Ketika negara-negara tetangga pada sibuk nyari pemain keturunan, Indonesia justru yang dicari oleh pemain keturunan. Ya, semakin ke sini, makin banyak pemain berdarah Indonesia yang mempublikasikan identitasnya. Bukan cuma itu, mereka juga terbuka untuk membela sang saka Merah Putih jika ada kesempatan.
Yang terbaru, ada bintang Liga Inggris, Joel Veltman. Bek kanan milik Brighton itu secara terang-terangan menyampaikan bahwa ia ingin membela Timnas Indonesia. Dalam salah satu wawancaranya dengan Voetbal Primeur, Veltman mengaku sering mendapatkan dorongan dari warganet Indonesia untuk membela Garuda.
Tapi tunggu dulu. Memangnya, Veltman eligible untuk berseragam Timnas Indonesia? Jika bisa, apa dampak yang akan diberikan? Maka dari itu, kita akan sedikit berandai-andai apabila Veltman benar-benar membela Skuad Garuda.
Daftar Isi
Memang Bisa?
Sebelum berandai-andai terlalu jauh, kita akan meraba kemungkinannya. Apakah Joel Veltman memenuhi syarat untuk membela Timnas Indonesia? Menurut beberapa sumber, Veltman memiliki darah Indonesia dari nenek pihak ibunya. Dirinya juga tergugah lantaran banyak dukungan dan dorongan dari fans Indonesia agar pindah kewarganegaraan.
Yang perlu kalian tahu, Joel Veltman sudah berusia 33 tahun. Kalau pelatihnya Shin Tae-yong sih, Veltman udah jelas dicoret dari daftar calon ya. Karena STY lebih suka pemain-pemain muda. Tapi, itu dulu. Sekarang kan pelatihnya Patrick Kluivert. Bisa saja peraturan dan standar untuk pemain keturunan berubah.
Di sisi lain, Veltman di usianya yang sudah kepala tiga telah mengantongi 28 caps bersama Timnas Belanda senior. Ya, senior. Dirinya pun aktif terlibat saat De Oranje berlaga di Piala Dunia 2014 dan Euro 2020. Laga terakhir yang dimainkan Veltman adalah laga melawan Ukraina di Euro 2020.
Dari sini saja, Veltman sudah tidak memenuhi Pasal 9 Poin C regulasi FIFA tentang naturalisasi pemain yang diterbitkan pada 2021. Veltman memahami bahwa ada aturan yang harus dipatuhi untuk pindah federasi. Dirinya belum mempelajari lebih lanjut tentang kemungkinannya.
Veltman Masih Berusaha
Ia beranggapan kalau seorang pesepakbola tidak bermain untuk tim nasional selama dua tahun secara berturut-turut, pemain itu bisa pindah federasi. Benar, ada kalimat yang senada dengan itu di statuta FIFA. Namun, dengan catatan, di laga terakhirnya pemain tersebut belum berusia 21 tahun. Sedangkan laga terakhir melawan Ukraina, Veltman sudah berusia 29 tahun.
Tapi, Veltman enggan mengesampingkan peluang sekecil apa pun itu. Veltman yakin, masih ada celah untuk mewujudkan ini. Kini, pemain Brighton itu sedang berusaha menyelidiki tentang peraturan dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pindah. Dirinya merasa terpanggil untuk membela tanah leluhurnya.
Jadi Kebanggaan
Optimisme Joel Veltman patut diacungi jempol. Meski peluangnya sekecil lubang jarum, dirinya tak menyerah begitu saja. Toh kalau beneran bisa pindah, kita sebagai fans Timnas Indonesia pun senang kok. Karena akan ada satu lagi pemain grade A yang bergabung ke skuad Timnas Indonesia jelang Piala Dunia 2026.
Selain bikin senang fans Indonesia, ada beberapa manfaat dan dampak yang dibawa Joel Veltman jika pada akhirnya bisa membela Timnas Indonesia. Salah satunya adalah torehan rekor baru. Joel Veltman akan jadi pemain Indonesia pertama yang berkompetisi di Premier League. Liga yang katanya nomor satu di dunia.
Itu karena saat ini Veltman masih berseragam Brighton dan menjadi andalan di bawah asuhan sang pelatih, Fabian Hurzeler. “Kok yang pertama min, kan udah ada Jordi Amat yang pernah main di Swansea?” Tenang adik-adik, mimin nggak lupa kok dengan sepak terjang sang pangeran Amat.
Namun, saat bek berdarah biru itu menjadi andalan Swansea, dirinya belum berstatus sebagai WNI. Oleh karena itu, Jordi Amat tidak masuk dalam hitungan. Kalau Veltman kan beda nih. Dia mau jadi WNI di saat masih berkarir di Premier League. Jadi, Veltman akan mewakili Indonesia di Premier League musim ini.
Indonesia Jadi Makin Disorot
Bermain di Premier League dan berstatus sebagai pemain Grade A++, kehadiran Joel Veltman juga bisa bikin Indonesia semakin dekat untuk mewujudkan ambisi PSSI. Melansir Kompas, Erick Thohir bercita-cita ingin membawa Skuad Garuda terbang tinggi dan mendunia.
Mendunia dalam hal ini bisa berarti luas. Bukan cuma tampil di Piala Dunia. Tampil di kompetisi antar negara paling bergengsi di dunia jelas jadi mimpi semua lapisan masyarakat Indonesia. Namun, mendunia juga bisa diartikan dalam bentuk lain. Misal, jika Indonesia meresmikan Joel Veltman, maka kita akan mendapat spotlite dari media-media asing, ESPN, The Athletic, The Guardian, dan sebagainya.
Sepakbola Indonesia akan semakin dibicarakan dan menarik pasar yang lebih luas. Para pecinta sepakbola yang lebih kenal Bali, ketimbang Indonesia jadi mau menonton pertandingan Timnas Indonesia. Jika jaringan luas sudah terbangun, maka sponsor dan brand-brand internasional akan semakin tertarik untuk masuk.
Tak cuma itu, jika pemain sekaliber Joel Veltman saja mau membela Timnas Indonesia, maka pemain-pemain keturunan lain akan segera berdatangan. Mereka tak akan ragu lagi untuk memilih Indonesia sebagai kelanjutan karir internasionalnya.
Bikin Iri
Jika semua itu sudah tercapai, maka negara-negara tetangga akan semakin panas. Seperti yang kita ketahui, negara-negara macam Malaysia, Filipina, Singapura, dan tentunya Vietnam, sedang gencar-gencarnya mencari pemain keturunan untuk memperkuat tim nasional mereka.
Namun, sejauh ini beberapa dari mereka sangat kesulitan untuk menjaring bakat diaspora. Terutama Malaysia. Antara database yang tidak kuat atau kurang riset aja. Karena pemain-pemain yang diincar Malaysia selalu bermasalah. Entah garis keturunannya terlalu jauh. Atau sang pemain ternyata tidak memiliki darah Malaysia sama sekali.
Bahkan, mengutip Superball, viralnya Joel Veltman di Indonesia pun jadi sorotan media-media China. Dengan begitu cepat, berita keinginan Veltman membela Timnas Indonesia bisa mendapat atensi besar dari publik China. Salah satu media China, 163.com bahkan heran kenapa Veltman sengotot itu pengen bela Indonesia.
Secara Permainan
Semua yang kita sebutkan sebelumnya adalah dampak eksternal yang bisa diberikan oleh Joel Veltman. Lantas, secara kualitas permainan Timnas Indonesia, apa yang bisa ditawarkan oleh mantan pemain Ajax Amsterdam itu? Sepanjang karirnya, ia bermain sebagai bek kanan serba bisa. Kadang di kanan, tapi tak jarang ia diturunkan sebagai bek tengah.
Veltman bukan tipe pemain flamboyan. Dia rela berdarah-darah demi menjauhkan bola dari area kotak penaltinya. Selain piawai menyerang, Veltman juga cerdas dalam membantu lini serang. Pemosisian dan akselerasinya bisa jadi ancaman bagi siapapun lawannya. Oh ya, kemampuan umpan jarak menengah dan diagonalnya juga sangat baik.
Jika melihat komposisi skuad sekarang, posisi pemain bertahan sudah sangat melimpah. Di posisi bek kanan, Veltman akan bersaing dengan Sandy Walsh, Asnawi Mangkualam, Yakub Sayuri, dan tentu saja Kevin Kaks. Eh, maksudnya Kevin Diks. Persaingannya tentu akan semakin menarik. Tapi, akan terasa mubazir saja. Pemain-pemain berkualitas macam Asnawi dan Sayuri bisa saja terpinggirkan.
Transfer Ilmu
Yang patut disayangkan adalah usia Joel Veltman yang sudah di penghujung karir. Di usia 33 tahun, Veltman tentu tak akan lama membela Timnas Indonesia. Namun, di masa pensiunnya nanti, Veltman bisa saja mentransfer ilmunya kepada pemain-pemain lokal. Terutama pemain muda.
Dengan melakukan coaching clinic, atau seminar-seminar sepakbola, Veltman bisa membagikan pengalaman sepakbolanya di Eropa. Tentunya, ini tidak hanya bisa dilakukan oleh Veltman. Harapannya, transfer ilmu bisa dilakukan oleh semua pemain diaspora yang berkarir di Eropa.