Hingga hari ini, tidak ada manajer terbaik yang pernah menukangi Manchester United selain Sir Alex Ferguson. Fergie telah banyak meninggalkan legacy ke klub yang bermarkas di Old Trafford tersebut. Dia juga disebut sebagai salah satu manajer terbaik di dunia.
Kiprahnya, kualitasnya dalam melatih, caranya memimpin terutama saat melatih Manchester United menjadi inspirasi. Masuk dalam Hall of Fame Premier League musim 2022/23 hanyalah semacam untuk menunjukkan betapa galibnya seorang Sir Alex Ferguson.
Akan tetapi, itu hanyalah catatan manis di atas meja. Sebagai seorang manajer yang pernah menukangi tim besar di dunia, Fergie juga tak bisa lepas dari kesalahan. Pelatih berdarah Skotlandia ini pernah melakukan kesilapan besar saat melatih Manchester United. Nah, apa saja kesalahan besar yang sudah dilakukan Fergie selama di MU?
Daftar Isi
Berkonflik dengan David Beckham
Saat melatih Manchester United, Sir Alex Ferguson tak jarang berkonflik dengan para pemainnya. Salah satunya David Beckham. Hubungan Beckham dan Fergie sempat renggang. Dinamika hubungan keduanya bahkan menjadi perhatian media.
Fergie pernah melempar sepatu ke David Beckham. Atas insiden itu Beckham pun terluka dan harus mendapat beberapa jahitan. Kejadian yang sempat geger ini diawali dari cekcok antara Beckham dan Sir Alex di tempat latihan MU, Carrington.
📆 16 Years Ago Today:
— SPORF (@Sporf) February 15, 2019
😰 David Beckham made a mistake leading to a second Arsenal goal.
🙅♂️ Beckham refused to admit his mistake after the game.
👟 Sir Alex Ferguson kicked a boot across the changing room hitting Beckham in the face.
🤬 The ultimate hairdryer treatment. pic.twitter.com/0dks6fF7BW
Keduanya terlibat perdebatan yang tegang. Alex Ferguson mempertanyakan komitmen David Beckham pada Manchester United. Kemarahan Fergie ini disinyalir karena dipicu dari hasil minor menghadapi Arsenal yang membuat MU tersingkir dari Piala FA 2003.
Insiden itu benar-benar memutuskan hubungan keduanya. Tidak hanya itu Beckham akhirnya hengkang ke Real Madrid. Syahdan, pada 2007, Fergie berkata Beckham adalah anak yang luar biasa. Tapi, menurut Fergie sejak menjadi seperti selebritas, hidup Beckham berubah. Sekarang tidak diketahui pasti bagaimana hubungan keduanya.
Sir Alex Ferguson and David Beckham: Then and now #mufc pic.twitter.com/kss2lQsQHs
— Man United News (@ManUtdMEN) May 27, 2019
Menolak Edwin van der Sar
Pada musim panas 1999, Sir Alex Ferguson berniat mendatangkan Edwin van der Sar untuk menggantikan Peter Schmeichel yang pergi ke Sporting. Namun, ternyata rival bebuyutan Manchester United, Liverpool juga tertarik memboyong sang kiper.
Dilansir Give Me Sport, Van der Sar bercerita bahwa dirinya bahkan sudah diajak untuk mengenal Anfield. Dia juga bilang sudah menjalin pembicaraan dengan manajer Liverpool waktu itu, Gerard Houllier usai resmi meninggalkan Ajax.
Edwin Van der Sar – Ajax to Juventus (1999) pic.twitter.com/ldfIktXRyk
— Transfersthathappened (@actualtransfers) December 9, 2022
Namun, Van der Sar menolak tawaran Liverpool. Di sisi lain, Van der Sar tahu Sir Alex juga menginginkannya. Eks kiper Ajax itu membayangkan bahwa dirinyalah yang bakal menggantikan Schmeichel.
Tapi kedatangan Van der Sar ternyata harus ditunda. Fergie malah mendatangkan kiper-kiper lainnya dulu. Mulai dari Mark Bosnich, Massimo Taibi, Fabien Barthez, Roy Carroll, Tim Howard, Raimond van der Gouw, Nick Culkin, Ricardo, Andy Goram, sampai Paul Rachubka.
Sementara di tempat lain, Van der Sar justru merapat ke tim Serie A, Juventus. Kiper-kiper yang datang itu, tak satu pun sepadan dengan ayah mantan kiper Leicester City.
Akhirnya, setelah kiper-kiper nggak beres itu, Van der Sar sungguh merapat ke Old Trafford tahun 2005. Dia datang dari Fulham di usia yang sudah cukup tua, yaitu 34 tahun. Kelak dia mendapatkan gelar Kiper Terbaik Eropa dan Kiper Terbaik Klub UEFA di MU tahun 2009.
ON THIS TRANSFER DAY: In 2005, Manchester United signed Edwin van der Sar from Fulham for a reported fee of £2 million.
— Squawka (@Squawka) June 6, 2020
He holds the Premier League record for longest time without conceding a goal: 1,311 minutes. pic.twitter.com/tPXI2styi5
Fergie pun menyesal atas keputusannya tak mendatangkan Van der Sar lebih cepat. Dilansir Daily Mail, Fergie mengatakan, waktu itu karena mantan ketua MU, Martin Edwards sudah menjalin kesepakatan dengan Mark Bosnich.
Pemecatan Mendadak Jaap Stam
Pemain paling bangor yang pernah memperkuat Manchester United, Jaap Stam menjadi bagian integral kesuksesan Fergie selama 1990-an hingga 2000-an awal. Namun, bek berkewarganegaraan Belanda itu harus dipecat dengan cara yang jauh dari rasa hormat oleh Sir Alex Ferguson.
Tahun 2001, status Stam sebagai pemain MU dicabut oleh Fergie lewat pertemuan di sebuah pom bensin. Hal ini menyusul tindakan mantan pemain PSV Eindhoven yang dianggap telah melewati batas. Jaap Stam sering mengeluarkan pernyataan kontroversial.
#OTD in 2001: Sir Alex Ferguson controversially sold Jaap Stam to Lazio for £16.5M.
— UnitedReds (@UnitedRedscom) August 25, 2020
He later admitted it was one of the biggest mistakes in his managerial career. One of the great all-time Premier League defenders, winning three consectuive PL titles in three seasons. #MUFC pic.twitter.com/moqJV8Jy3H
Salah satunya adalah Stam pernah menyebut Ferguson telah menyadapnya dari PSV pada tahun 1998. Selain itu, Stam juga mengklaim bahwa Fergie mendorongnya untuk terus-menerus melakukan diving. Tentu saja Fergie marah.
Fergie akhirnya melepas Jaap Stam pada Agustus 2001 ke klub Serie A, Lazio. Akan tetapi, dilansir Daily Star, Sir Alex Ferguson ternyata menyebut penjualan Jaap Stam merupakan salah satu kesalahan besarnya.
Melepas Paul Pogba
Paul Pogba mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah bergabung ke Juventus dari MU tahun 2012. Peningkatan itu bahkan membuat United memulangkannya lagi tahun 2016. Namun, pada akhirnya dijual lagi dengan harga nol rupiah ke Juventus.
Pogba sejatinya produk United yang bisa menjadi aset masa depan. Maksudnya tidak harus untuk dilepas, tapi untuk kemudian kembali dengan memecahkan rekor transfer. Tapi Pogba harusnya dipelihara sejak bergabung dari Le Havre.
2012: Juve sign Paul Pogba for free from Manchester United
— VBET News (@VBETnews) June 23, 2022
2016: Juve sell Pogba to Man Utd for €105m
2022: Juve sign Pogba for free from Manchester United
The cycle is complete 🔄 pic.twitter.com/MGwQPshLO6
Fergie malah tak memberi banyak kesempatan bermain untuk Paul Pogba. Alih-alih mempertahankan permata seperti Pogba, Fergie justru melepasnya. Entah apa yang dimau Fergie. Saat sedang krisis lini tengah, daripada memakai Pogba, Fergie malah menggunakan Rafael di lini tengah bersama Park Ji-sung.
Pogba yang didatangkan kembali dengan harga fantastis membuktikan bahwa penjualannya adalah kesalahan Fergie. Namun, Fergie dalam bukunya Memimpin menulis, sejatinya dia tak ingin melepas Pogba. Tapi hubungannya dengan agen Pogba kala itu, Mino Raiola yang berantakan membuat Pogba tak jadi memperpanjang kontraknya di MU.
Ferguson mengatakan, Raiola berhasil meyakinkan sang gelandang bahwa Manchester United bukanlah tempat yang tepat untuknya. “Ada satu atau dua agen yang tidak saya suka, dan Mino Raiola, agen Pogba adalah salah satunya. Aku tidak mempercayainya sejak bertemu dengannya,” kata Fergie.
Sir Alex Ferguson on Mino Raiola 🗣️:
— SPORTbible (@sportbible) July 23, 2021
“Paul Pogba? He just had a bad agent, a s*** bag.” pic.twitter.com/AxW0auDSG2
Menunjuk David Moyes Sebagai Penerus
Umumnya jika seorang pelatih meninggalkan jabatannya di klub, dari pihak klub lah yang semestinya mencarikan penggantinya. Namun, saat Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun dari dunia kepelatihan, justru dia sendiri yang diberikan wewenang untuk menunjuk pelatih baru United.
Pada waktu itu, Keluarga Glazer memiliki pengalaman terbatas di dunia sepak bola. Ketua Eksekutifnya kala itu, Ed Woodward juga belum memulai peran barunya. Di tubuh United pada saat itu tidak ada yang lebih berpengalaman dalam manajerial tim sepak bola, selain Sir Alex Ferguson.
Maka dengan pertimbangan-pertimbangan pribadi, Sir Alex Ferguson menunjuk sobatnya, David Moyes untuk menjadi penerusnya di Manchester United. Glazer mengabulkan permintaan itu. Pada awal-awal melatih United, kritik terhadap Moyes bisa diredam. Sebab jika meragukan Moyes, berarti meragukan Ferguson.
✍️ Today is the final day of David Moyes’ Manchester United contract
— Unibet (@unibet) June 30, 2019
😲 He’s not managed the club for 5 years, 2 months and 8 days and in that time he has managed and left Real Sociedad, Sunderland and West Ham#TheChosenOne #MUFC #ThankYouMoyesy pic.twitter.com/h5VEWjnAj4
Penunjukkan Moyes pada gilirannya justru mengantarkan malapetaka buat United. Di tangan Moyes, United keluar dari perburuan gelar Liga Inggris. United juga merosot tajam ke peringkat tujuh di tangan Moyes. Tak dipungkiri, Moyes kala itu adalah pribadi yang menyenangkan dan solid.
Namun, tetap saja, tidak mengantarkan MU ke arah lebih baik. Selain Community Shield, tak ada lagi trofi yang diberikan Moyes untuk United. Penunjukannya oleh Fergie kelak dicatat sebagai sebuah kesalahan.
One game, one trophy. 🏆
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) August 11, 2022
🗓 On this day, in 2013, David Moyes won the Community Shield in his first competitive game as Manchester United manager. 😬 pic.twitter.com/BZKZRDt9Rr
Apalagi setelah pensiun, Fergie sejatinya dihadapkan dua alternatif kandidat: David Moyes dan Jose Mourinho. Fergie memilih Moyes dan Manchester United berada di titik nadir. Kelak ketika mendapat kesempatan melatih, Jose Mourinho justru memberikan treble kecil-kecilan untuk MU. Yah, hidup memang kadang begitu.
Sumber: Sportsmanor, GiveMeSport, DailyStar, BR, Sportjoe, DailyMail, Sportskeeda