Tim yang bermarkas di Stamford Bridge, Chelsea, tengah mengalami masa kebangkitan yang cukup signifikan. Sebelumnya, selama satu setengah musim, mereka berada pada masa yang kurang diinginkan, dimana manajer Frank Lampard tidak mampu memenuhi harapan manajemen untuk memberikan hasil terbaik. Setelah Super Frank dipecat pada Januari lalu, Chelsea langsung menunjuk sosok Tuchel, yang secara kebetulan tengah menanti panggilan usai diberhentikan oleh klub asal Prancis, Paris Saint Germain.
Kedatangan Tuchel tentu tidak terlalu dibebani banyak harapan oleh para penggemar. Hal itu terjadi karena memang Chelsea tengah mengalami masa sulit. Para penggemar hanya berharap Tuchel bisa sedikit membuat skuad Chelsea menjadi lebih hidup. Soal perkembangan, sedikit demi sedikit juga tidak menjadi masalah.
Kemudian, apa yang menjadi keinginan penggemar Chelsea pun didengar oleh Tuchel. Pelatih yang juga pernah menangani Borussia Dortmund itu melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Dia begitu tegas dan menargetkan kemenangan dalam setiap pertandingan. Hasilnya? Banyak penggemar yang puas dengannya. Manajemen Chelsea juga tampak sumringah ketika melihat Tuchel berdiri gagah di pinggir lapangan.
Jejak Thomas Tuchel Awal Latih Chelsea
Pada pertengahan Maret lalu, Tuchel juga baru saja menasbihkan diri sebagai salah satu pelatih terbaik yang pernah dimiliki Chelsea. Memang bukan soal gelar, namun soal capaian yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Di momen tersebut, Tuchel berhasil melewati sebanyak 13 pertandingan bersama Chelsea tanpa tersentuh satu pun kekalahan. Dia bahkan mampu membawa Chelsea melewati hadangan tim tangguh asal Spanyol, Atletico Madrid, di ajang Liga Champions Eropa.
Catatan 13 pertandingan tanpa kekalahan itu membuat Tuchel melampaui rekor yang sebelumnya dipegang oleh Luiz Felipe Scolari, yang mencatat 12 pertandingan tak terkalahkan pada 2008 untuk memulai masa jabatannya di Stamford Bridge. Tak hanya itu saja, lini pertahanan Chelsea dibuatnya kembali kokoh, dimana dalam 13 pertandingan tersebut, the Blues berhasil mencatatkan 11 pertandingan tanpa kebobolan.
Catatan luar biasa yang dibuat dibawah asuhan Tuchel tersebut tentu menjadi sesuatu yang sangat mengesankan, mengingat pada masa kepelatihan Frank Lampard, lini pertahanan Chelsea benar-benar mudah diserang hingga kebobolan. Kepa Arrizabalaga, penjaga gawang termahal asal Spanyol banyak membuat kesalahan konyol hingga membuat Chelsea harus mengalami kerugian besar.
Dengan buruknya penampilan Kepa, nama Eduard Mendy pun didatangkan. Hasilnya kini sungguh luar biasa. Meski di masa kepelatihan Lampard nama Mendy masih belum terlalu tampil maksimal, kini Tuchel berhasil membuat penjaga gawang berusia 29 tahun itu mampu mengemban tugasnya dengan sangat baik.
Setelah lini pertahanan menjadi sedikit lebih baik, Chelsea harus dihadapkan dengan masalah serangan yang kurang garang. Kai Havertz dan Timo Werner tampil jauh di bawah harapan. Padahal, di kompetisi Bundesliga, kedua pemain mahal itu telah menunjukkan performa yang amat luar biasa.
Praktis, puncak dari kemarahan Roman Abramovich pun berbuah pada pemecatan Frank Lampard dan menganggap sang pelatih kurang bisa memaksimalkan bakat yang ada. Dana 220 juta pounds yang dikeluarkan pada akhirnya sia-sia, sebelum Thomas Tuchel mampu membuatnya lebih berguna.
Tuchel yang datang ke Stamford Bridge langsung menerapkan pola permainan 3-4-2-1, mirip dengan formasi yang sempat diusung Antonio Conte. Perbedaannya, Tuchel meletakkan dua pemain di belakang striker tunggal pada posisi yang agak mendalam, sementara Conte meletakkan dua pemain sayap yang agak melebar. Untuk posisi tengah dan belakang, tidak terdapat banyak perbedaan.
Tuchel’s Chelsea will face Porto in one of tonight’s Quarter final matches. What are your thoughts on this line up? #PORCHE pic.twitter.com/C3GFCy2H6E
— EstyleDrive (@EstyleDrive) April 7, 2021
Dengan formasi tiga bek, pemain seperti Antonio Rudiger, Andreas Christensen, dan Cesar Azpilicueta, mampu mengemban tugas dengan baik. Perubahan inilah yang juga berpengaruh pada lini pertahanan Chelsea, yang pada akhirnya menjadi jarang kebobolan. Sementara itu, nama Marcos Alonso yang sempat tersingkir di era Frank Lampard kembali menjadi andalan. Dia mengisi sisi sayap, bersama dengan nama Callum Hudson-Odoi, guna memberi tekanan dari sisi lapangan, serta membuka ruang dari samping saat sedang melakukan serangan dan juga turun ke bawah untuk membentuk formasi lima bek saat tim sedang bertahan.
Beralih ke lini tengah, nama Jorginho, N’Golo Kante, dan juga Mateo Kovacic, secara bergantian menjadi andalan. Dengan kemampuan yang dimiliki ketiga pemain tersebut, lini tengah Chelsea menjadi lebih rapat dan mampu menguasai pertandingan dengan baik.
Melalui ketiga pemain tersebut, Chelsea bisa memulai serangan dengan baik, sekaligus memutus serangan lawan ketika tim dipaksa untuk bertahan.
Satu hal yang tak kalah penting disini adalah, setelah nama Timo Werner dan Kai Havertz sempat dikritik habis-habisan, muncul sebuah pujian besar yang dihasilkan dari penanganan tepat Thomas Tuchel, yang diberikan kepada kedua pemain tersebut. Baik Havertz maupun Werner mulai bisa membuka kran gol nya dengan baik. Sudah ada tanda-tanda positif dari kedua pemain tersebut untuk menjadi bintang di masa depan.
Lebih dari itu, gaya melatih Tuchel disebut mampu meredam ego setiap pemain. Dia bisa memberi kesempatan pada semua pemain dengan cara melakukan rotasi yang begitu brilian. Berdasar pada semangat kompetisi itulah, para pemain akan tampil maksimal dalam setiap kesempatan yang diberikan.
Lagi, diluar teknis permainan yang nantinya bakal diterapkan di lapangan, ternyata sosok Tuchel yang ramah dan mudah bercanda membuat para pemain Chelsea nyaman dan bisa dengan mudah menerima arahan.
While I understand #Tuchel finds this humorous, IDK that most fans will find it funny. #Pulisic, like many in this squad, has clear talent and potential. All we want to know is that he’s in your plans as he hasn’t been at all so far. #cfc #chelseafc pic.twitter.com/afQ7OYiRxr
— Jcrdy (@jordyxcollins) March 12, 2021
Hal tersebut diungkap oleh Reece James. Reece James mengatakan bahwa Thomas Tuchel bisa beradaptasi dengan cepat meski baru bergabung pada akhir Januari lalu. Dengan waktu yang relatif singkat, Thomas Tuchel pun disebut bisa membangun ikatan dengan para pemain.
“Dia sangat lucu dan sangat bersemangat karena dia ingin menang,”
“Dia menginginkan yang terbaik untuk para pemain dan timnya, dan itu terlihat ketika dia berada di pinggir lapangan, menendang dan menyundul setiap bola,”
“Semua orang bergaul dengan baik dan kami adalah tim yang hebat,” tutur bek kanan berusia 21 tahun tersebut.
Lebih lanjut, Reece James juga mengakui kalau Thomas Tuchel memang punya gaya permainan yang sangat berkualitas.
Dengan permulaan yang boleh dibilang berhasil, tinggal kita nantikan, seberapa lama Tuchel akan bertahan dan memberikan gelar kepada the Blues. Menarik untuk menantikan, piala apa saja yang mampu dia sumbangkan untuk tim yang berada di wilayah ibukota.
Sumber referensi: goal, gantigol, bola kompas, superball