Dalam empat gelaran Piala Asia di mana Timnas Indonesia ikut serta, banyak sudah momen spesial yang terjadi. Memang Timnas Garuda tidak pernah bisa melangkah lebih jauh dari fase grup. Namun, sejumlah momen indah yang tercipta di kejuaraan tersebut menjadi oleh-oleh berharga yang akan dicatat di buku sejarah.
Daftar Isi
Berkah Hendro Kartiko
Piala Asia 1996, bukan hanya untuk pertama kalinya Timnas Indonesia debut di Piala Asia. Kiper muda 23 tahun bernama Hendro Kartiko juga debut untuk pertama kalinya dengan seragam merah putih.
Kejadiannya ketika di laga pembuka babak grup melawan Kuwait. Ketika keadaan timnas sedang unggul 2-1, tiba-tiba kiper utama timnas alumni Primavera, Kurnia Sandy mengalami benturan dan harus cedera. Mau tidak mau kiper yang sempat bermain di Sampdoria itu harus diganti.
Sontak Hendro Kartiko pun akhirnya masuk ke lapangan di menit 66. Sayang, timnas akhirnya kebobolan lagi satu gol dan laga harus berakhir dengan skor 2-2. Namun bagi Hendro itu adalah momen paling bersejarah.
#DidYouKnow?
— #AsianCup2023 (@afcasiancup) April 26, 2022
🇮🇩 Hendro Kartiko is the Indonesian national team player with the most appearances in #AsianCup (8 caps).
He has been involved in 3️⃣ different editions (1996, 2000, 2004). pic.twitter.com/keEDtZ14W0
Dilansir Bola.com, menurut Hendro tampil pertama kali di Uni Emirat Arab \rasanya seperti mimpi. “Bayangkan, ini kali pertama saya tampil di level internasional. Tapi, saya berusaha tenang dan fokus. Alhamdulillah, saya bisa melewatinya dengan baik,” kata Hendro.
Cederanya Kurnia Sandy jadi berkah bagi Hendro Kartiko. Pasalnya sejak itu pula Hendro mulai dipercaya jadi kiper andalan timnas di berbagai turnamen berikutnya. Tak dipungkiri performanya pasca Piala Asia 1996 makin matang. Bahkan ia sempat menjadi Man of The Match di laga Piala Asia 2000 melawan Kuwait, dan Piala Asia 2004 ketika melawan Qatar.
Pertemuan Dengan Shin Tae-yong
Hal menarik lain yang terjadi di Piala Asia 1996, adalah pertemuan pertama kalinya Timnas Indonesia dengan Shin Tae-yong. Ketika itu Shin Tae-yong menjadi musuh Timnas Garuda di babak grup.
Coach Shin ini dulunya adalah gelandang Timnas Korea Selatan sejak level Usia U-17 pada tahun 1987. Ia baru masuk skuad senior Korea Selatan pada tahun 1992. Piala Asia 1996 adalah ajang pertamanya sebagai pemain senior Timnas Korea Selatan. Ketika itu Shin Tae-yong masih berumur 26 tahun dan mengenakan nomor punggung 7.
Shin Tae-yong, yang kini menjabat pelatih Timnas Indonesia, pernah berjumpa Indonesia pada Piala Asia 1996. Tepatnya pada menit ke-33, Shin masuk menggantikan Roh Sang Rae. pic.twitter.com/zoOHTob6KW
— PanditFootball.com (@panditfootball) June 15, 2022
Shin Tae-yong adalah gelandang energik yang sering merangsek ke lini pertahanan lawan. Namun di Piala Asia 1996, ia lebih banyak menjadi pemain pengganti. Termasuk ketika melawan Timnas Garuda. Ia masuk di menit 33 ketika timnya sudah unggul 3-0.
Tak ada gol maupun assist dari Shin Tae-yong di laga itu. Ia hanya banyak berduel memperebutkan bola dan ruang di area tengah melawan Bima Sakti. Uniknya, Coach Shin ketika pertama kali jadi pelatih Timnas Indonesia, tak ingat pemain timnas yang dihadapinya ketika itu, termasuk Bima Sakti sekali pun.
Gol Sepak Pojok Ronny Wabia
Di Piala Asia 1996, ada momen gol indah yang dihasilkan oleh Timnas Indonesia. Salah satunya adalah gol tak terduga dari pemain asal Papua, Ronny Wabia. Pemain terbaik Liga Indonesia 1995 tersebut bahkan menciptakan gol indah dari tendangan pojok.
Gol spektakuler yang sulit ditiru dari Ronny Wabia itu tercipta di laga melawan Korea Selatan di babak grup. Ketika itu Timnas Garuda menyerah 4-2 dari timnas Negeri Gingseng.
Saat ketinggalan 4-0, di menit 58 Timnas Indonesia mendapat tendangan pojok, dan Ronny Wabia menjadi eksekutor. Alih-alih mengumpan ke beberapa kerumunan pemain Timnas Indonesia yang sudah menunggu di area kotak penalti, Ronny Wabia malah memilih untuk menendang langsung ke arah gawang. Hasilnya memukau, bola itu langsung masuk ke gawang dan membuat skor berubah menjadi 4-1.
Gol dari sepak pojok ala Ronny Wabia di Piala Asia 1996 melawan Korea Selatan #MemoriLigina cc @Liganesia @reformPSSI @SepakbolaDay @BolaSportcom @IndoSoccer pic.twitter.com/bIBC47Ynzt
— Instagram : memoriligina (@MemoriLigina) December 4, 2017
Dilansir CNN, Ronny awalnya tak percaya untuk mengirim umpan sepakan pojok ke rekan-rekannya. Pasalnya menurut Ronny, postur rekan-rekannya kalah tinggi dengan para pemain Korea. Ketika ia juga mengetahui posisi kiper Korea kurang ideal, ia kemudian memilih untuk langsung mengarahkan bola ke gawang.
“Tidak ada rekan setim atau pelatih yang menginstruksikan saya ketika itu. Itu hanya inisiatif dari pemikiran saya. Dan puji tuhan berhasil,” kata Ronny Wabia. Tak lupa Ronny juga mengatakan bahwa ternyata tendangan sepak pojok seperti itu sudah sering ia latih sendiri di sesi latihan timnas maupun klub.
Gol Indah Widodo Cahyono Putro
Selain gol Ronny Wabia, yang tak bakal dilupa publik Asia adalah gol salto legendaris Widodo Cahyono Putro. Gol itu juga terjadi di ajang Piala Asia 1996. Kejadiannya tepatnya pada menit ke-20. Memanfaatkan umpan silang Ronny Wabia dari sisi kanan, Widodo yang berada di dalam kotak penalti bereaksi dengan melompat dan membalikkan badannya untuk melakukan tendangan salto. Bola dengan deras masuk ke dalam gawang Kuwait.
This week's #WednesdayWonders takes us back to #AsianCup1996 when Widodo Cahyono Putro of @PSSI went for the spectacular 🇮🇩 🇮🇩 🇮🇩
— #AsianCup2023 (@afcasiancup) December 2, 2020
It was Indonesia's first-ever #AsianCup goal & was recently voted AFC Asian Cup Greatest Goal in a poll conducted by AFC 🤩 🤩 🤩 pic.twitter.com/u7YWltOwaW
Gol tersebut mengundang decak kagum. Bahkan pelatih Kuwait, Milan Macala melontarkan pujian terhadap gol tersebut. “Kungfu gol! Saya tiga kali memimpikan gol tersebut diciptakan oleh anak asuh saya,” kata Milan Macala.
Gol salto tersebut pun terpilih sebagai gol terbaik versi AFC dalam ajang AFC Bracket Challenge pada tahun 2020 lalu. Dikutip dalam laman resmi AFC, gol Widodo tersebut menang dalam kategori voting suporter.
Gol tersebut memang menjadi legendaris. Bahkan saking legendarisnya, gol-gol bintang dunia yang dicetak dengan cara yang sama, kerap dikaitkan dengan nama Widodo. Seperti apa yang dilakukan Wayne Rooney untuk MU ketika hadapi City pada tahun 2011. “Ah, itu sih Rooney ngikutin saya. Dia pasti buka Youtube dulu dan melihat gol saya,” canda Widodo.
Gol Geledek Ponaryo Astaman dan Kemenangan Perdana
Di ajang Piala Asia 2004, Indonesia asuhan Ivan Kolev berhasil mencatatkan sejarah bagi Timnas Indonesia. Tergabung dengan Kuwait, Qatar, dan China di babak grup, Budi Sudarsono dan kawan-kawan sukses kemas kemenangan perdana di ajang Piala Asia.
Kemenangan bersejarah tersebut tercipta di laga perdana melawan Qatar. Tampil tanpa beban dan tak diunggulkan justru Timnas Garuda mampu mengejutkan di Workers Stadium. Timnas di luar dugaan menang 2-1 atas Qatar. Salah satu gol kemenangan Timnas Indonesia saat itu juga dicap spektakuler.
Ya, gol tendangan geledek julukannya. Tercipta di menit 48 atas nama Ponaryo Astaman. Bangga dan masih diingat sampai sekarang oleh Ponaryo, ketika tendangan keras dari luar kotak penalti tersebut mampu menghujam gawang Qatar.
#BestGoal Ponaryo Astaman – Indonesia 2-1 Qatar pada Piala Asia 2004 China (18 Juli 2004).
— Timnas Indonesia (@TimnasIndonesia) December 3, 2023
Gol Ponaryo dari jarak 22 meter dengan kecepatan bola hampir mencapai 80km/jam memastikan kemenangan pertama Indonesia sepanjang keikutsertaannya di Piala Asia. pic.twitter.com/u5sq4sCX6N
Dilansir Bola.Com, Ponaryo sendiri tak menyangka dan malah menyebut gol tersebut hanyalah kebetulan. Tapi bagaimanapun itu adalah kisah istimewa bagi karier sepakbolanya. “Orang banyak kaget dan tak menyangka bahwa tendangan geledek itu akan membuahkan gol. Wong yang menendang saja tak menyangka kok, apalagi yang menonton,” canda Ponaryo.
Gol Selamat Datang Budi Sudarsono
Di ajang Piala Asia 2007, Indonesia mengalami momen bersejarah karena menjadi salah satu tuan rumah. Tagline “Ini Kandang Kita” menggema di tanah air ketika itu. Bagaimanapun jutaan pasang mata rakyat Indonesia berharap Timnas Garuda bisa terbang tinggi di rumah sendiri.
Optimisme tersebut awalnya sempat tercipta di laga pertama melawan Bahrain. Seisi Gelora Bung Karno sempat dibuat bergemuruh tepatnya menit ke 14. Ketika “Si Ular Piton” menciptakan gol pembuka di laga tersebut.
Piala Asia 2007: Indonesia vs Bahrain.
— Jansen Sitindaon (@jansen_jsp) June 9, 2022
Indonesia menang 2:1.
Menurutku inilah salah satu permainan terbaik timnas Indonesia bahkan sampai hari ini. Budi Sudarsono benar2 meliuk seperti Piton disini. Belum lagi umpan2 Firman Utina. BP dll.
Semoga kita lolos lagi ke Piala Asia. pic.twitter.com/fNVqZs9DN5
Gol selamat datang dari “Budigol” tersebut dicetak setelah ia menerima umpan manja dari Firman Utina. Sebagai pemain yang dijuluki “Si Ular Piton” karena licin, Budi pun bisa melewati kiper Bahrain terlebih dahulu sebelum mencocorkan bola ke gawang.
Gol Budi Sudarsono tersebut juga beberapa kali diposting ulang oleh AFC. Namanya pun sempat menjadi trending di laman Twitter pada tahun 2022 lalu. Ya, gol selamat datang “Budigol” tersebut masih sangat terngiang di seluruh masyarakat Indonesia hingga sekarang.
Bahkan berkat salah satu gol dari Budi Sudarsono tersebut, Timnas Indonesia asuhan Ivan Kolev berhasil mencetak kemenangan untuk kedua kalinya dalam sejarah keikutsertaannya di Piala Asia.
Sumber Referensi : bola.com, cnn.com, bola.com, sportsindonews, bola.com