AC Milan vs Napoli: Jangan Sepelekan Milan, Napoli Harus Membumi!

spot_img

Genderang perang sesama wakil Italia di liga kasta tertinggi Eropa ini segera ditabuh. Layaknya sebagai kota mode yang fashionable, Milan bersolek rapi nan cantik hadapi tamu dari selatan Italia, Napoli.

AC Milan ditantang Napoli yang sedang marah besar dibantai 0-4 di Naples. Dengan segala cara Partenopei akan meluapkan dendamnya di laga ini. Namun di sisi lain, Liga Champions tak ubahnya menjadi DNA yang sudah sangat dirindukan bagi AC Milan. Rossoneri bagaimanapun mempunyai nostalgia indah di kompetisi ini.

Istanbul dan Pencapaian Napoli

Musim ini final Liga Champions akan dihelat di Istanbul. Di mana di 2005 silam Milan pernah menginjakan kaki di sana. Memori pencapaian Milan ketika itu kini menjadi motivasi tersendiri bagi pasukan Pioli. Meski berakhir pilu ketika harus dikalahkan Liverpool lewat drama comeback sensasional, Rossoneri tetap menyimpan rapi kenangan indah pencapaian itu.

Bicara Liga Champions, Milan tentu punya DNA tersendiri. Mereka selalu punya aura dan kekuatan tersendiri di kompetisi ini. Namun itu dulu, ketika mereka meraih tiga final di masa pelatih Carlo Ancelotti. Karena dalam beberapa tahun terakhir, DNA itu seperti hilang entah ke mana. Namun apakah DNA itu kembali menghinggapi Milan musim ini?

Sebaliknya, Napoli seperti buta akan DNA maupun pencapaian di kompetisi ini. Pencapaian Partenopei musim ini di Liga Champions hingga babak perempat final saja sudah menjadi rekor bagi mereka. Karena terakhir kali mereka di Liga Champions mentok hanya sampai babak 16 besar.

Tapi apakah itu akan jadi dasar bahwa Napoli tak akan bisa berbuat apa-apa di kompetisi ini? Faktanya mereka terus berambisi selagi performanya apik musim ini. Musim ini Partenopei bersama Spalletti masih menggila baik di domestik maupun Eropa.

Head To Head

Jika menilik head to head pertemuan keduanya, Milan dan Napoli asuhan Pioli dan Spalletti ini terbukti saling mengalahkan di kompetisi domestik. Di Serie A musim lalu, Milan pernah menang di Diego Armando Maradona Stadium 0-1. Begitupun Napoli yang bisa menang di San Siro juga dengan 0-1.

Di Serie A musim ini, mereka juga sudah bertemu dua kali. Yang pertama Partenopei sukses menang di San Siro 1-2. Sedangkan di Diego Armando Maradona Stadium Milan sukses membantai Napoli 0-4. Artinya, baik musim lalu maupun musim ini, head to head Pioli dan Spalletti masih imbang.

Akan tetapi skor 0-4 yang terpampang di Diego Armando Maradona Stadium akan menjadi pijakan terakhir kedua tim untuk saling intip kekuatan. Apa yang harus mereka lakukan di dua leg nanti di Liga Champions?

0-4 Jadi Momentum Sekaligus Catatan

Kekalahan memalukan dari Milan itu tentu menjadi pukulan bagi anak asuh Spalletti. Spalletti mengakui bahwa anak asuhnya ketika itu tampil kurang baik. Sebaliknya ia juga memuji Milan yang mampu memanfaatkan celah yang terlalu terbuka dari skuadnya.

Spalletti menyadari celah antar lini dan ketidakhadiran Osimhen menjadi biang kerok terbantainya mereka. Itu menjadi catatan besar bagi skuad mereka. Sebaliknya, kemenangan Milan itu bagi Pioli menjadi momentum kebangkitan mereka di sisa musim ini. Karena bagaimanapun Milan musim ini sering inkonsisten.

Sebelum kemenangan 0-4 melawan Napoli, mereka sempat kalah atas Fiorentina, imbang melawan Salernitana, dan kalah atas Udinese. Bahkan ketika pasukan Pioli menyimpan beberapa pemain pilarnya jelang laga melawan Napoli, mereka menderita deadlock kala menjamu Empoli di San Siro dengan skor akhir 0-0.

Namun justru di hari yang sama, hasil positif diraih Napoli yang kembali tanpa Osimhen. Kala melawan Lecce, Partenopei berhasil bangkit dari kekalahan 0-4 dengan menundukan tuan rumah Lecce 1-2.

Perang Taktik

Tema “perang taktik” antara kedua pelatih yang saling mengalahkan itu akan menjadi headline besar dua leg laga ini. Bagaimana tidak? Spalletti pernah mengakui kekalahan taktiknya ketika berhadapan dengan Pioli.

Dengan komposisi baru Pioli yang kembali ke format awal 4-2-3-1 menjadikan Milan kembali tampil mengerikan. Asal tahu saja, Pioli sejak kalah atas Inter di Piala Super Italia, serta dibantai Lazio dan Sassuolo di Serie A Januari lalu, ia mengubah taktik 4-2-3-1 menjadi tiga bek. Namun tuah tiga bek Pioli itu berjalan inkonsisten.

Maka dari itu, titik balik kembali ke 4-2-3-1 menjadi momentum kala melibas Napoli 0-4. Para pemain seperti Brahim Diaz maupun Rafael Leao kembali produktif di formasi itu. Rade Krunic bersama Tonali dan Bennacer semakin padu di lini tengah.

Sementara Spalletti, nampaknya kaget dengan “racikan lama rasa baru” Pioli itu. Ia harus kembali adaptasi terhadap taktik Pioli nanti. Dengan skuad yang kemungkinan akan tanpa Osimhen lagi, Napoli harus lebih agresif membongkar pertahanan Milan.

Masih dengan formasi andalan 4-2-3-1, Spalletti harus mencari ide lain ketika bintang mereka Kvaratskhelia dijaga ketat dua orang sekaligus oleh bek Milan seperti di pertemuan yang lalu.

Apalagi alternatif serangan dari dua full back mereka Di Lorenzo dan Mario Rui juga dijaga ketat. Sehingga mereka terpaksa melakukan crossing bukannya penetrasi seperti biasanya. Kalau di striker ada Osimhen sih tak masalah. Namun yang ada hanya Giovanni Simeone maupun Raspadori yang tubuhnya kecil dan tak lihai dalam duel.

Osimhen Berpengaruh?

Ketidakhadiran Osimhen memang menjadi masalah bagi Napoli. Musim ini Osimhen adalah predator Napoli di lini depan. Kehilangan Osimhen bak seperti kehilangan separuh kekuatan Napoli. Kata Spalletti di konferensi pers melawan Lecce, Osimhen belum bisa fit sepenuhnya di leg pertama melawan Milan. Namun jika di leg kedua nanti, ia berharap Osimhen sudah tersedia di skuad.

Pertanyaannya apakah dengan tidak adanya Osimhen mereka akan kembali kalah? Kalau ditelusuri lagi tanpa Osimhen sebenarnya Napoli tak usah terlalu khawatir. Dari 8 laga tanpa Osimhen musim ini, Napoli baru kalah sekali yakni ketika dibantai 0-4 Milan. Masih ingat ketika di pertemuan pertama Serie A yang dihelat di San Siro? Tanpa Osimhen Napoli bisa menang kok, 1-2.

Bumbu Luar Lapangan

Selain beberapa hal teknis pertandingan, laga ini juga dibumbui dengan perseteruan antara kedua pelatih di luar lapangan. Bahkan hingga merembet pada Direktur Teknis Milan, Paolo Maldini.

Spalletti dan Maldini diketahui cekcok setelah hasil 0-4 di Naples. Spalletti merasa tersinggung dan tak terima perlakuan Maldini di lorong stadion. Bagaimanapun perseteruan itu akan dibawa di laga Liga Champions nanti.

Begitupun Spalletti dan Pioli. Jelang laga melawan Lecce dan Empoli di Serie A, kedua pelatih seperti terlibat perang kata-kata. Perang itu dimulai ketika Spalletti mengomentari kekalahannya atas AC Milan hanyalah ajang pemanasan bagi skuadnya jelang Liga Champions. Hal itu pun ditanggapi malas oleh Pioli. Pioli mengatakan buat apa mengomentari hal yang tak penting dari Spalletti. “Buang-buang tenaga saja memikirkan Napoli,” kata Pioli.

Laga dalam rangka pembuktian DNA Eropa Milan serta pembalasan dendam Napoli akan semakin berwarna karena disertai pula dengan bumbu panas di luar lapangan. Hal ini tentu membuat laga ini dijamin makin sengit. Semakin sulit saja menebak siapa sebenarnya yang lebih layak mewakili supremasi Liga Italia di Liga Champions. Superioritas Napoli ataukah DNA Eropa AC Milan?

https://youtu.be/jpfU1QOkMcE

Sumber Referensi : theguardian, sempremilan, sofascore, footballitalia, sempremilan, uefa

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru