Apa Bedanya Direktur Teknik dan Direktur Olahraga dalam Sepak bola?

spot_img

Sepak bola bukan hanya tentang mereka yang berada di atas lapangan, melainkan juga siapa pun yang berada di balik layar. Orang mungkin mengenal peran pelatih atau manajer. Namun, di era sepak bola modern, di mana saban tim dituntut untuk bertransformasi, maka muncul pula peran-peran lainnya.

Salah satu akibat dari modernisasi sepak bola ini adalah munculnya peran direktur teknik dan direktur olahraga. Pasti tak sedikit yang bingung, kenapa kok ada direktur teknik dan direktur olahraga? Apa sebenarnya peran dari kedua jabatan ini dan apa perlunya di dunia sepak bola? Lantas, apa bedanya direktur olahraga dan direktur teknik?

Direktur Teknik

Mari kita mulai dengan direktur teknik. Meski namanya berbeda, sejatinya direktur teknik dan direktur olahraga memiliki kemiripan. Namun, tidak mutlak mirip. Direktur teknik secara sederhana adalah orang yang bertugas untuk membangun budaya kinerja tim atau klub.

Oleh karena itu, direktur teknik memiliki tugas yang lebih komprehensif daripada manajer atau pelatih. Bahkan direktur teknik inilah yang bisa menentukan arah atau filosofi permainan tim ke depannya. Nah, ada sedikit kekeliruan yang kerap disalahpahami soal direktur teknik.

Banyak yang mengira bahwa direktur teknik itu tugasnya cuma dalam perekrutan pemain. Benar bahwa direktur teknik bertanggung jawab dalam hal perekrutan pemain. Namun, bukan itu saja tugas dan wewenang direktur teknik. Semua tugas yang berkaitan dengan sepak bola adalah tugas yang diemban direktur teknik.

Mulai dari akademi, kontrak pemain dan perekrutan pemain, staf pelatih, sampai tempat latihan. Jadi, intinya, direktur teknik ini mengevaluasi, menjalankan, dan mengawasi secara keseluruhan apa-apa yang erat kaitannya dengan sepak bola.

Sejarah Direktur Teknik

Nah, direktur teknik sebenarnya sudah muncul sejak kurang lebih tiga dekade yang lalu. Lama juga ya? Peran direktur teknik pertama kali muncul di Eropa. Dilansir The Football Faithful, direktur teknik adalah mereka yang umumnya terlibat di sebagian besar suatu organisasi sepak bola. Dalam era-era awal muncul, direktur teknik ini sukses di level internasional.

Salah satunya yang terjadi pada Asosiasi Sepak bola Swiss. Tahun 1995, Asosiasi Sepak bola Swiss menunjuk Hansruedi Hasler sebagai direktur teknik. Sepak bola Swiss pada akhirnya bisa merestrukturisasi organisasi dengan keberadaan direktur teknik. Yang pada akhirnya bisa melahirkan pemain-pemain yang kini jadi bintang, seperti Granit Xhaka, Haris Seferovic, sampai Ricardo Rodriguez.

Peran direktur teknik berkembang, terutama di ranah internasional. Kesuksesan Timnas Belgia juga berkat mantan direktur teknik mereka, Michel Sablon. Ia yang berhasil di Belanda dan klub seperti Ajax dan Barcelona merevitalisasi Timnas Belgia menjadi salah satu kekuatan Eropa.

Menjadi Direktur Teknik

Lalu, bagaimana sih, kalau mau menjadi direktur teknik? Apa kemampuan yang mesti dipunyai untuk menjabat posisi tersebut? Pertama, tentu saja harus memiliki soft skill berupa kepemimpinan. Seorang direktur teknik harus bisa mengadopsi teori kepemimpinan demi menegakkan nilai-nilai budaya yang ada pada klub, pemain, staf, dan bahkan suporter.

Seorang pemimpin juga semestinya didukung dengan kecerdasan emosional. Mampu mengendalikan emosi adalah syarat mutlak menjadi pemimpin. Pemimpin harus bisa mengedepankan kepentingan tim daripada emosi semata. Kedua, seorang direktur teknik wajib punya kecakapan dalam berkomunikasi. Mengapa?

Sebab seorang direktur teknik akan sering bertemu dengan orang lain atau pihak di luar tim atau klub tempatnya bekerja. Keahlian komunikasi ini sangat penting, terutama dalam penjajakan transfer pemain, berhubungan dengan para sponsor, dan yang tak kalah penting, berhadapan pada awak media.

Seorang direktur teknik harus bisa menguasai pers. Maksudnya, ketika menghadapi konferensi pers, seorang direktur teknik bisa mengeluarkan pernyataan yang tidak merugikan dirinya, klub, bahkan suporter. Karena direktur teknik mencerminkan kondisi tim. Ketiga, direktur teknik juga harus bisa menyelesaikan masalah. Misalnya, saat pemain ada yang cedera di tengah musim.

Apa kebijakan yang perlu diambil? Bisa jadi merencanakan transfer atau memakai pemain cadangan atau memanggil pemain dari akademi. Hal itu biasanya juga dikomunikasikan dengan manajer atau pelatih, karena ia yang tahu di lapangan. Terakhir, seorang direktur teknik harus berpikir ke depan. Sebab rencana tim ke depannya memang bergantung pada direktur teknik.

Direktur Teknik Harus Punya Pengalaman

Selain soft skill-soft skill tadi, direktur teknik juga semestinya memiliki beragam pengalaman. Seorang direktur teknik bisa saja orang yang sudah berpengalaman di klub sepak bola. Bisa mantan pemain maupun mantan pelatih. Direktur teknik bisa saja orang yang berpengalaman di pemerintahan, lembaga, atau instansi terkait.

Misalnya, mereka yang pernah bekerja di asosiasi sepak bola sangat potensial menjadi direktur teknik, karena sudah terbiasa melobi regulator. Nah, orang yang berpengalaman di dunia media sepak bola juga bisa menjadi direktur teknik, karena ia punya pengalaman dalam meliput atau mengulas sepak bola, menghubungi narasumber, dan dekat dengan pemain atau pelatih.

Direktur Olahraga

Jika apa yang sudah disebutkan tadi adalah direktur teknik, lalu bagaimana dengan direktur olahraga? Hampir sama, tapi cakupannya lebih luas. Untuk memahami apa itu direktur olahraga atau dalam sepak bola bisa juga disebut direktur sepak bola, kita bisa menelan pengertian yang diutarakan Direktur Olahraga Blackburn Rovers, Gregg Broughton.

Menurutnya, khususnya mengambil contoh di Blackburn, direktur olahraga bertugas untuk mengawasi sisi olahraga klub. Namun, tidak hanya apa yang berkelindan tentang sepak bola. Direktur olahraga dalam sepak bola bertanggung jawab mengawasi enam departemen dalam klub sepak bola. Mulai dari tim utama, akademi, bagian analisis, performa, rekrutmen pemain, dan tim medis.

Berdasarkan pengertian Gregg Broughton itu, sebuah tim sebenarnya kalau sudah ada direktur olahraga tidak perlu ada direktur teknik lagi. Itu hanya akan memperbesar pengeluaran saja. Maka dari itu, ketika Manchester United menunjuk Darren Fletcher sebagai direktur teknik menimbulkan polemik.

Namun, Fletcher menegaskan bahwa peran direktur teknik adalah untuk memutuskan secara holistik jalur permainan tim, termasuk akademi. Ia membantu direktur olahraga John Murtough. Kendati begitu, tidak banyak klub-klub Eropa yang punya direktur teknik sekaligus direktur olahraga.

Manchester City, Liverpool, dan Real Madrid misalnya. Tiga tim ini hanya memiliki direktur olahraga. City dengan Txiki Begiristain, Liverpool yang tunjuk Jorg Schmadtke sebagai direktur olahraga, dan Real Madrid yang mempekerjakan Santiago Solari sebagai direktur sepak bola.

Apa Bisa Disebut Sama?

Berbeda dengan direktur teknik, untuk menjadi direktur olahraga atau direktur sepak bola tidak wajib memiliki pengalaman di lapangan. Dengan kata lain, menjadi direktur olahraga dalam sepak bola bisa seseorang yang belajar disiplin ilmu apa pun. Namun, diutamakan menguasai ilmu manajemen.

Lalu, apakah bisa disebut sama antara direktur olahraga dengan direktur teknik? Dalam satu hal bisa disebut sama, tapi di lain hal berbeda. Direktur olahraga umumnya dipakai di level klub. Ini karena urusan klub tidak hanya yang berkaitan dengan sepak bola, melainkan bisnisnya.

Maka direktur sepak bola juga mengawasi urusan bisnis, seperti sponsor dan berbagai bentuk kerja sama lainnya. Sementara itu direktur teknik jarang dipakai klub-klub sepak bola. Direktur teknik yang wilayahnya adalah urusan sepak bola dalam hal teknis di lapangan ini sering ada di tim nasional.

Maka dari itu, setiap tim nasional pasti punya direktur teknik. Tim nasional tidak memerlukan direktur olahraga karena tidak menjalankan bisnis olahraga seperti klub sepak bola. Misal, Indra Sjafri dan Danurwindo pernah menjabat direktur teknik Timnas Indonesia.

Namun, tidak menutup kemungkinan tim nasional memakai direktur olahraga, terutama di timnas yang kuat sepak bolanya seperti di Eropa. Timnas Jerman, Spanyol, Belanda, sampai Austria menggunakan direktur olahraga. Sementara, kebanyakan tim nasional di Asia memakai direktur teknik.

Sedangkan di Amerika Latin, seperti Brazil dan Argentina, justru tidak memakai direktur teknik maupun olahraga. Mereka punya namanya sendiri, yaitu Koordinator Tim. Argentina dengan Nicolas Russo dan Brazil dengan Ricardo Gomes.

Sumber: Bundesliga, TheFootballFaithful, Ghanafa, SQAF, AOSD, Indeed

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru