Para pelatih asal Korea Selatan menjadi komoditi di negara-negara Asia Tenggara. Kesuksesan Shin Tae-yong menukangi Timnas Indonesia pemicunya. Tim nasional di Asia Tenggara lainnya mulai mengikuti jejak Timnas Indonesia dengan mendatangkan pelatih asal Korea Selatan.
Sebutlah misalnya, Malaysia. Setelah melihat Timnas Indonesia berhasil dengan STY, Harimau Malaya ikut-ikutan mendatangkan pelatih asal Korea Selatan. Tak main-main yang didatangkan adalah mantan bos Shin Tae-yong di KFA, Kim Pan-gon.
Baru-baru ini Timnas Vietnam yang memecat Philippe Troussier juga merekrut kawan lama Shin Tae-yong, Kim Sang-sik. Memangnya, sehebat apa pelatih asal Negeri Ginseng? Mengapa timnas di Asia Tenggara mulai berduyun-duyun mendatangkan mereka?
Daftar Isi
Demam Pelatih Asal Korea Selatan
Eksodus pelatih Korea Selatan di Asia Tenggara menjadi semacam demam. Dan itu terjadi bukan baru-baru ini saja. Ingat kan, sebelum dilatih Troussier, Vietnam lama dilatih oleh Park Hang-seo? Di level U-23 pun, Vietnam juga pernah ditukangi oleh pelatih asal Korea Selatan bernama Gong Oh-kyun.
Pelatih asal Korea Selatan juga pernah melatih Timnas Kamboja. Dalam dua periode, yaitu 2010-2012 dan 2013-2017, Timnas Kembang Kuburan dilatih oleh Lee Tae-hoon. Timnas Timor Leste, di level usia mudanya, juga ditukangi oleh pelatih dari Korea Selatan.
Orang itu adalah Kim Shin-hwan yang melatih Timnas Timor Leste U-16 tahun 2009 hingga 2010 dan Timor Leste U-23 dari tahun 2017 sampai 2018.
AFF Under-16 Championship 2022 – Group B – Timor Leste head coach Kim Shin-hwan#AFF#AFFU16 pic.twitter.com/L5xkEUr017
— ASEAN Football (@AFFPresse) August 4, 2022
Ahli Melatih Tim dari Asia Tenggara
Harus diakui, pelatih asal Korea Selatan canggih dalam melatih tim dari Asia Tenggara. Ada tiga nama yang setidaknya bisa menggambarkan betapa pelatih Korea Selatan sanggup untuk membawa timnas di Asia Tenggara meraih hasil positif.
Ketiga nama itu adalah Park Hang-seo, Shin Tae-yong, dan Kim Pan-gon. Nama terakhir mungkin ada yang tidak setuju. Namun, diakui atau tidak, Pan-gon berhasil membawa Timnas Malaysia untuk pertama kalinya mentas di Piala Asia.
Disember 2021: Malaysia tersingkir di peringkat kumpulan Piala AFF 2020
Januari 2022: FAM lantik Kim Pan-gon sebagai ketua jurulatih baharu
Jun 2022: Malaysia layak ke Piala Asia secara merit – kali pertama sejak 1980
Pan-gon berjaya merubah pandangan ramai terhadap Malaysia! pic.twitter.com/7Yha0qOX9L
— Sukanz. (@sukanzcom) June 15, 2022
Hal yang juga dilakukan oleh Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia. Sementara Park Hang-seo telah membawa perubahan besar di Timnas Vietnam. Selama ditukanginya, selama itu pula Vietnam menjadi momok menakutkan bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, tak terkecuali Indonesia.
Park Hang-seo sosok yang menyulam sepak bola Vietnam. Ia sukses membangun kepercayaan diri dan pondasi yang baik bagi Vietnam. Sayang, ketika ia pergi, Pasukan Nguyen hancur.
Tonight’s game will be Park Hang-Seo’s last match as head coach of our Vietnam football national team.
He’ll be remembered as the most successful coach Vietnam has ever had til now.
Will he leave with the AFF Cup 2022 trophy? pic.twitter.com/WqlnA6Kko7
— Việt Nam Football 🇻🇳⚽️ (@FootyVietnam) January 16, 2023
Salah satu bukti yang menunjukkan supremasi pelatih asal Korea Selatan di Asia Tenggara adalah di Piala AFF 2022 lalu. Semifinal Piala AFF yang berlangsung awal Januari 2023 itu didominasi oleh pelatih dari Korea Selatan.
Indonesia dengan Shin Tae-yong, Vietnam yang ditukangi Park Hang-seo, dan Malaysia yang sudah diambil alih Kim Pan-gon. Hanya Thailand yang waktu itu dilatih oleh orang non-Korsel, Mano Polking.
Pelatih Korea Selatan Selalu Menawarkan Kualitas
Tingginya permintaan pelatih asal Korea Selatan bagi tim di Asia Tenggara sejalan dengan kualitas yang ditawarkan. Para pelatih dari tempat kelahiran Bae Suzy menawarkan kualitas yang bahkan disebut-sebut hampir sama seperti pelatih-pelatih di Eropa.
Ini bukan asal ngomong doang. Ada sebuah studi yang dilakukan Eunah Hong dan Yejee Jeong dari Ewha Womans University yang memperlihatkan bahwa pelatih asal Korea Selatan berdampak positif pada tim.
Penelitian yang dilakukan terhadap 106 pesepakbola di K-League mengungkapkan bahwa kepelatihan yang transformasional dan berdampak positif pada kolektivitas tim mendorong partisipasi dan inovasi.
🇰🇷Park Hang-seo masih nganggur? Rumornya waktu selesai dari Vietnam bakal latih tin kelompok usia Korea Selatan. Nggak jadi ya? pic.twitter.com/LSC2clk005
— . (@Indostransfer) July 17, 2023
Hal ini dipengaruhi oleh gaya pembinaan dari sang pelatih. Dari sana sedikit banyak bisa menjelaskan mengapa tim-tim dari Asia Tenggara termotivasi untuk mendatangkan pelatih asal Negeri Ginseng. Sudahlah kualitasnya hampir menyerupai pelatih Eropa, mampu berdampak positif, murah pula.
Terlebih lagi di Asia sendiri, pelatih asal Korea Selatan dikenal fokus pada kerja keras, kerja tim, dan organisasi. Ciri khas ini efektif diterapkan bagi tim nasional yang hanya berkumpul beberapa kali saja dalam setahun melawan tim lain, namun ingin menciptakan suasana ala klub dan kemajuan yang pesat.
Pelatih dari Korsel Bisa Ciptakan Gaya Permainan
Pelatih asal Korea Selatan juga sanggup melahirkan gaya permainan. Mengutip Nikken Asia, para pengamat sepak bola di Asia Tenggara sepakat kalau tim nasional di sini perlu mengembangkan gaya bermain yang konsisten. Demi melakukan itu salah satunya dengan merekrut pelatih yang tepat sesuai gaya yang diinginkan.
Sejauh ini tidak banyak tim dari Asia Tenggara yang sadar dan sudah memiliki gaya permainan yang paten. Menurut eks pemain Timnas Singapura, Ramu Sasikumar dikutip Niken Asia, hanya Thailand yang sudah mempunyai gaya bermainnya sendiri.
Hal itulah yang membuat mau siapa pun pelatihnya, Timnas Thailand tetap sama. Memang, ketika gaya bermain terbentuk, timnas di Asia Tenggara mestinya memeliharanya dengan baik.
Nah, untuk melakukan itu, setelah melihat secercah kesuksesan dari seorang pelatih, jika ingin berkelanjutan seperti Thailand, federasi semestinya tidak hanya meningkatkan pendapatan, tapi juga berinvestasi di akar rumput.
Vietnam gagal membangun semua itu di masa keemasan Park Hang-seo. Negara lain, tak terkecuali Indonesia perlu berkaca pada situasi di Vietnam.
Agak Tricky
Namun, perlu dipahami bahwa setiap pelatih punya pendekatan yang berbeda-beda. Maka dari itu, merekrut pelatih asal Korea Selatan juga menjadi tantangan tersendiri karena tidak semua pendekatan taktik pelatih dari Korsel cocok.
Vietnam menjadi sukses di tangan Park Hang-seo karena kebetulan pendekatan taktis yang dipakai Hang-seo cocok. Pelatih unyu ini menerapkan pendekatan pragmatis dan lebih berani selama menukangi Timnas Vietnam.
Menurut analis dari Akademi Sepak Bola PVF di Vietnam, Quan Tran Tue, pendekatan yang dipakai Hang-seo berhasil menutupi kelemahan para pemain Timnas Vietnam. Sementara pendekatan santun ala Philippe Troussier justru menjadikan Vietnam lemah.
🚨 Philippe Troussier appointed the head coach of both Vietnam’s first and U-23 teams.
Right decision? pic.twitter.com/q0RPt2tqrP
— Ta L. (@talao_) February 16, 2023
Pola latihan keras khas pelatih Korsel juga tidak tepat di semua tempat. Timnas Indonesia dipaksa mengikuti porsi latihan keras Shin Tae-yong. Untungnya itu baik dan berhasil meningkatkan mentalitas para punggawa Garuda.
Di tempat lain, seperti Singapura, pola latihan keras tidak cocok. Para pemain Timnas Singapura acap kali tidak nyaman dengan pola latihan keras dan tanpa basa-basi. Mereka justru nyaman dengan pendekatan yang lebih taktis dan sabar, alih-alih agresif dan bar-bar.
Maka dari itu, ketimbang pelatih dari Korea Selatan, Timnas Singapura memilih pelatih asal Jepang. Pelatih asal Jepang cenderung sabar dan lebih ke hal-hal teknis dan taktikal. Dari tahun 2022, Timnas Singapura dilatih oleh pelatih asal Jepang: Takayuki Nishigaya dan Tsutomu Ogura.
FAS has appointed former Japan assistant coach Tsutomu Ogura as Singapore’s National Men’s Team coach. He will also oversee the performances of the Under-23/22 team and its coach.
More details here ➡ pic.twitter.com/3EQtEogHvg
— FAS (@FASingapore) February 1, 2024
Harapan Baru
Kehadiran para pelatih Korea Selatan di Asia Tenggara menjadi harapan baru. Bukan hanya buat negara yang dilatih, tapi juga sepak bola di kawasan ini.
Para pelatih asal Korsel menaikkan taraf tim-tim di Asia Tenggara. Shin Tae-yong yang membawa Timnas Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia U-23 menjadi contoh.
Bisa jadi, para pelatih Korea Selatan ini akan menjadi aktor yang membangkitkan harapan masa depan sepak bola di Asia Tenggara. Siapa tahu akan seperti itu, ya kan football lovers?
Sumber: AsiaNikkei, KoreanJoongangDaily, Seasia, Donga, Quora, Olympics