“Sholat, cetak gol, menang dan mengulanginya”. Mungkin itu motto hidup yang dipegang oleh bomber Timnas Indonesia, Dimas Drajad. Urusan mencetak gol barangkali belum menjadi kegiatan serutin itu bagi Dimas. Namun penampilannya di dua pertandingan FIFA Matchday kontra Curacao sudah cukup untuk menyita perhatian publik pecinta Timnas Indonesia.
Dimas Drajad merupakan satu dari empat penyerang murni yang dipilih Shin Tae-yong pada laga FIFA Matchday. Pemain Persikabo itu terus mendapatkan kepercayaan dari Shin Tae-yong sejak pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2023. Dimas berhasil tampil impresif tiap kali mendapatkan kesempatan. Ia bahkan mencatatkan dua gol dan satu assist di dua laga kontra Curacao.
Munculnya nama Dimas Drajad sebagai salah satu opsi lini depan Indonesia membuatnya digadang-gadang bakal jadi jawaban dari striker nomor 9 yang selama ini dicari-cari. Peran yang diemban Dimas dirasa cocok dengan kemampuan yang ia miliki. Namun, sudah tepatkah kita menyebut Dimas Drajad sebagai solusi dari lini depan Timnas Indonesia?
Daftar Isi
Dari Timnas U-19 Jadi Prajurit TNI
Sebagai putra dari mantan penyerang era Primavera edisi pertama, M. Sulkan, Dimas Drajad mewarisi kehebatan mendiang ayahnya. Apalagi sejak usia muda, Dimas mendapat mentor sekaliber Widodo Cahyono Putro yang juga salah satu penyerang hebat yang pernah dimiliki Indonesia.
Dulu, Dimas Drajad bukanlah nama yang paling kemilau di Timnas U-19 2013. Ia kalah tenar dari Evan Dimas, Maldini Pali hingga Muchlis Hadi Ning.
Namun kini di saat rekan seangkatannya di Timnas U-19 tak lagi menembus Timnas, ia justru jadi andalan.
Konsisten terus, Dimas! 🔥 pic.twitter.com/em0o5UVdr8
— The Reds Indonesia (@The_RedsIndo) September 27, 2022
Pemain yang pernah menimba ilmu di Deportivo Indonesia ini sebetulnya sudah mencicipi atmosfer Timnas Indonesia sejak usia belia. Jika kalian belum tahu, Dimas yang masih berusia 17 tahun tergabung dalam Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri. Namun, Dimas Drajad hanya menjadi opsi kedua setelah Muchlis Hadi Ning Syaifulloh.
Setelah menjuarai AFF U-19 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo tahun 2013, Dimas Drajad kembali tergabung dengan skuad Timnas U-19 era Fakhri Husaini pada tahun 2015. Rencananya, skuad tersebut bakal tampil di Piala AFF 2015. Namun, mereka gagal berkiprah di turnamen tersebut lantaran sepakbola Indonesia dijatuhi sanksi oleh FIFA.
Pembekuan PSSI sedikit banyak mengganggu perkembangan Dimas Drajad. Melihat kondisi sepakbola Indonesia yang kian berantakan, ia akhirnya banting setir dan memutuskan untuk bergabung dengan pasukan TNI sembari membela PS TNI. Dimas menjalani tes di markas latihan TNI Angkatan Darat Rindam 03 Siliwangi, Bandung, pada September 2015.
Sempat Menghilang Karena Cedera Panjang
Setelah FIFA mencabut sanksi PSSI, Dimas Drajad yang begitu mencintai sepakbola tak kuasa menahan hasrat untuk kembali bermain. Namun, kondisi fisik yang sudah tak sama lagi membuatnya sering diganggu cedera. Ketika menjalani masa peminjaman di PSMS Medan tahun 2017, Dimas kehilangan banyak menit bermain lantaran mengalami cedera hamstring.
Meski demikian, saat kembali ke PS TNI yang sudah berganti nama menjadi Tira Persikabo, Dimas sempat tergabung dalam skuad Timnas Indonesia U-23 yang menjuarai AFF U-23 pada awal 2019. Namun ia hanya memainkan satu laga dan mendapati dirinya harus menepi dalam waktu yang lama akibat cedera lutut. Ia bahkan absen sepanjang tahun 2019.
Namun, pandemi COVID-19 pada awal 2020 lalu seolah jadi berkah tersendiri baginya. Ia jadi memiliki waktu untuk memulihkan kondisi fisiknya sebelum kembali bermain penuh untuk Laskar Padjajaran.
Catatan Manis Dimas Drajad Musim 2021/2022
Pasca pandemi, sepakbola Indonesia mulai kembali hidup. Di tengah gencarnya klub-klub Indonesia mendatangkan penyerang asing, keberadaan Dimas Drajad merupakan sebuah oase. Ia menjadi salah satu penyerang berkebangsaan Indonesia yang sangat layak diperhitungkan.
Ilija Spasojevic memang jadi yang paling subur di perhelatan BRI Liga 1 2021/22 dengan mencetak 23 gol dalam satu musim. Tetapi 11 gol yang dibuat Dimas Drajad bersama Persikabo, menjadikannya penyerang pribumi tersubur di musim tersebut. Hanya penyerang senior, Samsul Arif Munip yang menyamai catatannya.
Berbekal performa oke tersebut, Dimas Drajad secara mengejutkan mendapatkan panggilan dari pelatih Shin Tae-yong pada laga Kualifikasi Piala Asia 2023. Praktis setelah Kualifikasi Piala Asia, Dimas Drajad terus mendapatkan kesempatan dari Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
Kepercayaan yang berhasil dibayar dengan torehan tiga gol dari enam laga yang sudah dimainkan bersama skuad Garuda. Fyi saja, Dimas Drajad jadi satu-satunya pemain Timnas Indonesia U-19 angkatan Evan Dimas yang selalu dipanggil oleh Shin Tae-yong sejak Kualifikasi Piala Asia kemarin.
Kelebihan Dimas Drajad
Memiliki latar belakang sebagai seorang prajurit membuat Dimas Drajad menjelma jadi pemain yang memiliki etos kerja tinggi dan selalu menerapkan jiwa korsa di setiap pertandingan. Hal itu dibuktikan dengan gaya permainannya yang mengutamakan sepakbola kolektif ketimbang mengandalkan kemampuan individunya.
Di musim ini, Dimas Drajad mampu mempertahankan performa impresifnya bersama klub. Maka dari itu, ia kembali dipanggil Shin Tae-yong dalam agenda Timnas Indonesia menghadapi Curacao. Sebagai pelatih Persikabo, Djadjang Nurdjaman memberikan pujiannya kepada Dimas Drajad. Menurutnya, Dimas merupakan striker yang komplit.
“Dimas itu striker yang komplit. Dia punya skill, postur bagus, naluri mencetak gol yang bagus dan yang terpenting, ia bukanlah striker yang egois. Dan pada dua pertandingan lawan Curacao, Dimas sudah menunjukan itu,” ujar Djanur dikutip Bolasport.
Sementara itu, Dimas Drajad mensyukuri apa yang didapatkannya dalam laga melawan Curacao. Ia menegaskan bahwa kemenangan timnas Indonesia merupakan hal terpenting baginya.
Dimas Drajad yang mencetak 4 gol memang bukan pemain lokal paling tajam di liga musim ini. Masih ada Spaso yang sudah mengantongi 7 gol. Tapi kemampuan mencetak gol saja tidak cukup bagi Coach Shin, Dimas dinilai unggul dalam stamina dan etos kerja guna melakukan tekanan di sepertiga area bertahan lawan.
Berbeda dengan Spaso yang cenderung hanya menunggu di kotak penalti. Jadi, meski sama-sama pemain nomor 9, Shin Tae-yong lebih menyukai gaya bermain Dimas Drajad.
Pemain Nomor 9 Yang Dirindukan
Dalam dua laga melawan Curacao, Timnas Indonesia memang tak mengambil inisiatif untuk menguasai bola. Indonesia tercatat hanya menampilkan persentase penguasaan bola di angka 40% saja. Dengan begitu, mengandalkan kerja keras dan kecepatanya, Dimas Drajad diposisikan sebagai striker yang bertugas memberikan high press ketika tim lawan tengah menguasai bola.
Tak cukup di situ, Dimas juga sangat baik berperan sebagai target man di lini depan. Hal itu terbukti saat ia memberikan umpan kepada Marc Klok ketika terciptanya gol penyeimbang di laga pertama kontra Curacao.
Indonesia 🇮🇩 3-2 🇨🇼 Curacao
⚽
18′ Marc klok
22′ Fachrudin
56′ Dimas Drajad#TimnasDay pic.twitter.com/7r79in4yWY
— Cah Wonogiri 🇮🇩 ⚽️⚽️🏍️🏍️ (@CahWonogiri80) September 24, 2022
Pergerakannya di kotak penalti Curacao, berhasil menarik perhatian bek lawan. Sehingga ia mampu membuka ruang bagi rekan-rekan lainnya. Menerima umpan dari Egy, Dimas yang jeli langsung memantulkan bola kepada Klok yang berdiri tanpa pengawalan. Klok yang tinggal berhadapan dengan kiper tak kesulitan untuk menjebol gawang Curacao.
Kepercayaan Shin Tae-yong tampaknya berhasil dibayar lunas oleh Dimas Drajad. Pemain yang juga Anggota TNI angkatan darat itu berhasil mencetak 2 gol 1 assist dari dua laga. Namun ketika Dimas disebut sebagai jawaban lini depan Timnas Indonesia, ia tetap rendah hati. Dimas memilih untuk fokus ke AFF 2022 Desember mendatang. Ajang tersebut bakal jadi panggung pembuktian bagi Dimas Drajad bersama Timnas Indonesia.
https://youtu.be/A8FQkWwlqyw
Sumber Referensi: Bola.net, Sportstar, Bola, Goal, Bolasport, Transfermarkt