8 Pemain Ini Nyesel Abis Setelah Gabung Real Madrid

spot_img

Real Madrid memanglah klub besar dengan sejarah panjang. Sudah jadi impian banyak pemain untuk bisa bermain di Los Galacticos. Tapi tidak sedikit yang malah menyesal setelah pindah ke klub ibu kota Spanyol itu. Berikut daftar delapan pemain yang nyesel abis setelah gabung Real Madrid.

Eden Hazard

Tentu saja Eden Hazard ada di daftar ini. Pindah ke Real Madrid tidak seindah yang ia bayangkan ketika ia bergabung ke Bernabeu dari Chelsea di tahun 2019. Hazard berjuang dengan masalah cedera sejak tiba di Madrid. Ia lebih sering berada di meja terapi daripada di lapangan.

Di musim pertamanya, ia hanya bisa tampil 22 kali di semua kompetisi dan hanya mencetak sebiji gol dan 7 assist di musim itu. Ini hasil yang sangat buruk dan memalukan. Sebab di musim terakhirnya bersama Chelsea saja, ia bisa mencetak 21 gol dan 17 assist dalam 52 penampilan di semua kompetisi.

Untuk menambah rasa penyesalannya lagi, Chelsea berhasil menjuarai Liga Champions di musim 2020/21. Tentu, ia juga dapat gelar Championsnya bersama Madrid. Tapi Hazard hanya bermain tiga kali di Liga Champions musim 2021/22.

Mateo Kovacic

Pemain selanjutnya adalah Mateo Kovacic. Pria berkebangsaan Kroasia ini dibeli Madrid pada tahun 2015 setelah dua musim suksesnya bersama Inter Milan. Awalnya Kovacic menjadi andalan lini tengah Madrid. Kemampuan dribbling dan keterampilan mengolah si kulit bundar membuat Rafael Benitez betah memainkannya.

Tapi itu semua berubah ketika Zinedine Zidane datang. Pelatih berkepala plontos itu memutuskan untuk tidak memakai Kovacic dan lebih memilih menggunakan trio Modric, Kroos, dan Casemiro. Tidak hanya itu, di bangku cadangan pun persaingannya ketat. Yaitu ada James Rodriguez, Isco, dan Illarramendi. Jarang dimainkan, Kovacic frustasi dan minta segera dipindahkan.

Ia bahkan dilaporkan ogah ikut sesi latihan Madrid sebelum dapat kejelasan soal masa depannya. Musim panas 2018 ia pun dipinjamkan ke Chelsea. Satu musim ia jalani dengan sukses sebagai pinjaman. Kovacic pun menandatangani kontrak jangka panjang di Chelsea di tahun 2019.

Kovacic menyelamatkan karirnya sendiri dengan berani ambil langkah untuk pindah ke Chelsea. Sebab berjuang selama dua tahun tanpa kejelasan di Madrid membuat percaya dirinya menurun. Ia tahu karirnya di Real Madrid seharusnya tidak terjadi.

Antonio Cassano

Pemain kedua ini justru punya penyesalan yang lebih besar dibandingkan Kovacic. Antonio Cassano dibeli dari Roma pada tahun 2005, dan hanya bermain 29 kali bersama Madrid sampai akhir karirnya di tahun 2008.

Cassano sebenarnya pemain berbakat. Tapi kegemarannya dengan gaya hidup hedonisme dan bermewah-mewahan membawanya ke banyak masalah. Ketika di Roma, ia sering berselisih dengan kaptennya, Francesco Totti dan pelatih, Fabio Capello. Ia pun memilih untuk gabung ke ibu kota Spanyol setelah di ibu kota Italia selama lima tahun.

Tapi sialnya, di Madrid ia kembali bertemu dengan Fabio Capello. Satu musim di Madrid, ia langsung dipinjamkan ke Sampdoria. Setelah menandatangani kontrak bersama Sampdoria, ia memutuskan tidak ingin kembali ke Madrid lagi. Ia berkelana di Italia dengan memperkuat Inter dan Milan.

Cassano mendapatkan kesuksesannya lagi di Italia. Ia bahkan sempat dapat gelar scudetto bersama AC Milan. Namun, ia percaya jika karirnya akan lebih cemerlang apabila tidak bergabung bersama Madrid. Ia menyesal tidak mengikuti saran Totti untuk tunggal di Roma sepanjang karirnya.

Danilo

Selanjutnya adalah Danilo. Pemain asal Brasil itu tentu senang bukan main ketika dirinya dibeli Madrid dari Porto pada tahun 2015 lalu. Tapi kisahnya di Madrid tidak seindah yang ia kira. Danilo tidak berbuat banyak kecuali hanya jadi pelapis Dani Carvajal ketika cedera. Setidaknya ia bisa merasakan juara Liga Champions dua kali bersama el real.

Danilo hanya bertahan dua tahun bersama los blancos. Di tahun 2017 dirinya pindah ke Inggris untuk memperkuat Manchester City. Apesnya, sebagian besar waktu Danilo di City juga ia habiskan sebagai pemain pelapis.

Ia pun hanya bertahan selama dua tahun bersama Manchester Biru. Di tahun 2019, Danilo pindah ke Juventus. Ia mengaku akhirnya bisa menemukan kebahagiaannya lagi setelah bermain bersama si nyonya tua.

Klaas-Jan Huntelaar

Dari pemain belakang, kita kembali ke penyerang. Klaas-Jan Huntelaar adalah penyerang kelas dunia ketika dirinya memperkuat Ajax sejak tahun 2006. Dan itu lah yang membuat Real Madrid ingin memboyongnya ke Bernabeu di musim dingin 2009. Tapi tidak butuh waktu lama untuk Huntelaar bisa menyesali langkahnya pindah ke ibu kota Spanyol itu.

Huntelaar sebenarnya diproyeksikan untuk menjadi striker masa depan Real Madrid. Apalagi saat itu Van Nistelrooy sedang mengalami cedera. Tapi nyatanya ia tidak bisa menggantikan peran rekan senegaranya itu. Ia hanya mencetak delapan gol di musim pertamanya bersama Madrid.

Sedihnya, itu juga jadi musim terakhirnya bersama el real. Ketika Manuel Pellegrini mengambil alih kursi kepelatihan di musim panas 2009, ia tidak berniat sama sekali untuk menggunakan jasa Huntelaar. Ia pun pindah ke AC Milan, hanya setelah setengah musim bersama los blancos.

Pemain Belanda itu juga tidak bertahan lama di Italia. Di tahun 2010 ia pindah ke Jerman untuk memperkuat Schalke. Meskipun diatas kertas Schalke tidak terlalu bergengsi dibanding Milan atau Madrid, Huntelaar tidak melihat ini sebagai kemunduran karir. Bersama Die Knappen ini, ia berhasil menyelamatkan karirnya kembali. Huntelaar memenangkan DFB Pokal dan Piala Super Jerman bersama Schalke.

Huntelaar tidak mau mengakui dirinya menyesal telah bergabung Madrid. Tapi ia juga bertanya-tanya apa jadinya jika ia tidak ke Madrid atau tetap bersama Ajax. Baginya Real Madrid tetaplah klub yang ia kagumi. Tapi sebagaimana yang ia katakan, “setiap mawar memiliki duri”

Arjen Robben

Pemain selanjutnya masih kompatriot dari Huntelaar, Arjen Robben. Kita telah mengenal Robben lewat kesuksesannya yang tidak diragukan lagi bersama Bayern Munchen. Bersama Die Roten ia menjelma jadi pemain sayap terbaik sepanjang masa. Tapi banyak yang melupakan karirnya di Real Madrid.

Datang dari Chelsea dengan harga 24 juta poundsterling, ia diharapkan langsung memberikan dampak di La Liga. Namun itu tidak terjadi untuk Robben. Dua musim pertama bersama los blancos ia jalani dengan biasa-biasa saja. Tapi kemudian, Cristiano Ronaldo dan Ricardo Kaka datang. Tempat Robben di skuad utama pun semakin tersingkir.

Robben pun hengkang di akhir musim 2008/09. Dua musim bersama El Real, ia hanya mampu mencetak 13 gol dan 15 assist dari 65 pertandingan. Ia dijual ke bayern Munchen dengan harga 22 juta euro di tahun 2009.

Catatan gol Robben langsung meroket setelah itu. Ia mencetak 23 gol dari 37 penampilan di semua kompetisi pada musim pertamanya bersama Munchen. Ia bertahan selama 10 tahun di Munich. Memenangkan 8 gelar Bundesliga, 7 diantaranya ia raih secara berturut-turut.

Michael Owen

Dari pemain terhebat, kita ke cerita penyesalan terhebat. Siapa lagi kalau bukan Michael Owen. Kisah Michael Owen di Madrid paling cocok digambarkan dengan kalimat “waktu yang salah di tempat yang salah”. Ya, bukan salah siapa-siapa Owen jadi jelek di Madrid dan kini hanya tersisa penyesalan.

Wajar jika Real Madrid menginginkan Owen saat itu. Ia adalah talenta muda yang jadi sensasi besar di masanya. Top skorer di Liverpool dan pemenang Ballon d’Or, apalagi yang diimpikan seorang pemain? Jawabannya adalah bermain di klub terbaik. Dan Owen menemukan jawaban itu di Real Madrid.

Real Madrid saat itu adalah klub yang glamor. Gemerlap los galacticosnya menyilaukan seantero Eropa. Siapa yang tidak mau bergabung dengan klub yang diperkuat Zidane, Ronaldo, dan Beckham? Mungkin itu yang ada di kepala Owen. Kesempatan untuk bermain bersama para bintang dunia itu terlalu sayang untuk dilewatkan. Dari Liverpool, ia pun pindah ke ibu kota Spanyol.

Tapi jika Owen bisa menarik diri sejenak dan melihatnya dari sudut pandang lain, mungkin kesialannya bisa dihindari. Karena saat itu Real Madrid sudah punya Ronaldo dan Raul, yang jelas lebih disukai para penggemar. Dua pemain itu sedang berada di puncak karir dan mustahil bagi siapapun untuk menyingkirkan mereka dari skuad utama.

Tapi masalah Owen bukan hanya itu. Melainkan kesulitannya dalam menyesuaikan kehidupan di Spanyol. Kesulitan Owen dalam beradaptasi itu membuatnya tidak betah di Madrid. Ia pun hanya setahun bertahan bersama Los Galacticos. Sebenarnya catatan Owen tidak terlalu buruk. Ia mencetak 13 gol dari 19 penampilan ketika jadi starter.

Owen pun menyerah dan rela pindah ke Newcastle daripada bertahan lebih lama di Madrid. Sejak saat itu karirnya tidak pernah sama seperti ia di Liverpool. Setidaknya ia bisa mendapatkan gelar Premier League di Manchester United.

Sementara itu, di multiverse yang lain Owen mungkin mencetak 100 gol lebih setelah bertahan 5 tahun di Madrid. Atau di semesta yang lainnya lagi, ia menjadi juara Champions dan pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Liverpool.

Ricardo Kaka

Satu kisah penyesalan terhebat lainnya, Ricardo Kaka. Ia adalah legenda hidup ketika bermain di AC Milan sejak tahun 2003. Sampai akhirnya ia pindah ke Real Madrid dengan memecahkan rekor transfer di tahun 2009.

Sebenarnya Kaka tidak ingin pindah. Ia dan keluarganya bahagia di Milan. Dicintai publik San Siro sambil dengan bangga berseragam Rossoneri. Tapi kabarnya Milan menjual Kaka demi menghindari masalah finansial mereka saat itu. Dan Madrid rela mengeluarkan uang sebesar apapun demi pemenang Ballon d’Or tersebut.

Tapi kehidupannya bersama Los Galacticos jilid dua hanya diisi oleh penyesalan. Ia bahkan secara terbuka bilang kalau pindah ke Real Madrid adalah sebuah kesalahan. Kaka berkata kepindahannya membuat dirinya hancur. Ia tidak bisa mengulangi kesuksesannya lagi ketika di Milan. Ia merasa menyesal karena di Milan semua orang memujanya, namun di Madrid semua orang menginginkan dirinya pergi.

Sumber referensi: Sportskeeda, B/R, Football.London, Goal, Football.Italia, Transfermarkt, 4-4-2, Tribuna

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru