Sebuah negara pernah dominan menguasai turnamen-turnamen besar dunia hingga beberapa tahun. Kumpulan pemain-pemain bintang dalam suatu negara bisa saja membuat negara tersebut tak terkalahkan hingga beberapa tahun. Beberapa tim nasional di bawah ini pernah digdaya di eranya masing-masing…
Jerman Barat 1972-1976
Jerman Barat tak pernah gagal menembus semifinal di empat turnamen besar antara 1970 hingga 1976, yang diselingi kemenangan di Euro 1972 dan Piala Dunia 1997. Masa-masa itu pula yang membuat dunia mengenal seorang sweeper jenius bernama Franz Beckenbauer, yang sanggup menyapu segala serangan lawan dan menginisasi serangan tim. Tim ini juga punya mesin gol yang rekor-rekornya tak terpecahkan hingga generasi Messi-Ronaldo: Gerd Muller.
Perancis 1998-2000
Segalanya berlangsung indah bagi Perancis saat mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998. Tim yang dibangun di sekitar Zinedine Zidane mampu menumbangkan Brasil di final Piala Dunia 1998 dengan skor telak 3-0, yang diikuti dengan kemenangan golden goal 2-1 atas Perancis di Euro dua tahun kemudian. Skuad masa itu juga menggambarkan persatuan seluruh etnik Perancis, yang dihiasi pemain dari beragam latar belakang.
Italia 1934-1938
Meski turut terbantu peran besar pemimpin fasis Benito Mussolini, kualitas tim ini tak perlu diragukan lagi. Mereka memenangi dua piala dunia berturut-turut, sesuatu yang tak mampu diulangi tim manapun sesudah itu (kecuali Brasil-nya Pele). Di bawah asuhan Vittorio Pozzo yang merevolusi taktik sepak bola masa itu, Italia berkibar dengan pemain-pemain seperti Giuseppe Meazza. Pozzo hingga kini masih menjadi satu-satunya pelatih yang menjuarai Piala Dunia, dan Meazza kini diabadikan sebagai nama stadion di Milan.
Brasil 1970
Tim-tim lain mungkin menguasai daftar ini berkat penguasaan sepak bola dunia selama beberapa tahun, tapi tak ada yang benar-benar dominan seperti Brasil di Piala Dunia 1970. Dalam Piala Dunia pertama yang disiarkan secara berwarna, para pemain Brasil seakan menghibur dunia “untuk pertama kalinya”. Figur seperti Pele, pemain terbaik dunia, dan Jairzinho, yang mencetak gol di tiap pertandingan sepanjang turnamen, mengalahkan lawan satu demi satu dengan penuh gaya. Italia pun dibabat 4-1 di babak final.
Spanyol 2008-2012
Penguasa sepak bola masa modern dengan gaya bermain yang enak dipandang. Kecakapan Spanyol menguasai bola dengan dirijen sekaliber Xavi Hernandez mampu “memerintah” sepak bola dunia hingga menjuarai tiga turnamen besar. Euro 2008 dicaplok dengan mengalahkan Jerman di final, diikuti dengan kemenangan atas Belanda di final Piala Dunia 2010, dan diakhiri dengan berondongan empat gol ke gawang Italia di Euro 2012. Spanyol masa itu adalah suatu brand tersendiri yang bertumpu pada kekuatan visi Xavi dan Andres Iniesta.
Hungaria 1949-1956
Publik Hungaria menyebut tim ini dengan “Generasi Emas”, tapi di seluruh dunia, tim ini disebut “The Magical Magyars”. Dipenuhi pemain bintang seperti Ferenc Puskas, Hungaria menaklukkan seluruh tim di dunia, termasuk Inggris dengan skor 6-3 dan 7-1 dalam dua tahun beruntun. Diprediksi akan menjuarai Piala Dunia 1954, Hungaria sebenarnya mampu lolos ke final dengan mengagumkan. Hanya, di final yang diwarnai hujan lebat, mereka kalah 3-2 dari Jerman Barat meski sempat unggul dua gol. Kekalahan itu merupakan satu-satunya yang diderita Hungaria dalam 50 laga antara tahun 1950 hingga 1956.
Brasil 1958-1962
Satu-satunya tim yang menjuarai dua piala dunia secara beruntun tanpa campur tangan politik. Pada Piala Dunia 1958, Pele yang waktu itu baru berusia 17 tahun langsung bersinar dengan mencetak dua gol di final melawan tuan rumah waktu itu, Swedia. Empat tahun kemudian, giliran Garrincha yang memanggul status pemain bintang, yang kala itu menaklukkan Cekoslovakia 3-1 di final.
Dengan semakin sengitnya persaingan sepak bola modern, mungkinkah kita masih akan menyaksikan timnas yang begitu dominan? Yang jelas, ada baiknya kita berharap timnas Indonesia segera mendominasi sepak bola Asia Tenggara, lalu naik level ke Asia, hingga menuju puncak di Piala Dunia…
