Liga Champions Eropa musim 2023/2024 telah memasuki babak 8 besar. Secara teori, seharusnya sudah tidak ada lagi tim yang berstatus kuda hitam. Namun, jika boleh menyebut, maka Atletico Madrid dan Borussia Dortmund adalah dua tim underdog yang tersisa di UCL musim ini.
Dari polling yang dilakukan oleh UEFA, Atletico Madrid dan Borussia Dortmund jadi dua tim yang paling sedikit mendapat angka, alias paling tidak dijagokan untuk menjuarai “Si Kuping Besar”. Atletico hanya meraih 3% suara, sedangkan Dortmund cuma 2%.
Tentu, akan jadi hasil yang mengejutkan apabila keduanya mampu melangkah jauh dan mematahkan prediksi. Namun sayangnya, dua kuda hitam ini harus sudah saling bertemu di babak 8 besar.
Minim Atensi, Padahal Sulit Diprediksi
Ketika Liga Champions mengumumkan hasil drawing babak perempat final lewat akun media sosial X, tweet Atletico Madrid vs Borussia Dortmund jadi yang paling sedikit mendapat atensi. Saat naskah ini dibuat, tweet tersebut hanya mendapat sekitar 895 ribu views, 15 ribu like, 2.700 repost, dan 271an komentar. Angka-angka tersebut jadi yang terendah dibanding tweet lain yang memuat hasil drawing 8 besar UCL musim ini.
Sedikitnya atensi tersebut semoga tidak mengurangi minat football lovers untuk menyaksikan laga ini. Sebab, duel antara dua tim berstatus “underdog” sangat berpotensi menghadirkan hasil sengit yang sulit ditebak. Dan, Atletico serta Dortmund adalah dua tim yang kerap memberi kejutan.
Selain status keduanya sebagai “underdog”, hal berikutnya yang membuat laga ini makin menarik adalah kondisi kedua tim yang mirip. Los Rojiblancos dan Die Borussen sama-sama tim peringkat 4 di liganya masing-masing.
Atletico dan Dortmund juga punya misi yang sama, yakni menghentikan rentetan panjang tanpa penampilan di babak semi-final UCL. Atetico belum pernah mencapai babak 4 besar sejak musim 2016/17, sedangkan Dortmund sudah absen sejak musim 2012/13. Dan, kompetisi Liga Champions adalah satu-satunya kesempatan tersisa bagi mereka untuk meraih trofi di musim ini.
Performa yang ditunjukkan keduanya di UCL musim ini juga kontras dengan apa yang mereka tampilkan di Liga domestik. Seolah sudah all out di UCL, baik Atletico maupun Dortmund sama-sama lolos ke babak 8 besar dengan performa yang meyakinkan.
Atletico Madrid berhasil memuncaki Grup C; melangkahi Lazio, Feyenoord, dan Celtic. Mereka lolos dari fase grup dengan rekor unbeaten. Lalu, di babak 16 besar, Los Rojiblancos sukses menyingkirkan finalis musim lalu, Inter Milan melalui drama adu penalti.
Sementara itu, Borussia Dortmund di luar dugaan berhasil menjadi pemuncak Grup F yang disebut sebagai “Grup Neraka” dengan melangkahi PSG, AC Milan, dan Newcastle United. Kemudian, di babak 16 besar, Die Borussen menghentikan langkah PSV Eindhoven yang saat itu masih menyandang status unbeaten di Liga Belanda.
Defense vs Counterattacking
Duel antara Atletico vs Dortmund sendiri diidentikkan dengan duel antara tim dengan pertahanan kokoh vs tim dengan serangan cepat. Atletico dikenal memiliki defense kokoh nan sulit ditembus ala Diego Simeone. Sementara itu, Dortmund selama bertahun-tahun punya senjata counterattacking yang ditakuti.
Namun, fakta statistik justru berkata lain. Di UCL musim ini, Atletico adalah salah satu tim dengan produktivitas terbaik, sedangkan Dortmund adalah tim dengan pertahanan terbaik.
Los Rojiblancos menghasilkan 2,4 gol perlaga, hanya kalah produktif dari catatan milik Manchester City. Sementara itu, Die Borussen asuhan Edin Terzic hanya kebobolan 0,6 gol perlaga dan sudah mencatat 4 clean sheets.
Alasan kokohnya pertahanan Dortmund di UCL musim ini adalah perubahan formasi yang dilakukan oleh Edin Terzic. Semenjak beralih ke formasi 4 bek plus 3 gelandang, pertahanan Dortmund jadi makin sulit ditembus. Kredit juga patut diberikan kepada kiper Gregor Kobel yang sejauh ini baru 4 kali kebobolan.
Kontras dengan lini bertahannya yang makin kokoh, lini serang Dortmund agak seret gol di UCL musim ini. Hanya menghasilkan 10 gol dalam 8 pertandingan, Dortmund jadi perempat finalis yang paling minim gol. Meski begitu, kecepatan dan kelincahan para winger Dortmund, seperti Marco Reus, Donyell Malen, Karim Adeyemi, Julian Brandt, hingga Jadon Sancho tak boleh diremehkan.
Sementara itu, Atletico Madrid sebenarnya tidak mengubah ciri khas mereka. Diego Simeone masih doyan memainkan formasi dasar 5-3-2 atau 3-5-2. Pembedanya adalah para bek sayap dan winger mereka musim ini yang tampil lebih ofensif. Rodrigo Riquelme, Samuel Lino, Marcos Llorente, maupun Nahuel Molina tak pernah tampil mengecewakan di posisi ini.
Selain itu, performa apik dari Antoine Griezmann dan Alvaro Morata sebagai ujung tombak adalah alasan utama dibalik produktifnya Atletico Madrid di UCL musim ini. Griezmann tengah memimpin daftar top skor dengan 6 gol, sedangkan Morata membuntuti dengan 5 gol.
Satu-satunya kekurangan Atletico musim ini adalah lini bertahan mereka yang rentan akibat digempur badai cedera. Di laga 8 besar nanti, Dortmund kemungkinan besar bakal punya keunggulan skuad yang lebih sehat. Pemain Dortmund yang sudah dipastikan absen hanyalah Ramy Bensebaini. Sementara di kubu Atletico, masih ada Vitolo, Thomas Lemar, Marcos Paulo, dan Mario Hermoso yang masih belum tau kapan bisa merumput kembali.
Head to Head
Selain punya keunggulan dalam hal kelengkapan skuad, Borussia Dortmund juga bisa dibilang unggul head-to-head atas Atletico Madrid. Sebelumnya, dua tim ini sudah pernah bertemu di fase grup UCL 2018. Saat itu, Dortmund berhasil menang 4-0 di Signal Iduna Park, sedangkan Atletico cuma menang 2-0 di Civitas Metropolitano.
Akan tetapi, jika ditarik lebih jauh, Atletico Madrid punya catatan yang lebih apik ketika berjumpa dengan wakil Jerman. Dalam 43 pertandingan kontra tim Bundesliga, Atletico berhasil meraih 19 kemenangan dan menelan 16 kekalahan.
Sementara itu, rekor Borussia Dortmund kontra wakil Spanyol agak buruk. Dalam 34 pertandingan melawan tim LaLiga, Dortmund cuma menang 10 kali dan kalah 13 kali.
Namun, Dortmund bisa memanfaatkan status mereka yang akan lebih dulu bertindak sebagai tim tamu. Pada leg pertama yang akan digelar pada 10 April esok, Dortmund akan lebih dulu bertandang ke markas Atletico, sebelum berganti menjadi tuan rumah leg kedua pada 16 April mendatang.
Kebetulan, Die Borussen punya rekor apik ketika harus lebih dulu menjalani laga away di fase gugur kompetisi Eropa. Dari 10 pertandingan di mana mereka lebih dulu bertindak sebagai tim tamu, Dortmund berhasil memenangkan sembilan di antaranya. Jika nanti Dortmund mampu mengulang catatan yang sama, mereka bisa bermain lebih nyaman di hadapan para pendukungnya sendiri.
Akan tetapi, bukan hal yang mudah untuk bisa meraih kemenangan di kandang Atletico Madrid. Sejak kalah 3-2 dari Ajax di perempat final musim 1997, Los Rojiblancos tak terkalahkan dalam 17 pertandingan kandang terakhir mereka di fase gugur UCL.
Selain itu, Atletico punya waktu istirahat yang lebih panjang. Pasukan Diego Simeone punya waktu 9 hari untuk mempersiapkan laga leg pertama. Sementara itu, pasukan Edin Terzic cuma punya waktu istirahat kurang dari 5 hari untuk bertandang ke Madrid.
Seperti yang kami singgung di awal. Laga ini boleh minim atensi, tapi hasil akhirnya sulit ditebak. Prediksi kami, pemenang laga ini adalah mereka yang punya mentalitas dan daya juang yang lebih tinggi. Skor tipis mungkin akan menghiasi papan skor. Bahkan, potensi drama adu penalti juga bisa tersaji.
Bagi football lovers yang tim jagoannya sudah gugur, laga babak 8 besar antara Atletico Madrid vs Borussia Dortmund ini cocok untuk kamu saksikan. Jadi, tim underdog mana yang akan melaju ke semifinal? Atletico Madrid atau Borussia Dortmund?
Referensi: Euro Cup History1, Euro Cup History2, UEFA, Fotmob, UEFA, BVB.