Benfica vs Inter Milan: Si Ular Punya Memori Manis di UCL, tapi Si Elang Lagi On Fire!

spot_img

Perempat final Liga Champions musim 2022/2023 sudah di depan mata. Undian yang dilakukan di markas besar UEFA di Nyon, Swiss, Jumat 17 Maret lalu telah mempertemukan 8 tim terbaik di Eropa saat ini. Dan salah satu pertemuan yang cukup menarik dinanti adalah Benfica vs Inter Milan.

Di banding laga perempat final lainnya, duel Benfica vs Inter Milan mungkin telah dipandang sebelah mata. Namun, duel Benfica vs Inter Milan mungkin bakal jadi laga yang berpotensi memunculkan kejutan di akhir laga. Apalagi, kedua tim punya misi yang berbeda.

Memori Manis La Grande 1965 Jadi Amunisi Inter Milan

Benfica dan Inter tidak sering bertemu di kancah Eropa. Keduanya tercatat baru 3 kali berjumpa, yakni 2 kali di Piala UEFA dan sekali di Liga Champions. Satu pertemuan di UCL inilah yang meninggalkan memori manis bagi Il Biscione.

Pertemuan pertama antara Benfica dan Inter Milan tersaji pada 27 Mei 1965, tepatnya di laga final Liga Champions 1965. Pertemuan bersejarah tersebut masih diingat betul oleh legenda hidup sekaligus wakil presiden Inter, Javier Zanetti.

“Ketika saya tiba di Inter, saya berbicara dengan Facchetti, Suarez dan Mazzola, mereka mengatakan kepada saya tentang Final dengan Benfica. Sekarang giliran kami dan kami berharap bisa mencapai semifinal,” ujar Javier Zanetti dikutip dari Football Italia.

Laga final UCL 1965 memang menjadi laga ikonik dalam catatan sejarah Internazionale Milano. Kala itu, Si Ular berhasil mencaplok Si Elang dengan skor tipis 1-0. Inter pun berhasil mempertahankan trofi Liga Champions mereka setelah di musim sebelumnya berhasil menumbangkan Real Madrid 3-1 di partai final.

Berkat prestasi tersebut, Il Biscione keluar sebagai klub Italia pertama yang menjadi juara UCL dua kali beruntun. Kejayaan di masa lalu itu kini dikenal dengan sebutan “La Grande”.

Yang menjadikan prestasi tersebut terasa lebih spesial adalah karena laga final UCL 1965 digelar di Stadion Giuseppe Meazza, markas Inter, yang pada hari itu dihadiri 89 ribu penonton. Lawan mereka juga tak main-main.

Di masa tersebut, Benfica tampil sangat subur berkat kehadiran striker legendaris Portugal, Eusebio. Namun, di sisi lain, Inter tengah dilatih oleh pelatih legendaris Helenio Herrera. Oleh karena itulah, laga final UCL 1965 itu juga dikenang sebagai representasi dari duel taktik menyerang versus taktik bertahan.

Head to Head Benfica vs Inter Milan

Kini, sejarah seolah terulang kembali. Situasi Benfica dan Inter Milan saat ini tak jauh berbeda dengan 58 tahun yang lalu. Pertemuan keduanya di perempat final UCL 2023 adalah duel antara tim dengan jumlah gol terbanyak vs tim dengan jumlah gol paling sedikit.

23 gol telah dihasilkan pasukan Roger Schmidt dari 8 pertandingan di UCL musim ini. Hanya Napoli yang punya catatan gol lebih banyak. Sementara itu, pasukan Simone Inzaghi baru menghasilkan 11 gol, paling sedikit di antara perempat finalis lainnya.

As Aguias juga lebih banyak mencatat kemenangan. Dengan 6 kemenangan dan 2 kali imbang, Si Elang bahkan belum pernah terkalahkan. Memulai dari babak kualifikasi, Benfica berhasil lolos ke fase gugur dengan status juara Grup H, melangkahi PSG dan Juventus. Mereka kemudian melumat Club Brugge di babak 16 besar dengan skor agregat 7-1.

Sementara itu, Il Biscione hanya meraih 4 kemenangan dan 2 kekalahan dalam 8 pertandingan. Mereka lolos ke fase gugur sebagai runner-up Grup C. Dua kali ditumbangkan Bayern Munchen, Inter berhasil melangkahi Barcelona. Mereka kemudian lolos ke perempat final berkat kemenangan tipis atas wakil Portugal lainnya, FC Porto dengan skor agregat 1-0.

Dari catatan tadi, Benfica jelas tampil lebih menyerang. Statistik juga membuktikan kalau mereka merupakan tim yang cukup efektif di depan gawang lawan. Dengan 5,9 shots on target perlaga, tingkat konversi tembakan Benfica mencapai 14,6%, lebih baik dari Napoli, Bayern Munchen, Man. City, dan Real Madrid yang mencatat lebih banyak tembakan tepat sasaran.

Singkatnya, Benfica memang tengah On Fire! Penampilan apik tak hanya mereka tampilkan di UCL, tetapi juga di Liga Portugal. As Aguias tengah memimpin klasemen sekaligus keluar sebagai tim tersubur di liga. Sejak ditangani Roger Schmidt, Benfica baru kalah 2 kali dalam 45 pertandingan di semua kompetisi.

Performa On Fire itulah yang wajib diwaspadai Inter Milan. Pasalnya, Inter seperti sisi koin berbeda. Di bawah asuhan Simone Inzaghi, Inter sudah kalah 12 kali dalam 40 pertandingan musim ini. Akhir-akhir ini, mereka juga tampil inkonsisten. Per 5 April 2023, Inter belum meraih kemenangan dalam 5 laga terakhirnya. Mereka bahkan baru saja menelan 3 kekalahan beruntun di Serie A yang membuat posisi mereka turun ke peringkat 4.

Sementara itu, di Liga Champions, Il Biscione juga keluar sebagai salah satu tim yang paling banyak membuang peluang emas. Mereka berada di urutan ketiga, di bawah Napoli dan Real Madrid, sebagai tim yang paling banyak membuang peluang emas. Dengan 5,3 shots on target perlaga, tingkat konversi tembakan Inter juga hanya mencapai 8,2%, terburuk kedua setelah Chelsea.

Soal ketajaman lini depan, Inter juga kalah dari Benfica. Top skor sementara mereka di UCL adalah Edin Dzeko dengan sumbangan 3 gol, diikuti Lukaku dengan 2 gol, dan Lautaro Martinez dengan 1 gol.

Catatan tersebut berbanding terbalik dengan Benfica. Top skor sementara Benfica di UCL adalah mantan pemain Inter, Joao Mario dengan sumbang 6 gol, diikuti Rafa Silva dengan 5 gol, dan Goncalo Ramos dengan 3 gol.

Akan tetapi, soal pertahanan, Inter Milan lebih unggul dari Benfica. Inter baru kebobolan 7 gol, sedangkan Benfica sudah kebobolan 8 gol. Inter juga sudah 5 kali mencatat clean sheets. Catatan tersebut hanya kalah dari Bayern Munchen. Sedangkan Benfica baru 2 kali mencatat clean sheets.

Selain itu, kiper Il Biscione, Andre Onana tercatat sudah 38 kali membuat penyelamatan. Angka tersebut jauh meninggalkan Odysseas Vlachodimos yang baru mencatat 17 penyelamatan. Dan sekali lagi, catatan sejarah juga berpihak kepada Inter Milan.

Berdasarkan catatan EuroCupsHistory.com, klub Italia lebih banyak meraih kemenangan ketika berjumpa dengan klub Portugal. Begitu pula dengan Inter. Hasil kontra Porto di babak sebelumnya membuat Inter tercatat baru kalah 4 kali dan meraih 11 kemenangan dalam 21 laga kontra tim Portugal.

Rekor pertemuan kedua tim juga berpihak kepada Inter. Setelah kemenangan di final UCL 1965, kedua tim bertemu di ronde keempat Piala UEFA musim 2003/2004. Kala itu, Inter berhasil menang dengan skor agregat 4-3 setelah di leg pertama berhasil menahan Benfica 0-0 di Estadio da Luz.

Cara seperti itulah yang sebaiknya juga diterapkan oleh Inter. Menahan Benfica di kandang lalu menumbangkan mereka di Giuseppe Meazza. Taktik catenaccio yang dulu berhasil membuat mereka meraih La Grande juga bisa jadi inspirasi tatkala menghadapi Benfica yang sedang On Fire.

Peluang Benfica dan Inter Milan Lolos ke Semifinal UCL

Namun, jangan berharap bisa dengan mudah menahan Benfica di kandangnya sendiri. Benfica tengah begitu digdaya tatkala bermain di Estadio da Luz. Bahkan di musim ini, As Aguias belum pernah kalah ketika bermain di hadapan ribuan pendukungnya sendiri.

“Bermain di Estadio da Luz selalu spesial bagi kami. Kami selalu mendapat dorongan besar dari sana dan kami bermain dengan baik dan mencetak banyak gol,” ujar Roger Schmidt dikutip dari One Football.

Jika Inter ingin melaju ke semifinal, mereka harus memanfaatkan laga kandang dengan baik, sebab catatan away Romelu Lukaku dan kolega lebih buruk. Dari 12 kekalahan Inter musim ini, 7 di antaranya didapat saat menjalani laga away.

Di leg pertama perempat final nanti, Inter diperkirakan masih tidak diperkuat oleh Hakan Calhanoglu yang cedera paha, sedangkan Milan Skriniar diharapkan sudah sembuh dari punggung. Sebaliknya, Benfica tak dapat memainkan Nicolas Otamendi yang terkena suspend.

Di laga perempat final nanti, kedua pelatih juga punya misi yang berbeda. Simone Inzaghi di kubu Inter tengah tertekan. Konon kabarnya, laga vs Benfica bakal jadi laga hidup dan mati bagi allenatore 46 tahun tersebut.

Sementara itu, Roger Schmidt di kubu Benfica sepertinya bakal berusaha memecahkan kutukan timnya. Sebab, Benfica belum pernah lolos lagi dari fase perempat final UCL sejak mereka mencapai babak final di musim 1990. Sementara itu, terakhir kali Inter lolos dari fase perempat final UCL terjadi di musim 2010 yang berakhir dengan gelar juara.

Duel antara Benfica vs Inter Milan bakal membuka babak perempat final Liga Champions musim ini. Leg pertama akan digelar pada 12 April dini hari WIB di Estadio da Luz. Sementara leg kedua akan digelar pada 20 April dini hari WIB di Giuseppe Meazza. Pemenang dari duel antara Si Elang vs Si Ular ini bakal dipertemukan dengan pemenang antara laga AC Milan vs Napoli.


https://youtu.be/Rq_iuYgfN3I

Referensi: Football Italia, Fotmob, UEFA, One Football, UEFA, SempreInter, PanditFootball.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru