Cederanya Bernd Leno Membuka Pintu Kesuksesan Emiliano Martinez

spot_img

Nama penjaga gawang Aston Villa, Emiliano Martinez sedang dielu-elukan berkat pencapaian fantastisnya bersama Timnas Argentina. Sang penjaga gawang mampu membawa Albiceleste menjuarai Piala Dunia 2022 usai mengandaskan Prancis melalui skema adu penalti.

Padahal jauh sebelum prestasinya sekarang, ia merupakan kiper cadangan mati di Arsenal. Dan ternyata, kemunculannya ke permukaan kompetisi Liga Inggris adalah berkah dari cederanya sang kiper utama, Bernd Leno. Kok bisa? Berikut kisah Leno yang membuka pintu kesuksesan untuk Martinez.

Cadangan Mati

Posisi paling apes di sepakbola mungkin waktu jadi pemain cadangan. Apalagi kiper cadangan. Gimana nggak apes? Dalam pertandingan cuma butuh satu penjaga gawang dan kiper kedua pasti memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk menggantikan kiper utama di tengah laga. Jadi menit bermain mereka pasti sedikit. 

Nah begitulah yang dulu dialami oleh penjaga gawang Timnas Argentina, Emiliano Martinez sebelum menjadi juara dunia seperti sekarang. Ia sempat menjadi penjaga gawang cadangan di klub yang kini memuncaki klasemen Liga Inggris, Arsenal.

Awalnya Emi dibawa ke Arsenal oleh Arsene Wenger pada 2010. Saat itu Emi terbang ke London Utara sebagai bocah polos berusia 17 tahun. Arsenal pun jadi klub Eropa pertama baginya.

Karier Emiliano Martinez sendiri tergolong unik. Sebab ia merupakan pemain yang telat bersinar. Sejak tahun 2010, ia menghabiskan sembilan tahun menjadi kiper pelapis di Arsenal. Dengan adanya duo Polandia yakni, Wojciech Szczęsny dan Łukasz Fabiański yang sudah mengisi slot penjaga gawang pertama dan kedua saat itu, Martinez pun hanya menjadi kiper ketiga.

Selama musim-musim yang pahit itu, Emi tak pernah mendapatkan tempat di skuad utama Arsenal. Ia tercatat telah dipinjamkan ke enam klub berbeda, termasuk disewakan ke klub yang berlaga di divisi empat sepakbola Inggris, yakni Oxford United pada tahun 2012 silam.

Cedera Bernd Leno Jadi Berkah

Jalan kemakmuran Emi baru terbuka di musim 2019/20. Saat itu, ia dipercaya oleh Mikel Arteta untuk menjadi kiper Arsenal di kompetisi Piala Domestik. Ia tampil di ronde ketiga Carabao Cup menghadapi Nottingham Forest. Dan laga itu berakhir dengan kemenangan telak 5-0 untuk Arsenal. Sayangnya Arsenal takluk di ronde berikutnya kala menghadapi Liverpool.

Emi kembali menjadi pilihan utama Arteta di Piala FA. Penampilannya sangat memuaskan dengan hanya kebobolan tiga kali dari enam pertandingan. Performa menawan di bawah mistar tersebut mengantarkan Arsenal menjuarai Piala FA musim 2019/20. Mereka menaklukan Chelsea dengan skor 2-1 di partai puncak.

Sedangkan kesempatan untuk tampil di Premier League hadir pada Juni 2020. Kala itu, pertandingan sepakbola masih diadakan secara tertutup karena pandemi Covid tengah menyerang dunia. Arsenal tengah memainkan pertandingan liga pekan ke-30 menghadapi Brighton.

Awalnya semua berjalan seperti biasa. Bernd Leno masih menjadi pilihan utama Arteta di laga tersebut. Sampai di penghujung babak pertama, Leno yang sedang memetik bola di udara mendapat gangguan dari penyerang Brighton saat itu, Neal Maupay. Buah dari gangguan tersebut, Leno gagal mendarat dengan baik, sehingga ia mengalami cedera lutut yang cukup parah.

Cedera Leno menjadi berkah untuk Emi Martinez. Dari situ, penantian selama hampir 10 tahun datang juga. Sebagai kiper cadangan, Emi akhirnya mendapat menit bermain yang cukup di Premier League. Catatannya dalam sembilan pertandingan liga pun apik. Kiper asal Argentina itu mencatatkan tiga clean sheet dan membuat 34 penyelamatan dari 42 upaya ke arah gawang. 

Masih Belum Cukup Emi!

Sayangnya, apa yang sudah diberikan Emiliano Martinez nyatanya tak membuat sang pelatih tergugah. Ketika berada di antara dua pilihan yakni Bernd Leno atau Emi Martinez, sang juru taktik asal Spanyol itu tetap memilih Leno untuk menjadi kiper utama The Gunners.

Itu keputusan yang menyakitkan bagi Emi, meski menghadirkan trofi Community Shield di awal musim 2020/21, ia sama sekali tak mendapat tempat di hati Arteta. Atas keputusan tersebut, Martinez yang merasa sudah tak dihargai memilih hengkang. Aston Villa menjadi pelabuhan selanjutnya dengan menebus sang pemain dengan mahar 17 juta pound atau setara Rp322 miliar dari Arsenal.

Ketika bergabung dengan Aston Villa, usia Emi sudah cukup matang. Sudah waktunya bagi penjaga gawang berusia 27 tahun untuk berpijak di atas kakinya sendiri. Tak lagi bergantung pada kesempatan yang hanya datang ketika kiper utama cedera. Di Villa, ia mendapat jaminan sebagai penjaga gawang utama. Dan dari situlah ia merasa kalau Villa benar-benar menghargai setiap penyelamatan yang ia buat selama berseragam Arsenal.

Bermain di Villa Park, penampilan Emiliano Martinez semakin matang. Ia telah mencatatkan 13 clean sheet dari 38 penampilan di musim 2020/21. Berkat penampilan mencoloknya bersama Aston Villa, ia mendapatkan kesempatan untuk membela Timnas Argentina di ajang Copa America 2021. 

Merajut Mimpi Bersama Argentina

Bermain di Copa America, nama Emiliano Martinez kian ranum. Memulai kompetisi dengan tak begitu istimewa, Emi sekali lagi membuktikan bahwa ia adalah salah satu penjaga gawang terbaik di Benua Amerika. Pemain Aston Villa itu mencatatkan empat nirbobol dari enam laga yang ia mainkan.

Performa yang paling diingat adalah ketika Argentina menghadapi Kolombia di partai semifinal. Dengan gayanya yang tengil, Emi bersinar terang bahkan mungkin lebih terang dari sang bintang, Lionel Messi. Di laga yang harus melewati babak adu penalti itu Emi menepis tiga tendangan penalti milik Kolombia. Skor 4-3 pun sudah cukup untuk mengantarkan Argentina ke partai puncak.

Menghadapi Brazil di partai final, Emi kembali jadi sorotan. Penyelamatan-penyelamatan krusial sang pemain membuat gawang Albiceleste tetap perawan hingga peluit panjang dibunyikan. Argentina pun keluar sebagai juara Copa America 2021 setelah menaklukan Neymar cs dengan skor 1-0.

Piala Dunia 2022

Setahun kemudian Emi kembali menjadi pilihan utama Lionel Scaloni di skuad Timnas Argentina yang berangkat ke Qatar. Lagi-lagi, Emi bersama Argentina mengawali kompetisi dengan hasil yang buruk. Mereka kalah 1-2 dari tim asuhan Herve Renard, Arab Saudi.

Meski demikian, setelah kekalahan memalukan itu Argentina tak terkalahkan di babak penyisihan Grup C. Emi mencatatkan dua clean sheet dari tiga pertandingan. Di fase gugur pun, performa Emi bersama Argentina makin mantap. Total, Martinez kebobolan delapan gol dan tiga kali melakukan clean sheet di Piala Dunia 2022.

Di partai final, kiper Aston Villa itu melakukan sejumlah penyelamatan penting saat melawan Prancis. Argentina nyaris kalah 3-4 andai Martinez tidak memblok tendangan penyerang Prancis, Randal Kolo Muani satu menit sebelum babak tambahan berakhir.

Sementara di drama adu penalti, Martinez menggagalkan tendangan Kingsley Coman. Dengan eksekusi Aurelien Tchouameni yang melebar karena psywar Emi, Argentina pun menang 4-2 atas Prancis. 

Di akhir kompetisi, Martinez pun mengalahkan sejumlah kiper yang tampil apik seperti Yassine Bounou dan Dominik Livakovic untuk menyabet gelar kiper terbaik Piala Dunia 2022. Mungkin apabila Bernd Leno tak cedera pada tahun 2020, kisah dongeng ini tak akan pernah terdengar sampai kapan pun.

Sumber: Pundit Arena, Sky Sport, Goal, Talksport, The Flanker

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru