Brest Musim Ini: Perkasa di Liga Champions, Menderita di Liga Sendiri

spot_img

Jika saja malam itu PSV Eindhoven tidak ceroboh dan lebih sabar meladeni perlawanan Stade Brestois, mungkin mereka akan memetik kemenangan. Tapi apa lacur, koordinasi pertahanan PSV lengah ketika Brest mendapat kesempatan tendangan bebas. Keteledoran itu segera dihukum oleh Julien Le Cardinal yang menyambut bola liar dari sundulan Mama Balde.

Di babak kedua, PSV bermain lebih sabar. Terus menggempur pertahanan Brest. Tapi klub Prancis itu berhasil menahannya. Laga pun usai dengan kemenangan Brest. Kemenangan ini hampir pasti mengantarkan Brest ke babak 16 besar Liga Champions. Sesuatu yang, sepanjang sejarah, tidak pernah mereka lakukan.

Yang ironis, empat hari sebelum kemenangan tersebut, Brest dihajar Lille di Liga Prancis. Betul, usai menang atas PSV, Brest lalu menaklukkan Nantes, tapi itu tidak membuat mereka beranjak dari papan tengah Ligue 1. Apa yang membuat Brest berada di situasi semacam ini? 

Mengapa Brest perkasa di Liga Champions, tapi justru menjalani pekan-pekan penuh penderitaan di liga sendiri? Cari tahu jawabannya di sini.

Stade Brestois yang Perkasa di Liga Champions

Mungkin apabila di pertandingan kelima tidak bertemu Barcelona yang belum kehabisan bensin, Brest masih akan bersih dari kekalahan di Liga Champions. Sejak laga pertama, anak asuh Eric Roy tampil meyakinkan di Liga Champions musim ini. Juara Liga Austria, Sturm Graz mereka sikat.

Di laga kedua giliran RB Salzburg. Tim yang juga ternama di Bundesliga Austria itu dikalahkan lewat skor mencolok, 4-0. Tidak cuma itu, Brest mempermalukan Salzburg di depan pendukungnya sendiri. Laga selanjutnya level lawan meningkat. Brest menjamu satu-satunya jawara Bundesliga yang unbeaten.

Mereka sama sekali tidak takut. Justru sebaliknya, Brest cukup cerdik untuk bisa menahan laju serangan Die Werkself. Di sisi lain pasukan Xabi Alonso juga kehilangan ketajamannya. Setelah mencetak gol lewat Florian Wirtz, yang kemudian gol tersebut dibalas oleh Pierre Lees-Melou, Die Werkself tak lagi sanggup menjebol gawang Brest.

Setelah seri atas juara Bundesliga, Brest bersua jawara liga lain. Kali ini dari Liga Ceko, Sparta Praha. Brest mengacaukan permainan Sparta Praha setelah memecah kebuntuan di menit 37 lewat Edimilson Fernandes. Kepanikan yang terjadi membuat Sparta Praha malah mencetak gol ke gawangnya sendiri.

Di hadapan pendukungnya sendiri di Epet Arena, Sparta Praha pontang-panting mencari gol. Tapi gol baru hadir di menit 90+2. Tentu saja itu tidak cukup untuk menyamakan kedudukan.

Empat kemenangan, satu seri, dan sekali kalah membawa Brest ke peringkat tujuh sementara Super League, eh, Liga Champions. Real Madrid, Manchester City, Juventus, PSV, AC Milan, Dortmund, dan Bayern Munchen berada di bawahnya. Bahkan Lille dan PSG harus mendongak untuk melihat posisi Brest.

Terseok-seok di Ligue 1

Namun sebaliknya di Liga Prancis. Dua tim justru harus melongok jauh ke bawah untuk mengetahui posisi Stade Brestois. Ya, di Liga Prancis, Brest malah mengkis-mengkis. Hingga pertandingan ke-15, tim berjuluk Les Pirates itu tertahan di peringkat ke-11. Mereka lebih dekat ke zona degradasi daripada ke zona Liga Champions.

Tidak cuma itu. Berada di peringkat 11 ketika liga sudah berjalan hingga pekan ke-15, ini sebuah penurunan bagi Stade Brestois. Musim lalu, dalam 15 pertandingan pertama di Ligue 1, Brest sudah nangkring di posisi lima besar.

Brest sanggup menempeleng para goliath liga, tapi mereka tak sanggup memetik kemenangan melawan tim yang seharusnya mudah dihadapi di Ligue 1. Ketika menghadapi Montpellier pada 10 November lalu, misalnya, Brest mudah sekali digilas. Begitu pula tatkala melawan Auxerre. Brest bahkan tak bisa mencetak satu pun gol.

Jika dihitung-hitung, Brest hanya memenangkan empat dari 10 laga terakhir di Ligue 1. Berbeda dengan di Liga Champions, tim-tim di bawah Brest bukanlah para juggernaut di Liga Prancis. PSG, Marseille, Nice, AS Monaco, bahkan Olympique Lyon yang mau degradasi saja peringkatnya masih lebih baik.

Belum Siap Main di Liga Champions

Yang cukup menarik, fans tidak terkejut dengan kondisi ini. Sebagian besar dari mereka malah menganggap Brest sebetulnya belum siap bertarung di Liga Champions dan Ligue 1 dalam satu musim. Ada benarnya. Brest memang belum siap main di Liga Champions, orang markasnya saja menyewa milik tim lain.

Selama Liga Champions musim ini, Brest tidak memakai Stade Francis-Le Ble, rumahnya sendiri, melainkan Stade de Roundorou. Brest yang miskin dan cekak modal tak bisa menyuap UEFA. Jadi Stade Francis-Le Ble tak lolos standar stadion untuk menggelar pertandingan Liga Champions. Alhasil, Brest mesti meminjam markasnya EA Guingamp, tim dari Ligue 2.

Dihajar Cedera

Hakekatnya Brest adalah tim amatir yang menyaru profesional. Musim lalu lewat sebuah keberuntungan, Brest finis di posisi ketiga dan lolos ke Liga Champions. Tapi tim kecil tetaplah tim kecil. Di dunia sepak bola yang kejam dan berdarah dingin, bermain konsisten di dua kompetisi bagi tim seperti Brest tak ubahnya oase di gurun Negev.

Musuhnya sudah pasti cedera. Beberapa pemain dipaksa menyerah dihajar cedera. Bradley Locko mesti menjalani operasi tumit Achilles-nya. Pierre Lees-Melou masih belum sembuh betul dari cedera fibula. Julian Le Cardinal harus naik ke ranjang perawatan karena hamstring.

Otot Jonas Martin juga dihantam masalah. Pemain yang dipinjam dari Dortmund, Soumaila Coulibaly pinggulnya mengalami cedera. Dengan banyaknya pemain yang cedera, Brest bermain dengan sisa-sisa kekuatan untuk dua kompetisi domestik dan Liga Champions.

Apa Tidak Ada Rencana Membeli Pemain Baru?

Itu harus dilakukan sebab rasanya, daripada membeli pemain baru, uang lebih baik digunakan untuk menutup biaya operasional. Brest adalah tim dengan anggaran terkecil keempat di Liga Prancis. Menurut laporan Goal, cuma 40 juta euro (Rp677,8 miliar). Lebih kecil dari harga pasar Si Marmut Uruguay milik Liverpool.

Tidak diragukan lagi Direktur Olahraga Gregory Lorenzi memiliki prospek yang serius untuk pemain-pemain yang akan direkrut. Tapi bisa apa dia dengan anggaran yang tanpa disunat pun sudah cekak? Brest tak bisa begitu saja membeli pemain dengan harga berapa pun.

Di bursa transfer kemarin saja, Brest baru bisa mendapatkan pemain yang diincar di menit-menit akhir. Bukan malas-malasan atau diskusinya alot. Tapi Brest berusaha mencari pemain yang bagus tapi harganya tak membuat mereka miskin dalam semalam. Hm… Pak Eric Roy harus main-main ke Liga 1, nih. Siapa tahu tertarik membeli Rizky Ridho atau Egy Maulana “Messi”.

Mentalitas Buruk

Klub kecil seperti Brest tidak hanya bermasalah soal keuangan dan cedera, tapi juga memiliki mental barrier. Penyakitnya Brest musim ini memang itu. Insekuritas menjadi nama tengah mereka. Salah satu bentuknya adalah mentalitas saat tertinggal lebih dulu.

Di dua pertandingan Liga Champions, Brest tertinggal lebih dulu. Tapi hanya di laga melawan Bayer Leverkusen mereka bisa menyamakan kedudukan. Sementara bermain di depan para cules, Brest malah semakin terbenam. Di Liga Prancis situasi ketinggalan lebih dulu sering dialami Les Pirates.

Misalnya di laga melawan AS Monaco, Montpellier, dan Lille. Brest gagal membalikkan keadaan barang satu dari tiga laga tersebut. Semuanya berakhir dengan kekalahan. Hugo Magnetti, sang gelandang, dengan rendah hati mengakui bahwa apabila timnya ketinggalan, itu akan membuat mereka gagal alias kalah.

Masalahnya ada pada efisiensi, begitu kata Pierre Lees-Melou. Saat tertinggal, anak-anak Brest memang bekerja keras untuk mengejarnya. Tapi gerakan terakhir dan penyelesaian pamungkasnya selalu buruk. Sampai sini para penggemar Stade Brestois sudah tidak peduli lagi pada nasib timnya di Liga Champions.

Buat apa melaju terus di Liga Champions, tapi di Liga Prancis pelan tapi pasti justru menggantikan Montpellier di zona degradasi?

https://youtu.be/uTnvWGgA05o

Sumber: BBC, CBSSports, Footamateur, Francebleu, Ouest-France, Goal, APNews

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru