Sebagai olahraga paling populer sedunia, sepakbola akan selalu menjadi sorotan. Salah satu dari sepakbola yang menjadi sorotan adalah gaji pemain. Ada pemain yang memiliki gaji selangit, katakanlah seperti Cristiano Ronaldo. Pun ada pemain yang memiliki gaji standar-standar saja, dan terbilang kecil.
Namun, pemain bola sendiri dianggap memiliki gaji yang tinggi. Maka tak jarang tak sedikit orang ingin menjadi pemain sepakbola. Gaji yang tinggi membuat profesi sebagai pemain bola sangat menggiurkan. Dan barangkali karena itulah, sekolah sepakbola kian merebak.
Terlepas dari hal itu, sebetulnya mengapa gaji pemain sepakbola terbilang sangat tinggi? Di sisi lain mengapa pula ada pemain yang gajinya lebih rendah daripada pemain lain? Bagaimana menentukan gaji pemain bola?
Daftar Isi
Bakat
Yang perlu kamu cermati, salah satu faktor yang menentukan gaji pemain bola adalah bakat. Tentu saja dalam hal ini bakat yang sudah terbentuk, diakui, dan jelas kapabilitasnya. Bukan bakat yang hanya terpendam dalam diri seseorang.
Pemain bola amatiran, atau dengan kata lain bakatnya baru tersalurkan di klub amatir atau di liga yang tidak dikenal, maka jangan harap bisa mendapatkan gaji yang berlimpah. Hal itu berbeda dengan seorang pesepakbola profesional yang sering menjadi sorotan.
Itulah mengapa pesepakbola dari akademi akan jauh lebih murah, daripada pesepakbola yang sudah punya nama. Klub sepakbola pun biasanya akan mencari yang semacam itu, terutama apabila mereka memiliki dana yang terbatas.
Misalnya, klub semenjana Liga Inggris, Southampton. Karena kondisi ekonomi yang terbatas, The Saints lebih memilih memburu pemain-pemain muda yang gajinya tak selangit seperti Gavin Bazunu, Sekou Mara, sampai Will Smallbone.
Images: Sékou Mara signs for Southampton #saintsfc pic.twitter.com/WUz9w9Nv9Y
— SaintsExtra (@SaintsExtra) July 25, 2022
Hal itu berbeda dengan klub raksasa seperti Barcelona yang bisa mendatangkan pemain bergaji mahal seperti Robert Lewandowski, Franck Kessie, sampai Christensen. Atau Paris Saint-Germain yang dengan mudah meminang Lionel Messi, dan Manchester City yang sukses mengamankan jasa Erling Haaland.
Lokasi
Bakat baru satu di antara beberapa faktor yang mempengaruhi gaji pemain bola. Satu faktor lainnya adalah lokasi. Gaji pemain bola sedikit banyak dipengaruhi oleh lokasi di mana pesepakbola itu bermain. Misalnya, pemain yang bermain di Liga Indonesia tentu memiliki gaji yang berbeda dengan yang bermain di Liga Thailand, misalnya.
Mengapa lokasi bisa menentukan gaji pemain? Ini berkaitan dengan daya tarik penduduknya. Semisal animo sepakbola di Eropa, katakanlah seperti di Inggris berbeda dengan di Amerika Serikat yang lebih tertarik ke olahraga di luar sepakbola.
Soal faktor lokasi ini kita bisa mengambil contoh pada nasib Gareth Bale. Bekas bintang Real Madrid itu mengalami penurunan upah ketika bergabung ke tim Amerika Serikat, Los Angeles FC. Bale mendapatkan gaji sekitar 1,6 juta dolar per tahun atau sekitar Rp23,9 miliar dari salah satu klub Major League Soccer tersebut.
💰🇺🇲The salary that Gareth Bale will receive in MLS has been leaked: it will be USD$1,600,000 per season, just 5% of what he received at Real Madrid🇪🇦 (USD$33,000,000). pic.twitter.com/tgupJIl2Em
— Ēñøçk Købiñä Ëssël Sãrkøbìñä Mäkåvïlé (@Sarkobina) June 28, 2022
Upah tersebut jauh lebih sedikit saat Gareth Bale di Real Madrid. Los Merengues menggaji Gareth Bale 34 juta euro per musim atau sekitar Rp521 miliar. Contoh lainnya adalah Zlatan Ibrahimovic. Pemain Swedia itu pernah memperkuat klub MLS, LA Galaxy.
Ketika memperkuat LA Galaxy pada tahun 2019, Ibrahimovic mendapat gaji sekira 7,2 juta dolar atau sekitar Rp107,6 miliar. Sementara kini, ketika ia kembali berseragam AC Milan, gajinya berkisar di angka 7,5 juta euro atau kurang lebih Rp110,2 miliar. Dari dua contoh tadi, dapat disimpulkan bahwa mata uang juga berpengaruh.
Jenis Kelamin
Perbedaan gaji berdasarkan jenis kelamin, ternyata juga tidak hanya ada di industri atau perusahaan pada umumnya. Dalam ranah sepakbola, gaji seorang pemain wanita jauh lebih rendah daripada pemain sepakbola pria.
Hal itu terjadi di hampir seluruh level profesional dalam sepakbola. Dalam sebuah survei pada tahun 2018, mengutip Chron, sekitar 88 persen pesepakbola wanita profesional di dunia memiliki penghasilan tak lebih dari 24 ribu dolar per tahun atau sekitar Rp358 juta.
Gaji yang buruk itu memaksa pesepakbola wanita berbakat menanggalkan profesinya. Banyak yang beralih ke pekerjaan lain. Karena ketimpangan gaji tersebut, Timnas Sepakbola Wanita Amerika Serikat atau USWNT pernah melancarkan gugatan ke otoritas sepakbola Amerika Serikat.
“We are pleased to announce that contingent on the negotiation of a new CBA, we will have resolved our longstanding dispute over equal pay & proudly stand together in a shared commitment to advancing equality in soccer” @ussoccer announce a settlement with the @USWNT on equal pay pic.twitter.com/ogDVxL4BZV
— Asif Burhan (@AsifBurhan) February 22, 2022
Dalam laporan Bleacherreport, para wanita tangguh itu menuntut standarisasi gaji yang sama antara sepakbola wanita dan pria. Melalui siaran persnya, para pesepakbola wanita itu menginginkan gaji sekitar 22 juta dolar (Rp329 miliar) plus 2 juta dolar (Rp30 miliar). Dan akhirnya gugatan itu sudah dikabulkan oleh otoritas sepakbola Amerika Serikat.
Posisi Bermain
Sering muncul pertanyaan, apakah posisi bermain seorang pesepakbola akan berpengaruh terhadap gajinya? Jawabannya tentu saja, iya. Sebuah penelitian oleh Thibaud Richard dari Universitas Glasgow menyebut, posisi bermain juga akan mempengaruhi gaji pemain sepakbola.
Tentu dalam hal ini, seorang striker akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari pemain belakang. Apalagi seorang striker punya peran penting dalam sepakbola, yaitu menciptakan gol. Masih dari riset yang sama, gaji seorang striker di Premier League saja kira-kira lebih dari 9 juta euro (Rp137 miliar).
Sementara di liga yang sama, gaji bek lebih sedikit, yaitu antara 6 juta hingga 7 juta euro (Rp91 miliar-Rp107 miliar). Di liga lainnya pun tak jauh berbeda. Misal di Serie A gaji seorang pemain depan bisa mencapai 5 juta euro (Rp76 miliar), namun gaji kiper tak lebih dari 2 juta euro (Rp30 miliar).
Di Liga Prancis, rata-rata gaji striker hanya di angka 3 juta sampai 4 juta euro (Rp45 miliar-Rp60 miliar). Sementara bek di Ligue 1 hanya mendapat gaji tak lebih dari 3 juta euro.
Kontrak Klub
Selain faktor-faktor tadi, gaji pemain bola juga sedikit banyak ditentukan dalam kontrak klub. Ini menarik, karena tidak semua pemain akan mendapatkan kontrak dengan gaji yang tinggi. Hal itu juga berkaitan dengan permintaan dan penawaran.
Biasanya, semakin banyak klub yang ingin mengontrak si pemain, maka si pemain bisa dengan mudah meminta besaran gaji dalam kontraknya. Secara umum yang sering melakukan itu adalah pesepakbola profesional yang sudah masuk ke jajaran pemain elit.
Mulai dari Kylian Mbappe, Neymar, Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Robert Lewandowski, Erling Haaland, dan masih banyak lagi. Pemain-pemain di jajaran elit mendapat gaji lebih tinggi daripada pemain profesional rendah, atau ia belum memiliki nama besar.
Uniknya, meski ada financial fair play, dalam sepakbola, klub kaya bisa saja menawar gaji seorang pemain bola dengan nominal yang fantastis. Maka, tidak aneh rasanya klub sekaya PSG bisa menggaji Kylian Mbappe di angka Rp73 miliar lebih per bulan atau Rp876 miliar per tahun.
Kylian Mbappé wants some time to announce his final decision, matter of days. ⭐️🇫🇷 #Mbappé
More. From Mbappé’s camp and family they deny Joan Laporta’s statement about “€50m net salary per season”.
Mbappé’s camp says they have never opened any negotiation with Barça/Laporta. pic.twitter.com/25hqiUTkio
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) May 17, 2022
Selain pemain, klub juga bisa menentukan besaran gaji pemainnya. Apalagi tidak semua klub bisa membayar tinggi gaji para pemain. Tentu saja pemain yang bermain di klub MLS atau Liga Argentina, akan berbeda gajinya ketika ia bermain di Eropa.
Masih banyak pemain di MLS hanya memperoleh gaji 100 ribu dolar (Rp1,5 miliar) per tahun. Hal itu berbeda dengan misalnya di Premier League. Gaji pemain inti di klub-klub liga teratas Inggris itu rata-rata menyentuh angka 61 ribu poundsterling per pekan atau sekitar Rp1,1 miliar.
Gaji pemain bola memang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Jadi, pertanyaannya kemudian adalah, apakah kamu masih berminat menjadi pemain bola football lovers?
Sumber: Soccerprime, Chron, BankofEngland, LigaLaga, LigaOlahraga, BolaSport, Suara