Compang-Camping Napoli

spot_img

Musim lalu, perjalanan SSC Napoli sejatinya tidak terlalu buruk. Finis di peringkat ketiga, sekaligus mengangkangi Juventus yang berada di bawahnya sudah cukup membuktikan bahwa Napoli sedang on fire. Apalagi pasukan Luciano Spalletti menjalani masa sulit di separuh musim.

Namun, pada akhirnya mereka bisa bangkit. Merangsek ke tiga besar dan memastikan diri tampil di Liga Champions musim berikutnya. Keadaan itu membuat Napoli seperti sedang dalam kondisi baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari pasukan il Partenopei.

Akan tetapi, hiruk pikuk hanya berlangsung sebentar. Menjelang musim 2022/23, justru keadaan Napoli semrawut. Napoli seperti limbung di sana-sini. Seolah ingin menyampaikan kepada kita bahwa, mereka belum siap mengarungi Serie A musim depan.

Kehilangan Banyak Pemain

Jelang musim 2022/23, alih-alih bersolek, skuad Napoli justru compang-camping. il Partenopei kehilangan lumayan banyak pemain bintang mereka. Yang cukup mengejutkan adalah hengkangnya bintang hebat seperti Dries Mertens. Kita tahu sebelumnya Napoli sudah ditinggal Lorenzo Insigne ke Toronto. Kesepakatan kontrak yang tidak sampai kata “deal” memaksa Mertens angkat kaki.

Sejatinya, il Partenopei sudah mencoba membujuk pria 35 tahun itu untuk bertahan. Namun, gaji menjadi kendala. Permintaan gaji sang pencetak gol terbanyak Napoli sepanjang masa itu tak bisa dipenuhi manajemen klub.

il Partenopei menawarkan gaji 1,8 juta euro (Rp27,3 miliar) untuk Mertens. Tapi ditolak. Lalu, Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis menaikkan tawaran gajinya di angka 2,4 juta euro (Rp36,4 miliar).

Namun, Mertens masih tak menerima itu. Pria Belgia tersebut ingin memperoleh gaji 4 juta euro (Rp60,7 miliar). Itu sejatinya permintaan lumrah, karena di kontrak terakhirnya Mertens mendapat gaji 4,5 juta euro (Rp68,2 miliar).

Pada akhirnya, Aurelio de Laurentiis gagal merayu Mertens untuk bertahan. Kesepakatan antara Napoli dan Mertens buntu.

Selain Mertens, Napoli juga melepas beberapa pemainnya. Kalidu Koulibaly yang mendarat ke Chelsea. David Ospina yang hijrah ke Arab Saudi. Lalu, ada nama Arkadiusz Milik yang dilepas ke klub Ligue 1, Marseille.

Ini menjadi ironi. Saat tim lain berbenah, Aurelio de Laurentiis justru gagal mempertahankan asetnya. Padahal musim depan, selain berkompetisi di kancah domestik, Napoli juga bermain di Liga Champions.

De Laurentiis juga harusnya sadar bahwa musim depan ada Piala Dunia. Kedalaman skuad yang compang-camping justru akan merugikan Napoli.

Aurelio De Laurentiis Ingin Meniru AC Milan

Sayang sekali, Aurelio de Laurentiis adalah sosok presiden klub yang memiliki pendirian teguh. Baru-baru ini terkuak bahwa dirinya ingin Napoli seperti AC Milan, tidak memiliki beban gaji yang membengkak.

Dia termotivasi dengan gaya pengelolaan Elliot di AC Milan yang bersikeras menggunakan parameter khusus untuk menstabilkan finansial klub. De Laurentiis pun menghendaki pemangkasan beragam biaya. Salah satunya, ia ingin Napoli tidak terlalu banyak membayar gaji pemain.

“AC Milan memenangkan scudetto dengan gaji 40 juta euro (Rp607 miliar) lebih sedikit. Ini berarti bahwa kita (Napoli) harus kembali ke jalur dengan aturan yang membimbing kita selama ini,” kata Aurelio de Laurentiis.

Dapat dipahami apa yang De Laurentiis inginkan. Presiden Napoli itu ingin timnya menstabilkan finansial. Dari situ terang sudah bahwa De Laurentiis bukannya gagal bernegosiasi dengan Mertens.

Tapi ia sendiri yang seenak jidat menurunkan gaji seorang Mertens. Pemain mana sih yang sudi memperpanjang kontrak ketika gajinya justru turun hampir 50 persen?

Pendukung yang Marah

Kebijakan Aurelio de Laurentiis yang ingin memangkas gaji secara signifikan menuai kecaman. Laporan Football Italia menyebut, pendukung Napoli sejatinya menerima kepergian Lorenzo Insigne begitu saja. Kendati ada rasa enggan ketika pahlawan Napoli tersebut pergi.

Penggemar Napoli hanya menginginkan Aurelio de Laurentiis untuk memperpanjang kontrak beberapa pemain pilarnya. Pendukung menuntut agar Dries Mertens dan Kalidou Koulibaly bisa bertahan di Napoli.

Akan tetapi, hal itu tak terwujud. Alih-alih bersikeras untuk menahan dua pilarnya itu, Aurelio de Laurentiis justru menawarkan gaji yang cenderung “menghina” sang pemain. Sontak hal itu membuat keduanya angkat koper.

Para penggemar pun frustrasi. Mereka yang berharap kedua pemain itu bertahan agar bisa menantang gelar, eh justru malah dilepas begitu saja. Luciano Spalletti telah mengumumkan itu kepada penggemar. Dan di saat itulah para fans mencemooh klubnya sendiri.

Kebijakan Aurelio de Laurentiis yang tak jelas membuat fans meradang. Mereka kecewa. Tapi fans seperti sulit untuk melakukan apa pun. Yang bisa mereka lakukan adalah mencemooh. Karena untuk menurunkan De Laurentiis bukan perkara gampang.

Konflik Aurelio de Laurentiis dan Spalletti

Setelah mengakhiri musim di peringkat ketiga, sebenarnya para fans il Partenopei ingin musim depan bisa naik lagi posisinya. Syukur bisa meraih scudetto yang selama ini diimpikan. Namun, mau bagaimana lagi. Laurentiis berkehendak lain.

Kebijakannya yang memangkas secara brutal pengeluaran, alih-alih mengantarkan Napoli juara justru bisa membuat mereka jatuh ke dasar lubang. Pelatih Napoli, Luciano Spalletti sendiri bahkan sudah menentang kebijakan pemotongan gaji.

Dalam beberapa laporan media, termasuk Football Italia, menyebut bahwa ada ketegangan antara Spalletti dan De Laurentiis. Media Italia lainnya, La Gazzetta dello Sport bahkan berhasil merinci, bahwa timbul perbedaan di banyak aspek untuk Napoli dari De Laurentiis dan Spalletti.

Salah satunya ihwal pemangkasan gaji. Spalletti semangat untuk bisa membawa Napoli ke arah yang lebih baik lagi. Belum lagi karena ia sudah mendapat kepercayaan penuh dari para fans, setelah mampu membawa Napoli finish di peringkat ketiga.

Maka dari itu, ia ingin para bintang seperti Kalidou Koulibaly, Mertens, Fabian Ruiz, Insigne, sampai Victor Osimhen tetap bertahan. Tetapi, keinginan itu berseberangan dengan sang presiden yang ingin memotong tagihan upah dengan membiarkan pemain yang meminta gaji tinggi pergi.

Dilaporkan Tuttomercato, komunikasi antara Spalletti dan De Laurentiis sepertinya terjalin buruk. Ketika konferensi pers terakhir pun, Spalletti tampak bingung. Ia ragu tidak akan terlibat dalam proyek teknis musim depan.

Kalaupun terlibat, Spalletti menduga akan ada evolusi di dalam tubuh il Partenopei. Ia takut pekerjaannya nanti penuh tekanan. Dan Spalleti menduga kebijakan De Laurentiis akan menyulitkannya.

Spalletti Putus Asa

Ketakutan itu ternyata berbuah putus asa. Belum juga liga dimulai, dilaporkan Football Italia, sebagaimana dikutip Voi Indonesia, Spalletti mengatakan sulit bagi Napoli untuk kembali ke peringkat empat musim depan. Kendati para fans menginginkan scudetto.

“Penggemar menginginkan scudetto, tapi tidak tidak mudah. Akan sangat sulit bagi kami finis di peringkat empat lagi. Kami (musim depan) tidak akan unggul sembilan poin dari Juventus, atau kalah jauh dari Roma dan Lazio,” kata Spalletti.

Jika sudah begini, Napoli memang harus segera berbenah. Tapi mau berbenah yang bagaimana? Toh De Laurentiis menginginkan berhemat. Laurentiis kokoh pendiriannya.

Ia ingin Napoli seperti AC Milan, bisa juara tapi pengeluaran gaji sedikit. Tapi apakah Napoli bisa? Tentu saja. Asalkan yang dimaksud juara adalah juara Serie B.

https://youtu.be/OzjOiVK12hI

Sumber: Libero, Sportstiger, Forbes, MilanReports

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru