“Forca Barca! Champione!”. Selamat bagi seluruh Cules di seantero dunia. Tim kebanggaan Catalan itu kini meraih mahkota La Liga yang sempat hilang dalam pangkuan. Euforia meluap di seantero Catalan ketika melihat tim besutan Xavi itu mengunci gelar La Liga musim ini di markas rival sekota mereka, Espanyol.
Dengan serdadu yang melimpah musim ini, adalah sebuah keharusan klub sebesar Barca meraih juara. Apa kata dunia jika klub yang dibela-belain utang sana-sini itu tak mampu juara? Lalu pertanyaan besarnya dari semua ini sebenarnya adalah, what next? Apa langkah selanjutnya Barca setelah ini?
LA LIGA CHAMP🏆ONS! pic.twitter.com/enrozFf9gs
— FC Barcelona (@FCBarcelona) May 14, 2023
Daftar Isi
Gelar La Liga Barca Sejak 2019
Namun alangkah baiknya sejenak merayakan pesta gelar La Liga Barca musim ini. Maklum, ini adalah gelar La Liga pertama mereka sejak 2019. Gelar ke-27 La Liga Barca musim ini bisa menjadi titik balik mereka ke depan.
BARCELONA WIN LA LIGA FOR THE 27TH TIME 🏆 pic.twitter.com/bkLhGF5Bcc
— B/R Football (@brfootball) May 14, 2023
Lihat betapa nestapanya Barca beberapa musim terakhir soal kondisi keuangannya. Secara hasil pun kerap dipecundangi tim-tim semenjana. Di kancah Eropa pun sama. Hal itu membuat mereka terbenam dalam kehancuran.
Sejak ditinggal dewa mereka Lionel Messi, Barcelona seperti dikutuk tak lagi menjuarai La Liga. Semua rindu akan tuah La Pulga di Camp Nou. Namun kini hal itu semua sirna. Buktinya, tanpa Messi pun Blaugrana akhirnya merengkuh mahkota itu.
Sosok Xavi Hernandez
Hal itu tercapai berawal dari kedatangan kembali legenda mereka Xavi ke Camp Nou pada November 2021. Awalnya Xavi dianggap cupu dalam melatih klub besar. Ia dianggap belum terbukti dan masih bau kencur.
23 May 2015: Xavi says goodbye as a Barcelona player 😭
— GOAL (@goal) November 8, 2021
8 November 2021: Xavi says hello as Barcelona manager 😍 pic.twitter.com/vR2Zchlkr7
Akan tetapi Xavi membungkam itu semua. Perlahan perubahan di tubuh Barca terlihat. Termasuk dari segi permainan yang efektif dan cenderung pragmatis. Hal itu murni dilakukan Xavi untuk menyeimbangkan terlebih dahulu tim yang sebelumnya terpuruk.
Hasilnya memukau, dengan cara itu Xavi mampu membawa Barca kembali ke jalur Liga Champions setelah finish di posisi runner up musim lalu. Artinya perubahan di tangan Xavi itu nyata adanya.
📊| Since Xavi’s arrival in November 2021, Barcelona have lost just 2 out of 28 away matches in La Liga – 21 wins and 5 draws. During this period, Barça have the best away record among all clubs in the top five leagues.
— Barça Buzz (@Barca_Buzz) April 16, 2023
Via: @mundodeportivo pic.twitter.com/DMwcJRMaVn
Miskin Tapi Foya Foya
Nah, di musim ini muncul pertanyaan. Apakah Xavi sanggup membawa Barca naik level lagi dengan meraih trofi? Jawabannya terletak pada betapa ambisinya Barca di bursa transfer awal musim ini.
Lihat saja, tim yang sedang pesakitan secara keuangan itu tiba-tiba bisa menggemparkan bursa transfer dengan membeli beberapa pemain dengan harga mahal. Salah satunya Robert Lewandowski yang dibeli dengan harga 45 juta euro alias Rp 723 miliar. Namun apakah dengan hal itu saja mereka mampu tampil apik musim ini?
🔵🔴Barcelona doing brisk transfer business this summer;
— FIFA World Cup Stats (@alimo_philip) July 29, 2022
🇨🇮 Franck Kessié
🇩🇰 Andreas Christensen
🇧🇷 Raphinha
🇵🇱 Robert Lewandowski
🇫🇷 Jules Koundé
✍️How do you rate Barcelona’s summer signings?#Barcelona|#Barca|#LaLiga|#UCL pic.twitter.com/9X8Nh8fYZC
Bek dan Kiper Tangguh
Sistem 4-3-3 atau 4-2-3-1 yang diusung Xavi musim ini juga menjadi kunci. Termasuk dengan moncernya lini belakang mereka termasuk kiper sekalipun. Bayangkan, empat bek mereka musim ini Jules Kounde, Ronald Araujo, Andreas Christensen, dan Alejandro Balde, disulap menjadi bek tertangguh La Liga musim ini.
Después de varios años sufriendo mucho en zona baja, el FC Barcelona por fin construyó una línea defensiva altamente competitiva. La versatilidad de Jules Koundé, el liderazgo de Ronald Araujo, la templanza de Christensen y la proyección de Alejandro Balde. PRESENTE Y FUTURO. pic.twitter.com/akgiDr6cRz
— Invictos (@InvictosSomos) May 15, 2023
Saat mengunci gelar juara La Liga di Jornada 34, Barca hanya kebobolan 13 gol saja. Sebuah rekor tersendiri bagi pertahanan Barca sepanjang sejarah. Selain gacornya lini belakang racikan Xavi itu, ada faktor lain yakni performa kiper mereka Marc Andre Ter Stegen.
Kiper Jerman itu sementara sampai Jornada 34 sudah mencatatkan 25 clean sheet. Butuh satu clean sheet lagi baginya untuk menyamai rekor 26 clean sheet dalam satu musim di La Liga milik Paco Llano.
💡: If Barcelona keep a clean sheet against Espanyol tonight, it will be their 26th in La Liga this season.
— Barça Buzz (@Barca_Buzz) May 14, 2023
ter Stegen will equal Paco Liaño for most clean sheets in a La Liga season, which is also the most in the top 5 leagues for a league season with 38 games. pic.twitter.com/0Lk1TXyFzw
Rival Loyo
Tak hanya kejutan performa Barca dalam bertahan, namun salah satu faktor kenapa mereka mampu juara musim ini adalah juga berkat para pesaing mereka loyo musim ini. Lihat saja Atletico Madrid yang terpuruk sejak paruh musim pertama. Mereka tak lagi sangar sebagai pesaing calon juara. Los Colchoneros baru-baru saja bangkit di paruh musim kedua, namun itu sudah terlambat.
Sedangkan rival bebuyutan Barca, Real Madrid malah tak konsisten di La Liga musim ini. Beberapa keberuntungan sering menghindar dari El Real musim ini di La Liga. Mereka sering kehilangan poin kala berjumpa tim-tim lemah.
Hal itulah yang dimanfaatkan Barcelona musim ini. Namun pertanyaannya, apakah musim depan akan sama situasinya? Tentu tidak, Madrid dan Atletico pasti akan berbenah.
❗️ Atlético Madrid lose to 20th place Elche & Real Madrid are back in 2nd place. pic.twitter.com/Gz9rir4AiN
— Madrid Zone (@theMadridZone) May 14, 2023
Musim Depan Bakal Ditinggal Alemany
Sudahi euforia kemenangan Barca di La Liga musim ini. Meski diperoleh dengan cara membosankan, menghalalkan segala cara, toh mereka tetap juara. Yang lebih penting dari itu semua adalah mau dibawa kemana arah Barca musim depan?
Masih banyak PR yang harus dibenahi Xavi. Termasuk menentukan siapa pemain yang akan dibeli atau dijual. Itulah tugas seorang Mateu Alemany, sang juru transfer Barca selama ini. Ia dinilai cerdas dalam melakukan transfer, termasuk regenerasi yang dilakukan dengan menyudahi kontrak para pemain tua.
Contracts are set to be signed for Mateu Alemany to become Aston Villa’s new director. Full agreement in place, he has accepted all the clauses. 🟣🔵 #AVFC
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) May 6, 2023
Alemany, set to work together with Emery; already targeting and discussing of some potential names from La Liga & more. pic.twitter.com/VCj6x9UneZ
Sayangnya, menurut Fabrizio Romano, sang juru transfer itu dikabarkan akan meninggalkan Barca musim depan dan akan bergabung dengan Unai Emery di Aston Villa. Hal ini jelas menjadi kerugian bagi kubu Barca. Dengan hal ini membuat Barca harus berpikir ulang memilih orang yang tepat. Apakah dengan adanya perubahan itu akan menjadi masalah bagi Barca di musim depan?
Masalah Keuangan Kembali Mengintai
Karena faktanya, disamping itu Barca juga masih diintai masalah keuangannya lagi. Hal itu tentu secara langsung akan mempengaruhi operasi transfer mereka musim depan. Apakah akan menjual banyak pemain? Ataukah kembali membeli banyak pemain lagi?
Semua tergantung kebijakan Joan Laporta, sang presiden mereka. Para Socio dibelakang Laporta selalu mendukung langkah terbaik bagi Barca. Mereka tentu menginginkan Barca tetap berada di jalan seperti sekarang ini bersama Xavi.
Masalah keuangan Barca harus segera disiasati. Sinergitas manajemen, Socio, pelatih, fans, dan pemain, harus selaras menjawab tantangan di musim depan.
Dilema Kedatangan Messi
Termasuk menjawab rumor kedatangan kembali Lionel Messi yang berhembus kencang. Kalau dipikir-pikir, sebuah kejanggalan bagi klub tuas ekonomi seperti Barca mendatangkan pemain bergaji mahal seperti Messi. Uang dari mana?, tarik tuas lagi?
Barça president Joan Laporta: “We will do everything we can to bring Leo Messi back to Barcelona”, told @JijantesFC 🚨🔵🔴🇦🇷 #FCB pic.twitter.com/BSEF0sbl02
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) May 14, 2023
Messi adalah masa lalu yang dirindukan Barca, itu memang benar adanya. Namun sebuah era pasti ada habisnya. Momen nostalgia Messi bagi sebagian Cules dianggap sebuah kemunduran kalau melihat pemain seperti Pique, maupun Busquets, yang rela hengkang demi sebuah regenerasi.
Ujian Xavi Di Kompetisi Eropa
Selain beberapa permasalahan tadi, hal lain yang jadi PR Xavi adalah kemampuan berbicara banyak di kompetisi Eropa. Maklum, selama ini mereka hanya jadi bulan-bulanan di Eropa. Boro-boro bicara banyak di Liga Champions, di Europa League saja mereka tak mampu bersinar.
📊 Xavi’s record in Europe:
— AS USA (@English_AS) February 25, 2023
⚡ Kicked out of the European competitions 4 times in one year, three months, and 15 days…
❌ 2 in the Champions League
❌ 2 in the Europe League
🤔 How would you rate his work after #Barcelona‘s early KO in the UEL? pic.twitter.com/HgEZRsaGj1
Musim depan adalah ujian bagi Xavi di Liga Champions. Kegagalan lolos dari fase grup Liga Champions musim ini, harus ditebus musim depan. Karena bagaimanapun, DNA Barca adalah mampu melaju jauh di kompetisi Eropa. Maka, kedalaman skuad mereka menjadi penting bagi Xavi untuk konsisten di beberapa kompetisi musim depan.
Performa konsisten mereka musim ini yang dianggap membosankan, juga akan menjadi pertanyaan. Apakah Xavi akan ulangi lagi musim depan? Ataukah jangan-jangan akan ada banyak perubahan?
Sumber Referensi : theathletic, goal, mirror, barcablaugranes, sport.es