Bahaya Dibalik Sponsor Judi di Jersey Klub Sepak Bola

spot_img

Pada awalnya, jersey hanya difungsikan sebatas sebagai pembeda untuk membedakan tim yang sedang bertanding di lapangan. Lalu, klub mulai berinovasi dengan jersey mereka. Beragam desain, corak, dan warna menjadikan jersey bertransformasi menjadi sebuah identitas klub.

Seiring perkembangan zaman, industri mulai masuk ke ranah sepak bola. Dimulai pada akhir 70an, klub-klub Liga Inggris seperti Liverpool dan Arsenal mulai memasang nama/logo perusahaan yang jadi sponsor mereka. Di waktu yang bersamaan, klub Italia, Udinese juga jadi pelopor dengan memasang nama sponsor mereka di jersey yang mereka pakai. Tujuan dari hal tersebut jelas, yakni demi mendapat pemasukan tambahan.

Sejak saat itu, beragam nama, logo, dan merk ternama mulai tertampang di bagian jersey klub sepak bola. Mulai dari perusahaan rokok, produsen otomotif, perusahaan elektronik elektronik, maskapai penerbangan, merk makanan dan minuman, hingga sedekade terakhir ini, perusahaan judi juga nampak jadi sponsor klub-klub sepak bola Eropa.

Namun sepertinya, era sponsor judi di jersey klub sepak bola sepertinya akan segera berakhir. Hal tersebut tak lepas dari rencana dua liga top Eropa, yakni Liga Primer Inggris dan La Liga Spanyol yang berencana melarang nama/logo perusahaan judi terpampang di bagian jersey klub.

Dikutip dari football espana, pemerintah Spanyol telah mengirim surat resmi ke semua klub soal pelarangan sponsor judi di La Liga mulai akhir musim ini. Direncanakan sejak Juli tahun lalu, pada awalnya klub diberi tenggak waktu selama 3 tahun untuk melepas atribut judi di jersey mereka. Namun, aturan tersebut direvisi dan secara resmi akan berlaku mulai musim depan.

Tak hanya dilarang beriklan di bagian jersey saja, pemerintah Spanyol juga melarang nama, logo, atau merk situs judi terpampang di papan iklan berjalan di dalam stadion. Perusahaan judi juga tak lagi diizinkan untuk mensponsori nama stadion klub-klub La Liga.

Aturan tersebut tidak keluar atas dasar sentimen tertentu. Dasar otoritas liga melarang sponsor judi tak lepas dari direvisinya aturan periklanan judi yang dibatasi di Spanyol. Dibalik itu, ada alasan moral dan dampak negatif yang ditimbulkan dari maraknya iklan judi yang jadi bahan pertimbangan pemerintah Spanyol.

Senada dengan otoritas La Liga, Liga Primer Inggris juga akan segera memberlakukan aturan pelarangan yang sama. Hal tersebut menyusul revisi aturan undang-undang perjudian yang baru dikeluarkan pemerintah Inggris.

Pada Juli tahun lalu, House of Lords atau Majelis Tinggi Britania Raya menerbitkan laporan berjudul ‘Gambling Harm-Time for Action’. Pada intinya, laporan setebal 192 halaman itu berisi himbauan dan larangan perusahaan judi jadi sponsor klub sepak bola Inggris. House of Lords merekomendasikan agar perusahaan judi tidak lagi diizinkan untuk beriklan di jersey klub atau bagian lain dari perlengkapan klub mulai tahun 2023.

Bila Inggris dan Spanyol jadi menerapkan aturan pelarangan sponsor judi tersebut, maka mereka akan mengikuti jejak Liga Super Turki dan Serie A Italia. Sudah sejak musim lalu, Serie A melarang klub pesertanya menampilkan sponsor judi di jersey mereka.

 

Lalu, siapa saja pihak-pihak yang terdampak aturan tersebut?

Di La Liga musim ini, 35% klub peserta masih disponsori perusahaan judi. Sebanyak 7 dari 20 peserta La Liga sponsor utamanya masih rumah-rumah judi. Mereka adalah Alaves, Cadiz, Granada, Levante, Real Betis, Sevilla, dan Valencia.

Sementara itu, situasi di Liga Inggris lebih parah. Musim lalu saja, 61% klub besar di Liga Inggris disponsori oleh perusahaan judi. Rinciannya, 27 dari 44 klub teratas di Inggris menaruh nama rumah judi di jersey mereka.

Di musim ini, jumlah klub Premier League yang disponsori perusahaan judi telah berkurang. Namun, masih ada 8 klub yang memasang sponsor judi di bagian depan jersey mereka. Kedelapan klub tersebut adalah, Burnley, Crystal Palace, Fulham, Leeds United, Newcastle United, Southampton, West Ham United dan Wolverhampton. Sementara itu, Aston Villa dan West Bromwich Albion menampilkan sponsor judi di lengan jersey mereka.

Klub-klub tersebut jelas harus bergerak cepat untuk menemukan sponsor baru. Di kala pandemi seperti ini, tentu bukan barang mudah untuk bisa memutus kontrak kerja sama dengan sponsor lama sekaligus mencari dan menjalin kerja sama dengan sponsor baru.

Sebagian klub yang masih didanai perusahaan judi menentang larangan tersebut. Menurut mereka, pencabutan sponsor judi dalam waktu singkat sangat berpotensi merugikan keuangan klub. Alasan yang masuk akal, sebab selama ini sponsor judi telah memberi sumber pendapatan yang signifikan.

Kerja sama sponsorship klub sepak bola dengan perusahaan judi menciptakan sebuah simbiosis. Dukungan finansial dari sponsor judi memberi klub pemasukan. Sementara itu, imbalan yang diterima perusahaan judi adalah jangkaun pasar yang lebih luas lewat investasi mereka kepada klub, termasuk iklan situs mereka di berbagai tempat di klub, termasuk jersey.

Bagaimanapun, klub butuh dana untuk bertahan di papan atas. Dan sponsor judi memberi klub dana yang tidak sedikit yang mana dana tersebut dapat diinvestasikan untuk meningkatkan fasilitas klub maupun menggaji karyawan, termasuk menggaji para pemainnya.

Bila nominal kontrak kerja sama klub Liga Inggris di 2 divisi teratas dengan para perusahaan judi yang jadi sponsornya digabung, ada dana sebesar 110 juta pounds pertahun yang hilang saat larangan sponsor judi jadi diterapkan.

 

Dampak negatif paparan iklan sponsor judi di jersey klub sepak bola

Namun, dibalik berlimpahnya dana yang disuntikkan perusahaan judi kepada klub-klub sepak bola Eropa, terdapat bahaya yang mengintai. Bahaya tersebut berupa dampak negatif yang dihasilkan dari iklan-iklan situs judi yang ditampilkan klub baik saat pertandingan, maupun di luar pertandingan.

Dengan jersey yang selalu tersorot kamera, secara otomatis situs judi jadi fitur yang selalu ada di tiap pertandingan yang disiarkan di seluruh dunia. Selain tampil saat pertandingan, nama atau logo perusahaan judi juga terlihat di berbagai game sepak bola, seperti PES dan FIFA yang banyak dimainkan penggemar.

Artinya, secara tidak langsung para penggemar telah dikondisikan untuk melihat pejudian sebagai hal biasa. Sayangnya, sebagian dari penggemar tersebut masih berusia di bawah umur. Masalahnya, hasil audit dari Komisi Perjudian Inggris pada tahun 2018 lalu mencatat ada 55.000 anak usia 11-18 tahun yang terindikasi kecanduan judi.

Dalam hasil studi yang lain, Komisi Perjudian Inggris menemukan ada lebih dari 400.000 orang yang terlibat masalah perjudian, dimana ada 2 juta lainnya yang punya resiko paparan yang sama. Dalam studi tersebut juga ditemukan bahwa sebagian orang memasang taruhannya di situs judi yang jadi sponsor klub yang mereka dukung.

Dalam statistik lain yang dikeluarkan oleh sebuah badan publik di inggris, sekitar 370.000 anak-anak berusia antara 11-16 tahun ikut dalam sebuah taruhan minimal seminggu sekali. Hal ini menunjukkan bahwa anak muda telah jadi korban paparan iklan judi yang ditampilkan oleh klub sepak bola yang mereka tonton.

 

Lalu, bagaimana solusinya?

Klub yang masih disponsori perusahaan judi bisa meniru langkah inovatif yang dilakukan Aston Villa dan Everton. Tadinya, dua klub Liga Primer Inggris itu disponsori perusahaan judi, tetapi keduanya kompak membatalkan kontrak di tengah jalan.

Everton memutus kontrak kerja sama sponsorship senilai 9,6 juta pounds pertahun dengan perusahaan judi asal Kenya, SportPesa. Sementara Aton Villa memutus kontrak kerja sama sponsorship senilai 8 juta pounds pertahun dengan W88, situs judi bola online yang berbasis di Asia.

Namun, pada pertengahan tahun lalu, dua klub tersebut kompak memutus kontrak kerjasama sponsorship mereka dengan perusahaan judi tersebut. Keduanya juga kompak mengikat perjanjian sponsorship baru dengan Cazoo, sebuah perusahaan start-up asal di Inggris.

Everton menjalin kerjasama dengan Cazoo selama 3 tahun dengan nilai kontrak 10 juta pounds pertahun. Sementara Aston Villa sepakat mengikat kontrak 12 juta pounds pertahun selama 2 musim dengan perusahaan yang bergerak di bidang jual beli mobil bekas tersebut.

Selain nominalnya lebih besar, disponsori perusahaan non-judi juga memberi Everton dan Aston Villa dampak positif dalam penjualan produk komersialnya. Berdasarkan laporan OffThePitch, per September tahun lalu, Everton dan Aston Villa dilaporkan mencatat peningkatan penjualan jersey masing-masing sebesar 60% dan 50% dibandingkan musim panas lalu.

Angka tersebut berasal dari maksimalnya penjualan replika jersey kedua klub. Musim lalu, saat masih disponsori perusahaan judi, Everton dan Aston Villa dilarang menjual replika jersey anak-anak yang memuat nama atau logo perusahaan judi dan alkohol. Larangan tersebut sesuai dengan aturan yang diberlakukan pemerintah Inggris.

Cazoo merupakan perusahaan non-judi, sehingga Aston Villa dan Everton bisa menjual replika jersey anak-anak yang sama persis dengan jersey yang dipakai tim utama. Fakta inilah yang memicu penjualan jersey kedua klub itu naik secara signifikan.

Kemitraan Aston Villa dan Everton bersama Cazoo menjadi bukti dari manfaat kerjasama sponsorship dengan perusahaan non-judi. Keduanya telah membuktikan bahwa bekerja sama dengan perusahaan non-judi justru bisa memberi keuntungan yang jauh lebih positif.

Dengan laga klub Liga Inggris dan Spanyol yang disiarkan ke seluruh dunia, sejatinya kita yang di Indonesia juga ikut terpapar iklan judi yang tampil di jersey klub. Maka dari itu, pelarangan sponsor judi di jersey klub sepak bola merupakan langkah yang sangat positif dan mesti didukung.

Bagaimanapun, sepak bola adalah olahraga yang sangat menjunjung tinggi sportivitas. Sangat kontras dengan perjudian yang acap kali tak peduli dengan nilai-nilai normatif. Dengan hilangnya sponsor judi di jersey klub sepak bola, maka iklan judi di lingkungan sepak bola juga ikut hilang. Dengan begitu, iklim sepak bola bisa lebih sehat.

***

Sumber Referensi: Sky Sports, The Guardian, Football League World, 90min, Forza Italian Football

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru