Cungkring, berpostur tak terlalu tinggi, dan mudah jatuh. Itulah Cristiano Ronaldo ketika masih berusia belasan tahun yang sedang menimba ilmu di akademi Sporting Lisbon sejak 1997. Sampai akhirnya ia lulus lebih cepat untuk dipromosikan ke tim utama Sporting Lisbon.
Lantas siapa yang mempromosikan dan memberinya menit bermain lebih? Tak dipungkiri, banyak orang yang menyebut bahwa Sir Alex Ferguson lah yang memolesnya hingga menjadi superstar seperti sekarang.
Namun apa jadinya kalau CR7 tak dipoles dahulu oleh orang ini di Sporting Lisbon? MU, Fergie, dan seluruh pecinta sepakbola di dunia pun tak akan menikmati indahnya permainan CR7 dalam hidupnya.
Parabens Laszlo Boloni 😃💚🤍🟢⚪️
— Kev (@SCP_Kev) March 11, 2021
Happy Birthday Laszlo Boloni the last Sporting manager that won us the league in 2002 Legend 😃💚🤍🟢⚪️ pic.twitter.com/egNgf10gnB
Daftar Isi
Ditemukan Dan Dipromosikan Laszlo Boloni
Jatuh cinta pada pandangan pertama. Itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan ketertarikan seorang pelatih asal Rumania, Laszlo Boloni terhadap bakat Cristiano Ronaldo.
Bagi fans Cristiano Ronaldo di penjuru dunia, mungkin kini harus akrab dengan nama yang satu ini. Siapa sih Boloni ini sebenarnya? Ia adalah pelatih Sporting Lisbon yang ditunjuk sejak musim 2001/02.
Ia hanyalah pelatih medioker. Meski hingga kini sudah melalangbuana ke beberapa klub medioker sampai akhirnya kini melatih FC Metz di divisi liga dua Prancis
Ketika ia melatih Sporting, Ronaldo masih berada di tim akademi. Singkat cerita, suatu saat Boloni melihat tim akademi bermain. Tak diduga ia langsung kepincut dengan talenta CR7.
Tanpa fafifu wasweswos, Boloni ingin anak muda itu berada di timnya. CR7 tak menyangka secepat itu ia dipanggil ke tim utama. Bahkan ia masih berusia 17 tahun waktu itu. Secara pertandingan pun CR7 masih bermain dua kali di tim akademi.
🗣| Laszlo Boloni [Cristiano Ronaldo’s first ever coach]:
— TCR. (@TeamCRonaldo) June 22, 2021
“Cristiano always wanted to be the best and he achieved it. In training he would always want to challenge himself vs the best, when he lost, he would want to go again and again. He had all the talent, from the start.” pic.twitter.com/8mbMKrSpu4
Walau begitu, Boloni yakin dengan keputusannya sendiri, karena didasari oleh insting yang tajam dalam melihat bakat pemain. Menurutnya CR7 berbeda dari teman sebayanya di akademi.
“Saya pergi melihat tim junior, lalu meminta dia bergabung dengan tim utama. Alasannya, dia punya atribut yang bagus. ia sangat cepat, dan punya kemampuan teknik yang mumpuni,” kata Boloni kepada Marca.
Boloni Sempat Ditertawakan
Ronaldo yang dianggap sudah dewasa dalam bermain dibanding bocah seumurannya, membuat Boloni nekat melabeli CR7 sebagai calon bintang besar yang bisa melewati pencapaian legenda Portugal macam Eusebio maupun Luis Figo.
Boloni, the man who discovered Cristiano Ronaldo: I said he’d surpass Figo and Eusebio https://t.co/FQU4OpSvAX pic.twitter.com/4iMEnf8F1C
— Lasgidi Reporters (@LasgidiRepoters) April 27, 2020
Sikap Boloni tersebut wajar jika ditertawakan oleh publik Portugal. Karena CR7 sendiri belum menunjukan performa yang mejanjikan. Bermain di level senior saja belum, kok sudah bilang muluk-muluk?
Ditambah soal perkataan Boloni yang menyeret nama Eusebio dan Luis Figo. Karena tak dipungkiri bahwa mereka berdua bagi publik Portugal sudah bak dewa. Boloni pun sadar perkataannya telah membuat masalah sehingga dicibir. Namun Boloni tak tinggal diam. Ia tetap yakin pada pendiriannya terhadap Ronaldo.
Debut CR7 Di Bawah Boloni
Lalu apa yang dilakukan oleh Boloni? Ia memberikan menit bermain lebih CR7 sekaligus memberinya debut di tim senior. Awalnya debut Ronaldo di tim senior dicoba dulu di uji coba pramusim.
https://t.co/JsJ4WM0xsT 20 years ago today..Boloni gives #Ronaldo his debut pic.twitter.com/hi8sBgKiRN
— tim caple (@timcaple) August 14, 2022
Melawan Lyon, PSG dan Real Betis, pemain cungkring bernomor punggung 28 itu langsung menyita perhatian kala menceploskan gol ke gawang Betis pada 3 Agustus 2002. Setelah itu, barulah media Portugal mulai banyak memberitakan CR7. Namanya kini muncul ke permukaan setelah sebelumnya banyak dicibir berkat perkataan Boloni.
El primer gol de @Cristiano Ronaldo en su carrera profesional con el @Sporting_CP de Lisboa 🇵🇹 contra el @RealBetis.
— Leo Zerna🇪🇨⚽️📝 (@leozernna) August 18, 2022
El 3 de agosto del 2002.
El comentarista no sabía cómo se llamaba Cristiano y lo llamó Custodio.#CR7𓃵 pic.twitter.com/iChAFnRNWj
Debut profesional Ronaldo di pertandingan resmi baru dijalani pada 14 Agustus 2002. Ketika Sporting berjibaku mendapatkan tempat di fase grup Liga Champions di babak kualifikasi melawan Inter.
Namun Ronaldo yang masuk menjadi pengganti tak mampu mengubah keadaan. Hasil 0-0 pun terjadi. Tapi di luar itu, sejak debutnya di laga uji coba, ia sudah semakin berkembang secara permainan.
Transformasi CR7 Dibawah Boloni
Lantas bagaimana bisa CR7 makin berkembang? Kembali lagi, hal itu tak terlepas dari peran Boloni. Secara khusus, ada satu hal yang jadi penentu kesuksesan dan kini jadi utang besar CR7 kepada Boloni.
Lazslo Boloni (Ex-Coach of Cristiano Ronaldo at Sporting CP):
— CristianoXtra (@CristianoXtra_) June 22, 2021
“Cristiano Ronaldo left his family at the age of 12 to live in a sports center that wasn’t what we see today. He had no one who could console him, even Cristiano, but he was focused on being the best in the world. ” pic.twitter.com/vvSDZtmGiu
Hal Itu adalah perubahan posisi yang dilakukan terhadap dirinya. Bagaimanapun andai tak berubah posisi, mungkin CR7 tak akan sedahsyat sekarang. Asal tahu saja, dulu di tim junior, CR7 bermain sebagai striker “Nomor 9”.
Nah, sejak dipromosikan Boloni, CR7 diputuskan untuk bermain di sisi sayap, baik dari kiri maupun kanan. Kata Boloni, hal itu dilakukan karena bobot Ronaldo hanya 60 kilogram. Akan sangat sulit bagi CR7 untuk duel dengan bek-bek tengah lawan yang tinggi dan berbobot lebih darinya. Boloni punya keyakinan kuat, dengan skill, kecepatan, serta kemampuan dribelnya, Ronaldo akan jauh lebih efektif di sisi sayap.
Awalnya perubahan posisi itu tak mudah. Hal itu diyakini sendiri oleh Boloni sebagai perjudian. Karena bagaimanapun Ronaldo yang diharapkan efektif melakukan dribbling di sisi sayap, eh malah keseringan melakukan dribbling yang tak perlu. Hal itulah yang jadi PR bagi Boloni.
Di sisi lain, dengan keyakinan Boloni itu apakah Ronaldo sudah banyak diberikan menit bermain? Faktanya menurut Transfermarkt, CR7 tercatat total hanya bermain sekitar 1400 menit. Artinya, ia tak langsung jadi orang kepercayaan di skuad inti Sporting musim itu.
Namun dari segi torehan gol dan assist, bagi seorang bocah cungkring 17 tahun sudah menjadi prestasi tersendiri. Dari 31 pertandingan, meski tak selalu starter ia sudah mampu membukukan 5 gol dan 6 assist.
Laga Melawan Moreirense Jadi Titik Balik
Dan salah satu momen penting bagi dirinya tentu adalah gol debutnya di pertandingan resmi kala melawan Moreirense. 7 Oktober 2002 menjadi malam yang indah bagi Ronaldo. Ia menciptakan gol debut sekaligus brace yang mengantarkan timnya menang telak 3-0.
𝐓𝐔𝐃𝐎 𝐂𝐎𝐌𝐄𝐂̧𝐎𝐔 𝐀𝐐𝐔𝐈 🦁
— Sporting Clube de Portugal (@Sporting_CP) March 12, 2022
O Leão #MadeInSporting, @Cristiano, tornou-se no melhor marcador de sempre em competições oficiais ⚽
8️⃣0️⃣7️⃣ and counting… ⏳
🎥 @SPORTTVPortugal pic.twitter.com/SbTr7ploYe
Gol yang lahir dari dribbling serta sundulannya itu, telah mengubah segalanya bagi karir Ronaldo. Pasalnya dari video pertandingan itulah tim-tim besar Eropa mulai meliriknya.
Termasuk apa yang dilakukan MU yang sudah mengawasinya setelah melihat video itu. Ketika MU melakukan pertandingan uji coba melawan Sporting di tanggal 6 Agustus 2003, pasca pertandingan, tim internal MU termasuk Fergie serius melakukan pertemuan dengan sang agen Ronaldo, Jorge Mendes. Tak heran selang dua hari kemudian, MU mampu mengamankan bocah Madeira itu dengan bandrol 12,8 juta pounds.
Run it back to 2003. Pre-season. Sporting Lisbon vs. Manchester United. The day Cristiano Ronaldo introduced himself to the Premier League’s most dominant team and the game that convinced Sir Alex Ferguson to sign the tricky Portuguese winger before he left the stadium. 🔥🇵🇹 pic.twitter.com/2oMJfepKrd
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) March 18, 2021
Ronaldo Berhutang Budi Pada Boloni
Itulah takdir Ronaldo bisa sampai Old Trafford. Bakatnya beruntung bisa diasah oleh Fergie sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Namun dari itu semua, yang patut untuk digarisbawahi adalah peran Laszlo Boloni.
Ronaldo dalam hidupnya akan sangat berhutang budi pada orang Rumania tersebut. Apa jadinya kalau ia tak dipromosikan ke tim utama Sporting waktu itu? Jadi, bagi CR7 dan para fans die hard-nya, selain Fergie, berterimakasihlah pada Laszlo Boloni.
Sporting won their first league since 2002.
— Emanuel Roşu (@Emishor) May 12, 2021
Back then, a Romanian was in charge – Laszlo Boloni.
He was about to promote a 16-year-old to the first team. His name was Cristiano Ronaldo. 1/3 pic.twitter.com/vFpLFE83h5
https://youtu.be/3TM9F9FaE5g
Sumber Referensi : dailystar, transfermarkt, uefa, planetfootball, marca