Chelsea kini hanyalah singa ompong yang berusaha sekuat tenaga untuk memanaskan persaingan dengan Manchester City dan Liverpool. Namun, karena singanya ompong, gigitannya jadi tidak tajam. Pada akhirnya tidak bisa mencabik-cabik lawannya.
Justru karena giginya yang ompong, Chelsea yang diterkam lawan-lawan yang sejatinya di atas meja, lebih lemah. Setelah dilumat 3-0 oleh Leeds United, anak asuh Thomas Tuchel kembali menuai hasil negatif. Pada pekan kelima Premier League, The Blues harus mengakui keunggulan Southampton 2-1.
Kekalahan atas Southampton sekaligus memperpanjang penampilan buruk mereka di awal musim ini. Sampai dengan pekan kelima, The Blues hanya sanggup mengumpulkan 7 poin. Hasil dari 2 kali menang, 2 kali kalah, dan 1 kali imbang.
Tentu ini bukan hasil yang bagus. Apalagi Chelsea juga sejauh ini gampang sekali kebobolan. The Pensioners kebobolan 8 gol, sedangkan mereka hanya sanggup mengemas 6 gol. Lihat! Selisihnya saja minus dua.
Daftar Isi
Tuchel: Chelsea Gampang Kalah!
Selayaknya singa yang ompong, karena tidak ganas, biasanya yang terjadi hanyalah marah-marah. Nah, kalau Chelsea, kemarahan itu diwakili oleh manajer mereka, Thomas Tuchel. Setelah takluk atas pasukan Ralph Hasenhuttl, Tuchel justru marah-marah.
Tidak lama setelah pertandingan, Tuchel melepaskan kemarahannya pada pemain Chelsea. Dilaporkan Daily Mail, manajer asal Jerman itu mengatakan Chelsea sangat mudah untuk dikalahkan. Tuchel mengkritik pertahanan Chelsea.
Bakal ada tagar #TuchelOut kah? 😂 pic.twitter.com/rAlfQzJkh0
— Sport77 Official (@Sport77Official) August 31, 2022
Ia menyebut, The Blues memiliki pertahanan yang sangat lembut. Selain itu, para pemain Chelsea juga disebutnya tidak punya mentalitas yang bagus. Terutama dalam mempertahankan gawang dari kebobolan.
“Jelas kami tidak cukup tangguh untuk memenangkan pertandingan tandang ini. Sama seperti ketika menghadapi Leeds,” kata Thomas Tuchel sebagaimana dikutip Daily Mail.
Thomas Tuchel mengatakan, dalam pertandingan menghadapi Southampton, para pemainnya mudah kehilangan konsentrasi. Selain itu, timnya juga kehilangan konsistensi dan rencana. Maka dari itu, mudah bagi tim lawan untuk menumbangkan pasukan The Blues.
Tuchel Juga Pernah Marah Setelah Laga Pra Musim
Kemarahan Tuchel bukan sekali itu saja terjadi. Belakangan ini manajer asal Jerman itu memang hobi memarahi pemain. Misalnya, ketika Chelsea kalah atas Charlotte FC di laga pramusim melalui adu penalti. Ketika itu, Chelsea bisa unggul lebih dulu melalui Christian Pulisic, tapi jelang bubar, tim lawan berhasil menyamakan kedudukan.
Dilansir Mirror, Thomas Tuchel marah kepada pemain Chelsea. Tuchel mengecam pemain Chelsea yang tidak punya keberanian. Thomas Tuchel juga menuduh para pemainnya kurang berusaha dan kurang tajam. Apalagi setelah mencetak gol, Chelsea tidak bisa menemukan gol kedua.
Menyambut Sabtu siang dengan sajian #BluesTerbaik dari laga Chelsea di Charlotte. 📽#CFCIndo pic.twitter.com/Rtw2wVfEsK
— Chelsea FC Indonesia (@chelseafc_indo) July 23, 2022
Tuchel mengatakan para pemainnya tidak cukup bergerak. Penguasaan bola para pemain Chelsea juga tidaklah efisien. Tuchel mengkritik pemain Chelsea, bahwa pergerakan mereka tidak cukup seimbang untuk menghindari tekanan.
Thomas Tuchel sendiri sudah mewanti-wanti hal tersebut. Namun, apalah hendak dikata. Saat menghadapi Southampton di Premier League kemarin, setelah mencetak gol melalui Raheem Sterling, Chelsea kesulitan menemukan gol kedua.
Masalah Terjadi Sebelum Kick Off
Lain halnya ketika takluk 3-0 atas Leeds United. Saat itu, Thomas Tuchel tidak hanya mengkritik para pemainnya. Manajer kelahiran Krumbach itu mengatakan, masalah Chelsea juga sebenarnya terjadi sebelum sepak mula. Saat hendak berangkat ke Elland Road, ada masalah transportasi.
Dilansir Talksport, para staf pelatih waktu itu tidak bisa naik pesawat bersama para pemain. Jadi staf kepelatihan terpaksa menggunakan moda transportasi bus. Dan itu, bagi Tuchel bisa saja berpengaruh dalam pertandingan melawan Leeds United.
“Segala sesuatu yang bisa salah, memang salah. Para pemain bisa terbang, tapi staf pelatih melakukan perjalanan panjang dengan bus,” kata Thomas Tuchel kepada BBC, seperti dikutip TalkSport.
“Everybody knows they run more” 😤
Thomas Tuchel insisted Chelsea’s 3-0 defeat to Leeds had nothing to do with the mentality of his team. pic.twitter.com/4JW7s5Tp8y
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) August 22, 2022
Mendy yang Tidak Percaya Diri
Apa yang disebut Tuchel pemain Chelsea tidak memiliki mental yang bagus, tidaklah meleset. Sedikit banyak pernyataan Thomas Tuchel itu ada benarnya. Misal saja, pada saat menghadapi Southampton. Kiper Chelsea, Edouard Mendy seperti kehilangan kepercayaan dirinya.
Dikutip dari laporan Express, kiper berkebangsaan Senegal itu sebelumnya melakukan kesalahan fatal ketika menghadapi Leeds United. Kesalahan itu bikin Chelsea tercukur 3-0. Mengutip laporan tersebut, tampaknya Mendy pun kehilangan kepercayaan dirinya.
Clean Sheet Mendy just gifted Leeds a goal 😭😭😂😂 pic.twitter.com/q2nqowt4U4
— Akramz (@Akramz_Jnr) August 21, 2022
Edouard Mendy tampak ragu dalam menerima umpan. Walaupun tidak ada tekanan yang mengarah kepadanya. Pada laga itu, ia seharusnya bisa mencegah bola dari pemain Southampton, Romeo Lavia masuk ke gawangnya.
Tuchel Tidak Biasa dengan 4 Bek, tapi Nekat Melakukannya
Meski begitu, penampilan buruk Chelsea tidak sepenuhnya karena pemain yang tidak tampil maksimal. Ada kesalahan taktikal Thomas Tuchel juga. Katakanlah seperti di laga kontra Southampton. Tuchel pada waktu itu memasang empat bek. Sesuatu yang jarang ia lakukan.
Kita tahu bahwa Tuchel adalah tipe pelatih yang menyukai skema tiga bek. Dan benar saja. Pada 65 menit, The Blues tampil buruk dengan susunan empat pemain belakang. Komposisi permainan Chelsea jadi tidak seimbang.
Raheem Sterling, Mason Mount, Kai Havertz, sampai Hakim Ziyech tidak bisa menawarkan opsi bermain melebar. Hal itu memaksa Tuchel sendiri untuk mengubah-ubah formasinya dalam pertandingan. Hingga pada akhirnya kembali ke bentuk favorit.
Bukan Sekadar Kesalahan Individu
Kekalahan demi kekalahan yang dialami Chelsea, sekali lagi, tidak sepenuhnya kesalahan individu. Pada laga kontra Leeds, para pemain Chelsea sudah kalah berlari 11 kilometer dari pemain The Whites. Dan itu, menurut manajer Leeds, Jesse Marsch, bisa menjadi faktor timnya bisa mengalahkan Chelsea.
Kendati Tuchel menampik hal tersebut. Dilansir media Inggris, Independent, Tuchel mengatakan tidak ada korelasi antara jarak lari dan hasil akhir. Dan Tuchel benar, karena itulah strateginya. Tuchel Ball tidak mengandalkan pemain untuk berlari, bahkan mengurangi ketergantungan pada berlari.
Yang dilakukan oleh Tuchel biasanya menutup jarak antar pemain. Namun, dengan serangan Leeds yang sporadis membuat itu justru menjadi kelemahan. Apalagi Jorginho yang ditaruh di lini tengah terisolasi. Posisi wing back yang selalu diandalkan Tuchel pun tidak maksimal.
Alih-alih menaruh Reece James, Tuchel justru memasang Ruben Loftus-Cheek di sisi bek sayap. Hasilnya, sang pemain justru tidak bisa bergerak secara mobile.
Taktik yang Tidak Efektif dan Minim Opsi
Thomas Tuchel sepertinya tidak yakin dengan opsi pemain yang ada. Dalam laga kontra Leeds misalnya, Thomas Tuchel tidak mempercayai sektor bek sayap diisi oleh Azpilicueta. Namun, ia memilih Loftus-Cheek yang justru tidak tampil baik.
Dalam catatan Sofascore, pada pertandingan melawan Leeds United, Loftus-Cheek 21 kali kehilangan bola. Selain Loftus-Cheek, pemain lain seperti Jorginho juga mudah terisolasi. Ia hanya melakukan 23 operan sukses dari 27 percobaan umpan.
With Kante and Kovacic out, who starts alongside Jorginho vs Leeds.
Loftus-Cheek or Gallagher? 🤔 pic.twitter.com/sys2vNjqru
— CFC-Blues (@CFCBlues_com) August 18, 2022
Kehilangan sosok N’Golo Kante juga bikin Chelsea kesulitan. Pasalnya, Tuchel belum menemukan pemain yang cocok menggantikan gelandang Prancis tersebut. Pada laga menghadapi The Saints, Tuchel mencoba Loftus-Cheek untuk menggantikan peran Kante.
Namun, sang pemain bukanlah sosok yang tepat. Loftus-Cheek hanya memenangi 3 kali perebutan bola dan 2 kali melakukan intersep. Ketika menghadapi Leeds, Tuchel memasang Conor Gallagher.
Akan tetapi, Gallagher juga tidak cukup bagus dalam memenangkan duel perebutan bola. Dalam laga kontra Leeds United, Gallagher memenangkan 5 pertarungan darat. Gallagher juga hanya melakukan 3 blok dan 3 tekel.
Jika Chelsea ingin kembali ke lintasan juara. Andai The Blues tidak lagi ingin dianggap singa ompong, maka kelemahan-kelemahan mereka, mau atau tidak, suka maupun tidak, harus segera diperbaiki.
https://youtu.be/FiNWb10FOT4
Sumber: SkySports, Sportbible, TheStar, JerseyEveningPost, DailyMail, Express, Mirror