Bintang muda Real Madrid, Alvaro Rodriguez barangkali jadi pemain yang paling bahagia pekan lalu. Di hadapan puluhan ribu penonton yang memenuhi Santiago Bernabeu, Rodriguez sukses menyelamatkan wajah timnya dari kekalahan dalam laga bertajuk Derby Madrid. Baginya kesuksesan ini bak sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.
Namun, ia mungkin harus berkaca pada striker muda Real Madrid sebelumnya. Sebab Los Galacticos ternyata bukan klub yang ramah bagi striker. Berikut ini striker muda yang gagal mekar di Real Madrid.
Daftar Isi
Javier Portillo
Nama pertama yakni Javier Portillo. Penyerang lulusan akademi Real Madrid ini eksis di pertengahan tahun 2000-an. Pria kelahiran Madrid ini bergabung ke La Fabrica tahun 1994. Akan tetapi ia baru bisa menembus skuad utama pada tahun 2002.
Portillo dipandang sebagai penyerang muda berbakat. Kiprahnya di tim muda bahkan sangat mengesankan. Ia mencetak hampir 150 gol untuk tim muda Real Madrid. Berkat performa luar biasanya itu, Portillo dilabeli sebagai The Next Raul Gonzalez. Ia diprediksi bakal jadi ujung tombak Los Galacticos di masa depan.
Namun, semua harapan itu patah. Portillo muncul di tahun-tahun yang salah. Di mana Madrid yang masih mengusung proyek Galacticos lebih mengandalkan pemain-pemain macam Ronaldo Nazario, Luis Figo, hingga Raul itu sendiri ketimbang menggunakan produk akademi. Akhirnya, Portillo hanya jadi pemain pinjaman. Ia dipinjamkan ke beberapa klub termasuk Fiorentina dan Club Brugge.
Roberto Soldado
Selanjutnya ada Roberto Soldado. Mantan penyerang Tottenham tersebut bernasib tak jauh beda dengan Portillo. Bergabung dengan akademi Real Madrid sejak tahun 2000, Soldado sempat menembus skuad utama El Real pada tahun 2005. Penyerang kelahiran Valencia, Spanyol itu mencatatkan 27 penampilan dengan mencetak empat gol untuk Real Madrid.
Sama halnya dengan Portillo, Soldado muncul di era Galacticos. Dilansir Marca, sulitnya menembus skuad utama membuat Soldado frustrasi. Itulah yang membuat Soldado banyak makan makanan tak sehat sehingga kebugarannya tak terjaga dengan baik. Ia mengaku kalau dirinya merupakan profesional yang payah saat itu.
Soldado sempat dipinjamkan ke Osasuna sebelum akhirnya dilepas secara permanen ke Getafe pada tahun 2008. Setelah dari Getafe, Soldado kembali membangun reputasinya sebagai striker papan atas kala berseragam Valencia dari tahun 2010 hingga 2013.
Alvaro Morata
Alvaro Morata juga layak masuk dalam daftar penyerang lulusan akademi La Fabrica yang gagal bersinar di skuad utama Real Madrid. Meski demikian, Morata barangkali jadi pemain yang paling mending apabila dibandingkan dengan nama-nama lain. Menembus skuad utama El Real pada tahun 2013, Morata masih mendapat sedikit kepercayaan dari pelatih.
Morata masih mendapat banyak kesempatan bermain meski bersanding dengan nama-nama besar macam Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema. Meski tak selalu menjadi pilihan utama di lini serang, Morata telah mengantongi 95 penampilan dan mencetak 31 gol serta meraih beberapa trofi bergengsi bersama Los Blancos.
Namun, selama bertahun-tahun di Real Madrid, Morata tak kunjung mencapai potensi maksimalnya. Sementara itu, trio Benzema, Bale, dan Cristiano justru kian solid. Morata pun terpinggirkan dan akhirnya dilepas ke Juventus pada tahun 2014. Bersama Juventus, ia menemukan sentuhan terbaiknya sehingga kembali ditebus Los Galacticos dua tahun kemudian. Sayangnya, Morata kembali menemui kegagalan dan dilepas ke Chelsea.
Raul de Tomas
Raul de Tomas lebih parah lagi. Sudah bergabung dengan Real Madrid sejak tahun 2004, penyerang berkebangsaan Spanyol ini baru mendapat kontrak profesional dari Real Madrid pada tahun 2018. Meski demikian, ia sudah pernah mencatatkan menit bermain bersama El Real tahun 2014.
Yang makin bikin ngenes adalah laga debutnya di ajang Copa Del Rey tersebut jadi satu-satunya laga bersama skuad utama Real Madrid, sisanya? Ia habiskan sebagai pemain pinjaman. Setelah mendapat kontrak profesional pada tahun 2018, Tomas justru tak kunjung menempati sektor lini serang El Real. Iagi-lagi, ia kalah dengan nama-nama besar macam Karim Benzema dan Vinicius Jr.
De Tomas jadi kembang mawar kesekian yang tak bisa mekar sempurna bersama klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu tersebut. Menurut pengakuannya, Tomas memiliki ambisi yang besar ketika diberi kesempatan untuk tampil di skuad utama. Tapi di sisi lain, ia juga merasa tekanan yang begitu besar berada di pundaknya. Pola pikir demikian lah yang akhirnya mengganggu performanya di klub.
Mariano Diaz
Selanjutnya ada Mariano Diaz. Berbeda dari penyerang-penyerang lain yang memilih hengkang dan mencari menit bermain di klub lain, Diaz justru tetap stay di Real Madrid hingga sekarang meski jarang dimainkan. Bergabung dengan La Fabrica sejak 2011, Diaz lebih sering mentas di Real Madrid Castilla.
Manajemen El Real sempat menyarankan kepada Diaz untuk meninggalkan klub pada musim panas 2022. Itu semua demi masa depannya. Namun, dilansir Marca, Diaz tak mengindahkan saran tersebut. Ia memilih untuk menjadi cadangan mati dan tetap meraih banyak trofi bersama Los Merengues ketimbang bermain untuk klub lain yang belum tentu meraih gelar.
Hingga saat ini, Diaz masih berstatus pemain Real Madrid, namun posisinya kalah saing dengan pemain-pemain depan lain. Perkembangannya terkesan mandek dan cuma numpang juara.
Borja Mayoral
Penyerang lain yang seangkatan dengan Mariano Diaz, yakni Borja Mayoral juga bernasib kurang mujur. Mendapat kontrak profesional dari Real Madrid pada tahun 2016, Mayoral langsung jadi langganan pinjaman. Dari Wolfsburg hingga AS Roma, semuanya pernah ia jajal.
Mayoral bisa dibilang korban janji palsu Real Madrid. Sempat dijanjikan bakal menjadi suksesor Karim Benzema, Madrid justru mendatangkan Luka Jovic dari Eintracht Frankfurt tahun 2019. Setelah Jovic dipinjamkan ke Fiorentina, Mayoral kembali mengurungkan niatnya untuk pindah, karena hanya dirinya dan Diaz yang menjadi pelapis Benzema.
Namun, ketika Benzy cedera Carlo Ancelotti justru lebih sering memasang Eden Hazard sebagai penyerang tengah ketimbang menurunkan Mayoral. Akhirnya Mayoral yang sudah muak pun bergabung Getafe secara permanen pada awal musim 2022/23.
Alvaro Negredo
Nama terakhir ada Alvaro Negredo. Mantan penyerang Manchester City ini dianggap sebagai penyerang potensial ketika lulus dari tim muda Real Madrid. Namun, kenyataannya ia hanya memperpanjang lulusan akademi yang gagal menembus skuad utama El Real.
Negredo menghabiskan dua musim bersama Real Madrid Castilla terlebih dahulu sebelum membuat manajer Madrid kala itu, Fabio Capello kesemsem. Pelatih asal Italia itu beberapa kali memang memanggil Negredo ke tim utama, tapi tak pernah memainkannya. Negredo sempat dilepas ke Almeria tahun 2007 tapi dengan klausul buy back di kemudian hari.
Setelah mencetak 31 gol selama dua musim bersama Almeria, Real Madrid mengaktifkan klausul pembelian kembali Negredo. Anehnya, setelah dibeli lagi ia justru dijual ke Sevilla. Ya, Negredo mendapat kontrak profesional di tahun yang sama dengan kedatangan Ronaldo dan Benzema. Pelatih Real Madrid kala itu, Manuel Pellegrini tak bisa menjamin menit bermain Negredo, jadi ia menjualnya.
Sumber: Marca, Sportskeeda, Football Espana, These Football Times, Box2Box