Ada beberapa tim sepakbola yang harus berkompetisi di negara lain demi mencari suasana yang kompetitif. Alasan lain bisa jadi karena luas wilayah negara tempat klub tersebut berada terlalu kecil, sehingga klub-klub saingan mereka pun terbilang sedikit.
Beberapa klub ini mungkin bagi kebanyakan orang menganggapnya aneh. Asalnya dari mana, tapi mainnya malah di mana? Berikut beberapa klub yang tidak bermain di liga negaranya sendiri.
Daftar Isi
Cardiff City, Swansea City, Wrexham, Newport, Merthyr, Aberdare (Inggris)
Cardiff City, klub asal Wales yang didirikan pada tahun 1899. Klub ini dinamai Cardiff City pada tahun 1908 dan bergabung dengan sistem liga sepakbola Inggris pada tahun 1910, berlaga di Football League nama sebelum Premier League, pada tahun 1920. Cardiff City adalah satu-satunya klub dari luar Inggris yang telah memenangkan Piala FA.
Kompetisi sepakbola Wales, Welsh Football League, sendiri baru terbentuk pertama kali pada tahun 1991. Sehingga sudah sangat terlambat bagi Wales memulangkan Cardiff City untuk berkompetisi di negara asal. Klub yang baru promosi ke Premier League musim 2018/19 itu sudah terlanjur berkompetisi dan bahkan membangun reputasi di negara tetangga mereka itu.
Sama seperti Cardiff City, klub asal Wales lainnya yakni Swansea City juga sudah nyaman dengan kompetisi sepakbola Inggris. Bahkan klub yang berbasis di Swansea, Wales, ini mewakili Inggris ketika bermain di kompetisi Eropa musim 2013/14.
Swansea dan Cardiff hanya dua peserta asal Wales yang pernah mencicipi kasta tertinggi Liga Inggris, yaitu Premier League. Selain kedua nama tersebut, ada juga klub-klub Wales lain yang bergabung dengan kompetisi Inggris di kasta bawah, antara lain Wrexham, Newport County, Merthyr Town, dan Aberdare Athletic.
The six Welsh Clubs who played in the English Football League:
Cardiff City (from 1920-21)
Swansea Town/City (from 1920-21)
Merthyr Town (from 1920-21)
Newport County (from 1920-21)
Wrexham (from 1921-22)
Aberdare Athletic (from 1921-22)#Wales #Cymru https://t.co/5jpIXNjgQZ pic.twitter.com/2pEvSKLVpQ— Soccer Facts (@Soccer_Stats) July 26, 2021
Toronto FC, Montreal Impact, Vancouver Whitecaps (Amerika Serikat)
Selanjutnya ada klub-klub dari kanada seperti Toronto FC. Sama seperti di kompetisi bola basket NBA, beberapa wakil dari Kanada di sepakbola juga memilih untuk berkompetisi di Major League Soccer (MLS). Toronto FC sendiri adalah klub asal kanada yang berdiri pada tahun 2005. Mereka bahkan sudah pernah memenangkan gelar MLS Cup pada tahun 2007.
Bisa dipahami mengapa Toronto FC lebih memilih berkompetisi di Amerika Serikat karena Canadian Soccer League sendiri hanya berstatus semi profesional. Toronto FC sendiri pernah diperkuat pemain macam Sebastian Giovinco, Michael Bradley, dan Jozy Altidore.
Sebastian Giovinco & Jozy Altidore shine as Toronto FC make history.@JohnMolinaro recapped #TFC‘s big playoff win: https://t.co/NSr4zLTOet pic.twitter.com/5e0qIhzLVq
— Sportsnet (@Sportsnet) October 27, 2016
Dua peserta MLS dari Kanada lainya selain Toronto FC, juga ada Montreal Impact, dan Vancouver Whitecaps. Selain nama di atas, ada juga beberapa klub yang berkompetisi di NASL (North America Soccer League).
The three Canadian teams in the MLS are:
-Toronto FC
-Montreal Impact
-Vancouver Whitecaps#CanadaisSports 🇨🇦️⚽ pic.twitter.com/DrbkUgqEFq— Canada in Colombia (@CanadaColombia) June 30, 2018
Wellington Phoenix (Australia)
Hampir sama dengan klub-klub Kanada yang ada di MLS. Klub sepak bola di Selandia Baru juga harus mencari atmosfer kompetitif ke kompetisi tetangga sebelah yang jauh lebih maju. Kurang mengakarnya budaya sepak bola di Selandia Baru, membuat Wellington Phoenix bergabung dengan Liga Australia (A-League).
Klub kota Wellington ini rela mengemis lisensi dari Federasi Sepak Bola Australia untuk bergabung dengan liga negara tersebut sejak klub tersebut berdiri pada tahun 2007. Sampai sekarang, Phoenix adalah satu-satunya wakil Selandia Baru di Liga Australia sejak New Zealand Knights bubar pada tahun 2005.
From the vault: The Wellington Phoenix’s first match report from August 27, 2007. http://t.co/s1DHxq32HQ pic.twitter.com/LU6Pq6kOmR
— NZ Herald Sport (@nzheraldsport) April 16, 2015
Albirex Niigata, Etoile FC, (Singapore)
Kemudian beberapa klub asing yang bermain di liga Singapura. Singapura yang terkenal sebagai negara-kota tempat perusahaan-perusahaan multinasional berkantor, sehingga wajar jika ribuan pekerja asing atau ekspatriat tinggal di sana. Hal itu ikut berdampak pada dunia sepak bola Singapura. Terhitung, sudah ada tujuh klub-klub asing yang ikut berkompetisi di Liga Singapura atau S-League.
Yang paling fenomenal adalah Etoile FC. Klub ini bermaterikan warga Eropa, kebanyakan warga asal Prancis, yang menjadi pelatih sekaligus pemain klub tersebut. Disebut fenomenal karena klub ini hanya berdiri dua tahun, yaitu pada tahun 2010 hingga 2012.
Satu klub lain adalah Albirex Niigata. Klub ini bisa dibilang cabang dari klub yang sama yang sudah eksis di Jepang. Sejak tahun 2004, perusahaan klub tersebut akhirnya mendirikan Albirex Niigata cabang Singapura yang khusus untuk berkompetisi di S-League.
🛡️ ALBIREX NIIGATA (S)🦢
ℹ️ Fundación: 2004
🎌 Filial del club japonés Albirex Niigata🇯🇵
🏆 4 #SPL (2016, 2017, 2018 y 2020)
🏆 4 #SingaporeCup (2015, 2016, 2017 y 2018)
📊 SPL 2021: 2° 🥈⭐️ OBJETIVO: Volver a ganar la liga pic.twitter.com/73TugKqDUy
— Singapur 🇸🇬🌎 (@TeamSinga) February 25, 2022
Kemudian ada Super Reds klub asal Korea Selatan yang main di liga singapura. klub itu didirikan pada tahun 2007 oleh komunitas warga Korea Selatan di Singapura. Pengurus awal pembentukan klub ini datang dari Asosiasi kekerabatan warga Korea-Singapura, komunitas bisnis Korea, dan kedutaan Korea di Singapura. Sebelum dinamakan Super Reds, klub ini bernama Korea Super Reds FC.
Sama seperti Albirex Niigata, Super Reds bermain di kompetisi S-League dari tahun 2007 sampai 2009. Pencapaian terbaik mereka adalah runner-up pada Liga Singapura tahun 2008.
DPMM, LionsXII (Malaysia)
Lalu bergeser ke negara tetangga Malaysia. Liga Malaysia sebagai salah satu liga terbaik di Asia Tenggara ternyata mengundang ketertarikan klub-klub negara-negara tetangga mereka untuk menjajal atmosfer kompetisi mereka. Dua klub tersebut adalah Duli Pengiran Muda Mahkota (DPMM) FC asal Brunei Darussalam dan Lions XII asal Singapura.
DPMM FC yang menguasai Liga Brunei sejak tahun 2000, memutuskan untuk pindah ke Liga Malaysia pada periode 2005 hingga 2009. Sebelumnya malah mereka sempat pindah ke Liga Singapura S-League sebelum federasi sepak bola Brunei terkena sanksi FIFA.
#BREAKING: The Football Association of Singapore (FAS) confirmed today that Brunei DPMM FC will not participate in the remainder of the 2020 Singapore Premier League (SPL) season. pic.twitter.com/aVRvME9Sla
— Asian Football (@AsianFootballs) October 26, 2020
Sedangkan Lions XII adalah proyek khusus federasi sepak bola Singapura yang mengirim pemain-pemain U-23 mereka untuk berkompetisi di Malaysia. Sayang, klub yang melahirkan nama-nama beken pilar skuad timnas Singapura seperti Shahril Ishak dan Baihakki Khaizan ini harus bubar pada tahun 2015.
CHAMPIONS | Lions XII celebrate their Malaysian Super League title last night – pic.twitter.com/5Xxl55FkdT
— Asian Football Feast (@AsianFballFeast) July 3, 2013
AS Monaco (Prancis)
Selanjutnya ada AS Monaco. Inilah klub paling sukses yang berkompetisi di negara lain. Pada awal masa berdirinya, AS Monaco memang dibentuk khusus oleh warga Prancis dan para penggila sepakbola di negara kecil di kawasan French Riviera.
AS Monaco didirikan pada tahun 1924 dan langsung bermain di Ligue 1, liga tertinggi di sepakbola Prancis. AS Monaco sudah memenangkan trofi Ligue 1 Prancis sebanyak delapan kali, klub tersebut sempat menjadi tempat menimba ilmu beberapa pemain legendaris Prancis, antara lain Thierry Henry, Eric Abidal, serta tak ketinggalan Kylian Mbappe.
@ThierryHenry all-time stats for AS Monaco 🆚 @KMbappe all-time stats for AS Monaco. 🇫🇷
Probably two the best AS Monaco academy graduates ever.😍#thierryhenry #henry #kylianmbappe #mbappe #asmonaco #monaco pic.twitter.com/YE4NoVfxvr
— Pro Future Stars (@ProFutureStars1) January 22, 2021
Mantan klub Kylian Mbappe ini juga tercatat pernah menjadi runner-up Liga Champions di musim 2003/04. Uniknya, AS Monaco tidak berbasis di Prancis. Klub yang identik dengan warna merah dan putih ini berasal dari negara kepulauan kecil di Eropa, yakni Monaco.
Flashback to 2004 😍 https://t.co/tw1jJOwPZs pic.twitter.com/AUajLYv4Hh
— AS Monaco 🇲🇨 (@AS_Monaco) December 17, 2021