Darah Indonesia Jadi Tumbal Bisnis Haram Roman Abramovich di Vitesse

spot_img

Sempat ragu, pemain keturunan Indonesia, yakni Milliano Jonathans akhirnya memutuskan untuk hengkang dari klub masa kecilnya, Vitesse Arnhem. Dirinya dikabarkan sepakat untuk bergabung dengan FC Utrecht. Kabarnya transfer sudah berada di tahap final. Bahkan sang pemain telah merampungkan tes medis.

Ini jadi kabar yang membanggakan, terutama bagi fans dari Indonesia. Sebab, ini jadi sebuah peningkatan karir bagi Jonathans. Namun, di balik kabar tersebut, tersimpan kisah pilu yang mendasari kepindahan sang pemain ke Utrecht. Jonathans ternyata terpaksa melakukan ini demi menyelamatkan klub masa kecilnya itu dari kehancuran.

Ya, kini Vitesse diambang kebangkrutan. Serangkaian masalah internal jadi penyebabnya. Ironisnya, mantan bos Chelsea, yakni Roman Abramovich jadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas keterpurukan Vitesse. Mengapa demikian? 

Siapa Milliano Jonathans?

Sebelum membahas kondisi Vitesse yang cukup njlimet, kita akan berkenalan dengan Milliano Jonathans. Buat kalian yang masih asing dengan namanya, Jonathans yang kini berseragam Vitesse Arnhem merupakan pemain keturunan Indonesia. 

Meski lahir dan besar di Arnhem, Jonathans punya darah Indonesia dari keluarga ayahnya. Nenek Jonathans disebut berasal dari Depok, Jawa Barat. Hmmm, jadi curiga nih si Milliano masih ada hubungan darah sama Princess Depok, Ayu Ting Ting. Anyway, saat ini Jonathans sudah masuk dalam daftar incaran PSSI.

Kontak antara Milliano dan PSSI pun sudah terjalin. Shin Tae-yong memandang Milliano sebagai pemain sayap yang punya talenta. Ia cepat dan tajam di mulut gawang. Musim ini saja ia sudah mencetak 10 gol dan empat assist untuk Vitesse. 

Sang pemain kabarnya terbuka untuk membela Timnas Indonesia. Namun, Jonathans baru akan memberikan keputusan pada akhir musim nanti. Sebab, pemain berusia 20 tahun itu sedang disibukan dengan proses perpindahan ke FC Utrecht. Menariknya, kepindahan ini bukan kemauannya.

Kondisi Vitesse

Pindah ke FC Utrecht masih jadi salah satu keputusan berat bagi Milliano Jonathans. Ia harus hengkang karena Vitesse sedang berada di kondisi sulit. Saat ini, klub yang bernuansa kuning hitam itu berada di dasar klasmen Eereste Divisie dengan raihan poin minus delapan. Ya, minus!

Hal ini disebabkan karena Vitesse menerima sanksi pengurangan poin. Dilansir Voetbal International, klub Jonathans mengalami pengurangan poin sebesar 23 poin akibat finansial yang tidak stabil. Vitesse dililit hutang karena tidak bisa memenuhi pinjaman bank yang semakin menumpuk sejak awal musim.

Bahkan jika mau ditarik lebih jauh lagi, keberadaan Vitesse Arnhem di Eerste Divisie musim ini bukan semata-mata Vitesse menampilkan performa yang buruk di musim lalu. Melainkan karena Vitesse terjerat kasus pelanggaran berat yang menyebabkan Federasi Sepakbola Belanda menjatuhi sanksi pengurangan 18 poin dan harus terdegradasi. 

Total, tahun 2024 Vitesse sudah mengalami pengurangan 41 poin. Itu jadi yang terbesar dalam sejarah Eredivisie. Selain itu, ini jadi degradasi pertama Vitesse selama 35 tahun berlaga di kasta tertinggi, dan Milliano Jonathans menjadi bagian dari sejarah buruk itu. Lantas, apa yang membuat Vitesse semenyedihkan ini?

Pecahnya Konflik Rusia dan Ukraina

KNVB mengatakan skala hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya ini disebabkan oleh “keseriusan dan tingkat pelanggaran yang luar biasa” yang dilakukan oleh Vitesse terhadap sistem perizinan sepakbola Belanda. Menurut beberapa sumber dari media Belanda, Vitesse dinyatakan telah memberikan informasi yang salah terkait bahan penyelidikan forensik mengenai apakah mereka telah melanggar undang-undang.

Bahkan Vitesse diduga menyembunyikan informasi penting dari KNVB. Lantas, apa informasi penting yang disembunyikan oleh klub yang memiliki julukan FC Hollywood ini? Ternyata, semua berawal pada pecahnya konflik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022 silam. Peristiwa berdarah itu menyebabkan Uni Eropa memberikan sanksi kepada Oligarki Rusia, Roman Abramovich.

Hubungan baiknya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin membuat Roman kena cancel di seluruh Eropa, termasuk Inggris, di mana ia saat itu masih menjadi pemilik Chelsea. Aset Roman dibekukan. Bisnis dan sebagian harta bendanya disita. Ia dilarang menjalin kesepakatan bisnis dengan siapapun, terutama di Inggris. 

Gerakan “Anti Rusia” pun juga diamini oleh sepakbola Belanda. KNVB pun melakukan penyelidikan kepada beberapa klub yang punya indikasi bisnis dan hubungan dengan pengusaha asal Rusia. Salah satunya adalah Vitesse. Karena saat itu Vitesse dimiliki oleh pengusaha Rusia, Veleriy Oyf. Dirinya jadi pemegang saham Vitesse sejak tahun 2018.

Tidak seperti Roman, Velery awalnya dikabarkan tidak masuk dalam daftar orang-orang yang terlibat dalam invasi ke Ukraina. Namun, Veleriy tetap memutuskan untuk menjual sahamnya di Vitesse. Alasannya demi kebaikan klub.

Jejak Dosa Abramovich

KNVB yang tak mau ada klub Belanda yang dimiliki oleh orang Rusia pun mendukung langkah yang akan diambil Veleriy Oyf. Proses penjualan pun dilakukan pada akhir tahun 2022. Veleriy pun menemukan pembeli. Dia adalah Coley Parry, pengusaha asal Amerika Serikat. Dirinya ingin membeli Vitesse melalui perusahaannya yang bernama Common Group.

Namun, di sinilah masalah baru muncul. Ketika masih mengurus izin dari KNVB, ditemukan dokumen yang mencurigakan. Dokumen yang muncul pada April 2023 itu berisi seputar aliran dana di masa lalu. Bureau of Investigative Journalism mengklaim bahwa dokumen itu adalah bukti bahwa Roman Abramovich telah membiayai pengambilalihan sebelumnya dan beberapa operasional Vitesse.

Roman hanya bekerja di balik layar. Pada tahun 2010, yang melakukan akuisisi dan kemudian menjadi chairman adalah Merab Jordania. Pria asal Georgia itu bak boneka Abramovich. Ini sebuah kabar yang menggemparkan. Karena selama ini, Jordania dan Roman selalu mengelak dari tuduhan punya hubungan gelap. 

Roman kabarnya telah menyalurkan uang dalam bentuk pinjaman ke Vitesse melalui perusahaan-perusahaan lepas pantai di British Virgin Islands, Luksemburg, dan Belize. Setidaknya ada 117 juta euro yang dipinjamkan ke Vitesse. Setelah Jordania, kabarnya praktek yang sama berlanjut ke era Alexander Chigirinsky pada 2013-2018.

Tak cuma uang, Roman juga secara tidak langsung memasok pemain tambahan ke Vitesse melalui klubnya saat itu, Chelsea. Kita semua tahu, saat itu banyak pemain Chelsea yang dipinjamkan ke Vitesse. Padahal saat itu praktek seperti ini sangat dilarang. Karena Vitesse berpotensi berhadapan dengan Chelsea di kompetisi Eropa. 

Well, untuk pembahasan lengkap tentang hubungan gelap Chelsea dan Vitesse bisa kalian tonton di konten Starting Eleven sebelumnya. Kali ini, kita akan fokus pada nasib Vitesse. Nah, dengan terbongkarnya hubungan gelap ini, Vitesse dianggap sebagai pembohong oleh KNVB. 

Mereka menyimpulkan bahwa Vitesse telah memberikan informasi yang salah terkait investigasi keuangan. Selain itu, Vitesse ditetapkan sebagai pihak yang menyembunyikan informasi penting demi menghindari sanksi. Alhasil, Vitesse tidak lolos verifikasi lisensi dan dikurangi 18 poin di akhir musim 2023/24.

Makin Ambruk 

Terus, gimana kabar Coley Parry yang ingin membeli saham Vitesse? Tenang, pengusaha asal Amerika Serikat itu tidak goyah. Pada akhirnya, Coley tetap menjadi pemilik Vitesse. Dirinya berani memberikan jaminan finansial setidaknya dalam lima musim ke depan. Tapi, ya gitu. Parry meminta Vitesse untuk mengamankan lisensinya dulu. 

Pihak klub pun memilih untuk menjalankan proyek bernama “Plan Arnhem”. Langkah ini membuat Vitesse bekerjasama dengan pengusaha lokal untuk mengurus laporan keuangan guna mempertahankan lisensi klub. Karena jika lisensinya sudah dicabut, maka klub dinyatakan bangkrut. Ini tidak bagus bagi para pemain termasuk Milliano Jonathans yang masih terikat kontrak hingga tahun 2025.

Oleh karena itu, Vitesse bermain dengan ancaman pencabutan lisensi. Masih puyeng soal lisensi, Vitesse justru kembali merugi 7 juta euro. Belum lagi masih ada pinjaman-pinjaman lain. Finansial yang tak kunjung stabil membuat Vitesse kembali mengalami pengurangan poin. Sebagian hutang akan ditambal melalui penjualan beberapa pemain di Januari nanti.

Million Jonathans pun jadi salah satu pemain yang dijual. Pada akhirnya, ia harus dikorbankan untuk menebus dosa-dosa klub dan Roman Abramovich di masa lalu. Winger berkaki kidal ini telah menyampaikan salam perpisahan kepada Vitesse usai pertandingan kontra Jong Utrecht. Jonathans yang mencetak satu gol di laga itu terlihat menangis di akhir pertandingan. 

Ia tak menyangka kebersamaannya dengan Vitesse akan berakhir seperti ini. Walaupun pahit, ini jadi satu-satunya jalan yang harus ditempuh. Jika tidak, maka Vitesse akan bangkrut dan Milliano akan kehilangan klub masa kecilnya itu. 

https://youtu.be/Ih6dW3B4ZQE

Sumber: The Guardian, The Athletic, Dutch News, Voetbal International

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru