya football lovers subscribe dan nyalakan loncengnya dulu agar tak ketinggalan konten menarik dari Starting Eleven Story.
Daftar Isi
Siapa Luis De La Fuente?
Luis De La Fuente adalah sosok pelatih 62 tahun yang sudah malang melintang di kancah sepakbola Spanyol. Ia menjadi pelatih sejak tahun 1997 silam. Namun harap maklum, secara prestasi, tak ada trofi yang ia raih selama menjadi pelatih di level klub.
Yang ada ia pernah mengalami beberapa kali pemecatan seperti halnya saat melatih Deportivo Alaves. Diario AS pernah mengatakan bahwa pelatih kelahiran Haro, Spanyol tersebut, sebagai pelatih medioker yang kurang terkenal.
Sosok De La Fuente baru dikenal di kalangan luas setelah ia menukangi Timnas Spanyol U-19 di tahun 2013. Apalagi saat ia meraih gelar di ajang Euro U-19 tahun 2015. Di final, anak asuh De La Fuente seperti Rodri maupun Mikel Merino mampu mengalahkan Rusia saat itu.
Pada tahun 2018, karier De La Fuente di timnas Spanyol kelompok umur berlanjut sebagai pelatih Spanyol U-21. Ia menggantikan pelatih sebelumnya yang mundur, Albert Celades. Di Spanyol U-21, De La Fuente sekali lagi mampu persembahkan trofi. Tepatnya di ajang Euro U-21 tahun 2019. Pasukan De La Fuente seperti Fabian Ruiz, Dani Olmo, maupun Mikel Oyarzabal mampu mengalahkan Jerman di final saat itu.
Luis de la Fuente as the coach of Spain U-21:
☑️42 games
✅34 wins
⭕️4 draws
❌4 defeats
⚽️113 goals scored
🥅24 goals conceded
🏆Euro U-21 2019Impressive but he will now face the biggest challenge in his managerial career as the number 1 of La Roja. 🇪🇸 pic.twitter.com/EY1Fm1aNco
— Football Talent Scout – Jacek Kulig (@FTalentScout) December 9, 2022
Diragukan
Dua gelar di level kelompok umur tersebut, membuat nama De La Fuente makin dikagumi. Baik itu oleh publik Spanyol maupun federasi. Tak hanya soal trofi, namun soal gaya kepelatihannya yang nggak neko-neko. Kalau kata The Athletic, De La Fuente dikenal sebagai pelatih yang mudah diatur.
Ketua Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF), Luis Rubiales sudah mengagumi sosok De La Fuente sejak menangani timnas U-19 2013 silam. Kekaguman Rubiales pada De La Fuente ditunjukan pada saat penunjukan langsung dirinya menggantikan Luis Enrique pasca Piala Dunia 2022.
Este es el seleccionador Luis de la Fuente el viernes durante la intervención del machista de Luis Rubiales. No paró de aplaudirle. Lleva colocado en la RFEF desde 2013. Tras la sanción de la FIFA a Rubiales ha sacado un comunicado censurando “sin paliativos” su actitud machista. pic.twitter.com/zWfquzUNl4
— Fonsi Loaiza (@FonsiLoaiza) August 26, 2023
De La Fuente pun terkejut saat ditunjuk oleh Rubiales. Menurut The Athletic, De La Fuente awalnya ragu karena belum berpengalaman menangani timnas senior sebelumnya. Tak hanya De La Fuente saja yang kaget dan ragu. Para fans dan publik Spanyol pun sama.
Banyak yang meragukan De La Fuente bisa sukses menukangi La Furia Roja.
Ya, tugas menangani timnas Spanyol amat berat. Sebagai pelatih, siapapun pasti dituntut untuk meraih gelar. Namun masalahnya, pasca era Del Bosque, terbukti beberapa pelatih gagal dan berhenti. Seperti misal Julen Lopetegui, Fernando Hierro maupun Luis Enrique.
Alasan Federasi
Namun pihak federasi pasang badan. Mereka bertanggung jawab penuh atas penunjukan De La Fuente. Rubiales pun sampai membela De La Fuente dari berbagai keraguan. Bahkan, De La Fuente sempat disebut sebagai masa depan sepakbola Spanyol oleh Rubiales.
Federasi terus meyakinkan kepada publik Spanyol, bahwa penunjukan De La Fuente juga karena beberapa alasan. Yang pertama, De La Fuente dianggap sosok yang tepat memimpin regenerasi skuad. Hal itu berdasarkan pada kedekatannya dengan para pemain muda saat menukangi kelompok umur hampir sedekade. De La Fuente dianggap sudah tau luar dalam bakat-bakat pemain Spanyol.
Alasan berikutnya yang dilihat federasi adalah sikap hormatnya pada Luis Enrique. Bagi federasi, hal itu dinilai penting. Meski lebih senior, De la Fuente tak malu bertukar pikir dengan Luis Enrique. De la Fuente memberikan penghormatan besar kepada Luis Enrique yang sudah berjasa membangun skuad La Furia Roja.
Las explicaciones de Luis de La Fuente el día que aplaudía a Rubiales pic.twitter.com/ieqmtV0YLm
— DelMadridDeCuna (@DlMadridDeCuna) March 27, 2024
Inovasi
De La Fuente punya prinsip. Yang sudah baik dari Enrique dilanjutkan, dan yang kurang baik akan dibenahi. Menurut The Analyst, ada beberapa inovasi yang dilakukan De La Fuente selama memegang Spanyol.
Ia tak lagi punya pendekatan Possesion Football seperti era Enrique. Spanyol di eranya, lebih mengandalkan pendekatan Direct Football dengan intensitas pressing yang tinggi.
Perpaduan pemain tua dan muda juga jadi kekuatan bagi Timnas Spanyol di bawah De La Fuente. Meski lama bergelut dengan para pemain muda, tak serta merta skuad Spanyol di bawah De La Fuente hanya didominasi pemain muda. Beberapa pilar senior seperti Carvajal, Nacho, Jesus Navas, maupun Morata nyatanya masih dikagumi oleh De La Fuente.
De la Fuente ha convocado a Carvajal, Nacho y Dani Ceballos 👏🏻👏🏻
¡ENHORABUENA @DaniCarvajal92 @nachofi1990 @DaniCeballos46 ! ❤️ pic.twitter.com/5wXeG03pYY
— Real Madrid Fans 🤍 (@MadridismoreaI) March 17, 2023
Salah satu inovasi yang dilakukan De La Fuente yang berbeda dari Enrique adalah menanggalkan kesenjangan antara pemain Real Madrid dan Barcelona. Kita tau di zaman Luis Enrique sempat tak ada pemain El Real yang dipanggil ke EURO 2020. Hal seperti itu tak lagi. Pemain senior Real Madrid seperti Nacho dan Carvajal sering jadi starter di eranya.
Keraguan Dan Bukti
Beberapa inovasi tersebut diapresiasi oleh publik Spanyol. Apalagi saat debutnya, De La Fuente membawa La Furia Roja membantai timnya Erling Haaland 3-0 di kualifikasi EURO 2024.
Namun apresiasi tersebut tak berlangsung lama. Saat kalah melawan Skotlandia 2-0 pada bulan Maret 2023, De La Fuente kembali diragukan. Apalagi kekalahan tersebut adalah kekalahan pertama yang dialami Spanyol di ajang Kualifikasi EURO sejak tahun 2014 silam.
Namun di tengah keraguan tersebut, De La Fuente tetap tegar. Ia pasang badan dan tak menyalahkan pemainnya. De La Fuente tak ragu soal skuadnya. Jelang Semifinal Nations League pada bulan Juni 2023, ia masih percaya dengan apa yang ia punya.
Spain win the 2023 UEFA Nations League 🏆 pic.twitter.com/CLtILQdY0V
— B/R Football (@brfootball) June 18, 2023
Terbukti, dengan mayoritas skuad yang dipertahankan, dan beberapa evaluasi yang dilakukan, Spanyol mampu membawa pulang trofi Nations League 2023. Itulah trofi pertama De La Fuente di timnas Spanyol. Trofi tersebut sekaligus membungkam beberapa keraguan kepadanya selama ini.
Kritik dan Pertaruhan Euro 2024
Sudah punya satu gelar, bukannya ia lepas dari keraguan. Ketika memanggil 26 pemain ke EURO 2024, ia masih menuai kritik. De La Fuente dikritik karena lebih memilih bek kanan gaek Jesus Navas yang menurun bersama Sevilla, ketimbang bek muda Spurs Pedro Porro. Di bek kiri, ia dikritik karena lebih memilih pemain yang bapuk di Chelsea, Marc Cucurella, daripada bek kiri yang sedang gacor bersama Girona, Miguel Gutierrez.
Pau Cubarsí, Marcos Llorente and Aleix Garcia miss out as Luis de la Fuente confirms Spain Euro 24 squadhttps://t.co/et9hOPbhcN#Euro2023 #Spain 🇪🇸#LaRoja
— AS USA (@English_AS) June 7, 2024
Di lini tengah, ia juga dikritik karena mencoret pemain Girona, Aleix Garcia. Ia lebih memilih pemain bocil seperti Fermin Lopez. Namun, De La Fuente tak gentar menghadapi kritikan tersebut. Dengan skuad pilihannya, ia berani bertanggung jawab penuh dengan segala resiko yang akan dihadapi Spanyol di EURO 2024. Ia berdalih semua keputusannya tersebut sudah dipertimbangkan secara matang sesuai kebutuhannya.
Kini federasi sudah kadung percaya pada De La Fuente. Bahkan kepercayaan tersebut ditunjukan dengan memperpanjang kontrak De La Fuente sebelum EURO 2024 dihelat. Mampukah De La Fuente menjawab kepercayaan tersebut? Atau justru ia akan kembali dijuani keraguan dan kritikan? Wallahu A’lam Bishawab.
Sumber Referensi : en.as, nytimes, sportingnews, nytimes, transfermarkt, theanalyst, bbc, france24