Jeda internasional ini menyebalkan. Padahal liga-liga top Eropa sedang asyik-asyiknya ditonton. Di Liga Inggris, Tottenham Hotspur sedang mode ngeri. Tidak ada satu pun klub yang bisa mengalahkan mereka dalam 90 menit sampai jeda internasional. Tim selevel Manchester United sekalipun. Bahkan Arsenal yang bisa mengalahkan Manchester City saja tidak bisa mengalahkan Tottenham Hotspur.
Tak bisa disangkal, Spurs musim ini tampil edan. Liga Inggris tak ubahnya seperti Liga Petani. Padahal Spurs di musim sebelumnya nestapa. Sekarang Tottenham Hotspur menjelma penantang gelar Liga Inggris paling serius.
Bahkan bukan sebuah hil yang mustahal kalau pasukan Ange Postecoglou akan memenangkan gelar Liga Inggris musim ini. Manchester City dan Arsenal, tolong minggir sebentar. Inilah alasannya Spurs bisa saja merebut gelar Liga Inggris musim ini.
Daftar Isi
Ange Postecoglou
Tottenham Hotspur menutup musim lalu dengan kesan yang jauh dari kata manis. Hanya finis di posisi delapan, Spurs harus absen di kompetisi Eropa. Antonio Conte yang gagal konsisten mendongkrak The Lilywhites, meski sudah dipercaya akhirnya dipecat. Cristian Stellini sempat menggantikannya.
Tapi apa yang diharapkan pada pelatih ad interim? Lagi pula pengalaman Stellini tidak seberapa. Alhasil, eks asisten Conte itu pun dipecat. Tottenham Hotspur kemudian dipaksa untuk bertahan dengan pelatih serepnya, Ryan Mason hingga musim 2022/23 berakhir.
Jelang musim baru, Tottenham Hotspur mencari pelatih baru. Ada banyak nama yang muncul ke permukaan untuk jadi pelatih Spurs berikutnya. Julian Nagelsmann, Vincent Kompany, Luis Enrique, sampai Mauricio Pochettino muncul sebagai opsi. Namun, Tottenham memilih mantan pelatih Celtic, Ange Postecoglou.
Tottenham now have the longest current unbeaten run in the Premier League:
— Squawka (@Squawka) October 7, 2023
WDWWWWDWWW
Ange Postecoglou is top of the league. 🔝 pic.twitter.com/K80C6Qv7qM
Kata Daniel Levy, Postecoglou dipilih karena mentalitas positif dan gaya mainnya yang cepat. Permainan Spurs pun berubah di tangan Postecoglou. Jika oleh pelatih sebelumnya Spurs sangat hati-hati, Postecoglou justru mendorong para pemain untuk mengambil resiko di bawah tekanan.
Spurs kini sering memancing lawan menekan, untuk kemudian memukulnya lewat serangan balik cepat. Mentalitas inilah yang jarang terlihat dari Tottenham selama ini. Dan ya, mentalitas semacam ini sangat mungkin mengantarkan Tottenham ke puncak tertinggi.
James Maddison dan Kekuatan Lini Tengah
Demi memenangkan gelar, penyerangan yang bagus dan pertahanan yang kokoh saja tidak cukup. Kekuatan lini tengah justru bisa menjadi kunci soliditas permainan sebuah tim. Tottenham Hotspur di tangan Postecoglou punya itu. Satu sosok yang membuat level permainan lini tengah Spurs meningkat tiada lain adalah James Maddison.
🎙| #Tottenham creative midfielder, James Maddison: “The fans have made me feel so welcome, they’ve made me feel a million dollars!” 🤍🏴👏 pic.twitter.com/UPWh0AAiET
— The Spurs Express (@TheSpursExpress) October 11, 2023
Rekrutan dari Leicester City itu seorang playmaker cerdas. Maddison memberi dimensi baru dalam hal penyerangan. Ia seperti melengkapi sesuatu yang hilang dari Spurs, yakni kemampuan untuk membongkar pertahanan lawan. Dengan umpan-umpannya, Maddison membantu Spurs dalam distribusi bola. Tidak hanya itu, Maddison juga nyaman di ruang sempit.
Situations like this are the reasons I rate James Maddison so highly.
— B. (@InvertTheWing) October 10, 2023
The situations where he created something from absolutely nothing. I was amazed both times.
These 2 assists alone came from nothing, and gained Tottenham 3 points.
pic.twitter.com/AMYDIWNkSa
Ia juga tak masalah jika harus melakukan kombinasi dengan pemain tengah lain. Di tangan Postecoglou pemain Timnas Inggris itu bisa membangun kemistri dengan Yves Bissouma, Oliver Skipp, maupun Pape Matar Sarr. Kolaborasi pemain-pemain tadi sungguh bikin lini tengah Tottenham Hotspur kuat.
Mereka bisa saling mengcover. Misalnya ketika Bissouma tampil kurang menggigit, pemain tengah lainnya seperti Pape Matar Sarr bisa menutupi kelemahan itu. Oh ya, Sarr dan Bissouma juga sering menjadi duet maut sebagai double pivot. Dua pemain inilah yang bikin skema double inverted fullback Postecoglou berhasil.
Bek Sayap yang Aduhai
Double inverted fullback atau dua fullback yang menusuk ke dalam. Ya, ini adalah taktik langka. Di dunia ini, atau minimal di Eropa, hanya Ange Postecoglou yang berani melakukannya. Sejauh ini taktik double inverted fullback ini sukses diterapkan. Tentu saja itu berkat dua fullback Spurs yang bertenaga.
Destiny Udogie dan Pedro Porro akan memerankan lakon itu dalam skema 4-2-3-1 yang diusung Postecoglou. Udogie memberi kesan menakjubkan sebagai bek kiri. Ia cepat dan tangguh. Selain kuat dalam bertahan, Udogie juga mahir dalam menyerang. Di sisi seberangnya, Pedro Porro atau Emerson Royal yang musim lalu tampil buruk membayar kepercayaan Postecoglou.
Kedua pemain itu sama bagusnya ketika turun. Mereka adalah dua fullback yang akan bergerak inverted. Sejauh ini skema double inverted fullback yang dipakai Postecoglou belum ada yang bisa mematahkan. Jika begitu terus, wah Tottenham bisa juara, nih.
Just a reminder that Pedro Porro and Destiny Udogie are the best fullbacks in the league! pic.twitter.com/dsazz5yvHi
— TY (@thfctyrese_) October 7, 2023
Duet Van de Ven dan Cristian Romero
Itu baru di sisi fullback. Di posisi bek tengah, kerja sama Micky Van de Ven dan Cristian Romero bikin pertahanan Tottenham kokoh seperti tembok penjara. Romero belakangan ini mulai bisa diandalkan.
Romero menemukan performa terbaiknya di tangan Postecoglou. Ia menawarkan keahlian dalam menyerang maupun bertahan. Romero cepat dan tangkas. Rekan Lionel Messi itu pembimbing yang tepat bagi Van de Ven. Romero dan Van de Ven nyaman bermain bersama. Bisa saling menutup dan memberi umpan.
Van de Ven yang rekrutan baru juga merasa aman karena Romero berada di sampingnya. Di lain sisi, keberadaan Van de Ven juga membantu pemain Argentina mencapai level permainan terbaiknya setelah mengalami kesulitan di bawah asuhan Antonio Conte.
Son Sang Protagonista!
Lini tengah solid. Belakangnya kuat seperti baja. Bagaimana dengan lini depannya? Dejan Kulusevski, Richarlison, dan tentu saja Son Heung-min bisa menjawab pertanyaan itu. Ketiga pemain saling melengkapi. Spurs tampaknya tidak perlu cemas karena Harry Kane tak lagi di sana.
Masih ada Son Heung-min yang bisa menjadi mesin gol. Sejauh ini, Son masih sangat tajam di lini depan. Enam gol dari sembilan laga di Liga Inggris ia kemas. Postecoglou memberikan ban kapten pada Son. Ia percaya sang pemain bisa mengemban tugas itu.
Awalnya, peraih Piala Asia itu menaruh Son sebagai pemain sayap. Namun, ternyata tidak efektif. Alhasil Postecoglou menempatkan Son untuk memimpin di lini depan tengah. Di laga menghadapi Burnley, dengan peran itu Son mencetak hattrick. Sang pelatih kelihatan tahu bagaimana memakai pemain Korea Selatan itu.
Dengan menempati posisi striker tengah, Son lebih leluasa bergerak untuk mencari ruang tembak, alih-alih melewati pemain bertahan. Son juga bisa menghemat tenaga dengan peran tersebut. YYah, bagaimanapun Son masih seorang protagonista di tubuh Spurs saat ini.
Jadwal Main Sedikit
Manchester City memang diunggulkan untuk juara Liga Inggris. Arsenal yang runner-up musim lalu juga punya kans. Tetapi kedua tim itu masih harus menghadapi jadwal yang padat. Baik City maupun Arsenal masih harus bertarung di kompetisi Eropa.
Bermain di kompetisi Eropa butuh tenaga ekstra. Selain tenaga, pikiran juga akan terkuras. Sementara Tottenham Hotspur yang tidak bermain di Eropa diuntungkan. Anak asuh Postecoglou tidak akan mudah kelelahan, berbeda dengan dua saingannya itu. Spurs hampir bisa dipastikan tampil all-out setiap laganya.
230829 #Sonny | Fulham v Tottenham Hotspur – Carabao Cup Second Round at Craven Cottage Stadium#손흥민 #SonHeungMin pic.twitter.com/M0Nq0LagM6
— ؘ (@shmpics) August 30, 2023
Mereka akan mengincar kemenangan. Itu saja. Lagi pula Spurs juga sudah gagal di Carabao Cup. Fokus mereka cuma dua: Liga Inggris dan Piala FA. Postecoglou hanya perlu melakukan maintenance pada para pemainnya untuk menghindari cedera.
Sampai sekarang, menurut Transfermarkt, hanya ada tujuh pemain Spurs yang masih cedera. Itu pun bukan pemain pilar. Maddison yang sempat dikabarkan cedera pun ternyata kondisinya baik-baik saja. Begitu pula Son Heung-min.
Peluang Spurs
Mantan pemain Manchester United, Louis Saha mengatakan, Spurs era Postecoglou punya cita rasa yang berbeda dengan Antonio Conte. Kata Saha, Spurs juga harus dianggap serius sebagai penantang gelar Liga Inggris. Perkataan Saha senada dengan pundit sepak bola lainnya, Martin Keown.
Eks pemain Everton itu mendukung Spurs-nya Postecoglou menjuarai Liga Primer Inggris musim ini. Namun, mantan pemain Tottenham Hotspur, Darren Bent saat diwawancarai talkSPORT mewanti-wanti agar penggemar Spurs jangan terlalu bersemangat. Bent menyarankan untuk tetap tenang. Lalu, berapa peluang Spurs juara?
Setelah matchday ke-8 selesai, menurut Supercomputer Opta sebagaimana dikutip 90 Minutes, persentase Spurs juara di Liga Inggris adalah 23,8%. Memang sedikit, tapi ada statistik lainnya yang memperkuat alasan Spurs bisa juara musim ini. Sejak Premier League bergulir musim 1992/93, dari 28 tim yang mengumpulkan 20 poin atau lebih setelah delapan laga, 11 di antaranya juara di akhir musim.
Misalnya, Manchester City di musim 2018/19 dan musim 2022/23 yang mengumpulkan 20 poin dari delapan laga. Nah, Tottenham Hotspur sudah mengumpulkan 20 poin nih. Jadi, apakah The Lilywhites akan keluar sebagai juara? Eh, sebentar, Arsenal juga 20 poin. Nah, lho!
Sumber: BBC, Goal, Spursodyssey, WhoScored, TheSportsman, TheAthletic, OneFootball, OneFootball, 90Min