Ada seseorang yang menangis emosional ketika Lionel Messi mengangkat mahkota juara dunia di Qatar lalu. Ia bukanlah keluarga maupun teman dekatnya, melainkan bekas mentor pertama dalam karir sepakbola profesionalnya, Frank Rijkaard.
Rijkaard dan Messi, bak dua insan yang tak dapat dipisahkan dan dilupakan begitu saja dalam dunia sepakbola. Tanpa keduanya kita tak bisa menikmati sepakbola indah Messi di atas lapangan. Lalu seberapa penting sih peran Rijkaard dalam karir Messi?
Today, exactly 15 years ago, a certain Lionel Messi made his debut for FC Barelona under Frank Rijkaard.
— 𝐀𝐅𝐂 𝐀𝐉𝐀𝐗 💎 (@TheEuropeanLad) October 16, 2019
Historical moment. Historical picture. pic.twitter.com/5zMB2pJhS0
Daftar Isi
Messi Merantau
Tak disangka seorang superstar sepakbola bernama Messi dulunya merupakan seorang bocah yang cengeng. Ia berangkat merantau ke Spanyol bersama ayahnya saat usianya baru menginjak 13 tahun.
Hatinya selalu gundah gulana ketika sesampainya di Spanyol. Ia sempat homesick tak kerasan di tempat barunya itu. Sering kali ia menangis sebelum tidur. Sang Messi kecil rindu keluarga dan temannya di kampung.
13-year-old Messi with Barcelona in 2000. 📸 pic.twitter.com/ajCqRrelYy
— Timeless Sports (@timelesssports_) August 10, 2021
Kenapa sih Messi mau pindah waktu itu? Ada yang menyebut bahwa Messi berkenan pindah karena Barcelona bersedia menggaransi biaya pengobatan hormon pertumbuhannya yang diketahui bermasalah sejak dua tahun sebelumnya.
Lalu siapa yang meyakinkan Messi? Banyak orang sepakat menyebut nama Carles Rexach. Mantan pemain Barca sekaligus direktur teknis Barca waktu itu. Ia lah yang pertama kali melihat bakat Messi dan membawanya ke Catalan tahun 2000 silam dari Newell Old Boys.
FACT: Messi’s first contract with Barcelona was signed on a tissue paper by Barca legend Charles Rexach #fcb pic.twitter.com/24772RFBm6
— El Máestro (@ElMaestrofcb) September 17, 2014
Masuk Akademi Barcelona Dan Hampir Dijual
Saat masuk La Masia, di situlah ia mulai dikenal dengan sebutan “Class of 1987”. Sebuah sebutan bagi generasi La Masia Barca di tahun 2003 bersama Fabregas dan Pique.
FC Barcelona’s Class of 87.
— Football Talent Scout – Jacek Kulig (@FTalentScout) January 2, 2022
Plenty of amazing talents such as Leo Messi, Gerard Piqué, Cesc Fàbregas, Franck Songo’o, Víctor Vázquez, Marc Valiente, Marc Pedraza, Toni Calvo, Sito Riera.
Coached by Tito Vilanova among the others.
La Masia’s best team ever. pic.twitter.com/u28F54ZqIk
Namun ketika itu sempat terjadi krisis finansial di tubuh Blaugrana. Hal itu berujung pada dijualnya para talenta muda mereka ke klub lain yang mampu membayar dan menggajinya lebih.
Sebagai contohnya Fabregas yang akhirnya hijrah ke London bergabung dengan akademi Arsenal pada tahun 2003. Lalu disusul Pique yang hijrah juga ke Inggris bersama tim muda Manchester United pada 2004.
Tapi nasib berbeda dialami Messi. Ia dibela mati-matian oleh para pelatih tim muda Barca ketika itu. Termasuk pelatih tim senior Barcelona ketika itu, Frank Rijkaard.
Bakat Messi sejak bermain di akademi Barca tak dipungkiri terus dipantau meneer Belanda itu. Bahkan Rijkaard berjanji jika ia terus konsisten dan berkembang, ia akan memasukkannya ke tim senior di waktu yang tepat.
2000 ➡️ 2021
— SportsCenter (@SportsCenter) August 5, 2021
Messi’s time with Barcelona has come to an end. And what a run it was 👏 🐐
(via @FCBarcelona) pic.twitter.com/utyKo0V60R
Debutnya Disukai Rijkaard
Hari penantian pun tiba. Seiring penampilan Messi yang meroket bersama tim akademi, Rijkaard menepati janjinya. Messi dibawa oleh Rijkaard ke daftar pemain yang dibawa untuk laga uji coba melawan Porto yang diasuh Mourinho.
Tepatnya pada 16 November 2003. Messi yang masih berusia 16 tahun 145 hari masuk menggantikan Fernando Navarro di menit 75. Diberi menit bermain oleh Rijkaard sebanyak 15 menit, pemain mungil bernomor punggung 14 itu mampu tampil mengesankan meskipun timnya kalah 2-0. Ditempatkan sebagai second striker, dribbling serta kecepatannya mampu mengobrak-abrik lawan.
📆 On this day in 2003
— Everything Messi (@EverythingLM1O) November 16, 2021
A teenager Messi made his FC Barcelona debut against Porto.
That was a start of something new 🐐
pic.twitter.com/qnuW0aO767
Debut La Liga
Tak hanya sampai di laga uji coba. Perlahan Rijkaard tahu kapan saat yang tepat membawa bocah cengeng itu ke pertandingan resmi. Sampai suatu saat momen itu hadir pada 16 Oktober 2004.
Dalam “Derby Catalan” kala bertandang ke Espanyol, nama Messi kembali muncul di daftar skuad Barca yang dibawa ke stadion Olimpic Lluis Companys.
Sampai akhirnya ia pun debut menggantikan Deco di menit 82. Rijkaard kala itu menginstruksikan pemain bernomor punggung 30 itu untuk kembali menempati posisi second striker di belakang Henrik Larsson. Selama 8 menit tersisa, Messi berjibaku melawan bek Espanyol yang dikomandoi Mauricio Pochettino.
📅 #OnThisDay in 2004, it all started…
— LaLiga English (@LaLigaEN) October 16, 2019
👕 455 matches
⚽️ 420 goals
👟 162 assists
👑 10 #LaLiga titles
Today we’re celebrating 1⃣5⃣ years since LEO MESSI’s debut in #LaLigaSantander!
💙 @FCBarcelona ❤️ pic.twitter.com/0R7Gfb0Voa
Sempat Diabaikan Rijkaard
Tapi apakah dengan debutnya itu, Rijkaard lantas mempercayainya untuk terus bermain? Faktanya tidak demikian. Messi hanya bermain di musim 2004/05 sebanyak 9 kali. Termasuk torehan satu gol debutnya saat melawan Albacete ketika Barcelona digendong Ronaldinho.
#OnThisDay in 2005, Lionel Messi scored his first senior goal as Barcelona beat Albacete.
— Planet Football (@planetfutebol) May 1, 2022
He’s done alright since then…pic.twitter.com/rA9MyTWahC
Artinya Rijkaard tak terlalu percaya dan tak tega untuk memforsir bocah yang baru berusia 17 tahun itu. Rijkaard tak mau gegabah mengeluarkan bakat terbaiknya di saat yang tidak tepat. Di sisi lain, ketika itu lini serang Barca juga masih menumpuk pemain macam Eto’o, Giuly, Ronaldinho, Larsson, maupun Maxi Lopez.
Sampai akhirnya Messi pun merasa dipinggirkan. Messi mengakui bahwa situasi itu benar terjadi, dan syukurnya ia sadar akan keadaan itu.
“Terkadang saya tak paham mengapa saya tak dipilih untuk bermain. Tapi ketika itu saya melihatnya dengan kepala dingin. Saya pikir pelatih memperlakukan saya dengan sangat baik, dan tanpa tergesa-gesa,” kenang Messi.
Tapi apakah hal itu masih berlaku hingga musim-musim berikutnya? Messi pernah diganggu cedera parah karena jaringan ototnya robek. Cedera itu dideritanya dari Maret 2006 hingga akhir musim 2005/06.
Petaka itulah yang memaksa karier Messi yang sejatinya bisa bersinar lebih cepat, tertunda. Rijkaard tentu juga tak mau memaksakan Messi untuk tampil sebanyak mungkin di kala ia punya riwayat cedera otot yang parah.
Tetapi sebelum cedera, ia sudah makin banyak diberi menit bermain. Dari segi torehan gol dan assist-nya pun meningkat di musim 2005/06 dengan 8 gol dan 1 assist.
Messi – Barcelona 2006 pic.twitter.com/L2eLLTgTJO
— HQ PHOTOS | 🇦🇷 (@ARG_HQ) April 11, 2020
Transformasi Messi Sebagai Winger Kanan
Lalu kenapa torehan Messi bisa meningkat? Ya, hal itu tak lepas dari peran Rijkaard yang melakukan transformasi besar-besaran bagi posisi Messi.
Kita tahu bahwa posisi Messi sebelumnya adalah sebagai second striker maupun gelandang serang di belakang striker. Dan Rijkaard musim itu mengubahnya menjadi penyerang sayap kanan. Ia dipakai selama 27 kali di posisi itu.
Messi debuted his senior club career under Frank Rijkaard. A attacking minded coach with preferred formation 4-1-2-2-1 and 4-3-3 with one deep winger and one doing the no.10 work.
— ARYESH 𓃵 (@aryesh_10) October 10, 2022
Messi was put on right flank which was opposite to his position in the youth team. pic.twitter.com/CFXuJ0gizC
Messi sendiri sangat senang dan tak peduli dengan peran barunya itu asalkan dapat bermain lebih. Rijkaard sendiri mengerti betul kelebihan Messi untuk bisa cocok di posisi barunya itu. Dengan kaki kirinya yang kuat, ia bisa cut inside ke area kotak penalti dengan sempurna dari sisi kanan.
Dengan kepiawaiannya itu, akhirnya Messi pun mampu perlahan menggantikan posisi sayap kanan inti Barca waktu itu, Ludovic Giuly. Menurut Transfermarkt, ia makin gacor di dua musim terakhirnya bersama Rijkaard ketika bermain sebagai penyerang sayap kanan. Ia total sudah bermain 65 kali diposisi itu dan membuat 32 gol.
Rijkaard Adalah Pelatih Terpenting Dalam Karirnya
Sampai pada akhirnya musim Barca bersama Rijkaard harus disudahi pada 2008. Messi harus berpisah dengan mentor pertamanya itu. Messi sendiri mengatakan bahwa Rijkaard adalah sosok yang sangat berjasa dalam karirnya sebagai pesepakbola. Karena Rijkaard ia bisa jadi seperti sekarang ini.
Apa jadinya jika kesempatan bermain itu tak diberikan oleh Rijkaard, mungkin ia sudah dijual dan tidak meraih banyak kesuksesan bersama Barca. Jadi, Lionel Messi, berterimakasih lah pada Rijkaard.
💙❤️ Leo #Messi & Frank #Rijkaard 💙❤️
— FC Barcelona (@FCBarcelona_es) December 3, 2017
¡Qué ilusión verte hoy en el entrenamiento, Frank! pic.twitter.com/woQiEgsVSZ
Sumber Referensi : sportsbrief, fcbarcelona.com, goal.com, transfermarkt, bleacherreport, mirror