Alkohol dan pesepakbola seakan tak pernah terpisahkan. Seakan menjadi konsumsi sekunder sebagian besar pemain sepak bola di dunia khususnya Eropa. Hal itu juga dipengaruhi oleh budaya “minum” masyarakat setempat yang kuat seperti di Inggris maupun Jerman.
Tak sedikit pesepakbola yang bahkan menjadi pecandu alkohol. Kandungan alkohol yang bersifat keras bagi tubuh manusia akan berpengaruh besar pada kondisi pesepakbola. Lalu, apa bahayanya alkohol bagi pesepakbola, atau jangan-jangan malah berdampak baik bagi pesepakbola?
Daftar Isi
Budaya Alkohol Pesepakbola
Pesepakbola tentu mengkonsumsi alkohol tidak ujug-ujug. Mungkin karena ikut temannya saja untuk gaya-gayaan, atau benar-benar sebuah kebiasaan yang turun temurun seperti halnya kita minum air putih setiap hari.
Budaya minum alkohol melekat sejak dulu di Eropa terutama Inggris, banyak Pub-Pub kecil (tempat pesta minumnya orang Inggris) yang memiliki kedekatan dengan sepakbola baik dari suporter, pemain, pelatih, staf, maupun para petinggi klub.
In a pub in London this evening, The Duke of Cambridge & Frank Lampard have surprised a group of football fans for the England vs. Czech Republic game, as part of the #HeadsUp campaign! @KensingtonRoyal @Heads_Together #CZEENG pic.twitter.com/VREeQi767I
— Chelsea FC (@ChelseaFC) October 11, 2019
Dimulai dari banyaknya tim sepak bola di Inggris yang sesudah pertandingan menjadikan Pub-Pub itu sebagai tempat transit. Di sana mereka berkumpul untuk melemaskan otot atau sekadar ganti pakaian.
Kebiasaan mereka berkumpul di Pub tentu saja berimbas pada budaya mengkonsumsi minuman keras. Dan, perlahan-lahan alkohol mulai memasuki dunia sepak bola bermula dari pub-pub lokal Inggris.
Selain Pub, banyak juga sponsor-sponsor utama klub kini yang berasal dari perusahaan minuman keras. Mereka bahkan mengambil spot sebagai sponsor utama. seperti Budweiser dan Heineken.
Beer giants @Budweiser and @Heineken fuelling alcohol’s sports #sponsorship outlay https://t.co/0sU3F52HG4 (£) pic.twitter.com/Yqh2QJFzvG
— GlobalData Sport (@sportcal) October 4, 2018
Dari beberapa budaya yang mengakar itulah, pesepakbola yang minum alkohol sudah tentu akan berimbas pada dirinya sendiri.
Efek Alkohol Sebelum Dan Sesudah Pertandingan
Para pesepakbola tentu ingin tampil prima pada setiap pertandingannya. Maka dari itu, tak sedikit pesepakbola mengkonsumsi alkohol baik itu sebelum maupun setelah pertandingan. Meskipun ada juga aturan dari sang pelatih maupun tim kesehatan klub yang melarang setiap pemain mengkonsumsi alkohol menjelang dan setelah pertandingan.
Pasalnya, jika pesepakbola sering mengkonsumsi alkohol pada malam hari sebelum pertandingan, biasanya akan terkena efek dehidrasi yang berlebihan ketika melakoni pertandingan keesokan harinya.
Efek tersebut menurut penelitian yang dilakukan oleh Canada Journal Of Applied Sports Sciences disebabkan kondisi suhu tubuh yang tidak stabil dan susah untuk mengendalikannya.
Pada dasarnya, alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan mengakibatkan oksigen yang terkirim ke otot akan berkurang dan menjadikan otot lemah yang berakibat pada berkurangnya performa otot saat bertanding.
Setelah pertandingan pun biasanya para pesepakbola untuk merayakan kemenangan ataupun menyesali kekalahan pemain sering mengkonsumsi alkohol.
Hal itu juga akan mengantarkan dampak buruk buat otot. Seperti penelitian dari Department of Clinical Physiology, at the Karolinska Institute in Sweden, yang meneliti efek langsung etanol, alkohol, terhadap otot rangka para pesepakbola.
Alkohol membuat penyerapan glukosa pada kaki menurun. Aliran darah ke kaki juga jadi berkurang. Hal ini mungkin disebabkan adanya penyempitan pembuluh di otot. Dari situ akan memperlambat proses recovery otot sang pemain.
Sulit Recovery Cedera
Di lain hal, sebagai dampak yang sering dialami pemain yang sering mengonsumsi alkohol baik sebelum maupun setelah pertandingan adalah pemulihan yang lambat fungsi otot sang pemain. Fungsi otot yang lemah membuat masalah lain yang lebih berat ketika pemain cedera.
Cedera pada pesepakbola adalah hal wajar. Namun, cedera pemain itu terjadi pasti ada sebab yang mendasarinya dari organ tubuh si pemain. Salah satunya fungsi otot yang lemah membuat pemain lebih gampang cedera dan juga membutuhkan waktu lama untuk recovery-nya.
Check out what’s on tap w/ the negative effects of drinking on athletic performance and recovery #alcohol #Wolverine #WIN #Wednesday #GoBlue pic.twitter.com/jz0Yg9qFQ9
— UM Perform Nutrition (@MGoFuel) October 25, 2017
Pengaruh alkohol pada cedera pemain sangatlah kompleks. Dari fungsi otot yang terganggu, pembuluh darah yang juga terganggu, sehingga mau tidak mau performa fisik si pemain juga semakin berkurang.
Oleh karena itu, para pelatih mulai menerapkan batasan atau larangan mengkonsumsi alkohol bagi para pemainnya. Seperti apa yang pernah dilakukan Arsene Wenger ketika melatih Arsenal dengan menerapkan denda pada pemainnya ketika ketahuan mengonsumsi alkohol.
Arsene Wenger prohibio a sus jugadores fumar y beber alcohol antes de los partidos en el Arsenal en los años 90. pic.twitter.com/ByhyDaz0wa
— Locos x el futbol (@ElAbrazoDelGOL) September 28, 2015
Dan yang baru-baru ini, Liverpool di bawah Klopp yang juga mengatur pembatasan alkohol di klubnya. Hal itu memiliki bukti nyata, performa fisik para pemainnya terutama Mane dan Salah yang selalu prima.
Jurgen Klopp on Mohamed Salah and Sadio Mane:
“Both boys don’t drink alcohol at all – that is what kills the recovery after you win something. They were fit the day after the game. Both players are a force of nature. They recover extremely quickly.” pic.twitter.com/FSqiJZ4C9D
— DaveOCKOP (@DaveOCKOP) February 15, 2022
Klopp mengapresiasi Mane dan Salah karena mereka tidak mengkonsumsi alkohol dan berdampak baik bagi permainan skuadnya. Mereka juga jarang cedera dan lebih cepat dalam proses recovery per pertandingannya.
Di sisi lain juga ada fenomena unik mengenai alkohol yang berdampak positif bagi tim. Yakni ketika Fabio Capello melatih timnas Inggris di Piala Dunia 2010. Capello melarang keras skuadnya untuk minum alkohol selama helatan tersebut.
Yang terjadi Timnas Inggris pun merasa tertekan dan performanya buruk di 2 laga awal melawan Amerika Serikat dan Aljazair. Tapi menjelang partai ketiga, Capello akhirnya membolehkan anak asuhnya mengkonsumsi alkohol sebelum dan sesudah pertandingan dan hasilnya pun positif. Inggris menang atas Slovenia dan melaju ke babak selanjutnya.
How did Fabio Capello get England’s 2010 World Cup so wrong? Sportsmail delivers the inside story https://t.co/a2w7MzV63J pic.twitter.com/oYmI3k8m2n
— SportsGridUK (@Sportsgriduk) April 27, 2020
Dari situ apakah alkohol ada sisi positifnya bagi pesepakbola? Itu mungkin karena alkohol yang dikonsumsi tersebut lebih berfungsi sebagai pelepas penat atau relaksasi akan tekanan yang dialami pesepakbola dan juga kadarnya pun tidak over.
Efek Jangka Panjang
Efek alkohol bagi pesepakbola tidak hanya bersifat pendek, namun juga jangka panjang. Tidak hanya sekadar mabuk dan rileks sesaat, tetapi terakumulasi dalam sistem tubuh seiring menuanya sang pesepakbola.
Selain itu, alkohol yang menyerang sistem metabolisme tubuh lama kelamaan bakal menyerang fungsi vital hati dan jantung manusia.
Dalam penelitian yang berjudul Alcohol, Athletic Performance, and Recovery mengklaim bahwa alkohol telah berulang kali terbukti menunjukkan gangguan keseimbangan yang bergantung pada dosis, waktu reaksi, pencarian visual, memori, dan akurasi keterampilan motorik halus. Itu berarti semakin membuktikan bahwa dampak alkohol juga mengarah pada psikologis pesepakbola dan juga fungsi otaknya di masa mendatang.
Pemain Yang Mengonsumsi dan Tidak Mengonsumsi
Konsumsi alkohol yang berlebihan juga akan mengakibatkan karir pesepakbola terganggu di masa depan. Bahkan tak jarang karirnya hancur berkat kecanduan alkohol. Seperti misal Adriano, George Best, Tony Adams, Paul Gascoigne hingga Maradona.
Ketergantungan pada alkohol cenderung juga akan lebih mudah menjuruskan ke penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Dan jelas itu sudah melebihi batas dan masuk tindakan kriminal dan melanggar hukum. Maka dari itu banyak juga pemain yang menghindarinya bahkan anti terhadap alkohol.
First Ronaldo with the Coca-Cola…
Now Paul Pogba wasn’t happy with the Heineken in front of him at his press conference 🍺❌ pic.twitter.com/SU1ifQPGOP
— GOAL (@goal) June 16, 2021
Adapun pemain yang anti alkohol seperti Harry Kane, Salah, Mane, Ribery maupun Pogba. Mereka terlihat terang-terangan menunjukan pada publik sikap anti alkoholnya. Ada pula mega bintang Cristiano Ronaldo yang menjauhi alkohol karena selain alasan tubuh juga alasan kenangan buruknya silam akan alkohol
Cristiano Ronaldo doesn’t consume alcohol because of his father who died from liver cancer due to alcohol abuse. pic.twitter.com/VSqwXS6HuV
— CR7 Studio🇵🇹 (@cr7studio7) November 6, 2020
Pada dasarnya seiring budaya “minum alkohol” yang sudah mengakar di Eropa, Mengkonsumsi alkohol mungkin hanya akan memiliki banyak kerugian ketimbang manfaat. Selain mengancam hari tua pesepakbola, alkohol juga sering menimbulkan efek buruk si pemain ketika di luar lapangan, seperti berkelahi maupun kecelakaan akibat mabuk.
Sumber Referensi : fieldinsider, bleacherreport, playerscout, bbc, thesoccerstore


